Pembimbing :
Drg. Billy Sujatmiko, SpKG
Penyebab utama karies adalah adanya proses demineralisasi pada email. Seperti kita
ketahui bahwa email adalah bagian terkeras dari gigi, bahkan paling keras dan padat di
seluruh tubuh. Sisa makanan yang bergula (termasuk karbohidrat) atau susu yang
menempel pada permukaan email akan bertumpuk menjadi plak, dan menjadi media
pertumbuhan yang baik bagi bakteri. Bakteri yang menempel pada permukaan bergula
tersebut akan menghasilkan asam dan melarutkan permukaan email sehingga terjadi
proses demineralisasi. Demineralisasi tersebut mengakibatkan proses awal karies pada
email. Bila proses ini sudah terjadi maka terjadi progresivitas yang tidak bisa berhenti
sendiri, kecuali dilakukan pembuangan jaringan karies dan dilakukan penumpatan
(penambalan) pada permukaan gigi yang terkena karies oleh dokter gigi.
Tahap-tahap terjadinya karies
i. Gigi yang sehat
Email adalah lapisan luar yang keras seperti kristal luar. Dentin adalah lapisan yang lebih
lembut di bawah email. Kamar pulpa berisi nerves dan pembuluh darah. Merupakan
bagian hidup dari gigi.
ii. Lesi putih
Bakteri yang tertarik kepada gula dan karbohidrat akan membentuk asam. Asam akan
menyerang crystal apatit proses ini dikenal dengan proses demineralisasi. Tanda yang
pertama ini ditandai dengan adanya suatu noda putih atau lesi putih. Pada tahap ini,
proses terjadinya karies dapat dikembalikan.
iii. Karies email
Proses demineralisasi berlanjut email mulai pecah. Sekali ketika permukaan email rusak,
gigi tidak bisa lagi memperbaiki dirinya sendiri. Kavitas harus dibersihkan dan direstorasi
oleh dokter gigi.
iv. Karies Dentin
Karies sudah mencapai ke dalam dentin, dimana karies ini dapat menyebar dan mengikis
email.
v. Karies Mencapai Pulpa
Jika karies dibiarkan tidak dirawat, akan mencapai pulpa gigi. Disinilah dimana saraf gigi
dan pembuluh darah dapat ditemukan. Pulpa akan terinfeksi. Abses atau fistula (jalan dari
nanah) dapat terbentuk dalam jaringan ikat yang halus.
2. Jelaskan kedalaman karies dari D1-D6
Menurut ICDAS, karies terbagi atas 6, yaitu:
1. D1 - Dalam keadaan gigi kering, terlihat lesi putih pada permukaan gigi.
2. D2 - Dalam keadaan gigi basah, sudah terlihat adanya lesi putih pada permukaan gigi.
3. D3 - Terdapat lesi minimal pada permukaan email gigi.
4. D4 - Lesi email lebih dalam. tampak bayangan gelap dentin atau lesi sudah mencapai
bagian dentino enamel Junction (DEJ).
5. D5 - Lesi telah mencapai dentin.
6. D6 - Lesi telah mencapai pulpa.
3. Jelaskan tentang white spot
White spot sering disebut lesi email awal. Istilah white spot sering digunakan karena
secara klinis lesi ini terlihat sebagai bercak yang bewarna putih pada gigi. Lesi ini terjadi
akibat level pH pada permukaan gigi lebih menurun dan tidak dapat diimbangi dengan
proses remineralisasi. Ion-ion asam dapat berpenetrasi ke dalam lapisan prisma yang
porus sehingga menyebabkan demineralisasi dibawah permukaan gigi. Sedangkan
permukaan gigi diatasnya tetap utuh karena adanya peningkatan level ion Ca2-, HPO42-,
fluoride, dan kapasitas dapar oleh saliva.
Karakteristik klinis dari lesi email awal adalah sebagai berikut:
Hilangnya gambaran translusen normal email yang menampilkan gambaran putih
seperti kapur dan terlihat dalam keadaan kering.
Lapisan
permukaan
ini
rentan
dan
rapuh
terhadap probing,
khususnya
gigi dengan bantuan pencahayaan yang cukup, kaca gigi, dan eksplorer. Radiografi gigi
dapat membantu diagnosis, terutama pada kasus karies interproksimal. Karies yang besar
dapat langsung diamati dengan mata telanjang. Karies yang tidak ekstensif dibantu dulu
dengan menemukan daerah lunak pada gigi dengan eksplorer.
Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak menggunakan eksplorer
untuk menemukan karies. Pada kasus dimana sebuah daerah kecil pada gigi telah mulai
untuk demineralisasi namun belum membentuk lubang, tekanan pada eksplorer dapat
merusak dan membuat lubang.
Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum
berlubang adalah dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk
membuang embun, dan mengganti peralatan optis/ Hal ini akan membentuk sebuah efek
halo dengan mata biasa. Transiluminasi serat optik direkomendasikan untuk
mendiagnosis karies kecil.
Pembagian lain dari karies
berdasarkan lokasi :
Karies
yang
ditemukan
di
permukaan halus
Ada
tiga
macam
karies
permukaan halus:
Karies proksimal adalah tipe yang paling sulit dideteksi. Tipe ini kadang tidak dapat
dideteksi secara visual atau manual dengan sebuah explorer Karies proksimal ini
memerlukan pemeriksaan radiografi.
Karies akar adalah tipe karies yang sering terjadi dan biasanya terbentuk ketika
permukaan akar telah terbuka karena resesi gusi. Bila gusi sehat, karies ini tidak akan
berkembang karena tidak dapat terpapar oleh plak bakteri. Permukaan akar lebih rentan
terkena proses demineralisasi daripada enamel atau email karena sementumnya
demineraliasi pada pH 6,7, di mana lebih tinggi dari enamel. Karies akar lebih sering
ditemukan di permukaan fasial, permukaan interproksimal, dan permukaan lingual. Gigi
geraham atas merupakan lokasi tersering dari karies akar.
Tipe ketiga karies ini terbentuk pada permukaan lainnya
Terapi
Pembersihan gigi, diulas dengan flour
Edukasi pasien/ Dental Health Education
5.
Gejala-gejala :
Terasa lain jika terkena makanan/ minuman manis,asam panas dan dingin.
Makanan / minuman dingin lebih ngilu daripada makanan / minuman panas
Kadang-kadang sakit kalau kemasukan makanan
Pemeriksaan objektif :
Terlihat karies media atau propunda
Bila di tes dengan chlor etil terasa ngilu
Di test dengan sonde kadang terasa ngilu,kadang tidak
Perkusi tidak apa-apa
Terapi :bila ada karies media ditambal sesuai indikasinya,bila mahkota cukup baik.
Bila karies propunda dilakukan pulpa capping , bila mahkotanya baik
8.
Anamnesa :
Biasanya nyeri bila minum panas, dingin, asam dan asin
Pemeriksaan Objektif :
Ekstra oral : Tidak ada pembengkakan
Intra oral :
Perkusi (-)
Karies mengenai dentin/karies profunda
Pulpa belum terbuka
Sondase (+)
Chlor etil (+)
Terapi Menghilangkan rasa sakit, dengan perawatan saluran akar
9. Jelaskan tentang pulpitis irreversible
Anamnesa :
Nyeri tajam spontan yang berlangsung terus-menerus menjalar kebelakang telinga
Penderita tidak dapat menunjukkan gigi yang sakit
Pemeriksaan Objektif :
Ekstra oral : tidak ada kelainan
Intra oral :
Kavitas terlihat dalam dan tertutup sisa makanan
Pulpa terbuka bisa juga tidak
Sondase (+)
Khlor ethil (+)
Perkusi bisa (+) bisa (-)
Terapi: pulpektomi
10. Jelaskan tentang Nekrose pulpa
Gigi yang kelihatan normal dengan pulpa nekrotik tidak menyebabkan gejala rasa
sakit. Sering, diskolorisasi gigi adalah indikasi pertama bahwa pulpa mati. Penampilan
mahkota yang buram atau opak hanya disebabkan karena translusensi normal yang jelek,
tetapi kadang-kadang gigi mengalami perubahan warna keabua-abuan atau kecoklatcoklatan yang nyata dan dapat kehilangan kecemerlangan dan kilauan yang biasa
dipunyai. Adanya pulpa nekrotik mungkin ditemukan hanya secara kebetulan, karena gigi
macam itu adalah asimptomatik, dan radiograf adalah nondiagnotik. Gigi dengan nekrosis
sebagian dapat bereaksi terhadap perubahan termal, karena adanya serabut saraf vital
yang melalui jaringan inflamasi di dekatnya.
Diagnosis;Radiograf umumnya menunjukkan suatu kavitas atau tumpatan besar,
suatu jalan terbuka ke saluran akar, dan suatu penebalan ligament periodontal. Beberapa
gigi tidak mempunyai kavitas ataupu tumpatan, dan pulpanya mati sebagai akibat trauma.
Sedikit pasien mempunyai riwayat rasa sakit parah yang berlangsung beberapa menit
sampai beberapa jam, diikuti oleh penghentian seluruh rasa sakit yang terjadi. Selama
waktu ini, pulpa sudah hampir tamat riwayatnya dan memberi pasien perasaan seolaholah aman dan sehat. Pada kasus lain, pasien tidak sadar bahwa pulpa telah mati secara
perlahan-lahan dan diam-diam, tanpa gejala.
Gigi dengan pulpa nekrotik tidak bereaksi terhadap dingin, tes pulpa listrik atau tes
kavitas. Namun demikian pada kasus yang jarang terjadi, timbul suatu reaksi minimal
terhadap arus maksimum tester pulpa listrik bila arus listrik dikondusi melalui uap
lembab yang terdapat dalam saluran akar setelah pencairan nekrose ke jaringan vital
tetangganya. Pada pasien lain, beberapa serabut saraf apical terus bertahan dan bereaksi
dengan cara yang sama. Serabut saraf tahan terhadap perubahan inflamasi. Suatu korelasi
tes dingin dan tes listrik dan suatu riwayat rasa sakit, bersama dengan pemeriksaan klinis
yang cermat, harus menentukan suatu diagnosis yang tepat. 1
Terapi :
Untuk gigi yang mempunyai akar satu diadakan perawatan urat syaraf
Untuk gigi yang mempunyai akar lebih dari satu diadakan pencabutan bila ada keluhan
Periodontitis merupakan komplikasi dari karies profunda non vitalis atau gangren
pulpa, dimana pada pemeriksaan klinis ditemukan gigi non vital, sondase (-), dan perkusi
(+).
Perawatan Periodontitis dapat dibagi menjadi 4 fase :
Fase 1
Fase terapi inisial, merupakan fase dengan cara menghilangkanbeberapa faktor etiologi
yang mungkin terjadi tanpa melakukan tindakan bedah periodontal atau meloakukan
perwatan restoratif dan prostetik.
Fase 2
Fase terapi korektif, termasuk koreksi terhadap deformitas anatomikal seperti poket
periodontal, kehilangan gigi dan disharmoni oklusi yang berkembang sebagai suatu hasil
dari penyakit sebelumnya dan menjadi faktor predisposisi atau rekurensi dari penyakit
periodontal.
Fase 3
Fase restoratif dengan melkukan pembuatan restorasitetap dan alat prostetik yang ideal
untuk gigi yang hilang.
Fase 4
Fase terapi pemeliharaan, dilakukan untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada
penyakit periodontal.