Anda di halaman 1dari 8

Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan

By Sri Widayati On Wednesday, January 13th, 2010 Categories : Sains

Setiap negara bekerja keras untuk pembangunan. Kemajuan ekonomi adalah komponen utama
pembangunan tetapi bukan merupakan satu-satunya. Pembangunan bukan hanya fenomena
ekonomi. Karena, pada akhirnya ia harus melampaui sisi materi dan keuangan dari kehidupan
manusia.
Teori-teori Pembangunan Ekonomi Terkemuka:
3 Cara Pendekatan. Buku tentang pembangunan ekonomi selama 30 tahun terakhir di penuhi
oleh tiga uraian pemikiran utama yang kadang-kadang berkompetisi satu sama lain, dimana
uraian tersebut adalah seperti berikut ini:
1. Teori linier tahapan pertumbuhan ekonomi
2. Model-model neo klasik tentang perubahan struktural, dan
3. Paradigma ketergantungan internasional
Konsep tahapan pertumbuhan ekonomi yang memandang proses pembangunan sebagai suatu
seri urutan tahap-tahap yang harus dilalui oleh seluruh negara. konsep ini merupakan suatu
teori ekonomi tentang pembangunan yang mensyaratkan suatu kombinasi tabungan,
penanaman modal, dan bantuan asing dengan jumlah yang tepat, agar negara berkembang
dapat berjalan menelusuri pertumbuhan ekonomi yang menurut sejarahnya telah dilalui oleh
negara maju.
Pada saat ini cara pendekatan linier dalam banyak hal telah diganti oleh dua aliran pemikiran
ekonomi, yang pertama adalah model neo-klasik perubahan struktural (neoclassic structural
change models) menggunakan teori ekonomi modern dan analisis statistik, sebagai suatu
usaha untuk melukiskan proses intern perubahan struktural yang harus dialami oleh negara
berkembang agar dapat berhasil menciptakan dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi
yang cepat. Yang kedua, paradigma ketergantungan internasional (international dependence
paradigms) yang lebih radikal dan berorientasi politik.
paradigma ini memandang keterbelakangan dalam kerangka hubungan kekuasaan
internasuonal dan dalam negeri, kelembagaan dan kelakuan ekonom i yang bersifat struktural,
serta semakin meluasnya dperekonomian dan masyarakat yang dualistik baik di dalam negeri
maupun diantara negara di dunia.
Teori Tahapan Linier. Tahap pertumbuhan Rostow. Rangsangan politik perang dingin pada
tahun 1950-1960 an yang menghasilkan suatu kompetisi untuk mencari kesetiaan negaranegara yang baru merdeka, muncullah doktrin tahapan pertumbuhan ekonomi.
Sebagai penganjur yang paling terkenal tentang hal itu adalah W.W. Rostow, ahli sejarah
ekonomi dari Amerika Serikat. Menurut ajaran Rostow perubahan dari keterbelakangan kepada
kemajuan dapat dijelaskan dalam suatu seri tahapan yang harus dilalui oleh semua negara.

Negara yang maju seluruhnya telah melalui tahapan tinggal landas ke arah pertumbuhan yang
berkesinambungan dan negara terbelakang yang masih dalam tahapan masyarakat tradisional
atau tahap penyusunan kerangka landasan hanya tinggal mengikuti suatu set aturan
pembangunan tertentu untuk tinggal landas.
Dalam hal ini salah satu fikiran utama tentang pembangunan adalah bahwa bagi setiap upaya
untuk tinggal landas mengharuskan adanya mobilisasi tabungan dalam dan luar negeri dengan
maksud untuk menciptakan investasi yang cukup, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting
yang dialami dunia hanya semenjak dua abad belakangan ini.
Dalam periode tersebut dunia telah mengalami perubahan yang sangat nyata apabila
dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sampai abad ke 18 kebanyakan masyarakat di
berbagai negara masih hidup pada tahap subsitensi dan mata pencarian utamanya adalah dari
melakukan kegiatan di sektor pertanian, perikanan, dan berburu.
Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi dunia yang berlaku semenjak lebih dua
abad yang lalu menimbulkan dua efek penting yang sangat menggalakan, yaitu:

Kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin meningkat

Ia dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang terus
bertambah jumlahnya

Pertumbuhan ekonomi dalam bahasa inggris diistilahkan dengan economic growth


mengandung pengertian proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang atau
perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang terjadi Dari tahun ke tahun. Untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan dapat dihitung dengan rumus:
Pertumbuhan ekonomi / tahun t = ?
Keterangan:

Tahun t = tahun yang dihitung pertumbuhannya

Dalam hal ini, GNP adalah pertumbuhan dana GNPt-1 adalah GNP sebelum berubah.

Analisis mengenai pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu aspek penting dalam
teori makro ekonomi. Analisis itu pada dasarnya memperhatikan tentang kegiatan ekonomi
negara dalam jangka panjang.

Dalam membicarakan mengenai pertumbuhan ekonomi dua hal penting perlu diperhatikan,
yaitu: Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi sesuatu negara; Teori-teori yang
menerangkan faktor penting yang menentukan pertumbuhan.

Beberapa Konsep mengenai Pertumbuhan Ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang


sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang
berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri,
perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa
dan pertambahan produksi barang modal.
Oleh sebab itu untuk memberikan suatu gambaran kasaar mengenai pertumbuhan ekonomi
yang dicapai suatu negara, ukuran yang selalu digunakan adalah tingkat pertumbuhan
pendapatan nasional riil yang dicapai.
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang
menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi bertambah dan kemakmuran masyarakat
meningkat.
Pertumbuhan ekonomi juga merupakan tingkat kenaikan PDB atau PNB riil pada suatu tahun
tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi juga mempunyai pengertian lagi, yaitu:

Suatu proses bukan satu gambaran ekonomi sesaat, yaitu melihat bagaimana suatu

perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.


Berkaitan dengan kenaikan output per kapita, yaitu sisi output total (GDP) dan sisi

jumlah penduduk.
Prespektif waktu jangka panjang, yang diperkirakan 10, 20, 50 bahkan lebih dari itu.

Ada atau tidaknya pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara, dapat menggunakan tiga cara
pendekatan, yaitu sebagai berikut:

Tingkat penghidupan masyarakat. Artinya apakah terdapat peningkatan konsumsi

potensial saat sekarang, dibandingkan dengan tingkat konsumsi di masa lampau.


Sumber-ssumber produksi. Apakah dalam negara tersebut ditemukan sumber-sumber
produksi baru, serta apakah sumber-sumber yang ada dapat dipertahankan dan

dimanfaatkan secara efisien.


Tingkat pendapatan nasional. Apakah pendapatan nasional sekarang lebih meningkat

dibandingkan dengan pendapatan nasional masa sebelumnya.


Masalah Pertumbuhan Ekonomi. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah dengan adanya
pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksiyang
sebenarnya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi. Maksudnya adalah menjelaskan


faktor-faktor yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan
penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain, sehingga
terjadi proses pertumbuhan.

Hal ini telah dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi yang berasal dari berbagai aliran, yaitu:
Aliran historis. Aliran historis berkembang di Jerman dan kemunculannya merupakan reaksi
terhadap pandangan kaum klasik yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat
dipercepat dengan revolusi industri, sedangkan aliran historis menyatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi dilakukan secara bertahap.
Pelopor aliran historis antara lain, Frederich List, Karl Bucher, Bruno Hildebrand, Wegner
Sombart, dan W.W. Rostow.
Frederich List. Frederich List menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat
dapat dilihat dari pertumbuhan mata pencahariannya. Tahapan pertumbuhan ekonomi itu
meliputi:
1. masa berburu dan mengembara
2. masa berternak dan bertani
3. masa bertani dan kerajinan
4. masa industri dan perdagangan
Karl Bucher. Karl Bucher melihat pertumbuhan ekonomi masyarakat dari jarak produsen dan
konsumennya. Menurutnya tahap pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut:
1. tahap rumah tangga tertutup
2. tahap rumah tangga kota
3. tahap rumah tangga bangsa
4. tahap rumah tangga dunia
Bruno Hildebrand. Bruno Hildebrand melihat pertumbuhan ekonomi masyarakat dari
perkembangan alat tukar-menukarnya, yaitu:
1. masa tukar-menukar secara barter
2. masa tukar-menukar dengan uang
3. masa tukar-menukar dengan kredit
Wegner Sombart. Wegner Sombart melihat pertumbuhan ekonomi masyarakat dari tujuan
berproduksi yakni sebagai berikut:
1. Masyarakat prakapitalis, yaitu masyarakat yang berproduksi untuk memenuhi kebutuhan
primer
2. Masyarakat kapitalis, yaitu masyarakat yang berproduksi untuk tujuan memperoleh.
2. Aliran Klasik
Pelopor aliran klasik, antara lain, adalah Adam Smith, David Ricardo, dan Arthur Lewis.
Adam Smith. Adam Smith berpendapat proses pertumbuhan ekonomi dapat dilihat melalui
pertumbuhan output dan pertumbuhan output tidak dapat lepas dari pertumbuhan penduduk.
Kedua pertumbuhan ini ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
1. Sumber alam yang tersedia

2. Jumlah penduduk
3. Persediaan barang
David Ricardo. Selain dikemukakan Adam Smith, David Ricardo menambahkan bahwa
perkembangan perekonomian akan ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut:

Tanah terbatas jumlahnya

Tenaga kerja atau penduduk yang meningkat / menurun apakah sesuai dengan tingkat

upah di atas / di bawah tingkat upah minimaln yang tersebut dengan tingkat upah alamiah.
Akumulasi capital terjadi apabila tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik mereka di
atas tingkat keuntungan minimal yang diperlukan untuk menarik mereka melakukan

investasi.
Dari waktu ke waktu terjadi kemajuan teknologi
Sektor pertanian dominant

Arthur Lewis. Terkenal dengan nama model pertumbuhan dengan suplai tenaga kerja yang
tidak terbatas. Pokok permasalahan yang dikaji adalah bagaimana proses pertumbuhan terjadi
dalam perekonomian dengan dua sektor, yaitu:
1. Sektor tradisional dengan produktivitas rendah dan sumber tenaga kerja yang melimpah.
2. Sektor modern dengan produktivitas tinggi dan sebagai sumber akumulasi kapital.
3. Aliran Modern
Aliran ini dipelopori oleh beberapa ahli ekonomi, diantaranya J.M. Keynes dan J. Schumpeter.
J.M. Keynes. J.M. Keynes menyatakan bahwa peningkatan GNP tidak dilihat dari RTP, tetapi
dari RTK, yaitu dengan cara meningkatkan p[ermintaan efektif.
Joseph Schumpeter. Joseph Schumpeter dengan teori dinamisnya menyatakan bahwa untuk
meningkatkan GNP, pengusaha harus dinamis. Dinamis artinya mampu menciptakan New
Combination melalui inovasi dalamproses produksi sehingga akan memenangkan dalam
persaingan di pasar.
Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu bidang
penyelidikan yang sudah lama dibahas oleh ahli-ahli ekonomi. Dalam zaman ahli-ahli ekonomi
klasik lebih banyak lagi pendapat telah dikemukakan.
Buku Adam Smith yang terkenal, yaitu An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth
Nationsatau dengan ringkas, The Wealth of Nations, pada hakikatnya adalah suatu analisis
mengenai sebab-sebab dari berlakunya pertumbuhan ekonomi dan faktor-faktor yang
menentukan pertumbuhan itu.
Teori Pertumbuhan Klasik. Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada 4 faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang
modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Dalam teori
pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan
tingkat teknologi tidak mengalami perubahan.

Berdasarkan kepada teori pertumbuhan klasik yang baru diterangkan, dikemukakan suatu teori
yang menjelaskan perkaitan di antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori
tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori pertumbuhan klasik dapat dilihat bahwa
apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada
pendapatan per kapita.
Akan tetapi apabila penduduk semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin berkurang
akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan.
Oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan per kapita menjadi semakin lambat
pertumbuhannya.
Teori Schumpeter. Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di
dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
Dalam teori itu ditunjukan bahwa para pengusaha merupakan golongan yang akan terusmenerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut
merupakan: memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggi efisien cara memproduksi
dalam menghasilkan suatu barang, memperluas pasar sesuatu barang ke pasaran-pasaran
yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahanperubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi keefisienan kegiatan perusahaan.
Menurut Schumpeter, investasi dapat dibedakan kepada dua golongan yaitu penanaman modal
otonomi dan penanaman modal terpengaruh. Penanaman modal otonomi adalah penanaman
modal yang ditimbulkan pada kegiatan ekonomi yang timbul sebagai akibat kegiatan inovasi.
Menurut Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan sesuatu ekonomi semakin terbatas
kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi
bertambah lambat jalannya. Pada akhirnya akan tercapai tingkat keadaan tidak berkembang
atau stationary atau state.
Akan tetapi, berbeda dengan pandangan klasik, dalam pandangan Schumpeter keadaan tidak
berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Teori Harrod-Domar. Dalam menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi, teori
Harrod-Domar bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu
perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth dalam jangka
panjang. Analisis Harrod-Domar menggunakan permisalan-permisalan berikut:

Barang modal telah mencapai kapasitas penuh

Tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional

Rasio modal produksi (capital output ratio) tetap nilainya

Perekonomian terdiri dari dua sektor

Dalam analisisnya Harrod-Domar menunjukan bahwa, walaupun pada suatu tahun tertentu
(misalnya tahun 2002) barang-barang modal sudah mencapai kapasitas penuh, pengeluaran
agregat dalam tahun 2002 yaitu AE = C+I, akan menyebabkan kapasitas barang modal menjadi
semakin tinggi pada tahun berikutnya (tahun 2003).
Teori Pertumbuhan Neo-klasik. Teori pertumbuhan Neo-klasik melihat dari sudut pandang
yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh
Abramovits dan Solow pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan faktor-faktor
produksi. Dalam persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan:
AY = f (AK,AL,AT)
Dimana:

AY adalah tingkat pertumbuhan ekonomi

AK adalah tingkat pertumbuhan modal

AL adalah tingkat pertumbuhan penduduk

At adalah tingkat pertumbuhan teknologi

Analisis solow selanjutnya membentuk formula matematik untuk persamaan itu dan seterusnya
membuat pembuktian secara kajian empiris untuk menunjukkan kesimpulan berikut: faktor
terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan
pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan teknologi dan
pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja.
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Diantara para pengeritik pola pembangunan ekonomi
yang telah ditempuh oleh kebanyakan negara berkembang, termasuk Indonesia, terdapat
banyak orang yang beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat selalu dibarengi
kenaikan dalam ketimpangan pembagian pendapatan atau ketimpangan relatif.
Dengan perkataan lain, para pengeritik ini, termasuk banyak ekonom, beranggapan bahwa
antara pertumbuhan ekonomi yang pesat dan pembagian pendapatan terdapat suatu Trade-Off,
yang membawa implikasi bahwa pemerataan dalam pembagian pendapatan hanya dapat
dicapai jika laju pertumbuhan ekonomi diturunkan.
Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi selalu akan disertai kemerosotan dalam
pembagian pendapatan atau kenaikan dalam ketimpangan relatif.
Disamping ketimpangan dalam pembagian pendapatan (ketimpangan relatif), perlu juga
diperhatikan masalah lain yang tidak kurang pentingnya, yaitu sampai seberapa jauh
pertumbuhan ekonomi dapat berhasil dalam menghilangkan, sedikit-dikitnya mengurangi
kemiskinan absolut.

Penelitian yang dilakukan oleh Adelman dan Morris (1973) mengungkapkan bahwa negaranegara berkembang bukan saja menghadapi kemerosotan dalam ketimpangan relatif, tetapi
juga masalah kenaikan dalam kemiskinan absolut.
Dalam hubungan ini kemiskinan absolut diartikan sebagai suatu keadaan dimana tingkat
pendapatan absolut dari suatu orang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya,
seperti pangan, sandang, pemukiman, kesehatan dan pendidikan.
Besarnya kemiskinan absolut tercermin dari jumlah penduduk yang tingkat pendapatan atau
tingkat konsumsinya berada di bawah tingkat minimum yang telah ditetapkan di atas.
Negara-negara berkembang ini dapat dibagi dalam tiga sub-kelompok, yaitu:

Negara-negara berkembang yang berpendapatan rendah dengan Gnp per kapita di

bawah US$ 350 (hargaUS$ tahun 1970) pada tahun 1975


Negara-negara berkembang yang berpendapatan menengah dengan GNP per kapita

anatara US$350-US$750 (harga US$ tahun 1970).


Negara-negara berkembang yang berpendapatan tinggi yang pada tahun 1975 sudah
mempunyai tingkat GNP per Kapita di atas US$750 (harga US$ tahun 1970).

Jika negara-negara berkembang dibedakan lebih lanjut menurut ketiga sub-kelompok ini,
ternyata bahwa secara relative ketiga sub-kelompok ini memperlihatkan penurunan dan
persentase golongan penduduk yang miskin selama kurun waktu 1960-1975, yaitu untuk subkelompok negara-negara berkembang yang berpendapatan rendah dari 61,7 persen sampai
50,7 persen; untuk sub-kelompok negara yang berpendapatan menengah dari 49,2 persen
sampai 31 persen; dan sub-kelompok negara yang berpendapatan tinggi dari 24,9 persen
sampai 12,6 persen.
Dengan demikian angka-angka di atas memperlihatkan bahwa masalah kemiskinan absolut
justru paling parah di negara-negara berkembang yang paling miskin. Hal ini memang tidak
begitu mengherankan, karena besarnya masalah kemiskinan absolut di sesuatu negara
tergantung pada dua faktor, yaitu tingkat pendapatan rata-rata (per kapita) dan tingkat
ketimpangan dalam pembagian pendapatan nasional tersebut.
Dengan demikian masalah kemiskinan absolut di negara-negara berkembang hanya dapat
ditanggulangi secara tuntas melelui suatu kombinasi kebijaksanaan, yang meliputi peningkatan
laju pertumbuhan ekonomi, usaha pemerataan yang lebih besar dalam pembagian pendapatan,
dan penurunan dalam laju pertumbuhan penduduk.

Anda mungkin juga menyukai