BAB I
PENDAHULUAN
2011
PENDAHULUAN
Nama
: 1002410013
Menyatakan dan bersumpah bahwa Karya Tulis Ilmiah ini merupakan
hasil karya sendiri dan belum pernah dibuat oleh orang lain untuk memperoleh
gelar dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun.
Jika kemudian hari saya terbukti melanggar atas pernyataan dan sumpah
tersebut diatas, maka saya bersedia untuk menerima sanksi dari akademik dan
almamater.
Elsa Budi.S.R
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Karya Tulis Ilmiah
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Keterampilan Sosial Siswa
Tunagrahita SMALB Pembina Tingkat Nasional Lawang
Elsa Budi S. R 1002420013
Telah diperiksa dan disetujui
untuk diujikan
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Keterampilan Sosial Siswa Tunagrahita
SMALB Pembina Tingkat Nasional Lawang
oleh Elsa Budi Sihsilya. R 1002420013
Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji
PadaTanggal .....................
Dewan Penguji
Penguji Ketua
Penguji Anggota I
Penguji Anggota II
Mengetahui:
Ketua
Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Dep. Kes. Malang
ABSTRAK
Rahmawati, Elsa Budi Sihsilya. 2011. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap
Keterampilan Sosial Siswa Tunagrahita SMALB Pembina Tingkat Nasional
Lawang. Karya Tulis Ilmiah Program Studi D-IV Bidan Pendidik Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang. Pembimbing I: Rita Yulifah, S.Kp.,
M.Kes. Pembimbing II: Heny Astutik, S.Kp.Ns, M. Kes
Kata Kunci : Pola Asuh Orang Tua dan Tingkat Keterampilan Sosial,
penyusunan KTI
Keterampilan sosial dibutuhkan saat anak memasuki kelompok sebaya. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial dan salah satunya adalah
pola asuh orang tua.Penelitian ini bertujuan menganalisa prngaruh pola asuh
orang tua terhadap keterampilan sosial siswa tunagrahita, menggunakan desain
deskriptif korelasional. Populasinya semua orang tua siswa tunagrahita SMALB
Pembina Tingkat Nasional Lawang sebanyak 15 responden dan 3 wali kelas.
Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh diperoleh 15 responden
dan 3 wali kelas. Hasil pengambilan data jenis pola asuh orang tua melalui
kuesioner diperoleh 26,7% otoriter, 33,3% demokratis, 20% permisif dan 20%
ganda sedangkan data keterampilan sosial diperoleh 73,3% berketerampilan sosial
sedang dan 26,7% berketerampilan sosial rendah. Kemudian dilakukan pengujian
data menggunakan Spearman Rank dapat diketahui terdapat pengaruh antara pola
asuh orang tua terhadap keterampilan sosial siswa tunagrahita SMALB Pembina
Tingkat Nasional Lawang. Oleh karena itu, akan lebih baik jika guru dalam
mendidik siswa mengetahui tingkat keterampilan sosial siswanya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat dan KaruniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Keterampilan Sosial Siswa Tunagrahita
SMALB Pembina Tingkat Nasional Lawang.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademis dalam
rangka menyelesaikan Pendidikan di Politeknik Kesehatan Malang Program Studi
DIV bidan Pendidik Malang sekaligus sebagai bahan bagi mahasiswa dalam
menerapkan ilmu metodologi penelitian dan statistik.
Sehubungan dengan itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Doddy RiyadiSKM., MMselaku Direktur Politeknik Kesehatan Malang.
2. Temu Budiarti, S.ST. M.Pdselaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Malang.
3. Sri Rahayu S.KpNers, M.Kes, selaku Ketua Program DIV Studi Kebidanan
Pendidik Malang.
4. Rita Yulifah, S.Kep, M.Kes selakuDosen Pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan bimbingan demi kesempurnaan Proposal ini.
5. Heny Astutik, S. Kep. Ns, M. KesselakuDosen Pembimbing II yangtelah
memberikan arahan dan bimbingan demi kesempurnaan Proposal ini.
6. Teman-teman dan adik-adik yang telah memberikan dukungan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis meyadari sepenuhnya bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai bentuk saran dan kritik yang bersifat
membangun akan diterima dengan tangan terbuka demi tercapainya Karya Tulis
Ilmiah yang lebih baik.
Malang, 2011
Penulis
DAFTAR ISI
3.2.1. Populasi....................................................................................16
3.2.2. Teknik Sampling......................................................................16
3.2.3. Sampel......................................................................................16
3.3 Variabel Penelitian......................................................................16
3.4 Defenisi Variabel Operasional.....................................................17
3.5 Instrumen Penelitian....................................................................17
3.6 Tempat Dan Waktu Penelitan......................................................18
3.7 Teknik Pengumpulan Data..........................................................18
3.8 Teknik Pengolahan Data..............................................................18
3.9 Analisis Data................................................................................20
3.10 EtikaPenelitian...........................................................................20
3.11 Jadwal Penelitian........................................................................21
3.12 Kerangka Operasional...............................................................21
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.4
Definisi Operasional....................................................................17
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 3.1
DAFTAR LAMPIRAN
10
Lampiran 1
: Jadwal Penelitian
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran21
: Lembar Konsultasi
11
BAB I
PENDAHULUAN
dan
kecacatan
pada
anak
kerap
menimbulkan
sekitar 6,6 juta jiwa. Anak tunagrahita ini memperoleh pendidikan formal di
Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri dan SLB swasta. Jumlah penyandang cacat
di Indonesia yang bisa bersekolah mencapai 27.998siswa untuk tunagrahita
ringan dan 10.547 siswa untuk tunagrahita sedang, dan prosentase siswa yang
tercatat mampu untuk mandiri dan bersosialisasi dengan lingkungan hanya
sebesar 1,2%. Gangguan keterampilan sosial yang dialami oleh anak tuna
grahita dipengaruhi oleh banyak faktor seperti faktor pola asuh orang
tua,stabilitas keluarga, tingkat pendidikan dan kemampuan mental, terutama
emosi dan intelegensi(Hapsara, 2006).
Pola asuh merupakan cara orang tua memperlakukan anak, mendidik,
membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak dalam mencapai
proses kedewasaan hingga kepada upaya-upaya pembentukan norma-norma
yang diharapkan oleh masyarakat pada umumnya (Casmini, 2007).
Kehidupan keluarga yang baik ditandai oleh hubungan yang harmonis, selaras
dan seimbang antar anggota keluarga, dengan demikian akan membentuk
kepribadian yang matang bagi anak, sehingga dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan sosialnya dengan mudah (Singgih, 2010). Orang tua yang
menunjukkan perhatian, penerimaan, cinta dan kasih sayang serta kelekatan
emosional yang tulus dengan anak akan membangkitkan rasa percaya diri dan
nilai yang positif bagi anak (Fatimah, 2006). Menurut pengamatan peneliti
sebagian besar orang tua yang memiliki anak tunagrahita cenderung
memperlakukan anak secara otoriter, mengatur segala tingkah laku anak,
menahan unak dirumah dan tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk
berinteraksi
dengan
lingkungan
di
sekitarnya.
Menurut
penelitian
belakang
diatas
maka
didapatkan
rumusan
mengetahui
pengaruh
pola
asuh
orang
tua
Lawang
Tujuan Khusus
Manfaat Praktis
1. Tempat Pendidikan (SLB)
a. Sebagai bahan pertimbangan pengelola SLB dalam memberikan
edukasi dan bimbingan konseling kepada keluarga siswa
tunagrahita dalam mendidik dan mengasuh anak.
b. Sebagai bahan pertimbangan pengelola SLB untuk digunakan
sebagai identifikasi awal ketrampilan sosial yang dimiliki siswa
sehingga dapat mengelompokkan siswa berdasarkan keterampilan
sosialnya dalam suatu kelas.
2. Orang Tua Siswa (Wali Murid)
Sebagai bahan masukan pada orang tua dalam memberikan perawatan
dan mengasuh anak tunagrahita untuk mencapai tumbuh kembang
yang optimal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dalam
interaksi
mental
karena
sosial.
Anak
keterbatasan
tunagrahita
atau
kecerdasannya
lebih
lama
untuk
2.1.3
10
2.1.9
sistem
kekebalan
dan
merupakan
saat
kritis
bagi
perkembangan otak
3. Kecelakaan dan menimbulkan trauma di kepala
4. Prematuritas (bayi lahir sebelum waktunya, < 9 bulan)
5. Bahan kimia yang berbahaya, keracunan pada ibu berdampak pada
janin, atau polutan lainnya yang terhirup oleh anak.
2.1.11
2.1.12 Implikasi Pendidikan bagi Anak Tunagrahita
2.1.13 Anak tunagrahita membutuhkan perhatian yang lebih dalam
pengenalan dan pemahaman akan suatu materi. Beberapa pendekatan
untuk anak tunagrahita menurut Aqila (2010):
1. Occupasional Therapy (Terapi Gerak)
2.1.14
Terapi ini diberikan untuk anak tunagrahita agar dapat
melatih secara utuh fungsi gerak tubuh mereka (gerak kasar dan gerak
halus) karena kebanyakan dari mereka masih merasa kesulitan untuk
menggerakkan dengan baik seluruh anggota tubuh mereka.
2. Play Therapy (Terapi Bermain)
2.1.15
Terapi yang diberikan bagi anak-anak tunagrahita adalah
dengan cara bermain karena hal tersebut dapat membantu anak
penyandang tunagrahita menangkap dengan mudah suatu benda yang
menjadi
metode
belajar
bagi
mereka,
misalnya
memberikan
11
12
2.2.7
13
kemampuan
dalam
kecakapan
dalam
14
yang
berpotensi
menjadi
konflik,
15
16
17
18
kerja
19
2.3.2
2.3.6
merupakan pola perilaku orang tua yang diterapkan dalam mendidik anak.
2.3.5
Tipe-tipe Pola Asuh Orang Tua
2.3.7
Tipe pola asuh orang tua bermacam-macam, menurut
Gunarsa (2004), cara-cara dalam menerapkan pola asuh adalah sebagai
berikut:
1. Pola asuh autoritatif (Demokratis)
2.3.8 Pola asuh ini menggunakan pendekatan rasional dan
demokratis. Orang tua sangat memperhatikan kebutuhan anak dan
mencukupinya dengan pertimbangan factor kepentingan dan kebutuhan
yang realistis. Tentu saja tidak semata-mata menuruti keinginan anak,
tetapi sekaligus mengajarkan kepada anak mengenai kebutuhan yang
penting bagi kehidupannya (Wahyuning, 2003). Karakteristik pola asuh
autoritatif menurut Widyarini (2009) yaitu:
a. Orang tua berusaha mengarahkan anaknya secara rasional tentang
masalah yang dihadapi
b. Orang tua menghargai komunikasi yang saling mmberi dan
menerima antara anak dan orang tua
20
21
tua perempuan
2. Kebudayaan
2.3.17
Latar belakang kebudayaan menciptakan perbedaan dalam
pola pengasuhan anak. Hal ini juga terkait perbedaan peran antara
perempuan dan laki-laki dalam suatu kebudayaan di masyarakat.
3. Kelas sosial
2.3.18
Orang tua kelas menengah dan rendah cenderung keras,
memaksa dan kurang toleran dibanding kelas atas yang lebih konsisten.
2.3.19
2.3.20
4. Status ekonomi
2.3.21
Orang tua dari status ekonomi rendah cenderung lebih
menekankan kepatuhan kepada figur-figur yang mempunyai otoritas:
kelas
menengah
dan
atas
cenderung
menekankan
kepada
22
2.3.24
2.3.25 Peran Pola Asuh Orang Tua
2.3.26 Peran pola asuh orang tua dalam mengembangkan potensi anak
menurut Lusi (2010):
1. Menciptakan atmosfir yang penuh penghargaan, waktu yang cukup
untuk bermain dan kesempatan untuk mandiri
2. Mengembangkan pola komunikasi yang positif
3. Menyediakan aturan yang konsisten dan batas-batas yang jelas dari
setiap aturan. Aturan-aturan tersebut juga harus disertai dengan
penjelasan yang memadai.
4. Menyediakan aktivitas yang mendukung penguasaan anak akan
ketrampilan-ketrampilan yang harus dikuasainya dan membuat anak
mengembangkan perasaan mampu.
5. Menyediakan kesempatan untuk merangsang bakat anak dan belajar
dengan anggota keluarga yang lain melalui hobi, permaianan, aktivitas
fisik, dan kegiatan piknik.
6. Menekankan pentingnya belajar
7. Menjaga komunikasi dengan guru di sekolah.
2.3.27
2.3.28 Skala Pola Asuh
2.3.29
23
24
2.4.5
2.4.6
2.4.7
2.5
2.5.1
25
2.5.5
2.5.6
2.5.7
2.5.8
2.5.9
2.5.10
2.5.11
2.5.12
2.5.13
2.5.14
2.5.15
2.5.16
2.5.17
2.5.18
2.5.19 Gambar 2.1 Kerangka Konsep Pengaruh Pola Asuh Orang Tua
terhadap Keterampilan Sosial
2.5.20
2.5.21
2.5.22
2.5.2
Hipotesis
2.5.23 Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh pola asuh orang tua
terhadap keterampilan sosial siswa tunagrahita SMALB Tingkat Nasional
Lawang
2.5.24
26
2.5.29
Semua orang tua dan wali kelas
siswa SMALB Tuna Grahita Tingkat Pembina Nasional Lawang dengan Juml
3.2 Kerangka Operasional
2.5.30 Runtutan langkah penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.5.31
2.5.32
Sampling jenuh
2.5.33
2.5.34
Sampling Jenuh
Sampel:
2.5.35
Semua orang tua dan wali kelas siswa
2.5.36 SMALB Tuna Grahita Tingkat Pembina Nasional Lawang dengan Jumla
Malang, sejumlah 89 PUS
2.5.37
2.5.38
2.5.39
Pengumpulan data:
2.5.40
2.5.41
enggunakan instrumen kuisioner pola
asuh orang tua Yuniarti yang telah di modifikasi dan kuisioner ketramp
2.5.42
2.5.43
2.5.44
2.5.45
Pengolahan Data:
Editing, Coding, Scoring, Transfering, Tabulating
2.5.46
2.5.47
2.5.48
Analisis Data:
Dengan menggunakan rumus Spearman Rank
Kesimpulan :
H0 ditolak bila nilai p < 0,05
27
2.5.49
2.5.50
2.5.51
2.5.52
2.5.53
2.5.54
2.5.55
2.5.56
2.5.57
2.5.58
2.5.59
2.5.60
2.5.61
2.5.62
2.5.63
2.5.64
2.5.65
2.5.66
2.5.67
2.5.68
28
2.5.72 Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua dan
wali kelas siswa SMALB Pembina Tingkat Nasional Lawang Tipe C yaitu
pendidikan untuk penyandang tunagrahita ringan (debil) dengan jumlah
3.3.2
wali murid kelas 1 s/d 3 adalah 15 wali murid dan 3 wali kelas.
Teknik Sampling
2.5.73 Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan
adalah sampling jenuh, yaitu dengan mengambil sampel dari keseluruhan
3.3.3
2.5.78
2.5.79
2.5.80
3.5 Definisi Operasional Variabel
2.5.81
2.5.82
Vari
2.5.83 D
e
f
i
n
i
s
i
2.5.84
Alat
2.5.85
Sk
2.5.86 Parame
ter
29
2.5.87
Vari
2.5.88
pola
2.5.89 C
a
r
a
o
r
a
n
g
t
u
a
d
a
l
a
m
m
e
n
d
i
d
i
k
,
m
e
m
b
i
m
b
i
n
g
2.5.90
Kues
2.5.91
- Pola asuh otoriter
No
bila jawaban a 7
2.5.92
- Pola asuh
demokratis bila
jawaban b 7
2.5.93
- Pola asuh permisif
bila jawaban c 7
2.5.94
- Pola asuh ganda bila
terdapat dua option
yang nilainya 7
30
d
a
n
m
e
n
g
a
s
u
h
2.5.95
Vari
2.5.96
keta
a
n
a
k
2.5.97 K
e
m
a
m
p
u
a
n
i
n
d
i
v
i
d
u
u
n
t
u
k
2.5.98
Kues
2.5.99
- Keterampilan sosial
Or
tinggi bila jumlah
skor 78-104
2.5.100
- Keterampilan sosial
sedang bila jumlah
skor 52-77
2.5.101
- Keterampilan sosial
rendah bila jumlah
skor 26-51
31
b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i
d
a
n
m
e
n
y
e
s
u
a
i
k
a
n
d
i
r
i
d
e
n
g
a
n
32
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
s
e
h
i
n
g
g
a
d
a
p
a
t
d
i
t
e
r
i
m
a
o
l
e
h
l
i
33
n
g
k
u
n
g
a
n
n
y
a
2.5.102 Tabel 3.4 Definisi Operasional
2.5.103
2.5.108
34
35
kepada
siswa
dan
meminta
siswa
untuk
mengumpulkan pada wali kelas bila telah diisi oleh orang tua.
2) Setelah bertatap muka dengan wali murid, peneliti menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian.
36
coding.
Coding
2.5.110 Coding dalam penelitian ini:
1. Kode untuk responden; responden 1 (R1), responden 2 (R2),
responden 3 (R3), dst
2. Kode untuk jenis pola asuh; pola asuh otoriter (P1), pola asuh
demokratis (P2), pola asuh permisif (P3),
3. Kode untuk tingkat keterampilan sosial; keterampilan sosial tinggi (1),
3.9.3
37
asuh, subyek harus memiliki skor pada pola asuh tersebut 7 dari skor pada
pola asuh terdekat. Apabila ada dua option yang skornya 7 maka termasuk
dalam pola asuh ganda.
2.5.112 Angket keterampilan sosial terdiri dari jawaban favorabel
dan unfavorabel dengan rentang skor 1-4. Untuk setiap item jawaban
favorabel yaitu; selalu (4), sering (3), kadang-kadang (2) dan tidak pernah
(1). Untuk skor unfavorabel yaitu; selalu (1), sering (2), kadang-kadang (3)
dan tidak pernah (4).
2.5.113 Interprestasi jenjang keterampilan sosial dibedakan menjadi
keterampilan sosial tinggi, keterampilan sosial sedang dan keterampilan
sosial rendah berdasarkan rumus:
2.5.114
2.5.115
r
k
2.5.116
2.5.117
2.5.118
2.5.119
Keterangan:
i = interval kelas
k = jumlah kelompok interval
r = range
2.5.120
2.5.121
Tingkat
Keterampilan Sosial
2.5.123
Keterampilan
sosial tinggi
2.5.125
Keterampilan
sosial sedang
2.5.127
Keterampilan
sosial rendah
3.9.4
3.9.5
2.5.129
2.5.130
Pemasukan data
2.5.131
2.5.122
Skor
2.5.124
78-104
2.5.126
52-77
2.5.128
26-51
38
2.5.132
6 b i
n(n 1)
2.5.135
2.5.136
2.5.137
Keterangan:
rshitung
2.5.138
2.5.139
dependen
2.5.140 n
= jumlah responden
2.5.141
2.5.142
39
2.5.143
melakukan
penelitian,
peneliti
BAB IV
40
2.5.154
2.5.156
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Keterampilan Sosial Siswa Tunagrahita
SMALB Pembina Tingkat Nasional Lawang yang dilaksanakan pada bulan April
2011 Agustus 2011 dengan jumlah responden sebanyak 15 responden.
4.1. Hasil Penelitian
2.5.157Hasil penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu data umum dan data
khusus.
4.1.1. Data Umum
2.5.158
responden.
a. Pendidikan
2.5.159
Tabel 4.1.
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan
Orang Tua Siswa Tunagrahita Tipe C SMALB Pembina
Tingkat Nasional Lawang
2.5.160 P
e
n
d
i
d
i
k
a
n
2.5.165 T
i
d
a
2.5.161 Jumlah
2.5.163 Frekuensi
2.5.164 Persentase
2.5.170 0
2.5.171 1
2.5.172 1
2.5.173 5
2.5.175 0
2.5.176 6,7
2.5.177 6,7
2.5.178 33,3
41
k
s
e
k
o
l
a
h
2.5.166 S
D
2.5.167 S
M
P
2.5.168 S
M
A
2.5.169 P
T
2.5.180 J
u
m
l
a
h
2.5.174 8
2.5.179 53,3
2.5.181 15
2.5.182 100
2.5.183
2.5.184
Interpretasi data:
2.5.185
Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Orang Tua
Siswa Tunagrahita Tipe C SMALB Pembina Tingkat
Nasional Lawang
2.5.187
Peke
2.5.192
PNS
2.5.193
2.5.188 Jumlah
2.5.190 Frekuensi
2.5.191 Persentase
2.5.195 6
2.5.196 7
2.5.197 2
2.5.198 40
2.5.199 46,7
2.5.200 13,3
42
Swas
2.5.194
Wira
2.5.201
Juml
2.5.202 15
2.5.203 100
2.5.204
2.5.205
Interpretasi data:
2.5.206
Tabel 4.4.
Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua
Siswa Tunagrahita Tipe C SMALB Pembina Tingkat
Nasional Lawang
2.5.208 P
o
l
a
A
s
u
h
Otoriter
Demokra
1.
2.
tis
3.
4.
2.5.224
Permissif
Ganda
2.5.221 T
o
t
a
l
2.5.209 Jumlah
2.5.211 Frekuensi
2.5.212 Persenta
se
2.5.213 4
2.5.214 5
2.5.215 3
2.5.216 3
2.5.217 26,7
2.5.218 33,3
2.5.219 20
2.5.220 20
2.5.222 15
2.5.223 100
43
2.5.225
Interpretasi data:
2.5.226
Tabel 4.5.
Distribusi Frekuensi Keterampilan Sosial
Siswa Tunagrahita Tipe C SMALB Pembina Tingkat
Nasional Lawang
2.5.229
No
2.5.230 Ket
era
mpi
lan
Sos
ial
2.5.233
2.5.236 Tin
1.
ggi
2.5.234 2.5.237 Sed
2.
ang
2.5.235 2.5.238 Ren
3.
dah
2.5.245 Jumlah
2.5.231 Frek
uens
i
2.5.232 Pres
entas
e
2.5.239 0
2.5.240 11
2.5.241 4
2.5.242 0
2.5.243 73,3
2.5.244 26,7
2.5.246 15
2.5.247 100
2.5.248
2.5.249
Interpretasi data:
2.5.250
Tabel 4.6.
Tabel Silang Pengaruh Pola Asuh Orang Tua
terhadap Keterampilan Sosial Siswa Tunagrahita Tipe C
Pembina Tingkat Nasional Lawang
2.5.252
2.5.256
2.5.259
44
Tin
2.5.253
Pola
2.5.269
Otorit
2.5.270
Demo
2.5.271
Permi
2.5.261 2.5.2622.5.263
%
2.5.273 2.5.2772.5.281
0
2.5.274 2.5.2782.5.282
0
2.5.275 2.5.2792.5.283
0
2.5.276 2.5.2802.5.284
0
2.5.272
Ganda
2.5.305
Jumla
Seda
Rend
2.5.2642.5.265
%
2.5.2852.5.289
1
2.5.290
2.5.286
1
2.5.291
Total
2.5.2662.5.267
%
2.5.2932.5.297
0
2.5.2942.5.298
0
2.5.2952.5.299
1
2.5.2872.5.292
2.5.300
0
2.5.296
2.5.288
3
6
2.5.268
%
2.5.301
1
2.5.302
1
2.5.303
1
2.5.304
1
2.5.314
2.5.315
2.5.316
Interpretasi data:
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa dari seluruh
memiliki
45
bermakna. sehingga ada pengaruh antara pola asuh orang tua dengan
keterampilan sosial siswa tunagrahita tipe C SMALB Pembina Tingkat
Nasional Lawang.
4.2. Pembahasan
2.5.318
46
mereka
beranggapan
bahwa
anak
tunagrahita
selalu
yang
47
yang
ditandai
dengan
sebagian
besar
(73,3%)
siswa
48
orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak. Perlakuan orang tua terhadap
anak mempengaruhi perkembangan yang tentunya berkaitan dengan
keterampilan sosialnya (Iftinah, 2007). Hanya bila orang tua tersebut sudah
sangat ekstrem ke pola asuh otoriter maka akan membuat sang anak kurang
kreatif, kurang berinisiatif, mudah cemas dan putus asa sehingga
berpengaruh terhadap aspek perkembangan sosial sang anak, bila orang tua
sangat ekstrem ke pola asuh demokratis akan membentuk anak menjadi
individu yang kreatif, tidak takut dan berinisiatif tinggi sehingga anak
dengan pola asuh demokratis biasanya mempunyai kepercayaan diri yang
kuat dan mudah beradaptasi. Hal ini memudahkan ia dalam memasuki
kelompok sebaya. Bila orang tua terlampau ekstrem ke pola asuh permisif
akan membentuk individu anak menjadi ingin selalu dilayani oleh
lingkungan disekitarnya, mengungkapkan sesuatu dengan cara agak radikal
dan keras karena terlalu dimanja dan dituruti oleh orang tua. Pada waktu
anak dengan pola asuh permisif mulai memasuki kelompok sebaya ia akan
mengalami kesulitan membaur dengan teman sebayanya karena anak
cenderung egois, ingin menang sendiri, ingin dilayani oleh lingkungan
sosialnya (Hurlock, 1998). Sehingga dapat diketahui bahwa setiap pola asuh
orang tua berpengaruh terhadap keterampilan sosial anak, akan tetapi dengan
tingkatan yang berbeda-beda.
4.3. Keterbatasan Penelitian
2.5.321
faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan sosial, selain pola asuh orang
tua seperti tingkat kematangan, tingkat pendidikan dan kapasitas mental.
49
2.5.322
2.5.323
BAB V
PENUTUP
2.5.324
2.5.325
5.1. Kesimpulan
2.5.326
tetap perlu
50
1. Meningkatkan
keterampilan
sosial
peserta
didik
melalui
Diharapkan
lebih
meningkatkan
kegiatan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi pola asuh orang tua. Dan faktor-faktor
lain yang dapat mempengaruhi keterampilan sosial.
2.5.333
2.5.334