Anda di halaman 1dari 21

ILMU

KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

Nama : An. N

ANAMNESIS

Jenis Kelamin : Laki-laki

NO RM : 24 68 28

Umur : 5 tahun
Ruang : Delima
Kelas : III

Nama lengkap

: An. N

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Tempat dan tanggal lahir

: Ponorogo, 15 April 2011

Umur

: 5 tahun

Nama Ayah

: Tn. S

Umur

: 35 th

Pekerjaan ayah

: Swasta

Pendidikan ayah : SMA

Nama ibu

: Ny. T

Umur

: 33 th

Pekerjaan ibu

: Ibu Rumah Tangga

Pendidikan ibu

: SMA

Alamat

: Balong, Ponorogo

Masuk RS tanggal
: 29 April 2016
Diagnosis masuk : Kejang Demam
Dokter yang merawat : dr. Sudarmanto, Sp.A
Co- Asisten : Nadia Primivita Dirgahayu, S.Ked , Nariswari Putri Widyandhini, S.Ked
Tanggal : 30 April 2016 Alloanamnesis di Bangsal Delima
KELUHAN UTAMA

: kejang 1 kali

KELUHAN TAMBAHAN

: demam, pusing

1. Riwayat penyakit sekarang


1 HSMRS :
Pasien mengeluh pusing dari pagi, demam (+) sejak 2 hari yang lalu, mual (-), muntah (-),
kejang 1 kali kurang dari 5 menit, sebelum dan sesudah kejang pasien sadar, pada saat kejang
pasien tampak kaku pada tangan dan kaki, riwayat kejang sebelumnya (-), batuk (-), pilek (-),
BAK (+), BAB (+).
HMRS : Pasien dirujuk dari puskesmas ke rumah sakit masuk IGD dengan keluhan demam
tinggi sejak 2 hari yang lalu, kejang 1 kali kurang dari 5 menit, sebelum dan sesudah kejang
pasien sadar, pada saat kejang pasien tampak kaku pada tangan dan kaki , pusing (+), lemas
(+), keringat malam hari (-), batuk (-), pilek (-), BAK (+), BAB (+)

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

2. Riwayat penyakit dahulu


Riwayat sakit serupa

: disangkal

Riwayat asma

: disangkal

Riwayat kejang tanpa demam

NO RM : 24 68 28

: disangkal

Riwayat kejang dengan demam

: disangkal

Riwayat alergi obat

: disangkal

3. Riwayat penyakit pada keluarga


Riwayat sakit serupa

: disangkal

Riwayat demam

: disangkal

Riwayat asma

: disangkal

Riwayat alergi obat

: disangkal

4. Riwayat penyakit pada lingkungan


Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat paparan obat : disangkal
Riwayat kontak dengan penderita dengan gejala yang sama : disangkal
Kesan : Riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit pada keluarga dan riwayat penyakit pada
lingkungan disangkal.
5. Pohon Keluarga

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

Keterangan :

NO RM : 24 68 28

: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien

RIWAYAT PRIBADI
Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Riwayat kehamilan ibu pasien / ANC
Ny. HS G1P0A0 Hamil saat usia 27 tahun. Ny. HS rutin memeriksakan kehamilannya ke
bidan terdekat setiap bulan dan diberikan obat penambah darah dan vitamin. ibu tidak
pernah mual dan muntah berlebihan, tidak ada riwayat trauma maupun infeksi saat hamil,
sesak saat hamil (-), merokok saat hamil (-), kejang saat hamil (-). Tekanan darah ibu
dalam batasan normal. Berat badan ibu dinyatakan normal dan mengalami kenaikan berat
badan selama kehamilan. Perkembangan kehamilan dinyatakan normal.
b. Riwayat persalinan ibu pasien / NC
Ny. HS melahirkan bayi tunggal pasien dibantu oleh bidan di Rumah sakit swasta wilayah
ponorogo, umur kehamilan 39 minggu, persalinan terjadi secara normal dengan presentasi
kepala, bayi langsung menangis dengan berat lahir 3900 gram, tidak ditemukan cacat
bawaan saat lahir.
c. Riwayat paska lahir pasien / PNC
Bayi laki-laki lahir dengan BB 3900 gram, setelah lahir langsung menangis, warna kulit
kemerahan, bergerak secara aktif, tidak ada demam atau kejang. ASI keluar pada hari
pertama dan bayi langsung dilatih menetek. Bayi kontrol ke rumah sakit 1 kali dan
dinyatakan dalam keadaan baik.
Kesan : Riwayat ANC baik, riwayat persalinan normal, riwayat PNC baik.
d. Riwayat makanan
0-6 bulan

: ASI eksklusif.

6 bulan- 2 tahun : ASI, susu formula, makanan tambahan.

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

NO RM : 24 68 28

2 tahun- sekarang : makanan dan susu

Kesan : Pasien mendapat ASI eksklusif sampai umur 6 buln dan berlanjut sampai usia 2
tahun.
e. Riwayat perkembangan dan kepandaian
Motorik Kasar

Motorik Halus

Duduk tanpa bantuan, berdiri

Menggambar orang, memilih


garis yang lebih panjang,

dengan 1 kaki, lompat jauh

mencontoh

Bahasa

Personal sosial

Bicara semua dimengerti,

Berpakaian tanpa bantuan,

menyebutkan warna,

mengambil makan, bermain

mengartikan kata

dengan teman-teman

Kesan : Motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan personal sosial sesuai usia.
f. Riwayat Vaksinasi
Vaksin

II

III

IV

Hepatitis B

0 hari

2 bulan

6 bulan

BCG

1 bulan

DTP

2 bulan

4 bulan

6 bulan

2 tahun

5 tahun

Polio

2 bulan

4 bulan

6 bulan

2 tahun

5 tahun

Campak
9 bulan
2 tahun
Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai PPI

6 tahun

g. Sosial, ekonomi, dan lingkungan


Sosial dan ekonomi
Ayah An. N berusia 35 tahun bekerja sebagai wiraswasta, sedangkan Ibu An. S berusia 33
tahun tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga di rumah. Penghasilan keluarga Rp
2.500.000,00/bulan (keluarga merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari).
Lingkungan
Pasien tinggal bersama ayah dan ibu. Seluruh keluarga tinggal di rumah kontrakan. Rumah
4

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

NO RM : 24 68 28

terdiri dari 1 teras, 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi, dan 1 WC.
Sumber air berasal dari sumur. Air minum menggunakan air sumur yang di rebus. Atap
terbuat dari genteng dan dinding dari semen, tantai terbuat dari semen dan sudah
dikeramik. Keadaan rumah bersih, saluran air mengalir di got yang lancar. Penerangan
rumah dan ventilasi cukup.
Kesan: keadaan sosial ekonomi cukup baik& kondisi lingkungan rumah cukup baik.
h. Anamnesis sistem
Cerebrospinal

: sakit kepala (+), kejang (+), delirium (-)

Kardiovaskuler

: demam (+), sianosis (-), keringat dingin (-)

Respiratori

: batuk (-), pilek (-), nyeri tenggorokan (-), sesak (-)

Gastrointestinal

: mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), BAB cair (-)

Urogenital

: BAK (+), nyeri (-), gatal (-)

Muskuloskeletal

: kelainan bentuk (-), nyeri sendi (-), nyeri otot (-), bengkak (-)

Integumentum

: bintik merah pada ekstremitas/petekie (-)

Kesan : Terdapat penyakit yang manifestasi klinisnya pada sistem cerebrospinal.

PEMERIKSAAN

Nama : An. N
5

Umur : 5 tahun

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

JASMANI

Jenis Kelamin : Laki-laki

NO RM : 24 68 28

Ruang : Delima

Kelas : III
PEMERIKSAAN OLEH: Nadia Primivita Dirgahayu, S.Ked , Nariswari Putri Widyandhini,
S.Ked
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum

: lemas

Vital Sign
HR

: 120 x/menit

RR

: 24 x/menit

Suhu : 38,8 C
Status Gizi
BB/U : 22 kg / 5 tahun
Z scores : 0.58
BB/U: gizi baik (-2SD sampai 2SD)
Kesimpulan : status gizi baik (menurut WHO)
PEMERIKSAAN KHUSUS
Kulit

: petekie (-), erosi mukosa (-), ikterik (-), turgor kulit berkurang (-)

Kepala

: ukuran normocephal, rambut panjang, lurus, berwarna hitam

Mata

: ca (-/-), si (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor, mata cekung (-)

Hidung

: sekret (-/-), epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-)

Mulut

: berdarah (-), sianosis (-), lidah tifoid (-)

Leher

: pembesaran limfonodi leher (-), massa (-) kaku kuduk (-)

Thorax

: simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)


Cor
Inspeksi

: ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: ictus cordis kuat angkat

Perkusi

: batas kanan atas

: SIC II linea parasternalis dextra

batas kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra

Auskultasi

batas kiri atas

: SIC II linea parasternalis sinistra

batas kiri bawah

: SIC V linea midclavicula sinistra

: BJ I-II normal reguler (+), bising jantung (-)


6

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

Paru
Pemeriksaan

Kanan

Kiri

Palpasi

Simetris
Ketinggalan gerak (-)
Retraksi dinding dada (-)
Fremitus (n) massa (-)

Simetris
mKetinggalan gerak (-)
Retraksi dinding dada (-)
Fremitus (n) massa (-)

Perkusi

Sonor (+)

Sonor (+)

Perkusi

SDV (+), Rh (-), Wh (-)


Simetris
Ketinggalan gerak (-)
Fremitus (n)
massa (-)
Sonor (+)

SDV (+), Rh (-), Wh (-)


Simetris
Ketinggalan gerak (-)
Fremitus (n)
massa (-)
Sonor (+)

Auskultasi

SDV (+), Rh (-), Wh (-)

SDV (+), Rh (-), Wh (-)

Inspeksi
Depan

Auskultasi
Inspeksi
Belakang

NO RM : 24 68 28

B Palpasi

Kesan : Semua hasil pemeriksaan fisik paru normal


Abdomen
Inspeksi

: distended (-), ruam (-)

Auskultasi

: peristaltik normal

Perkusi

: timpani (+)

Palpasi

: turgor kulit kurang (-), nyeri tekan (-)

Hepar

: tidak teraba membesar

Lien

: tidak teraba membesar

Anogenital

: tidak ada kelainan

Ekstremitas

: akral hangat (+), deformitas (-), kaku sendi (-), sianosis (-), edema (-), bintik

merah (-)
Tungkai
Kanan

Lengan

Kiri

Kanan

Kiri

Gerakan

: bebas

bebas

bebas

bebas

Tonus

: normal

normal

normal

normal

Trofi

: entrofi

eutrofi

eutrofi

eutrofi

Klonus Tungkai

: (-)

(-)

(-)

(-)

Reflek fisiologis

: biceps (+) normal, triceps (+) normal, reflek patella (+) normal
achiles (+) normal
7

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

NO RM : 24 68 28

Refleks patologis

: babinski (-), chaddock (-), oppenheim (-), gordon (-), rosolimo (-)

Meningeal Sign

: kaku kuduk (-), brudzinski k I (-), brudzinski II (-), brudzinski III (-)
brudzinski IV (-)

Sensibilitas

: dalam batas normal

Kesan : extremitas superior et inferior dalam batas normal


PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH LENGKAP DAN KIMIA DARAH
(30 April 2016)
No
1.

Parameter
Leukosit

Jumlah
uL

Satuan

Nilai Rujukan
4000-10000 /uL

uL

3,5-5,5 / uL

gr/dl

11-16 g/dl

37-54%

femtoliter

82-92 fl

Pikograms

27-31 pg

g/dl

32-36 g/dl

uL

150.000-300.000/uL

20-40%

12,5

2.

Eritrosit
4.19

3.

Hemoglobin
11.9

4.

Hematokrit
35,8

5.

MCV
76.3

6.

MCH
26.7

7.

MCHC
35.0

8.

Trombosit
267

9.

Limfosit
2.7

Kesan : Dari hasil darah lengkap didapatkan peningkatan pada leukosit.


RINGKASAN ANAMNESIS
8

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

NO RM : 24 68 28

1 HSMRS : Pasien mengeluh pusing dari pagi, demam (+) sejak 2 hari yang lalu, mual (-),
muntah (-), kejang 1 kali kurang dari 5 menit, sebelum dan sesudah kejang pasien sadar, pada
saat kejang pasien tampak kaku pada tangan dan kaki, riwayat kejang sebelumnya (-), batuk
(-), pilek (-), BAK (+), BAB (+).
HMRS : Pasien dirujuk dari puskesmas ke rumah sakit masuk IGD dengan keluhan demam
tinggi, kejang 1 kali kurang dari 5 menit, sebelum dan sesudah kejang pasien sadar, pada saat
kejang pasien tampak kaku pada tangan dan kaki , pusing (+), lemas (+), keringat malam hari
(-), batuk (-), pilek (-), BAK (+), BAB (+)
Tidak terdapat riwayat penyakit serupa sebelumnya.
Tidak terdapat riwayat penyakit pada keluarga dan lingkungan yang ditularkan pada pasien.
Riwayat ANC baik, persalinan spontan, riwayat PNC baik.
Perkembangan dan kepandaian baik.
Keadaan sosial ekonomi cukup & kondisi lingkungan rumah cukup baik.
RINGKASAN PEMERIKSAAN FISIK
KU: lemas, compos mentis
Vital sign :Nadi 120 x /menit, RR 24 x/menit, Suhu : 38,8 C
Status gizi baik menurut WHO
Kulit : petekie (-)
Kepala : ca (-/-), si (-/-)
Leher : PKGB (-/-)
Pemeriksaan thorax : SDV (+/+), ronkhi (-/-), weezing (-/-)
Abdomen : distensi (-), peristaltik normal
Extremitas superior et inferior dan status neurologis dalam batas normal
LABORATORIUM
Darah Lengkap : peningkatan pada leukosit
DAFTAR MASALAH AKTIF / INAKTIF
AKTIF
Kejang 1 kali
9

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

Demam

NO RM : 24 68 28

pusing
INAKTIF DIAGNOSA KERJA
Kejang Demam Sederhana
RENCANA PENGELOLAAN
Rencana Terapi
Infus ringer laktat 20 tpm
Inj Cefotaxim 3 x 1/3 amp
Inj antrain 3 x 1/3 amp
Progesic syr 3 x 1 cth
Rencana Tindakan
1. Obsevasi Keadaan Umum dan Vital Sign
2. Bed rest
Rencana Edukasi
1. Informasi mengenai penyakit yang berkaitan dengan penyakit yang diderita
2. Memberitahukan cara penanganan kejang.
3. Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali.
4. Segera memanggil bantuan atau membawa pasien ke rumah sakit kembali jika didapatkan
gejala serupa.
5. Bila anak demam segera diobati sebelum terjadi kejang
PROGNOSIS
Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad fungsionam : ad bonam


Quo ad sanam

: ad bonam

10

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

NO RM : 24 68 28

FOLLOW UP
Tgl

30
Apri
l
2016

Pasien datang
dengan kejang
saat demam 1
kali, mual (-),
muntah (-), batuk
(-), pilek (-)

Keadaan Umum : lemas


TANDA VITAL :
HR
: 120 x/menit
RR
: 24 x/menit
Suhu : 38,8 C
Kepala: normal
Leher : PKGB (-).
Thorax :sdv (+/+), rh (-/-),
wz (-)
Abdomen: distended (-),
peristaltik normal
Ekstremitas : akral hangat
Kulit: turgor baik
LAB:
WBC 12,5
HGB 11.9
HCT 35,8
PLT 267
Keadaan Umum : lemas
TANDA VITAL :
HR
: 120 x/menit
RR
: 24 x/menit
Suhu : 37,6 C
Kepala: normal
Leher : PKGB (-).
Thorax :sdv (+/+), rh (-/-),
wz (-)
Abdomen: distended (-),
peristaltik normal
Ekstremitas : akral hangat
Kulit: turgor baik

Susp
kejang
demam
sederhan
a

Infus ringer laktat 20

Keadaan Umum : lemas

KDS

1
panas (+), kejang
Mei (-), mual (-),
2016 muntah (-)

Kel (-)

11

tpm
Inj Cefotaxim 3 x 1/3
amp
Inj antrain 3 x 1/3 amp
Progesic syr 3 x 1 cth
Obs KU
Obs TTV
Obs Output-Input

KDS

Infus ringer laktat 20


tpm
Inj Cefotaxim 3 x 1/3
amp
Inj antrain 3 x 1/3 amp
Progesic syr 3 x 1 cth
Obs KU
Obs TTV
Obs Output-Input
Infus ringer laktat 20

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

Mei
2016

3
Keluhan (-)
Mei
2016

TANDA VITAL :
HR
: 103 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu : 34,9 C
Kepala: normal
Leher : PKGB (-).
Thorax :sdv (+/+), rh (-/-),
wz (-)
Abdomen: distended (-),
peristaltik normal
Ekstremitas : akral hangat
Kulit: turgor baik
LAB:
WBC 10,5
HGB 11.5
HCT 36,2
PLT 268
Keadaan Umum : lemas
KDS
TANDA VITAL :
HR
: 103 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu : 34,9 C
Kepala: normal
Leher : PKGB (-).
Thorax :sdv (+/+), rh (-/-),
wz (-)
Abdomen: distended (-),
peristaltik normal
Ekstremitas : akral hangat
Kulit: turgor baik

12

NO RM : 24 68 28

tpm
Inj Cefotaxim 3 x 1/3
amp
Inj antrain 3 x 1/3 amp
Progesic syr 3 x 1 cth
Obs KU
Obs TTV
Obs Output-Input

Obs KU
Obs TTV
Obs Output-Input

ILMU
KESEHATAN NO RM :
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

DISKUSI

Diagnosis pada pasien ini yaitu Kejang demam sederhana


Definisi
Kejang demam adalah kejang yang berhubungan dengan demam (suhu diatas 38,4oc
per rektal) tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit akut,
terjadi pada anak berusia diatas 1 bulan, dan tidak ada riwayat kejang tanpa demam
sebelumnya.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal lebih dari 380c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang
demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan 5 tahun. Anak yang pernah
mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk
dalam kejang demam. Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan
tidak termasuk dalam kejang demam. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih
dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain, misalnya
infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.
Epidemiologi
Terjadi pada 2-5% anak berumur 6 bulan sampai 3 tahun, insiden tertinggi pada umur
18 bulan. Kejang demam dibagi menjadi kejang demam sederhana dan kompleks.
Kejang demam disebut kompleks apabila kejang bersifat fokal, lamanya lebih dari 1015 menit atau berulang dalam 24 jam dan kejang demam disebut sederhana bila bersifat
umum, singkat dan hanya terjadi sekali dalam 24 jam.
Kejadian kejang demam diperkirakan 2 % - 4 % di Amerika Serikat, Amerika Selatan
dan Eropa Barat. Di Asia dilaporkan lebih tinggi. Kira kira 20 % kasus merupakan
kejang demam kompleks. Umumnya kejang demam timbul pada tahun kedua kehidupan
(17 23 bulan) kejang demam sedikit lebih sering pada laki laki.
Faktor Resiko
Faktor yang mempengaruhi kejang demam adalah
1. Umur
a. 3% anak berumur di bawah 5 tahun pernah mengalami kejang demam.
13

24 68 28

ILMU
KESEHATAN NO RM :
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

b. Insiden tertinggi terjadi pada usia 2 tahun dan menurun setelah 4 tahun, jarang
terjadi pada anak di bawah usia 6 bulan atau lebih dari 5 tahun.
c. Serangan pertama biasanya terjadi dalam 2 tahun pertama dan kemudian
menurun dengan bertambahnya umur.
2. Jenis

kelamin

Kejang demam lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan dengan
perbandingan 2 : 1. Hal ini mungkin disebabkan oleh maturasi serebral yang lebih
cepat pada perempuan dibandingkan pada laki-laki.
3. Suhu badan
Kenaikan suhu tubuh adalah syarat mutlak terjadinya kejang demam. Tinggi suhu
tubuh pada saat timbul serangan merupakan nilai ambang kejang. Ambang kejang
berbeda-beda untuk setiap anak, berkisar antara 38,3C 41,4C. Adanya
perbedaan ambang kejang ini menerangkan mengapa pada seorang anak baru
timbul kejang setelah suhu tubuhnya meningkat sangat tinggi sedangkan pada anak
yang lain kejang sudah timbul walaupun suhu meningkat tidak terlalu tinggi. Dari
kenyataan ini dapatlah disimpulkan bahwa berulangnya kejang demam akan lebih
sering pada anak dengan nilai ambang kejang yang rendah.
4. Faktor

keturunan

Faktor keturunan memegang peranan penting untuk terjadinya kejang demam.


Beberapa penulis mendapatkan bahwa 25 50% anak yang mengalami kejang
demam memiliki anggota keluarga ( orang tua, saudara kandung ) yang pernah
mengalami kejang demam sekurang-kurangnya sekali.
Faktor resiko kejang demam pertama yang penting adalah demam. Kejang demam
cenderung timbul dalam 24 jam pertama pada waktu sakit dengan demam atau pada
waktu demam tinggi.
Faktor faktor lain diantaranya:
riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara kandung,
perkembangan terlambat,
problem pada masa neonatus,
anak dalam perawatan khusus, dan
kadar natrium rendah.
Faktor berulangnya kejang pada kejang demam ialah
14

24 68 28

ILMU
KESEHATAN NO RM :
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

riwayat kejang demam dalam keluarga

usia dibawah 18 bulan

suhu tubuh saat kejang

lamanya demam saat awitan kejang

riwayat epilepsi dalam keluarga

Patofisiologi
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel atau organ otak diperlukan
suatu energi yang didapat dari metabolisme, dengan bahan baku yang terpenting yaitu
glukosa. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh
ion Kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion Natrium (Na+) dan elektrolit lainnya,
kecuiali ion klorida (Cl-), akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan
konsentrasi Na rendah, dan diluar sel dalam keadaan sebaliknya. Dikarenakan
terdapatnya perbedaan jenis dan konsentrasi ion didalam dan luar sel maka terdapat
perbedaan potensial yang disebut potensial membran dari sel neuron.
Pada keadaan demam kenaikan suhu 1oC akan mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal 10%-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%, pada
kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel
neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun natrium
melalui membran, dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik yang dapat meluas
keseluruh sel maupun membran sel dengan bantuan neurotransmiter dan terjadilah
kejang.

15

24 68 28

ILMU
KESEHATAN NO RM :
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

Manifestasi klinis

24 68 28

Kejang demam sederhana


Kejang demam kompleks
- Kejang demam yangb berlangsung - Kejang fokal
singkat

- Durasi > 15 menit

- Durasi < 15 menit, umumnya berhenti - Dapat terjadi kejang berulang dalam
sendiri

24 jam

- Kejang tonik klonik, tanpa gerakan fokal


- Kejang tidak berulang dalam 24 jam

Diagnosis
1. Anamnesis
Adanya kejang, jenis kejang, lama kejang, suhu sebelum/saat kejang, frekuensi,
interval, pasca kejang, penyebab kejang di luar SSP.
Riwayat Kelahiran, perkembangan, kejang demam dalam keluarga, epilepsi dalam
keluarga (kakak-adik, orang tua). Singkirkan dengan anamnesis penyebab kejang
yang lainnya.
2. Pemeriksaan Fisik

Kesadaran

suhu tubuh

tanda rangsang meningkat

tanda peningkatan tekanan intracranial seperti: kesadaran menurun, muntah


proyektil, fontanel anterior menonjol, papiledema tanda infeksi di luar SSP.

Tanda infeksi diluar SSP misalnya otitis media akut, tonsilitis, bronkitis,
furunkulosis, dan lain-lain

Pemeriksaan

Nervi

Kranialis

Umumnya tidak dijumpai adanya kelumpuhan nervi kranialis


Kriteria

Diagnosis

Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berusia 6 bulan - 5 tahun. Kejang disertai
demam pada bayi <> 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan
kemungkinan lain seperti infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama
demam. Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang saat
16

ILMU
KESEHATAN NO RM :
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

demam,

tidak

Kejang
Pasca

termasuk

dalam

didahului
kejang

anak

sadar

kejang

demam.

oleh
kecuali

kejang

lebih

24 68 28

demam
dari

15

menit

Pemeriksaan punksi lumbal normal


3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Laboratorium
Untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lain yang
dapat menjadi penyebab kejang. ( pemeriksaan darah perifer, elektrolit, dan
gula darah)

EEG
Elektroensefalograf ialah alat yamg dapat merekam aktifitas listrik di otak
melalui elektroda yang ditempatkan di kulit kepala. Pemeriksaan dilakukan
apabila dicurigai ada kelainan neurologic. EEG dilakuakn apabila pasien sudah
bebas obat anti kejang atau sudah tidak demam selama 3 hari.

Foto X-ray kepala, CT-Scan, MRI


Tidak rutin dilakukan, dilakukan jika ada indikasi seperti kelainan neurologik
fokal menetap (misal hemiparesis), paresis n.VI (n.abdusens)- bola mata tidak
dapat melirik kelateral dan adanya papiledema.

Lumbal pungsi
Pungsi lumbal dilaukan untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis
meningitis. Jika yakin bukan meningitis, pungsi lumbal tidak perlu dilakukan.

Diagnosis banding
Meningitis
Meningitis adalah suatu inflamasi pada membran yang menutupi central nervous sistem,
yang biasanya dikenal dengan meningens (radang pada arachnoid dan piameter). Agen
infeksi dapat berupa bakteri, virus, protozoa, jamur.
Manifestasi klinis: Kejang, kesadaran bisa menurun atau tidak, demam tinggi/subfebris,
ada tanda rangsangan meningeal (kaku kuduk, tanda kerning, bruzinski I & II)
Ensefalitis
Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme virus,
bakteri, jamur dan protozoa
17

ILMU
KESEHATAN NO RM :
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

24 68 28

Manifestasi klinis: Panas tinggi mendadak, kejang-kejang (bisa berjam-jam), tidak


sadar, muntah.
Epilepsi
Epilepsi adalah suatu manifestasi dari pada lepas muatan listrik yang berlebihan di sel
neuron saraf pusat.
Gangguan metabolik

Hipoglikemi

Defisiensi vitamin B-6

Gangguan elektrolit seperti hiponatremia, hipokalsemia, porfiria

Keracunan

Tatalaksana
Antipiretik
Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10 15 mg/kgBB/kali diberikan 4 kali sehari
dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis ibuprofen 5 10 mg/kgBB/kali, 3 4 kali sehari.
Antikonvulsan
Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kgBB setiap 8 jam pada saat demam
menurunkan resiko berulangnya kejang pada 30 % - 60 % kasus, begitu pula dengan
diazepam rektal dosis 0,5 mg/kgBB setiap 8 jam pada suhu > 38,5 oC. Dosis tersebut
cukup tinggi dan menyebabkan ataksia, iritabel dan sedasi yang cukup berat pada 25 %
-

39

kasus.

Fenobarbital, karbamazepin dan fenitoin pada saat demam tidak berguna untuk
mencegah kejang demam.

18

ILMU
KESEHATAN NO RM :
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

Penanganan kejang:

KEJAN
G

0-5 menit
Kejang
(-)

24 68 28

Diazepam (iv)
0.3-0.5 mg/kg (maks 20 mg)
Atau
Diazepam (rectal)
5 mg (BB<10kg)
10mg (BB>10 KG)

Kejang
(+)
(A) Diulang interval
5 menit

5-10 menit
Kejang
(+)

10-15 menit

Fenitoin bolus IV 1520 mg/kgBB


Kecepatan 25 mg/
menit

Kejang
(-)
Fenitoin : 12 jam
kemudian
5-7 mg/kgBB
Kejang
(+)
Kejang
Fenobarbital 12 jam
kemudian
3-4 mg/kgbb

Fenobarbital
IV/IM
10-20 mg/kgbb

Kejang
Midazolam 0.2
mg/kgbb
ICU

Prognosis
19

ILMU
KESEHATAN NO RM :
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

Resiko cacat akibat komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan. Perkembangan
mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang sebelumnya normal.
Kelainan neurologis dapat timbul ada sebagian kecil kasus, yang biasanya terjadi pada
kasus dengan kejang lama atau kejang berulang. Kematian akibat kejang demam tidak
pernah dilaporkan.

20

24 68 28

ILMU
KESEHATAN NO RM :
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTAh

DAFTAR PUSTAKA

1. Dadiyanto Dwi W, dkk. 2011. Ilmu Kesehatan Anak. Depertemen Ilmu


Kesehatan Anak FK Undip. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku Ajar Infeksi Dan Pediatri Tropis. Badan
penerbit IDAI. Jakarta, 2010.
3. Ikatan Dokter Indonesia. 2003. Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer. Indonesia.
4. Pudjiadi Antonius H, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis (Jilid pertama).
Ikatan Dokter Anak Indonesia..
5. Pusponegoro Hardiono D, dkk. 2005. Standar Pelayanan Medis Kesehatan
Anak. Edisi Pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI.
6. Staf Pengajar FKUI. 2005. Ilmu Kesehatan Anak (Jilid kedua). Jakarta: FKUI.
7. Unit kerja koordinasi neurologi IDAI. Konsensus Penatalaksanaan Kejang
Demam. Badan penerbit IDAI. Jakarta, 2006.
8. WHO. 2009. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Depkes.
Jakarta. Indonesia.

21

24 68 28

Anda mungkin juga menyukai