Bab2 PDF
Bab2 PDF
2
2.1
2.1.1.
Kota Palu secara geografis berada di tengah wilayah Kabupaten Donggala, tepatnya dibibir Teluk Palu
yang memanjang dari arah Timur ke Barat, terletak pada posisi geografis 119 0 45120 0 01 Bujur Timur
dan 0 0 360 0 56 Lintang Selatan.
2.1.2.
Kondisi Fisik
Nama DAS
Luas
Kabupaten
Buol-Kuala Besar
390.471,61
Buol
Maraja-Salumpaga
329.595,47
Tolitoli
Towera-Lambunu
458.399,85
Parigi-Moutong
Tavaeli-Sampaga
358.720,46
Donggala
Watusampu-Surumana
83.195,27
Donggala
Palu
301.495,68
Dolago-Puna
297.880,63
Lariang
607.374,27
Poso
202.881,59
Poso
10
Malei
234.088,59
Tojo Una-una
11
Laa-Morowali
609.731,00
Morowali
12
Bongka
329.389,46
13
Bahum-Bahu
464.294,02
Banggai
14
Tambalako-Bahodopi
522.392,41
Morowali
15
Lasolo
57.429,17
Morowali
16
Mentawa-Balantak
489.373,34
Banggai
17
Togian
76.609,91
Tojo Una-una
18
Banggai-Kepulauan
392.981,99
Banggai Kepulauan
Mata air di Kota Palu tersebar di beberapa lokasi dan sebagian besar telah dimanfaatkan sebagai sumber
air bersih, antara lain :
1.
Mata air Pria dan Wanita, terdapat di Kelurahan Duyu pada ketinggian sekitar 40 meter dari
permukaan laut dengan kapasitas aliran masing-masing 1,5 liter per Detik dan saat ini sudah
dimanfaatkan oleh PDAM.
2.
Mata air Yoega, terdapat di Kelurahan Donggala Kodi pada ketinggian sekitar 98 meter dari
permukaan laut dengan kapasitas 1 liter per Detik dan sudah pernah dikelola oleh PDAM.
3.
Mata air Koeloe, terdapat di Kelurahan Donggala Kodi pada ketinggian sekitar 32 meter dari
permukaan laut dengan kapasitas 1 liter per Detik dan sudah pernah dikelola oleh PDAM.
4.
Mata air Watutela, terdapat di Kelurahan Tondo pada ketinggian sekitar 350 meter dari permukaan
laut dengan kapasitas 5 liter per Detik dan sudah pernah dikelola oleh PDAM.
5.
Mata air Owo, terdapat di Kelurahan Pantoloan dengan kapasitas 5 liter per Detik dan sudah
dimanfaatkan untuk kebutuhan Pelabuhan Pantoloan.
Sungai Miu
Sungai Palu
Sungai Gumbasa
S. Bahama
S. Wenu
S. Paneli
Kondisi Iklim
Sebagai daerah tropis maka Kota Palu memiliki dua musim yang berpengaruh secara tetap yaitu musim
kemarau (musim Timur) pada bulan April sampai dengan bulan September dan musim hujan (musim
Barat) pada bulan Oktober sampai dengan bulan Maret, curah hujan berkisar antara 400 -1250 mm per
tahun. Kedudukan Kota Palu yang diapit oleh bukit-bukit dan pantai sehingga Kota Palu dapat
dikategorikan sebagai Kota Lembah.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka suhu udara dipengaruhi oleh udara pegunungan dan udara
pantai yang berakibat pada terdapatnya perbedaan suhu antar wilayah yang dipengaruhi oleh suhu
pegunungan berkisar antara 25 0 C-31 0 C, sedangkan wilayah yang dipengaruhi oleh suhu pantai berkisar
antara 31 0 C37 0 C dengan kelembaban berkisar antara 70 86%.
Berbeda dengan daerah daerah lain di Indonesia yang mempunyai dua musim, Kota Palu memiliki
karakteristik yang spesifik, dikarenakan Kota Palu tidak dapat digolongkan sebagai daerah musim atau
disebut sebagai Non Zona Musim.
Pada tahun 2012, ratarata suhu udara di Kota Palu yang tercatat pada Stasiun Udara Mutiara Palu
adalah 27,7C Suhu terendah terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar 26,4C, sedangkan bulanbulan
lainnya suhu udara berkisar antara 27,1C 28,8C. Kelembaban udara ratarata tertinggi terjadi pada
bulan Juli yang mencapai 82 persen, sedangkan kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Oktober
yaitu 72 persen.
Curah hujan tertinggi yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Mutiara Palu tahun 2012 terjadi pada bulan
Juli yaitu 166,0 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan September yaitu 15,0 mm.
Sementara itu kecepatan angin pada tahun 2012 ratarata 3,8 knots. Arah angin pada tahun 2012
masih berada pada posisi yang sama dengan tahun sebelumnya yaitu datang dari posisi utara.
Topografi dataran rendah/pantai dengan ketinggian antara 0100 m di atas permukaan laut yang
memanjang dari arah Utara ke Selatan dan bagian Timur ke arah Utara.
Topografi perbukitan dengan ketinggian antara 100500 m di atas permukaan laut yang terletak di
bagian Barat sisi Barat dan Selatan, kawasan bagian Timur ke arah Selatan dan bagian Utara ke
arah Timur.
Pegunungan dengan ketinggian lebih dari 500 m sampai dengan 700m di atas permukaan laut.
Wilayah dengan tingkat kemiringan tanah yaitu 0-5 % hingga 540 % merupakan yang paling luas yaitu
376,68 Ha (95,34%), sedangkan ketinggian diatas 500 meter dari permukaan laut yang paling luas yaitu
18,38 Ha (4,66%).
Kecamatan
Luas Wilayah
Jumlah
Kelurahan
Administrasi
(Ha)
Ha
Terbangun
% ThdapTotal
1.
Palu Barat
828
2,10
69,97
5,00
Tatanga
1495
3,78
352,45
2,56
Ulujadi
4025
10,19
316,67
3,05
Palu Selatan
2738
6,93
274,00
5,50
Palu Timur
771
1,95
197,06
5,78
Mantikulore
20680
52,35
116,20
4,84
Palu Utara
2994
7,58
48,47
1,83
Tawaeli
5975
15,12
Total
45
39506
100
22,93
1398
1,64
30,22
Sumber : Kota Palu Dalam Angka Tahun 2013, Hasil Olahan Pokja
Pada kurun waktu 2011 -2012, terjadi pemekaran beberapa wi layah kec amatan dan wilayah
kelurahan di Kota Pal u. Kecamatan yang semula berjumlah 4 Kec amatan , menj adi 8
kecamatan, dan kelurahan yang awalnya berjuml ah 43 kelurahan, menjadi 45 kelurahan .
2.2
KONDISI DEMOGRAFI
Dalam perencanaan wil ayah, ruang adalah tempat hidup manusia dan tempat manusia
melakukan aktivi tas hidupnya serta tempat yang dapat mensejahterakan hidup manusia,
sehingga dikenal dua k awasan, y akni kawasan budidaya dan non -budi daya. Berdasark an
pertimbangan
ini ,
potensi
dan
permas alahan
kependudukan
pada
suatu
wil ayah
perencanaan merupakan variabel -variabel utama dalam penataan s truktur dan pola
pemanfaatan ruang pada wilayah tersebut.
Dari hasil pendataan penduduk akhir tahun 2011 menunjukkan bahwa juml ah penduduk Kota
Palu mencapai 342.754 j iwa, yang terdi ri dari penduduk laki -laki sebanyak 173.019 ji wa dan
penduduk perempuan sebanyak 169.735 ji wa.
Ditinjau dari jenis kelami n penduduk Kota Palu pada tahun 2012 yang berjenis kelamin laki laki lebih banyak dari pada penduduk perempuan, yaitu 173 ri bu berbanding 169 ribu ji wa
dengan rasio jenis kel amin sebesar 102, yang berarti bahwa di antara 100 penduduk
perempuan terdapat 102 penduduk laki -laki. Demikian juga terjadi pada ti ngkat kecamatan,
jumlah laki-laki lebih banyak dari pada jumlah perempuan.
Tabel 2.3.
Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 3 Tahun Terakhir
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat
Pertumbuhan
Kepadatan pddk
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Nama
Kecamatan
2011
2012
2013
2011
2012
Palu barat
57455
58306
59170
11140
14577
Tatanga
35038
35562
36094
9285
Ulujadi
24688
25057
25432
Palu Selatan
53550
64113
Palu Timur
57479
Mantikulore
2013
2011
2012
2013
2011
2012
19074
0,01
0,01
0,01
6939
7042
7146
11109
13291
0,01
0,01
0,01
2344
2379
2414
5755
6264
6818
0,01
0,01
0,01
613
623
632
76760
13566
2738
553
0,20
0,20
0,20
1956
2342
2803
67385
78998
12614
16846
22498
0,17
0,17
0,17
7455
8740
10246
57044
61770
66888
15826
14261
12851
0,08
0,08
0,08
2758
2987
3234
Palu Utara
20965
21284
21608
4081
4878
5831
0,02
0,02
0,02
700
711
722
Tawaeli
18832
19105
19382
4427
4769
5137
0,01
0,01
0,01
315
320
324
TOTAL
325051
352582
384330
76694
75442
23080
25142
27522
86053
2013
pe rtumbuhan
penduduk
geometrik .
Laju
pertumbuhan
penduduk
geometrik
menggunakan asumsi bahwa laju pertumbuhan penduduk s ama setiap tahunnya. Rumus laju
pertumbuhan penduduk geometrik adalah sebagai berikut:
atau
Keterangan:
Pt
= jumlah penduduk pada tahun t
Po
= jumlah penduduk pada tahun dasar
t
= jangka waktu
r
= laju pertumbuhan penduduk
Jika nilai r > 0, artiny a terjadi penambahan jumlah penduduk dari tahun s ebelumnya. Jika r <
0, artinya pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan juml ah penduduk dari
tahun sebel umnya.
Nama
Kecamatan
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat Pertumbuhan
Kepadatan pddk
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Palu barat
59.170
60.046
60.935
61.838
62.754
63.683
19.074
19.357
19.644
42.737
55.922
Tatanga
36094
36634
37181
37.738
38.302
38.875
13.291
13.490
13.692
10.919
Ulujadi
25432
25812
26197
26.589
26.986
27.390
6.818
6.920
7.023
Palu Selatan
76760
91901
110029
131.732
157.717
188.828
553
662
Palu Timur
78998
92613
108574
127.286
149.222
174.939
22.498
Mantikulore
66888
72429
78430
84.927
91.964
99.583
Palu Utara
21608
21937
22270
22.609
22.953
Tawaeli
19382
19663
19948
20.237
384330
421034
463565
512956
Total
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2013
2014
2015
2016
73.176
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
7.146
7.252
7.359
7.468
7.579
7.691
11.279
11.651
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
2.414
2.450
2.487
2.524
2.562
2.600
8.792
9.569
10.416
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
632
641
651
661
670
680
792
31.231
36.899
43.596
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
2.803
3.356
4.019
4.811
5.760
6.897
26.375
30.921
53.589
71.568
95.579
0,17
0,17
0,17
0,17
0,17
0,17
10.246
12.012
14.082
16.509
19.354
22.690
12.851
13.915
15.068
9.403
8.473
7.635
0,08
0,08
0,08
0,08
0,08
0,08
3.234
3.502
3.793
4.107
4.447
4.815
23.303
5.831
5.919
6.009
11.105
13.348
16.043
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
722
733
744
755
767
778
20.531
20.828
5.137
5.212
5.287
8.959
10.485
12.270
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
324
329
334
339
344
349
570429
384330
86053
91850
98437
176735
217543
270365
27522
30276
33468
37174
41483
46501
1
0
2017
2018
indus tri,
perdagangan,
dan
jasa.
Terlepas
dari
kegiatan
perek onomian
Kapasitas Fiskal untuk DAU didasark an pada Pasal 27 (3) dan 28 (3) UU No 33 Tahun
2004 dan PP No55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan .
Dana Al okasi Umum (DAU) dalam sistem perimbangan keuangan yang di atur dalam UU
No33 Tahun 2004 yang mengamanatka n bahwa DAU suatu daerah dial okasikan atas
dasar celah fiskal dan alokasi dasar. Selanjutny a terminologi Kapasitas Fiskal dimuat
dalam 2 pasal sebagai berikut:
Pasal 27 (3) Celah Fi skal adalah kebutuhan fi skal dikurangi dengan k apasitas fiskal
daerah
Pasal 28 (3) Kapasi tas Fiskal daerah merupakan sumber pendanaan daerah yang
berasal dari PAD dan Dana Bagi Hasil
11
Kemampuan Keuangan Daerah untuk perhitung an DAK dimuat dalam Pasal 40 (2) UU
no33 Tahun 2004 dan Penjel asannya dan PP no55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan
Dalam perhitungan DAK dikenal menggunakan 3 (tiga) k riteri a yaitu Kriteria Umum,
Kriteria Khusus, dan Kriteria Teknis . Kapasitas Fi skal un tuk keperluan perhitungan DAK
per daerah digunakan dalam hubungannya dengan penentuan Kri teria Umum (KU)*. KU
adalah penjumlahan dari PAD, DAU, DBH Pajak , dan DBH SDA dikurangi DBH Dana
Reboisasi, dikurangi Bel anja Pegawai .
UU No33 Tahun 2004 mengamanatka n dalam Pasal 40 sebagai berik ut:
(1) Pemeri ntah menetapkan kriteria DAK yang meliputi k riteria umum, kri teria khusus,
dan kriteria teknis.
(2) Kriteria Umum ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah
dalam APBD
3.
Kapasitas Fiskal yang di gu nakan dalam pinj amkan daerah didasarkan pada Pasal 1 PMK
Nomor 73/PMK.02/2006 tentang Peta Kapasitas Fiskal Dal am Rangka Penerusan
Pinjaman Luar Negeri Pemerintah Kepada Daerah Dalam Bentuk Hi bah.
Kapasitas Fiskal untuk Pinjaman Daerah adalah rasio antara penjuml ahan PAD, DBH,
DAU, l ain-lain Pendapatan Daerah dikurangi Bel anja Pegawai dengan j umlah penduduk
miskin, dengan formul a :
KF (untuk Pinjaman Daerah) = {PAD + DBH + DAU + Lain -lain Pendapatan) Belanja
Pegawai Daerah} : Juml ah Penduduk Miskin.
Rumusan tersebut didas arkan pada pengaturan dalam PP No 73/PMK.02/2006
4.
12
2014
Tabel 2.5
Rekapitulasi Realisasi APBD Kota Palu Tahun 20 09-2013
TAHUN
NO
REALISASI ANGGARAN
2009
2010
2011
2012
2013
RATA
RATA
PERUB
AHAN
646.258.461.635.00
735.338.631.259.13
845.661.963.115.00
976.511.324.533.00
1.070.562.241.395.00
54.29%
a.1
68.565.047.152.00
87.309.794.660.13
111.133.074.974.00
125.745.710.807.00
151.724.642.947.00
-23.93%
a.1.1
Pajak daerah
19.640.642.000.00
25.134.491.000.00
40.778.366.312.00
47.780.000.000.00
55.535.000.000.00
-25.10%
a.1.2
44.268.517.723.00
57.073.057.660.13
11.964.855.448.00
16.267.753.875.00
18.101.305.338.00
-29.21%
280.000.000.00
1.061.500.000.00
1.411.500.000.00
2.261.500.000.00
1.500.000.000.00
-88.18%
a.1.4
Retribusi daerah
Hasil pengolahan kekayaan
daerah yang dipisahkan
Lain-lain pendapatan daerah yang
sah
4.375.887.429.00
4.040.746.000.00
56.978.353.214.00
59.436.456.932.00
76.588.337.609.00
8.67%
a.2
432.951.512.489.00
495.903.510.226.00
580.809.760.528.00
650.073.278.258.00
731.335.945.531.00
-14.09%
a.2.1
25.528.997.489.00
34.305.353.226.00
25.623.286.528.00
29.795.600.258.00
32.260.287.531.00
-29.08%
a.2.2
380.493.015.000.00
422.397.157.000.00
512.824.174.00
575.235.328.000.00
637.378.278.000.00
-100.00%
a.2.3
26.929.500.000.00
39.201.000.000.00
42.362.300.000.00
45.042.350.000.00
61.697.380.000.00
-32.92%
a.3
144.741.901.994.00
152.125.326.373.00
153.719.127.613.00
200.692.335.468.00
187.501.652.917.00
-6.29%
a.3.1
Hibah
20.738.295.000.00
14.188.500.000.00
22.820.879.000.00
28.460.512.000.00
27.588.057.000.00
60.54%
a.3.2
a.3.5
Dana darurat
Dana bagi hasil pajak dari provinsi
kepada kota palu
Dana Penyesuaian dan dana
otonomi khusus
Bantuan keuangan dari provinsi /
pemerintah daerah lainya
a.1.3
a.3.3
15.899.360.873.00
20.756.290.000.00
21.128.808.600.00
36.471.957.013.00
36.101.340.868.00
44.793.890.917.00
-1.75%
97.844.876.494.00
71.194.716.400.00
88.327.070.600.00
115.119.705.000.00
115.119.705.000.00
51.35%
5.402.440.500.00
29.713.940.500.00
6.099.221.000.00
21.010.777.600.00
665.877.018.827.00
757.888.787.998.04
882.483.097.571.25
1.136.893.446.548.00
1.089.134.317.575.00
-15.36%
b.1
412.337.323.993.00
448.532.042.566.04
537.843.664.840.25
582.694.583.579.00
612.304.302.258.00
-8.71%
b.1.1
Belanja pegawai
382.809.234.993.00
418.394.717.566.04
513.905.433.378.25
548.137.083.579.00
585.454.505.026.00
-9.05%
b.1.2
Bunga
3.000.000.000.00
6.000.000.000.00
a.3.4
13
-99.72%
2014
TAHUN
NO
REALISASI ANGGARAN
2009
b.1.3
Subsidi
b.1.4
Hibah
b.1.5
Bantuan sosial
b.1.6
b.1.7
Bantuan keuangan
560.472.500.00
b.1.8
200.000.000.00
b.2
Belanja langsung
b.2.1
2010
2011
2012
2013
RATA
RATA
PERUB
AHAN
22.569.975.000.00
18.402.325.000.00
11.159.500.000.00
16.837.500.000.00
13.629.797.232.00
36.07%
6.197.641.500.00
11.235.000.000.00
7.008.731.462.00
7.200.000.000.00
5.450.000.000.00
-45.72%
1.500.000.000.00
1.500.000.000.00
770.000.000.00
770.000.000.00
770.000.000.00
500.000.000.00
3.500.000.000.00
5.250.000.000.00
1.000.000.000.00
-74.70%
253.539.694.834.00
309.356.745.435.00
344.639.432.731.00
554.198.862.969.00
476.830.015.317.00
-27.38%
belanja Pegawai
36.249.157.797.00
50.724.803.200.00
63.626.843.624.00
67.873.818.501.00
61.099.858.728.00
-30.12%
b.2.2
94.681.548.542.00
127.058.190.872.00
136.793.097.066.00
192.048.866.823.00
216.600.622.166.00
-33.83%
b.2.3
Belanja modal
122.608.988.495.00
131.573.751.360.00
144.219.492.041.00
294.276.177.645.00
199.129.534.423.00
-13.41%
Pembiayaan
19.618.557.192.00
22.550.156.738.91
36.821.134.456.25
160.382.122.015.00
18.572.076.180.00
-45.48%
Surplus/ Defisit
19.618.557.192.00
22.550.156.738.91
36.821.134.456.25
160.382.122.015.00
18.572.076.180.00
-45.48%
Tabel 2.6
14
2014
1.a
1.b
3
3.a
3.b
4
4.a
4.b
5
SKPD
PU-CK
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
Dinas Tata Ruang , Perumahan &
Permukiman
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
Tahun
2009
0
6.a
6.b
9
10
11
2011
0
1.110.542.575
461.639.850
1.110.542.575
461.639.850
Dinkes
19.685.400
58.828.550
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
19.685.400
0
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
Dinas Kebersihan & Pertamanan
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
Belanja Sanitasi (1+2+3+n)
Pendanaan investasi sanitasi Total
(1a+2a+3a+na)
Pendanaan OM (1b+2b+3b+nb)
Belanja Langsung
2012
0
2013
0
308.852.250
4.616.808.100
2.489.360.400
308.852.250
-0,2
2.489.360.400
308.852.250
-0,2
94.346.700
106.702.099
326.951.950
2,3
58.828.550
94.346.700
106.702.099
326.951.950
2,3
234.548.000
176.394.000
#DIV/0!
234.548.000
176.394.000
#DIV/0!
3.229.938.260
2.939.005.675
290.932.585
4.360.166.235
3.613.304.860
3.359.360.525
253.944.335
4.133.773.260
5.811.079.050
4.931.932.975
879.146.075
5.905.425.750
6.474.459.196
5.592.101.340
882.357.856
9.305.069.695
12.415.450.950
7.017.338.950
5.398.112.000
13.536.501.400
1,2
0,5
10,1
1,1
4069.233.650
3.879.828.925
5.026.279.675
8.316.009.740
12.119.393.300
1,1
290.932.585
253.944.335
879.146.075
882.357.856
5.398.112.000
10,1
8.720.332.470
8.267.546.520
11.810.851.500
18.503.437.291
31.054.006.700
1,4
12
0,5
13
14
Sumber
Rata2 pertumbuhan
Bappeda
5.a
5.b
2010
: Realisasi APBD tahun 2010 -2014, diolah Pokja Sanitasi Kota Palu
15
Tabel 2.7
Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kab/Kota Tahun 2009 2013
No
Uraian
2009
2010
2011
Belanja
4.360.166.235 4.133.773.260 5.905.425.750
1 Sanitasi ( 1.1 +
1.2 + 1.3 + 1.4 )
Air Limbah
159.649.635
130.992.635
139.649.675
1,1
Domestik
Sampah rumah
3.070.288.625
3.482.312.225
5.671.429.375
1,2
tangga
Drainase
1.110.542.575
461.639.850
0
1,3
perkotaan
19.685.400
58.828.550
94.346.700
1,4 PHBS
Dana Alokasi
2 Khusus ( 2.1 +
2.2 + 2.3 )
2,1 DAK Sanitasi
DAK Lingkungan
2,2
Hidup
DAK Perumahan
2,3 dan
Permukiman
Pinjaman/Hibah
3
untuk Sanitasi
Bantuan
Keuangan
4
Provinsi untuk
Sanitasi
Belanja APBD murni
4.360.166.235
4.133.773.260
5.905.425.750
untuk Sanitasi (1-2-3)
Total Belanja
253.539.694.834 309.356.745.435 344.639.432.731
Langsung
% APBD murni
2
2
2
terhadap Belanja
Langsung
Sumber : Realisasi APBD tahun 2009 2013, diolah Pokja Sanitasi
16
2012
Rata-rata
Pertumbuhan
2013
9.070.521.695
17.359.211.000
204.895.000
170.147.500
6.269.564.196
12.245.303.450
2.489.360.400
4.616.808.100
106.702.099
326.951.950
9.070.521.695
17.359.211.000
554.198.862.969
476.830.015.317.00
2014
Tabel 2.8
Belanja Sanitasi Perkapita Kota Palu Tahun 2010 - 2014
No
Deskripsi
Jumlah Penduduk
2009
2010
Tahun
2011
2012
2013
4.360.166.235
4.133.773.260
5.905.425.750
9.070.521.695
17.359.211.000
8.165.819.588
313.179
336.532
342.754
347.856
384.332
344.931
13.922
12.283
17.229
26.076
45.167
23.674
Rata-rata
Berdasarkan tabel diatas, rata -rata total belanj a sanitasi Kota Palu dari tahun 2009 -2013
berkisar Rp.8.165.819.588. Peningkatan secara signifikan terlihat antara kurun wak tu 2
tahun belakang (tahun 2012 dan tahun 2013), dimana peningkatan total belanja drainase
meningkat hampir 2 k ali lipat dari tahun sebelumnya.
Tabel 2.9
Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita
No
SKPD
2009
Retribusi Air
Limbah
1.a
Realisasi
retribusi
1.b
Potensi retribusi
Retribusi
Sampah
2.a
Realisasi
retribusi
2.b
Potensi retribusi
Retribusi
Drainase
3.a
Realisasi
retribusi
3.b
Potensi retribusi
Total Realisasi
Retribusi
Sanitasi
(1a+2a+3a)
606.036.500
801.434.500
Total Potensi
Retribusi
Sanitasi
(1b+2b+3b)
1.196.576.000
Proporsi Total
Realisasi
Potensi
Retribusi
Sanitasi (4/5)
0,50647556
2013
187.435.500
217.211.000
248.664.000
471.015.000
471.960.000
72.539.500
102.315.000
133.768.000
155.835.000
156.780.000
114.896.000
114.896.000
114.896.000
315.180.000
315.180.000
1.615.177.000
1.785.299.500
1.802.688.000
2.772.990.000
3.024.951.500
533.497.000
699.119.500
600.756.000
1.098.450.000
1.321.995.500
1.081.680.000
1.086.180.000
1.201.932.000
1.674.540.000
1.702.956.000
734.524.000
1.254.285.000
1.478.775.500
1.201.076.000
1.316.828.000
1.989.720.000
2.018.136.000
0,66726377
0,557797981
0,630382667
0,732743234
Sumber : Realisasi APBD tahun 2009 2013, diolah Pokja Sanitasi Tahun 2014
17
Pertumbuhan
(%)
2014
Untuk realisasi retri busi sektor sani tasi di Kota Palu, retri busi terbesar berasal dari sektor
persampahan , diikuti ai r limbah dan kemudian sektor drai nase. Retri busi persampahan
berasal dari pelay anan pengangkutan sampah dari rumah tangga ke TPS
Tabel 2.10
Tabel Peta Perekonomian Kabupaten/Kota Tahun 2009 - 2013
No
Deskripsi
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2.546.303
2.755.931
3.016.139
3.305.959
3.623.628
15.126.936
17.064.663
19.579.196
22.410.052
24.563.428
7,59
8,23
9,44
9,61
9,86
Sumber : Kota Palu Dalam Angka, diolah Pokja Sanitasi, tahun 2014
2.4
18
2014
II.2.
a.
Terminal Tipe A, yang meliputi Terminal Mamboro di Kecamatan Palu Utarayang melayani
Angkutan Kota Antar Propinsi (AKAP), Angkutan KotaDalam Propinsi (AKDP) dan Angkutan
Kota (ANGKOT);
Terminal Tipe B di Kota Palu adalah Terminal Tipo sebagai terminal Tipe Bdi Kecamatan
Palu Barat yang melayani
(ANGKOT); dan
19
2014
c.
Rencana unit pengujian kendaraan bermotor berupa pengembangan unit pengujian kendaraan
bermotor di Kecamatan Palu Utara.
II.3.
a.
b.
II.4.
Jaringan lintas angkutan barangditetapkan melalui jalan lingkar luar Kota Palu.
Rencana
Jaringan
Angkutan
Sungai,
Danau
dan
Penyeberangan
(ASDP)adalah
II.6.
Rencana jaringan jalur transportasi kereta api di Kota Palu ditujukan untuk mendukung sistem
transportasi regional lintas Sulawesi yang melalui Bitung, Manado, Gorontalo, Palu, Mamuju,
Pare-Pare, Makassar, Kolaka, dan Kendari.
Jaringan jalur kereta api dan stasiun selanjutnya ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
20
2014
B. Transportasi Laut
II.7.
Rencana sistem jaringan transportasi laut di Kota Palu ditujukan untuk mendukung
tujuanpengembangan kota dan fungsi Kota Palu sebagai PKN.
II.8.
Rencana ruang pelabuhan untuk pelayaran sebagaimana dimaksud pada pasalterdiri atas:
a. Ruang yang dipergunakan langsung untuk kegiatan pelabuhan laut; dan
b. Ruang pelabuhan disekitar bandar pelabuhan yang ditetapkan sebagai jalur
pelayaran.
II.9.
Pelabuhan laut meliputi ruang untuk kegiatan pelabuhan yang fungsinyasebagai pelabuhan
penumpang dan peti kemas di Kelurahan Pantoloan,Kecamatan Palu Utara.
Rencana sistem jaringan transportasi udara di Kota Palu sebagaimanadimaksud dalam Pasal
14 ayat (1) huruf c ditujukan untuk mendukung fungsikota Palu sebagai PKN.
II.12.
II.13.
II.14.
Bandar udara Mutiara meliputi ruang untuk kegiatan kebandarudaraan yangfungsinya sebagai
bandara penumpang dan kargo di Kelurahan Kawatuna danKelurahan Petobo, Kecamatan
Palu Selatan.
21
ii.
2014
iii.
di Kelurahan
di Kelurahan
II.17.
Jaringan bergerak tetap yang meliputi radio trangking dan radio panggil untuk umum
akan ditetapkan lebih lanjut oleh penyelenggara telekomunikasi; dan
ii.
Rencana sistem jaringan sumber daya air Kota Palu bertujuan untuk mendukung pelestarian
Wilayah SungaiPalu Lariang sebagai wilayah sungai lintas provinsi, serta memberikan
aksessecara
adil
kepada
seluruh
masyarakat
untuk
mendapatkan
air
agar
22
2014
Daerah irigasi kewenangan kota, antara lain Daerah Irigasi Kawatuna, Daerah Irigasi
Kayumalue Ngapa, Daerah Irigasi Lambara, Daerah Irigasi Mamboro, Daerah Irigasi
Pantoloan, Daerah Irigasi Poboya, Daerah Irigasi Tanamodindi, Daerah Irigasi Mpanau,
Daerah Irigasi Duyu, dan DaerahIrigasi Donggala Kodi.
c. Jaringan air baku;
Jaringan air baku di Kota Palu dikembangkan secara terpisah sesuai dengan
perkembangan kebutuhan penyediaan air baku, meliputi:
Kecamatan Palu Barat, terdiri dari: Sumur Dalam Duyu, Sumur DalamSilae, Sumur
Dalam Balaroa, Sungai Kalora, Sungai Buluri;
Kecamatan Palu Selatan, terdiri dari: Sumur Dalam Kawatuna, sumurDalam Peng awu,
sumur Dalam Birobuli, Sumur Dalam Lasoani, SungaiKawatuna, Sungai Tamuku;
Kecamatan Palu Timur, terdiri dari: Sumur Dalam Tondo, Sungai Watutela, Sungai
Pondo; dan
Sistem penyediaan air minum bertujuan untuk menjamin kuantitas, kualitas, kontinuitas penyediaan
airminum bagi penduduk dan kegiatan ekonomi serta meningkatkan efisiensi dancakupan pelayanan,
yang terdiriatas:
a. Jaringan perpipaan; dan unit pengolahan ditetapkan di:
23
2014
Sistem persampahan;
24
2014
Sistem drainase;
Sistem drainase bertujuan untuk mengurangi banjir dan genangan air bagi kawasanpermukiman,
industri, perdagangan, perkantoran dan jalan yangmeliputi:
a. Jaringan drainase makro;
Jaringan drainase makro merupakan bagian dari sistem pengendalian banjir pada DAS/sub DAS,
yangterintegasi dengan sistem alur alam Kota Palu
b. Jaringan drainase mikro.
Jaringan drainase mikro terdiri atas drainase primer, sekunder, dan tersier,yang ditetapkan dengan
menggunakan pendekatan Sub-DAS dan sistem aluralam pada masing-masing kecamatan di Kota
Palu.
II.23.
Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki;
Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kakibertujuan untuk
menunjang keamanan dankeselamatan pejalan kaki,yang ditetapkan di pusat pelayanan kota,kawasan
perkantoran Jl. Prof. Muhammad Yamin di Kecamatan Palu Selatan,dan pusat pelayanan pariwisata.
II.24.
Jalur evakuasi bencana bertujuan sebagai penyediaan ruang yang dapat digunakan sebagai tempat
keselamatan danruang untuk berlindung jika terjadi bencana. Jalur evakuasi bencana ditetapkan
baikdalam skala kota, kawasan, maupun lingkungan.
Rencana jalan khusus jalur evakuasi bencana dapat dibagi berdasarkan 4 wilayah Kecamatan, yaitu
:
a. Kecamatan Palu Utara meliputi ruas Jl. Jaelangkara (Palu-kebun Kopi)dengan tujuan akhir
Kawasan Industri Palu;
b. Kecamatan Palu Timur meliputi ruas Jl. Soekarno Hatta dengan tujuanakhir Lokasi Eks MTQ di
bukit Jabal Nur;
c. Kecamatan Palu Selatan meliputi ruas Jl. Muhammad Yamin dengantujuan Lapangan Watulemo;
dan
d. Kecamatan Palu Barat meliputi ruas Jl. Munif Rahman, Jl. Gawalise,dengan tujuan akhir Stadion
Gawalise.
25
II.25.
2014
Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan sepeda bertujuan untuk
mengakomodasi pengguna sepeda supaya terjadi keamanan dan keselamatan.
Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan sepeda sebagaimana ditetapkan
di pusat pelayanan kota dan pusat pelayanan pariwisata Kota Palu, dan ruas Jl. Dr. Moh. Yamin - Jl.
R.A.Kartini - Jl. Monginsidi - Jl. Hasanudin - Jl. Sudirman Jl. MohammadHatta-Jl.Juanda di
Kecamatan Palu Selatan sebagai bagian dari kelengkapanprasarana jalan.
II.26.
Penyediaan prasarana dan sarana pemadam kebakaran bertujuan untuk memberikan pelayanan yang
tercepat dan terdekat apabila terjadi kebakaran,yang meliputi :
a. Penyediaan sumber air berupa hydran umum, bak air, dan sungai, yang meliputi:
Pembangunan hydran umum pada tiap-tiap pusat pelayanan kota baik itu pada skala
pelayanan kota, sub pelayanan kota dan pelayanan lingkungan yang telah ditetapkan;
Pembangunan hydran umum pada unit-unit pemukiman yang tersebar di empat kecamatan
Kota Palu yaitu Kecamatan Palu Barat, Kecamatan Palu Timur, Kecamatan Palu Selatan dan
Kecamatan Palu Utara;
Pembangunan hydran umum baru di Kawasan Industri Palu di Kecamatan Palu Utara;
Pembangunan bak air yang telah ada di pusat perkantoran Walikota Palu, Kantor Kecamatan
Palu Utara, bak air Kantor Kecamatan Palu Barat dan bak air di Sungai Pantoloan di
Kecamatan Palu Utara;
Pembangunan bak air baru di Kelurahan Watusampu, Kecamatan Palu Barat dan bak air di
Kelurahan Poboya Kecamatan Palu Timur, dan bak air di Kelurahan Tatura Selatan
Kecamatan Palu Selatan.
26
27
2014
Kawasan Lindung
Kawasan lindungseluas kurang lebih 22.290 hektar atau 56,42 persen dariluas wilayah Kota Palu.
Rencana peruntukkan kawasan lindung Kota Palu yang meliputi:
a.
Hutan lindung;
b.
c.
Kawasan sempadan jurang, yaitu kawasan di kiri-kanan jurang yang lebarnya ditetapkan secara
proporsional, memiliki fungsi diantaranya mencegah longsor dan perlindungan bentuk alam.
d.
Kawasan sekitar cekungan air tanah adalah kawasan yang berbentuk cekungan memanjang
dengan lebar proporsional yang berfungsi mengalirkan air hujan.
e.
RTH publik meliputi kawasan seluas kurang lebih 1.833 hektar atausekitar kurang lebih 4,64
persen dari luas wilayah Kota Palu
RTH privat, yang meliputi pekarangan rumah tinggal dan halaman perkantoran.
Rencana pengembangan RTH Kota Palu untuk mencapai 30,10 persen dariluas wilayah kota
yaitu seluas 11.889,74 hektar, yang terdiri dari 20,00persen RTH Publik dan 10,10 persen
RTH Privat.
f.
g.
28
h.
Kawasan rawan bencana alam geologi di wilayah Kota Palu berupa kawasan yang terletak pada
zona patahan aktif yang meliputi:
1) patahan vertikal di sebelah timur kota melewati jalur perbukitan di Kecamatan Palu
Timur;
2) patahan vertikal di bagian tengah kota, melewati Kelurahan Tondo dan Kelurahan Talise
di Kecamatan Palu Timur; dan
3) patahan vertikal di sebelah barat kota melewati Kelurahan Buluri dan Kelurahan
Watusampu di Kecamatan Palu Barat.
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah meliputi kawasan imbuhan air tanah.
II.
Rencana pengembangan kawasan budi daya meliputi kawasan budi daya wilayah darat dengan luas
kurang lebih 17.246 hektar atau 43,58 persen dari luas wilayah Kota Palu dan kawasan peruntukan
perikanan dengan luas kurang lebih 10.460 hektar, yang terdiri atas :
a. Kawasan perumahan;
Kawasan perumahan yang dimaksud meliputi:
29
c. Kawasan perkantoran;
Kawasan perkantoran sebagaimana dimaksud meliputi:
d. Kawasan industri;
Kawasan peruntukan industri di Kota Palu sebagaimana dimaksud meliputi :
e. Kawasan Pariwisata;
Kawasan Pariwisata Sebagaimana dimaksud terdiri atas :
f.
Ruang terbuka yang mengikuti rute jalan arteri primer, arteri sekunder dan kolektor primer ;
Trotoar (pedestrian way) yang berada di samping kiri kanan jalan, baik bagi masyarakat umum
maupun penyandang cacat perlu memperhatikan hal teknis bagi pengguna tersebut ;
Ruang terbuka yang diperuntukkan sebagai jalur sirkulasi, tempat/lapangan upacara bagi
instansi khususnya instansi pemeritah provinsi/kota ; dan
Ruang terbuka yang berada di depan, samping atau belakang bangunan publik dengan fungsi
perkantoran, perdagangan, jasa atau fungsi lainnya.
Kawasan ruang evakuasi bencana sebagaimana dimaksud bertujuan untuk memberikan ruang
terbuka yang aman daribencana alam sebagai tempat berlindung dan penampungan
penduduksementara dari suatu bencana alam seperti banjir, gempa bumi, dan tsunami.
30
Kawasan peruntukan ruang bagi sektor informal sebagaimana dimaksud bertujuan untuk
memberikan ruang yang khusus disediakan untuk menampung pedagang kaki lima ( PKL) di
pusat-pusat perdagangan (pasar) atau keramaian dengan lokasi yang sesuai dengan
karakteristik PKL.
berupa pelataran dan ruang-ruang berupa lahan untuk kios pedagang PKL yang
pengelolaannya oleh Pemerintah Kota.
i.
Kawasan pertanian;
Kawasan pertambangan;
Kawasan pergudangan;
31
32
2.5.1. Pendidikan
Pada Tahun 2012 jumlah Taman Kanak kanak (TK) sebanyak 144 unit dengan murid
sebanyak 6.428 orang. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 11,66 persen dari tahun
sebelumnya.
Untuk tingk at Sekolah Dasar (SD) terdapat 1 94 unit pada tahun 2012, yang terdi ri dari
177 unit s ekolah negeri, 18 unit Min/Mis
Jumlah sekolah dasar terbanyak terdapat di kecamatan Palu Barat sebany ak 40 unit. Seki tar
16,22 persen dari sekolah yang ada adalah sekol ah swasta. Jumlah murid SD yang terca tat
pada tahun 2012 adalah 41.616 orang, atau mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen
dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) terdapat 50 unit sekolah dengan
19.666 murid dan 1.260 guru, dengan rasio antara m urid terhadap guru sebesar 1 6
murid untuk setiap guru
Partisipasi pihak s wasta dalam dunia pendidikan SLTP sampai saat ini nampaknya masi h
mempunyai andil y ang cukup besar. Sekitar 54,17 persen dari juml ah unit sekolah SLTP
yang ada merupakan s ekolah SLTP swasta, dengan jumlah murid s ebanyak 4.665 orang,
Sebagaimana halnya dengan SLTP, pada tahun 201 3 pada jenj ang pendidikan SMA j uga
nampak peranan swasta sangat besar yang ditunjukkan oleh jumlah sek olah swasta yang
mencapai 62,50 persen, namun daya tampung murid dan keberadaan tenaga guru jauh di
bawah sek olah sekolah SMA negeri .
Hal yang sama juga terj adi pada SMK, hampir 66,67 persen dari total SMK yang ada
adalah SMK s wasta. Pada Tahun 2012 jumlah murid SMK sebanyak 8.856 orang, dengan
jumlah guru 483 orang,.
Tabel 2.11.
Jumlah fasilitas pendidikan yang tersedia di Kota Palu Tahun 2013
No
Umum
SLTP
SMA
SMK
MI
Agama
MTs
MA
Palu barat
35
14
Tatanga
16
20
Ulujadi
14
33
No
Umum
SLTP
SMA
SMK
MI
Agama
MTs
MA
Palu Selatan
20
Palu Timur
30
12
Mantikulore
24
Palu Utara
19
Tawaeli
19
177
50
23
29
18
43
TOTAL
Sumber: Kota Palu Dalam Angka 2013
2.5.2. Kemiskinan
Berdasarkan data kemiskinan yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) disebutkan sebesar 9,24%
(tahun 2011) jumlah penduduk miskin di Kota Palu. Kota Palu dinilai memiliki data yang cukup
komprehensif mengenai penduduk miskin. Pada tahun 2012, data yang bersumber dari Unit Penetapan
Sasaran Penanggulangan Kemiskinan (UPSK) Tim Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
(TNP2K), jumlah penduduk miskin di Kota Palu sebanyak 74.165 jiwa yang terdiri atas 15.196 kepala
keluarga. Dari jumlah penduduk miskin tersebut, proporsi terbesar berada di Palu Barat yang
mencapai 23.192 jiwa, disusul oleh Kecamatan Palu Selatan mencapai 20.440 jiwa, Kecamatan Palu
Utara mencapai 17.793 jiwa,dan Kecamatan Palu Timur mencapai 12.740 jiwa.
Tabel 2.12.
Jumlah penduduk miskin per kecamatan
Nama Kecamatan
1.
Palu barat
1,493
2.
Tatanga
1,501
3.
Ulujadi
1,806
4.
Palu Selatan
2,050
5.
Palu Timur
1,472
6.
Mantikulore
2,134
7.
Palu Utara
1,626
8.
Tawaeli
1591
13,673
TOTAL
Sumber: TN2PK Kota Palu Tahun 2014
34
35
36
2.5.3. Perumahan
Data jumlah bangunan yang ada di Kota Palu tahun 2006 menurut jenisnya yaitu rumah permanen,
semi permanen dan rumah sederhana. Data hasil proyeksi kebutuhan jumlah rumah Kecamatan Palu
Utara dan Kecamatan Palu Timur pada tahun 2006 dan data eksisting jumlah rumah Kecamatan Palu
Barat dan Kecamatan Palu Selatan tahun 2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini;
Tabel 2.13.
Jumlah Rumah Per Kecamatan Kota Palu
No.
Nama Kecamatan
Jumlah Rumah
Ulujadi
4955
Tatanga
7235
Palu Selatan
14876
Palu Timur
12033
Mantikulore
9088
Palu Barat
9766
Palu Utara
4635
Tawaeli
3144
Jumlah Total
65732
37
2.6
Dengan lahirnya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang kemudian direvisi
dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, telah memberikan peluang yang besar kepada daerah -daerah
untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan sampai
konstitusi. Pemerintah daerah diberikan kewenangan melalui asas desentralisasi untuk mengatur
rumah tangganya sendiri menurut potensi dan kearifan lokal masing-masing daerah, juga desa
sebagai unit pemerintahan terendah.
Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 daerah diberikan otonomi yang seluas -luasnya untuk
mengurus semua penyelenggaraan pemerintah diluar kewenangan pemerintah pusat untuk membuat
kebijakan daerah yang berhubungan dengan peningkatan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat,
serta otonomi yang nyata dan bertanggung jawab.
Nyata artinya, melaksanakan apa yang menjadi urusannya berdasarkan kewenangan yang diberikan
dan karakteristik dari suatu wilayah sedangkan bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam
penyelenggaraannya harus sejalan dengan maksud dan tujuan pemberian otonomi yaitu memajukan
daerah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Undang-undang tersebut di atas menunjukkan bahwa Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah. Namun dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah kepala
daerah perlu dibantu oleh perangkat daerah yang dapat menyelenggarakan se luruh urusan
pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintahan daerah.
Itu pula didasarkan pada Pasal 128 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, Susunan dan Pengendalian Organisasi Perangkat Daerah dilakukan
dengan berpedoman pada peraturan pemerintah.
2.6.1
Untuk melengkapi Undang-undang No.32 tahun 2004 maka dalam rangka memberikan kelengkapan secara
teknis dalam perangkat daerah,maka diterbitkan PP. No 41 Tahun 2007 tentang sruktur organisasi
perangkat daerah. Sesuai dengan amanat PP tersebut, maka sistem organisasi dan tata laksana
pemerintah Kota Palu dapat dilihat pada gambar dibawah.
38
39
2.6.2
Dalam sektor Sanitasi, Beberapa instansi terlibat secara langsung dalam tugas pokok dan fungsinya.
Beberapa instansi tersebut adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan, yang meliputi sektor sanitasi
bidang air limbah dan persampahan Sedangkan untuk sektor drainase instnsi yang bertanggung jawab
adalah Dinas Pekerjaan Umum Kota palu.
Selain itu terdapat instansi lain yang bertanggungjawab tentang dampak dan analisa terkait aktivitas
sektor sanitasi, yaitu Badan Lingkungan Hidup, serta Dinas Kesehatan yang melakukan pembinaan
terhadap perilaku masyarakat seputar sanitasi, melalui serangkaian program terkait Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Badan ini merupakan leading sektor dalam setiap pelaskanaan perencanaan pembangunan di daerah
dimana dalam pelaskanaan program yang berkaitan dengan sanitasi BAPPEDA merumuskan dan
menyusun strategi yang mana menyatukan semua stakeholder terkit sanitasi dan menggabungkan
semua kontribusi dari SKPD untuk menyelesaikan masalah sanitasi secara bersama -sama.
2. Dinas Pertamanan dan Kebersihan
Permasalahan sampah (dan TPA) dan limbah domestik/limbah cair (IPLT) di Kota Palu ditangani oleh
Dinas Kebersihan dan Pertamanan (Regulator dan Operator). Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Kota Palu Nomor 5 Tahun 2008 (Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Palu). Bagian yang menangani masalah sampah masuk
dalam Bidang Operasional dan Pembinaan Kebersihan, Seksi Pengangkutan Pengelolaan Sampah
dan Pemanfaatan Limbah.
Terkait dengan operasional IPLT dan TPA di Kota Palu, maka pengelolaannya langsung ditangani
oleh Bidang Pengelolaan Sampah dan UPTD IPLT. Khusus untuk masalah limbah yang dimaksud di
atas adalah limbah cair domestik (hasil dari aktivitas mandi, cuci, dan WC).
3. Dinas Kesehatan Kota Palu
Dampak dari keberadaan sampah dan limbah pada masyarakat (sanitasi dasar) juga ditangani oleh
Dinas Kesehatan dalam Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Seksi Kesehatan Lingkungan dan
Dampak Lingkungan.
Dinas kesehatan melalui UPTD yang berbentuk Puskesmas-Puskesmas yang ada pada masingmasing kecamatan di Kota Palu melakukan pemantauan berkaitan ketersediaan bak sampah dan
apakah sudah memenuhi syarat kesehatan atau belum, sanitasi dasar yang meliputi ketersediaan
jamban dan air bersih serta pembuaangan limbah domestik ke saluran drainase atau badan air yang
lain. Fokus dari tugas pokok Dinas Kesehatan terkait masalah PLP adalah dampak dari sampah,
limbah, dan pembuangan air terhadap kesehatan masyarakat (waterborne diseases).
40
Gambar 2.2
Struktur SKPD yangTerkait dalam Pembangunan Sanitasi Kota Palu
Walikota
Bappeda
Dinas Pekerjaan
Umum
Bidang Ekonomi
Pembangunan
Dinas
Kebersihan &
Pertamanan
Bidang
Persampahan
UPTD Air Limbah
41
Dinas Tata
Ruang Dan
Perumahan
Bidang Perumahan &
Permukiman
Badan
Lingkungan
Hidup
2.7
Komunikasi adalah proses yang menyangkut hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya. Tanpa
komunikasi manusia jadi terpisah dari lingkungan. Namun tanpa lingkungan komunikasi menjadi
kegiatan yang tidak relevan. Dengan kata lain manusia berkomunikasi karena perlu mengadakan
hubungan dengan lingkungannya. Dalam berkomunikasi,manusia tentunya memerlukan media
komunikasi.
Di Kota Palu, kegiatan komunikasi terkait sanitasi belum menjadi sebuah agenda utama bagi instansiinstansi terkait. Dari hasil wawancara, hanya dua instansi yang melakukan kegiatan komunikasi terkait
sanitasi, yaitu Dinas Kesehatan dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan bidang persampahan.
Adapun media komunikasi yang digunakan adalah pertemuan formal (penyuluhan) yang dibarengi
dengan pemberian media kit berupa stiker, leaflet ataupun poster kepada peserta.
Tabel 2.14.
Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi
No
Kegiatan
Kampanye 3R di
Sekolah-sekolah
Tahun
2013
Dinas
Pelaksana
Tujuan Kegiatan
Khalayak
Sasaran
Pesan Kunci
Pembelajaran
Dinas
Kebersihan
&
Pertamanan
2
3.
Sumber Dinas Kesehatan, Dinas Kebersihan & Pertamanan, Analisis Pokja SanitasiTahun 2014
Jenis Media
a)
Khalayak
b)
Pendanaan
c)
Pesan Kunci
e)
1.
Koran Lokal
Umum
APBD, Spot
gratis (mitra
kerja)
2.
Radio
Umum
Mitra kerja
Musim penyakit
tertentu (DBD,
Diare, dsb)
Upaya pencegahan
penyakit
3.
Televisi
Umum
Mitra Kerja
Promosi Kegiatan,
Dialog Interaktif
4.
Sosial Media
(Online)
Gratis
Ruang Terbuka
Hijau,
Persampahan,
Daur Ulang
Tanggapan terhadap
kebijakan-kebijakan
pemerintah
Umum
42
Efektivitas
f)
Berita
kegiatan,Kondisi
/permasalahan aktual
Cukup
efektif
No
5.
Jenis Media
a)
Pertemuan
Warga
Khalayak
b)
Warga
Kelurahan
Pendanaan
c)
Program
tertentu
Sesuai tema
program
Sumber : Bappeda, Dinas Kebersihan & Pertamanan dan Badan Lingkungan Hidup
43
Pesan Kunci
e)
Sesuai tema
program
Efektivitas
f)
cukup