OLEH:
Nadia Primivita Dirgahayu, S.Ked
J
510155063
Telah dipresentasikan dihadapan pembimbing stase Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.
Harjono
Ponorogo
Program
Pendidikan
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Pembimbing:
dr. Sudarmanto , Sp. A.
Dipresentasikan dihadapan:
dr.Sudarmanto , Sp. A
Disyahkan Ka. Program Profesi :
dr. D. Dewi Nirlawati
CASE REPORT II
KEJANG DEMAM SEDERHANA
OLEH:
Nariswari Putri Widyandhini, S.Ked
J
510155052
Telah dipresentasikan dihadapan pembimbing stase Ilmu Kesehatan Anak RSUD DR.
Harjono
Ponorogo
Program
Pendidikan
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Pembimbing:
dr. Sudarmanto , Sp. A.
Dipresentasikan dihadapan:
dr.Sudarmanto , Sp. A
Oleh:
Pembimbing:
dr. Sudarmanto, Sp.A
Oleh:
Nariswari Putri Widyandhini, S.Ked
J510155052
Pembimbing:
dr. Sudarmanto, Sp.A
Sirkulasi
maternal
tidak
dapat
lagi
membawa
oksigen
dan
Foramen ovale menutup dan tidak bertindak lagi sebagai jalur samping
antara kedua atria jantung.
nafas, pada bayi sulit menyusu, pertumbuhan terganggu, sering batuk panas
(infeksi saluran nafas bagian bawah).
Dalam kondisi seperti tersebut diatas, perlu diberikan obat-obatan
yang bermanfaat untuk mengurangi beban jantung, yakni obat diuretik
(memperlancar kencing) dan obat vasodilator (pelebar pembuluh darah).
1. Atrial Septal Defect (ASD)
a. Definisi
Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara serambi jantung
kanan dan kiri melalui sekatnya karena kegagalan pembentukan sekat.
Defek ini dapat berupa defek sinus venousus di dekat muara vena
kavasuperior, foramen ovale terbuka pada umumnya menutup spontan
setelah kelahiran, defek septum sekundum yaitu kegagalan pembentukan
septum sekundum dan defek septum primum adalah kegagalan penutupan
septum primum yang letaknya dekat sekat antar bilik atau pada bantalan
endokard.
yang terjadi terletak pada bagian tengah septum atrial dan fossa
ovalis. Sekitar 8 dari 10 bayi lahir dengan ASD ostium secundum.
Sekitar setengahnya ASD menutup dengan sendirinya. Keadaan ini
jarang terjadi pada kelainan yang besar. Tipe kerusakan ini perlu
dibedakan dengan patent foramen ovale. Foramen ovale normalnya
akan menutup segera setelah kelahiran, namun pada beberapa orang
hal ini tidak terjadi hal ini disebut paten foramen ovale. ASD
2.
3.
tidak
menampakkan
gejala
(asimptomatik) pada masa kecilnya, kecuali pada ASD besar yang dapat
menyebabkan kondisi gagal jantung di tahun pertama kehidupan pada
sekitar 5% penderita. Kejadian gagal jantung meningkat pada dekade ke-4
2.
Ekokardiografi
Tujuan utama pemeriksaan ekokardiografi pada ASD adalah
untuk mengevaluasi pirau dari kiri ke kanan di tingkat atrium antara lain
adalah:
a. Mengidentifikasi secara tepat defek diantara ke dua atrium
b. Memvisualisasikan hubungan seluruh vena pulmonalis
c. Menyingkirkan lesi tambahan lainnya
d. Menilai ukuran ruang-ruang jantung (dilatasi)
e. Katerisasi jantung
Penderita dioperasi tanpa katerisasi jantung, katerisasi hanya
dilakukan apabila terdapat keraguan akan adanya penyakit penyerta atau
hipertensi pulmonal.
f. Penatalaksanaan
Lubang ASD kini dapat ditutup dengan tindakan non bedah :
Amplatzer Septal Occluder (ASO), yakni memasang alat penyumbat yang
dimasukkan melalui pembuluh darah di lipatan paha. Namun sebagian kasus
tak dapat ditangani dengan metode ini, dan memerlukan pembedahan.
2.
kelainan dimana terdapat adanya lubang atau defect pada dinding pemisah
antara ventrikel kiri dan kanan.
c. Klasifikasi
2.
pulmonal.
Penutupan spontan terjadi pada 30-40% keseluruhan kasus VSD,
tersering pada jenis VSD trabekular kecil. Dan umumnya terjadi pada
tahun pertama kehidupan. Defek besar cenderung mengecil sesuai
pertambahan umur. VSD inlet dan infundibulum tidak akan mengecil
atau menutup. Gagal jantung terjadi pada bayi dengan VSD besar
setelah berumur 6-8 minggu (setelah tahanan vaskuler paru menurun).
PVOD dapat bermanifes pada bayi usia 6-12 bulan akan tetapi tidak
mengalami R & L shunt sebelum memasuki dekade kedua umurnya.
Sesak nafas
Bayi sulit menyusui
Keringat yang berlebihan
Berat badan yang tidak bertambah
Asimptomatik pada VSD kecil
Takipneu, ISPA berulang
Kemampuan minum berkurang/lekas lelah
Pertumbuhan bayi terhambat
e. Pemeriksaan
1. Rontgen dada
Pemeriksaan foto dada pasien dengan DSV kecil biasanya
memperlihatkan bentuk dan ukuran jantung yang normal dengan
vaskularisasi paru normal atau hanya sedikit meningkat. Pada defek
sedang, tampak kardiomegali sedang dengan konus pulmonalis yang
menonjol, peningkatan vaskularisasi paru, serta pembesaran pembuluh
darah di sekitar hilus. Pada defek besar tampak kelainan yang lebih berat,
dan pada defek besar dengan hipertensi pulmonal atau sindrom
Eisenmenger gambaran vaskularisasi paru meningkat di daerah hilus
namun berkurang di perifer.
Bila VSD besar dengan shunt dari kiri
gambarannya:
Hipertrofi biventricular
Hipertrofi atrium kiri
Pembesaran batang arteri ulmonalis
Corakan pulmonal bertambah
Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal, arteri pulmonalis akan
lokasi
memperkirakan
defek,
ukuran
taksiran
relative
besar
ukuran
ruangan-ruangan
shunt
dengan
dan
arahnya.
3.
d. Pemeriksaan
1. Elektrokardiogragi (EKG)
Pada tahap awal gambaran EKG pada penderita PDA tidak
menunjukkan kelainan, tetapi jika PDA cukup besar pada beberapa
minggu kemudian akan tampak gambaran hipertrofi ventrikel kiri dan
dilatasi atrium kiri.
Pada PDA besar atau bila terdapat penyakit vaskular paru dapat
tampak gambaran hipertrofi ventrikel kanan.
2. Radiologi
i.
ii.
Pada
PDA
yang
cukup
besar
menunjukkan
gambaran
3. Ekokardiografi
Ekokardiografi dapat secara langsung memperlihatkan duktus
arteriosus. Dengan teknik Doppler (continous wave dan color doppler)
dapat terlihat gambaran aliran yang khas pada PDA. Besarnya atrium kiri
dapat dinilai dengan mengukur dimensinya dan perbandingan atrium kiri
dan aorta (LA/Ao). Rasio normal LA/Ao adalah 1,3 :1. Rasio yang lebih
besar dari 1,3 dapat dinterpretasikan kemungkinan besar terdapat PDA
terutama bila didukung oleh penemuan klinis lainnya.
e. Penatalaksanaan
-
Indikasi pembedahan :
adanya PDA baik ukuran kecil maupun besar merupakan indikasi
pembedahan. Jika terdapat penyakit vaskular paru merupakan
kontraindikasi.
Waktu :
Tindakan pembedahan dilakukan saat anak usia 6 bulan 2 tahun
atau pada saat diagnosis telah ditegakkan pada anak yang lebih
besar. Bayi dengan gagal jantung kongestif, hipertensi pulmonal atau
pneumonia rekuren harus segera dilakukan tindakan pembedahan
(urgent).
Prosedur :
Ligasi
PDA melalui
thoracotomy
posterolateral
kiri
tanpa
4.
Stenosis Pulmonal
a.
Definisi
Stenosis pulmonal adalah penyempitan pada lubang masuk arteri
pulmonalis. Tahanan yang merintangi aliran darah menyebabkan hipertrofi
ventrikel knan dan penurunan aliran darah paru. Stenosis arteri pulmonal
bisa terjadi pada begian valvuler, supra valvuler maupun infundibuler.
b.
sesak napas
kelelahan
signifikan, yang disebabkan oleh terjadinya pirau aliran darah dari kanan
ke kiri.
Pada pemeriksaan fisik, komponen pulmonal bunyi jantung ke-2
terdengar lemah atau bahkan tidak terdengar sama sekali, sehingga bunyi
jantung ke-2 terdengar seperti tunggal. Murmur ejeksi sistolik dapat di
deteksi di daerah pulmonal, pada sela iga 2-3 kiri parasternal, didahului
sebelumnya oleh klik ejeksi sistolik dan dapat diraba sebagai thrill.
e. Pemeriksaan
Ekokardiografi
Dengan posisi pengambilan aksis bujur dan aksis lintang parasternal
atau subsifoid, dapat direkam kedua pembuluh darah besar (aorta dan
pulmonal) dan hubungannya dengan kedua ventrikel tempat asal
keluarnya. Tampak kedua pembuluh darah besar berjalan paralel pada
rekaman aksisi bujur para sternal. Pada rekaman aksis lintang parasternal,
tampak posisi katup aorta justru berada disebelah anterior dan katub
pulmonal di sebelah posterior.dan apabila transduser kemudian lebih
diarahkan ke posterior pada aksis lintang itu, maka akan tampak
percabangan dari pembuluh darah yang berada di sebelah posterior dan
percabangan ini menunjukkan bahwa pembuluh darah itu adalah arteri
pulmonal.
Dimensi ventrikel kanan biasanya besar dan ventrikel kiri dalam batas
normal, kecuali sudah terjadi hipertrofi biventrikuler. Pada pemeriksaan
ekokardiografi, identifikasi morfologi tiap ruang ventrikel sangat penting
dipehatikan, seprti bentuk trabekelnya, ada tidaknya infundibulum, jumlah
daun katup, dan jumlah otot papiler yang dimiliki ruangan itu.
f.
Penatalaksanaan
Penanganan medis yang dapat dilakukan: pelebaran katup dengan
balon (Balloon Pulmonal Valvotomy = BPV).
5. Stenosis Aorta
a. Definisi
b. Etiologi
Stenosis katup aorta adalah suatu penyempitan katup aorta sehingga
menghalangi darah masuk ke aorta. Penyebab atau etiologi dari stenosisi
ini bisa bermacam-macam. Namun yang paling sering adalah RHD
(Rheumatic Heeart Disease) atau yang biasa kita kenal dengan demam
rematik.
Komplikasi dari demam rematik adalah adanya sepsis atau
menyebarnya kuman atau bakteri melalui aliran darah ke seluruh tubuh
sehingga menyebabkan sampainya kuman datau bakteri tersebut ke
jantung. Saat kuman tersebut mencapai katup aorta maka terjadilah
kematian jaringan pada katup aorta. Jaringan yang mati ini dapat
menyebabkan penumpukan kalsium yang dikemudian hari dapat
menyebabkan stenosis aorta. Demam reumatik dapat menyebabkan
kerusakan pada lebih dari satu katup jantung dalam berbegai cara.
Kerusakan katup jantung dapat berupa ketidakmampuan katup untuk
membuka atau menutup bahkan keduanya.
c. Manifestasi klinis
Stenosis katup aorta dapat terjadi dari tahap ringan hingga berat. Tipe
gejala dari stenosis katup aorta berkembang ketika penyempitan katup
semakin parah. Regurgitasi katup aorta terjadi secara bertahap terkadang
bahkan
tanpa
gejala
hal
ini
dikarenakan
jantung
telah
dapat
Otot jantung yang menebal harus memompa melawan tekanan yang tinggi
untuk mendorong darah melalui klep aortic yang menyempit. Ini
meningkatkan permintaan oksigen otot jantung yang melebihi suplai yang
dikirim dalam darah, menyebabkan nyeri dada (angina).
Yang khas adalah bahwa angina:
-
fraksi ejeksi, dan untuk pengukuran dimensi akar aorta dan deteksi
penyakit katup mitral yang terkait.
e. Penatalaksanaan
Tindakan BAV ( Ballon Aortic Valvuloplasty) adalah memasukkan balon
melalui septum atrial. Ballon dikembangkan dengan larutan angiografi
cair dan lebih sering melalui aorta serta melintasi katup aorta dan ventrikel
kiri. Ketika balon dikembangkan, katup aorta tidak akan menutup sama
sekali sehingga memungkinkan aliran darah mengalir ke aorta. Namun
prosedur ini tidak efektif, hampir 50% dalam 12 -15 bulan pasca BAV
stenosis akan kambuh kembali. Prosedur ini bermanfaat sebagai tindakan
jangka pendek / sementara, sebelum tindakan penggantian katup aorta.
Tindakan ini akan meningkatkan ukuran dari katup aorta sekitar 0.5 0.8
6.
cm.
Koarktasio Aorta
a. Definisi
Koarktasio aorta adalah obstruksi pada aorta akibat penyempitan aorta
yang sebagian besar terletak di distal percabangan A. Subclavia Sinistra.
Lokasi koarktasio aorta hamper selali di tempat masuknya duktus
arteriosus tetapi dapat juga di pra- atau pascaductus.
Koarktasio Preduktal
Penyempitan aorta terdapat pada bagian proksimal dari ductus
arteriosus. Darah yang mengalir dari aorta pada bagian distal dari
penyempitan bergantung kepada duktus arteriosus, sehingga koarktasio
yang
berat
dapat
mengancam
kehidupan.
Koarktasio
preduktal
aliran
jantung,
sehingga
lemah dan terlambat dibanding arteri radialis. Dapat teraba thrill sistolik
pada daerah suprasternal. Bila disertai aorta bikuspid, dapat terdengar
bising sistolik kasar tipe ejeksi yang terdengar sepanjang garis sternal kiri
dan belakang, terutama di daerah koarktasio. Adanya kolateral dapat
menimbulkan bising kontinyu.
Ekokardiografi menggambarkan anatomi intrakardiak beserta anomalianomali lainnya. Pada bayi, ismus aorta dan aorta desenden proksimal
dapat
ditampilkan
dengan
menggunakan
pandangan
parasternal,
DAFTAR PUSTAKA
Ontoseno, T., Diagnosis Dan Tatalaksana Penyakit Jantung Bawaan Yang Kritis
Pada Neonatus ( Diagnosis And Management Of Critical Congenital Heart
Disease In The Newborn), Divisi Kardiologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak,
FK Unair RSU Dr. Soetomo, Surabaya, 2005.
Rahmawan, A., Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Jantung Bawaan Asianotik
Pada Anak, Bagian/Ilmu Kesehatan Anak, FK UNLAM RSUD Ulin,
Banjarmasin, 2008.