1. Memahami tentang keberlanjutan (Sustainability)
2. Ekologi Industri 3. Membuat desain keberlanjutan 4. Tantangan dalam desain keberlanjutan 5. Proses desain dan kerja tim 6. Mengatur lingkup dan tujuan 7. Batasan-batasan dalam keberlanjutan 8. Keberlanjutan planet 9. Keberlanjutan pada level sosial 10. Keberlanjutan pada level bisnis atau usaha 11. Keberlanjutan pada level rekayasa
Engineering for Sustainability, a practical guide for sustainable
design. By Gerald Jonker and Jan Harmsen. University of Groningen, The Netherlands. Elsevier, 2012. An Introduction to sustainable development in the engineering curriculum. By Roger Penlington and Simon Steiner. The higher education academy. 2010
Peranan engineer / insinyur, pada abad ke 21 diharapkan
para insinyur menjadi pusat dalam melakukan keberlanjutan (sustainability) Para insinyur bekerja dimana-mana dalam masyarakat industri untuk membuat produk, maupun di bidang energi. Sehingga insinyur merupakan profesi yang bertanggung jawab terhadap teknoogi, jasa konstruksi, perencanaan produk dan produksi dan pada pelayanan industri. Era globalisasi menjadikan komunikasi lebih mudah dan segala situasi menjadi lebih transparan sehingga memaksa perusahaan untuk terlibat dalam perencanaan keberlanjutan.
Gambar di bawah menunjukkan bahwa insinyur menjadi pusat
dalam putaran bisnis, sosial dan planet.
Dalam rangka mendiskripsikan tentang desain keberlanjutan
(sustainable design) maka dimulai dengan mengurai tentang keberlanjutan itu. Terjadi banyak perbedaan interpretasi dalam mengartikan keberlanjutan. Aspek terpenting pada keberlanjutan adalah membutuhkan pemahaman tentang saling ketergantungan, baik dalam hal produksi, sosial masyarakat dan kebutuhan lingkungan.
Di dunia barat, definisi keberlanjutan diinterpretasikan sebagai
suatu kesejahteraan wilayah, dan berkaitan erat dengan lingkungan, seperti berkurangnya sumber daya, daur ulang, penanganan limbah, dan pelestarian keanekaragaman hayati. Namun dalam skala global, makna pengembangan keberlanjutan sedikit berbeda dan cenderung lebih luas. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Konsep 'kebutuhan', khususnya kebutuhan pokok
kaum miskin di dunia, menjadi prioritas utama yang harus diberikan; Konsep tentang keterbatasan teknologi dan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan masa depan.
Brundtland (2002) mendefinisikan desain keberlanjutan dengan
triple P yaitu people, planet dan profit. Sebagaimana pada gambar sebelumnya, dimana insinyur sebagai pusat dari industri, masyarakat dan planet. Kritikan yang mendasar pada Brundtland tentang definisi tersebut adalah terlalu antroposentris, dan mengabaikan pandangan ekologi. Dan lebih baik menambahkan prinsip kehati-hatian. Prinsip kehati-hatian lebih memperhatikan lingkungan hidup, terutama berkaitan dengan limbah dan pembuangan zat ke lingkungan yang dapat mengakibatkan dampak buruk.
Pengertian yang cocok dari desain berkelanjutan
adalah dibutuhkan aspek sosial, budaya, dan ekonomi (antroposentris pandangan Brundtland) dan prinsip pencegahan yang berhubungan dengan lingkungan. Contohnya adalah "Keberlanjutan pada akhirnya adalah sarana melakukan kegiatan ekonomi yang ramah lingkungan untuk hasil yang diinginkan secara sosial Aktivitas manusia seharusnya tidak membahayakan dinamika global, ketersediaan sumber daya, dan ketahanan ekosistem dengan cara yang dapat menyebabkan masalah dengan populasi saat ini atau generasi mendatang.
Desain berkelanjutan (Sustainable Design)
dapat dideskripsikan sebagai: Tanpa mengorbankan kriteria perencanaan seperti biaya, desain dan kualitas, dampak lingkungan dari hasil perencanaan siklus produksi, harus menjadi pertimbangan, termasuk dampak sosial dan kesejahteraan ekonomi, seperti etika dan lingkungan.