Model Aliran Dua Fase Pada Kolom Vertikal PDF
Model Aliran Dua Fase Pada Kolom Vertikal PDF
I. PENDAHULUAN
1. KONTAK ANTARA ZAT CAIR DAN UDARA
Pada kebanyakan operasi perpindahan massa aliran turbulen diperlukan
untuk meningkatkan laju perpindahan massa per satuan luas atau untuk
membantu mendisfersikan fluida yang satu di dalam fluida yang lain sehingga
memberikan lebih banyak lagi antarmuka.
Kontak secara sempurna antara zat cair dan udara sangat diharapkan, akan
tetapi sangat sulit dicapai, terutama pada kolom yang besar sehingga lapisan tipis
yang seharusnya terdistribusi secara merata diatas permukaan bahan isian tidak
terjadi. Adanya bagian yang menebal, menipis, kering (tidak terbasahi) pada
permukaan bahan isian, holdup sehingga proses kontak tidak berjalan secara ideal.
Untuk memperkecil hal tersebut perlu perbandingan laju alir zat cair dan udara
yang tepat, perbandingan diameter bahan isian dan diameter kolom yang sesuai.
(McCabe,1993).
2. GERAKAN DALAM ALIRAN MENEMBUS LAPIS HAMPARAN
CURAH
Dalam berbagai proses industri, zat cair atau gas mengalir melaluii lapis
hamparan partikel benda padat, contoh situasi ini dalam satuan operasi kimia
teknik ialah proses penyaringan (filtrasi) dan aliran dua fase lawan-arah dari zat
cair dan gas melalui kolom isian curah (packed column).
Metode yang paling umum untuk digunakan untuk mengkorelasikan
mengenai hubungan penurunan tekanan total melalui lapisan hampar padat dan
seret masing-masing partikel ialah yang didasarkan atas perkiraan tentang seret
total fluida pada batas padat dari alur yang berkelok-kelok melalui hamparan
benda padat itu. Bentuk saluran di dalam hamparan itu sangat tidak beraturan,
penampangnya
berubah-ubah,
demikian
pula
orientasinya
dan
saling
berinterkoreksi.
Tahanan terhadap aliran fluida melalui rongga-rongga di dalam lapis
hamparan benda padat itu adalah akibat seret total semua partikell dalam
hamparan itu, dimana aliran yang terjadi dapat berupa aliran laminar, aliran
turbulen, dan mengalami seret bentuk, pemisahan dan pembentukan riak-riak
ikutan. Sebagaimana dalam hal seret pada satu partikel, pada aliran ini tidak
terdapat suatu transisi yang jelas antara aliran laminar dan aliran turbulen, seperti
yang dialami pada aliran yang melalui saluran berpenampang tetap.
3. ANALISIS DIMENSIONAL
Persoalan dalam bidang keteknikan banyak yang tidak dapat diselesaikaan
secara lengkap dengan metode teoritis atau metode matematik, seperti dalam
bidang aliran fluida, aliran kalor, dan operasii difusi. Salah satu cara untuk
mengatasi masalah dimana kita tidak dapat menurunkan persamaan matematik
ialah dengan eksperimentasi empirik.
Dari mekanisme perpindahan massa, koefisien perpindahan massa, k, akan
bergantung
pada
diffusivitas
(Dv)
serta
pada
variabel-variabel
yang
mengendalikan karakter aliran fluida yaitu : kecepatan (v), viskositas (), densitas
( ) dan suatu dimensi linier (D) ;
k = f (Dv, di, v, , )
(1)
di.v.
Kga.di
= k1.
,
Dv
.Dv
(2)
Re
D .v .
(3)
Bilangan Schmidt, N Sc :
N Sc =
(4)
Dv.
K G a.di
Dv
(5)
Dv
= diffusivitas, cm2/s
= densitas, g/cm3
= viskositas, g/cm.s
Kga
A. RUMUSAN MASALAH
1.
B. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui nilai Bilangan Reynolds dan Bilangan Schmidt terhadap
analisis dimensional hubungan Koefisien Difusi gas dan Koefisien
perpindahan massa yang diperoleh dari penelitian ini sistem udara-air
dalam kolom isian dengan aliran berlawanan arah (counter current).
B. Cara Kerja
Dalam penelitian ini menggunakan variabel, yaitu variasi laju alir udara,
laju alir air dan temperatur air masuk untuk mengetahui pengaruh variabel
tersebut terhadap Koefisien Difusi gas, Dv dan Koefisien perpindahan massa,KGa.
Air dipompa dari tangki penampungan dialirkan ke dalam kolom,
diusahakan agar terjadi kontak antara udara dan air yang seefektif mungkin
dengan suhu air yang bervariasi. Udara dialirkan dari kompressor dan laju alirnya
diatur dengan menggunakan regulator dan rotameter. Bila kondisi telah stabil
maka dilakukan pengukuran temperatur bola basah dan temperatur bola kering
untuk udara masuk dan udara keluar serta suhu air masuk dan suhu air keluar.
Setelah hasil pengukuran menunjukkan keadaan yang stasioner selama 10 menit,
pengambilan data dapat dilakukan. Hal sama juga dilakukan untuk variasi dimana
laju alir udara yang masuk ke dalam kolom berubah dengan suhu air masuk yang
konstan.
udara maupun air, semakin tinggi pula perubahan tekanannya. Dalam kolom isian
ada limit atas untuk laju alir udara yang dapat menyebabkan pembanjiran
(flooding) yang disebut flooding velocity, yang terletak antara laju alir udara 75
85 L/menit dengan laju alir air 4 L/menit.
Kenaikan pada tekanan menyebabkan penurunan pada Difusivitas gas, Dv.
Pada kondisi laju alir air konstan 1 L/menit dan laju alir udara meningkat dari 35
sampai dengan 85 L/menit, difusivitas gas menurun dari 0,27762 sampai dengan
0,2375 cm2/s dan tekanan naik dari 1,0 menjadi 2,7 cm H2O. Begitu juga pada laju
alir air yang lebih besar. Kenaikan pada laju alir air meningkatkan tekanan
sehingga sedikit menurunkan nilai difusivitas gas.
Pada kondisi laju alir air meningkat dari 1 sampai dengan 4 L/menit dan
laju alir udara konstan 40 L/menit, difusivitas gas menurun dari 0,27756 sampai
dengan 0,27559 cm2/s dan tekanan naik dari 1,217 menjadi 8,65 cm H2O. Begitu
juga pada laju alir udara yang lebih besar. Kenaikan pada laju alir udara
meningkatkan tekanan sehingga juga sedikit menurunkan nilai difusivitas gas.
Gambar 4.1 Hubungan Laju Alir Air terhadap Bil. Reynolds Air
1
2
3
4
0.615
1450
1180
910
Series1
Series2
Series3
Series4
Series5
640
0.61
L/mnt
L/mnt
L/mnt
L/mnt
0.605
0.6
0.595
0.59
0.585
0.58
370
0.5
1.5
2.5
3
Laju Alir Air, L/menit
3.5
4.5
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
kecepatan alir air semakin tinggi sehingga waktu kontak yang efektif antara udara
dan air, agar terjadi transfer massa yang makin berkurang.
Pada kondisi laju alir udara kostan 40 L/menit dan laju alir air meningkat
dari 1 sampai dengan 4 L/menit, koefisien perpindahan massa yang diperoleh
semakin berkurang dari 0,06499 sampai dengan 0,05889 kgmol/menit.m3.atm.
Dengan bilangan Reynolds air yang meningkat dari 392,3 sampai dengan
1578,344 dan bilangan Reynolds udara menurun dari 697,957 menjadi 697,016.
Pada laju alir udara konstan yang lebih besar koefisien perpindahan massa yang
diperoleh lebih besar,
0.62
1625
1 L/mnt
2 L/mnt
3 L/mnt
4 L/mnt
1300
975
1950
40 L/mnt
50 L/mnt
60 L/mnt
70 L/mnt
80 L/mnt
0.6
0.58
0.56
0.54
650
0.52
325
25
30
35
40
45
50
Temperatur Air. OC
55
60
65
25
30
35
40
45
50
Temperatur Air. OC
55
60
65
perpindahan
massa,
KGa
menurun
dengan
semakin
meningkatnya temperatur air. Pada temperatur air yang meningkat dari 30OC
sampai dengan 60OC, dengan laju alir air 1 L/menit dan laju alir udara konstan 60
L/menit, koefisien perpindahan massa yang diperoleh menurun dari 0,14095
sampai dengan 0,02356 kgmol/menit.m3.atm. Begitu juga halnya yang terjadi
pada laju air yang lebih besar dengan kenaikan temperatur air dan laju alir udara
konstan yang sama, diperoleh koefisien perpindahan massa yang lebih kecil dan
semakin menurun seiring dengan kenaikan temperatur air.
Pada laju alir udara 40 L/menit dan laju alir air konstab 2,5 L/menit
dengan kenaikan temperatur dari 30OC sampai dengan 60OC diperoleh koefisien
perpindahan
massa
menurun
dari
0,09639
sampai
dengan
0,01572
kgmol/menit.m3.atm. Hal ini juga terjadi pada laju alir udara yang lebih besar.
E. ANALISIS DIMENSIONAL
Untuk mencari hubungan antara Koefisien Perpindahan Massa ,KGa dan
Difusivitas Gas, Dv dengan peubah yang sangat berpengaruh digunakan analisis
dimensional. Hubungan antara Koefisien Perpindahan Massa dengan variablevariabel peubah yang berpengaruh dapat dituliskan dengan persamaan sebagai
berikut:
KGa = f ( Dv, di, , , )
(20)
Kga.di
Dv
= k1
di.v.
a1
a2
.Dv
(21)
(22)
(23)
Dimana :
p1 = k1.NSc a 2
(24)
E.1. Pada Laju Alir Air Meningkat dan Laju Alir Udara Konstan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan nilai p1 dan a1 dapat diketahui.
Pengaruh laju aliran air yang meningkat (dalam bentuk Bilangan Reynolds air)
terhadap nilai Koefisien Perpindahan Massa (dalam bentuk Bilangan Sherwood),
pada temperatur air 40 OC dengan laju alir udara konstan 60 L/menit.
NReA (x)
Kga
389,817
0,1051
791,732
0,08972
1191,239
0,08798
1587,874
0,08407
Rata-rata
Dv, cm2/s
0,27754
0,27718
0,27587
0,27106
NSh (y)
0,028401
0,024277
0,023919
0,023262
0,023966
(25)
dan persamaan (22) menghasilkan
persamaan :
NSh.N Re 0,14076 = k1.NSc a 2 = p1
(26)
(27)
(28)
E.2. Pada Laju Alir Air Konstan dan Laju Alir Udara Meningkat
Pengaruh laju alir udara yang meningkat (dalam bentuk bilangan Reynolds
udara) terhadap nilai Koefisien Perpindahan Massa (dalam bentuk bilangan
Sherwood) Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel IV.8. Data tersebut diambil
dari Tabel IV.5.A dan B, pada temperatur air 40 OC dengan laju alir air konstan
2,5 L/menit.
NReU (x)
Kga
Dv
NSh (y)
1
2
3
4
699,6119
874,3695
1049,0874
1398,8558
0,06849
0,08347
0,09985
0,13045
0,27733
0,27704
0,27652
0,27395
0,018522
0,022597
0,027082
0,035713
Rata-rata
0,026999
(29)
NSh = p2 .N Reb1
(30)
p2 = k 2 .NSc b2
(31)
(32)
(33)
NSh.NRe-0,94598 (y)
-5
3,77146.10
3,7262.10-5
3,7588.10-5
3,7286.10-5
3,7756.10-5
NSc (x)
0,58332
0,58403
0,5852
0,5875
0,5908
10
(34)
(35)
NRe (x)
865,9797
982,021
1135,3833
1314,2867
Kga
0,15724
0,09985
0,0426
0,02403
Rata-rata
Dv, cm2/s
0,261
0,27652
0,29137
0,30643
NSh (y)
0,04518
0,02708
0,01097
5,88144.10-3
0,022278
(36)
NSh = p3 .N Re c1
(37)
p3 = k3 .NSc c 2
(38)
(39)
11
(40)
regresi linear
dan
menghasilkan persamaan :
p3 = 2,91471.1013.NSc 0, 055276
(41)
(42)
12
B. Saran
Penelitian ini masih dapat dikembangkan untuk variabel-variabel seperti:
debit air yang keluar kolom isian, tinggi bahan isian (Z) dan diameter bahan isian
(dp) yang antara lain untuk mendapatkan variasi perbandingan tinggi tumpukan
bahan isian dengan diameter bahan isian (Z/dp) dan perbandingan diameter bahan
isian dengan diameter kolom isian (dp/di).
DAFTAR PUSTAKA
Badger Walter. L dan Julius T. Banchero. 1982. Introduction to Chemical
Engineering. Imternational Edition. McGraw Hill International Book Co.
New York.
Bennet, C.O dan J.E. Myers. 1985. Momentum, Heat and Mass Transfer.
International Student Edition. Third Edition. McGraw Hill Inc. New York.
Brown, G.G, Donald Katz, Alan S. Foust, dan Richard Scheidewind. Unit
Operation. Modern Asia Edition, Jhon Willey and Sons Inc. New York.
David M. Himmelblau. 1996. Basic Principles and Calculation in Chemical
Engineering. 6th Edition. Prnetice-Hall International Inc. New Jersey.
13
14