1 Fraktur Iga
1 Fraktur Iga
FRAKTUR IGA
GOLDEN DIAGNOSIS
Nyeri tekan dada dan bertambah sewaktu batuk, bernafas dalam/bergerak, sesak nafas,
krepitasi, deformitas.
DEFINISI
Fraktur pada iga (costae) merupakan kelainan tersering yang diakibatkan trauma
tumpul pada dinding dada.
Trauma tajam lebih jarang mengakibatkan fraktur iga, oleh karena luas permukaan
trauma yang sempit, sehingga gaya trauma dapat melalui sela iga.
ETIOLOGI
Penyebab fraktur costae:
Trauma tumpul penyebab tersering, biasanya akibat kecelakaan lalulintas,
kecelakaan pada pejalan kaki, jatuh dari ketinggian, atau jatuh pada dasar yang
keras atau akibat perkelahian.
Trauma tembus luka tusuk dan luka tembak.
KLASIFIKASI
Menurut jumlah costa yang mengalami fraktur dapat dibedakan
Fraktur simple
Fraktur multiple
Menurut jumlah fraktur pada setiap costa dapat
Fraktur segmental
Fraktur simple
Fraktur comminutif
Menurut letak fraktur dibedakan :
Superior (costa 1-3 )
Median (costa 4-9)
Inferior (costa 10-12 ).
Menurut posisi :
Anterior,
Lateral
Posterior.
Yarah Azzilzah
Ada beberapa kasus timbul fraktur campuran, seperti pada kasus Flail chest, dimana pada
keadaan ini terdapat fraktur segmental, 2 costa atau lebih yang letaknya berurutan
PATOFISIOLOGI
Costae tulang pipih dan memiliki sifat yang lentur. Pada anak costae masih sangat
lentur sehingga sangat jarang dijumpai fraktur iga pada anak.
Costae merupakan salah satu komponen pembentuk rongga dada yang berfungsi
memberikan perlindungan terhadap organ di dalamnya dan yang lebih penting
adalah mempertahankan fungsi ventilasi paru.
Fraktur costae dapat terjadi akibat trauma yang datangnya dari arah depan, samping,
ataupun dari belakang.
Costae, tulang yang sangat dekat dengan kulit dan tidak banyak memiliki pelindung
akibatnya trauma dada trauma costae.
Iga 1 3 paling jarang fraktur, karena dilindungi oleh struktur tulang dari
bahu, tulang skapula, humerus, klavikula, dan seluruh otot-otot. Kalo fraktur
kemungkinan cedera pembuluh darah besar.
Iga 4 9 paling sering fraktur, kemungkinan cedera jantung dan paru
Iga 10 12 agak jarang fraktur, karena costae 10-12 ini mobil, tapi kalo
fraktur kemungkinan cedera organ intraabdomen.
Trauma kompresi anteroposterior dari
rongga thorax
Lengkung iga akan lebih melengkung
lagi ke arah lateral
Fraktur iga
Krepitasi
Pneumothoraks
Nyeri dada
Gerakan dinding dada
terhambat/asimetris
Gangguan ventilasi
Sesak nafas
Hemotoraks
Yarah Azzilzah
Anamnesis
Nyeri dada biasanya menetap pada satu titik, bertambah berat saat bernafas.
Bernafas (inspirasi) rongga dada mengembang menggerakkan fragmen
costa yang patah menimbulkan gesekan antara ujung fragmen dengan
jaringan lunak sekitar rangsangan nyeri
Sesak nafas atau bahkan saat batuk keluar darah mengindikasikan adanya
komplikasi cedera pada paru.
Mekanisme trauma
Yarah Azzilzah
2.
Pemeriksaan fisik
Airway
- look benda2 asing di jalan nafas, fraktur tulang wajah, fraktur laring,
fraktur trakea
- listen Dapat bicara, ngorok, berkumur-kumur, stridor
- feel
Breathing
- Look pergerakan dinding dada (asimetris/simetris), warna kulit, memar,
deformitas, gerakan paradoksal.
- Listen vesikular paru, suara jantung, suara tambahan
- Feel krepitasi, nyeri tekan
Ciculation
- Tingkat kesadaran
- Warna kulit
- Tanda-tanda laserasi
- Perlukaan eksternal
Disability
- Tingkat kesadaran
- Respon pupil
- Tanda-tanda lateralisasi
- Tingkat cedera spinal
Exposure
3.
Pemeriksaan penunjang
Rontgen standar
- Rontgen thorax anteroposterior dan lateral dapat membantu diagnosis
hematothoraks
dan
pneumothoraks
ataupun
EKG
Monitor laju nafas, analisis gas darah
Pulse oksimetri
DIAGNOSIS BANDING
Contusio dinding dada
Fraktur sternum
Flail chest
contusio
pulmonum,
Yarah Azzilzah
PENATALAKSANAAN
a.
Primary survey
1) Airway dengan kontrol servikal
Penilaian:
Perhatikan patensi airway (inspeksi, auskultasi, palpasi)
Penilaian akan adanya obstruksi
Management:
Lakukan chin lift dan atau jaw thrust dengan kontrol servikal in-line immobilisasi
Bersihkan airway dari benda asing.
2) Breathing dan ventilasi
Penilaian
Buka leher dan dada penderita, dengan tetap memperhatikan kontrol servikal inline immobilisasi
Tentukan laju dan dalamnya pernapasan
Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali kemungkinan terdapat
deviasi trakhea, ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian otot-otot
tambahan dan tanda-tanda cedera lainnya.
Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor
Auskultasi thoraks bilateral
Management:
Pemberian oksigen
Pemberian analgesia untuk mengurangi nyeri dan membantu pengembangan
dada: Morphine Sulfate. Hidrokodon atau kodein yang dikombinasi
denganaspirin atau asetaminofen setiap 4 jam.
Blok nervus interkostalis dapat digunakan untuk mengatasi nyeri berat akibat
fraktur costae
- Bupivakain (Marcaine) 0,5% 2 sampai 5 ml, diinfiltrasikan di sekitar n.
interkostalis pada costa yang fraktur serta costa-costa di atas dan di
bawah yang cedera
- Tempat penyuntikan di bawah tepi bawah costa, antara tempat fraktur
dan prosesus spinosus. Jangan sampai mengenai pembuluh darah
interkostalis dan parenkim paru
Pengikatan dada yang kuat tidak dianjurkan karena dapat membatasi
pernapasan.
Yarah Azzilzah
Yarah Azzilzah
Lab darah
c.
d. Secondary survey
1) Anamnesis AMPLE dan mekanisme trauma
2) Pemeriksaan fisik
e.
Terapi definitif
f.
Rujuk
Pasien dirujuk apabila rumah sakit tidak mampu menangani pasien karena
keterbatasan SDM maupun fasilitas serta keadaan pasien yang masih
memungkinkan untuk dirujuk.
Tentukan indikasi rujukan, prosedur rujukan, dan kebutuhan penderita selama
perjalanan serta komunikasikan dnegan dokter pada pusat rujukan yang dituju.
PROGNOSIS
Fraktur costae pada anak dengan tanpa komplikasi memiliki prognosis baik.
Fraktur costae pada orang dewasa, penyambungan tulang relatif lebih lama dan
biasanya disertai komplikasi.
KOMPLIKASI
Atelektasis
Pneumonia
hematotoraks
pneumotoraks
cidera a.intercostalis, pleura visceralis, paru maupun jantung
laserasi jantung.
Yarah Azzilzah