Teori Keperawatan Madeleine Leininger2
Teori Keperawatan Madeleine Leininger2
congruent care sebagai tujuan dari teorinya. Teori ini diuraikan dalam buku keanekaragaman
budaya perawatan dan universal. Mengembangkan metode Ethnonursing dan melakukan
penelitian di lapangan dengan membaur hidup bersama suku Gadsup di dataran tinggi Timur
di New Guinea tentang perawatn transkultural. Sepanjang karianya sebagai perawat terlebih
ahli dalam teori keperawatan mulai mengadakan sertifikasi gelar perawatan transkultural dan
telah mendirikan organisasi organisasi professional termasuk perawatan transkultural
Masyarakat pada tahun 1974, asosiasi perawatan manusia internasional pada tahun1978 dan
menjabat sebagai presiden secara penuh pertama dari American Association of Colleges of
Nursing. Mendirikan dan menjabat editor pertama dari Journal of Transkultural Nursing pada
tahun 1989-1995. Penghargaan terakhir yang di terima adalah anugerah Lifetime
Achievement Award untuk kualitatif metodologi. Dr. Madeleine Leininger adalah Guru besar
yang terkenal di seluruh dunia, penulis, pengembang teori, penelitidan pembicara publik.
Menjadi professor dari sekitar 70 perguruan tinggi, menulis 25 buku dan menerbitkan lebih
dari 220 artikel yang sekarang bisa kita lihat sebagai arsip di Wayne State University
digunakan juga sebagai bahan penelitian.Memberikan lebih dari 850 kuliah umum di seluruh
dunia dan telah mengembangkan software sendiri untuk perawat. Bidang keahliannya adalah
keperawatan transkultural, perawatan manusia komparatif, teori perawatan budaya, budaya di
bidang keperawatan dan kesehatan, antropologi dan masa depan dunia keperawatan.
Magnificent Achievement. 2.2 Sejarah Teori Culture Care Madeline Leininger adalah pelopor
keperawatan transkultural dan seorang pemimpin dalam keperawatan transkultural serta teori
asuhan keperawatan yang berfokus pada manusia. Ia adalah perawat professional pertama
yang meraih pendidikan doctor dalam ilmu antropologi social dan budaya. Dia lahir di
Sutton, Nebraska, dan memulai karir keperawatannya setelah tamat dari program diploma di
St. Anthonys School of Nursing di Denver. Tahun 1950 ia meraih gelar sarjana dalam ilmu
biologi dari Benedictine College, Atchison Kansas dengan peminatan pada studi filosofi
dan humanistik. Setelah menyelesaikan pendidikan tersebut ia bekerja sebagai instruktur, staf
perawatan dan kepela perawatan pada unit medikal bedah sererta membuka sebuah unit
perawatan psikiatri yang baru dimana ia menjadi seorang direktur pelayanan keperawatan
pada St. Josephs Hospital di Omaha. Selama waktu ini ia melanjutkan pendidikan
keperawatannya di Creigthton University di Omaha. Tahun 1954 Leininger meraih gelar
M.S.N. dalam keperawatan psikiatrik dari Chatolic University of America di Washington,
D. C. Ia kemudian bekerja pada College of Health di Univercity of Cincinnati, dimana ia
menjadi lulusan pertama (M. S. N ) pada program spesialis keperawatan psikiatrik anak . Ia
juga memimpin suatu program pendidikan keperawatan psikiatri di universitas tersebut dan
juga sebagai pimpinan dalam pusat terapi perawatan psikiatri di rumah sakit milik universitas
tersebut. Pada tahun 1960, Leininger bersama C. Hofling menulis sebuah buku yang diberi
judul Basic Psiciatric Nursing Consept yang dipublikasikan ke dalam sebelas bahasa dan
digunakan secara luas di seluruh dunia. Selama bekerja pada unit perawatan anak di
Cincinnati, Leininger menemukan bahwa banyak staff yang kurang memahami mengenai
faktor-faktor budaya yang mempengaruhi perilaku anak-anak. Dimana diantara anak-anak ini
memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda. Ia mengobservasi perbedaan- perbedaan
yang terdapat dalam asuhan dan penanganan psikiatri pada anak-anak tersebut. Terapi
psikoanalisa dan terapi strategi lainnya sepertinya tidak menyentuh anak-anak yang memiliki
perbedaan latar belakang budaya dan keutuhan. Leininger melihat bahwa para perawat lain
juga tidak menampilkan suatu asuhan yang benar-benar adequat dalam menolong anak
tersebut, dan ia dihadapkan pada berbagai pertanyaan mengenai perbedaan budaya diantara
anak-anak tersebut dan hasil terapi yang didapatkan. Ia juga menemukan hanya sedikit staff
yang memiliki perhatian dan pengetahuan mengenai faktor-faktor budaya dalam mendiagnosa
dan manangani klien. Pada satu ketika, Prof. Margaret Mead berkunjung pada departemen
psikiatri University of Cincinnati dan Leiniger berdiskusi dengan Mead mengenai adanya
mengacu kepada keseluruhan fakta-fakta pada waktu yang lampau, kejadian-kejadian, dan
pengalaman individu, kelompok, kebudayaan serta suatu institusi yang difokuskan kepada
manusia/masyarakat yang menggambarkan, menjelaskan dan menginterpretasikan cara hidup
manusia dalam suatu bentuk kebudayaan tertentu dalam jangka waktu yang panjang maupun
pendek. - Sistem perawatan pada masyarakat tradisional mengacu kepada pembelajaran
kultural dan transmisi dalam masyarakat tradisional (awam) dengan menggunakan
pengetahuan dan keterampilan tradisonal untuk memberikan bantuan, dukungan atau
memfasilitasi tindakan untuk individu lain, kelompok maupun suatu institusi dengan
kebutuhan yang lebih jelas untuk memperbaiki cara hidup manusia atau kondisi kesehatan
ataupun untuk menghadapi rintangan dan situasi kematian. - Sistem perawatan profesional
mengacu kepada pemikiran formal, pembelajaran, transmisi perawatan profesional,
kesehatan, penyakit, kesejahteraan dan dihubungkan dalam pengetahuan dan keterampilan
praktek yang berlaku dalam institusi profesional biasanya personil multi disiplin untuk
melayani konsumen. - Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan
secara kultural memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu maupun
kelompok untuk menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari, keuntungan dan pola
hidup - Mempertahankan perawatan kultural mengacu kepada semua bantuan, dukungan,
fasilitas atau pengambilan keputusan dan tindakan profesional yang memungkinkan yang
dapat menolong orang lain dalam suatu kebudayaan tertentu dan mempertahankan nilai
perawatan sehingga mereka dapat memperthanakan kesejahteraannya, pulih dari penyakit
atau menghadapi rintangan mapun kematian. - Negosiasi atau akomodasi perawatan kultural
mengacu pada semua bantuan, dukungan, fasilitas, atau pembuatan keputusan dan tindakan
kreatifitas profesional yang memungkinkan yang menolong masyarakat sesuai dengan
adaptasi kebudayaan mereka atau untuk bernegosiasi dengan fihak lain untuk mencapai hasil
kesehatan yang menguntungkan dan memuaskan melalui petugas perawatan yang profesional
- Restrukturisasi perawatan transkultural mengacu pada seluruh bantuan, dukungan, fasilitas
atau keputusan dan tindakan profesional yang dapat menolong klien untuk mengubah atau
memodifikasi cara hidup mereka agar lebih baik dan memperoleh pola perawatan yang lebih
menguntungkan dengan menghargai keyakinan dan nilai yang dimiliki klien sesuai dengan
budayanya. - Perawatan kultural yang konggruen mengacu kepada kemampuan kognitif
untuk membantu, mendukung, menfasilitasi atau membuat suatu keputusan dan tindakan
yang dapat memperbaiki kondisi individu, atau kelompok dengan nilai budaya, keyakinan
dan cara hidup yang berbeda, yang bertujuan untuk memperoleh kesejahteraan dan kesehatan.
2.4.2 Asumsi Mayor Asumsi mayor untuk mendukung teory cultural care : diversity and
universality yang dikemakan ole Leininger : - Care adalah esensi keperawatan serta focus
yang mempersatukan perbedaan sentral dan dominant dalam suatu pelayanan. - Perawatan
(Caring) yang didasarkan pada kebudayaan adalah sutau aspek esensial unuk memperoleh
kesejahteraan, kesehatan, pertumbuhan dan ketahanan, serta kemampuan untuk enghadapi
rinangan maupun kematian. - Perawatan yang berdasarkan budaya adalah bagian yang paling
komprehensif dan holistic untuk mengetahui, menjelaskan, menginterprestasikan dan
memprediksikan fenomena asuhan keperawatan serta memberikan panduan dalam
pengambilan keputusan dan tindakan perawatan. - Keperawatan traskultural adalah disiplin
ilmu perawatan humanistic dan profesi yang memiliki tujuan utama untuk melayani individu,
dan kelompok. - Caring yang berdasarkan kebudayaan adalah suatu aspek esensial untuk
mengobati dan menyembuhkan dimana pengobatan tidak akan mungkin dilakukan tanpa
perawatan, sebaliknya perawatan dapat tetap eksis tanpa pengobatan. - Konsep keperawatan
cultural, arti, ekspresi, pola-pola, proses dan struktur dari bentuk perawatan transkultural
yang beragam dengan perbedaan dan persamaan yang ada. - Setiap kebudayaan manusia
memiliki pengetahuan dan praktek perawatan tradisional serta praktik professional yang
bersifat budaya dan individual. - Praktek perawatan keyakinan dan nilai budaya dipengaruhi
oleh dan cenderung tertanam dalam pandangan dunia, bahasa, filosofi, agama, kekeluargaan,
sosial, politik, pendidikan, ekonomi, teknologi, etnohistory, dan lingkungan kebudayaan. Keuntungan, kesehatan dan kepuasan terhadap budaya perawatan mempengaruhi kesehatan
dan kesejahteraan individu, keluarga, kelompok, komunitas di dalam lingkungannya. Kebudayaan dan keperawatan yang konggruen dapat terwujud apabila pola-pola, ekspresi dan
nilai-nilai perawatan digunakan secara tepat, aman dan bermakna. k. Perbedaan dan
persamaan perawatan cultural tetap berada diantara masyarakat tradisioal dan professional
pada setiap kebudayaan manusia. - Konflik cultural, beban praktek kebudayaan, stress
kultural merefleksikan kurangnya pengetahuan perawatan kultural untuk memberikan
perawatan, rasa aman, tangung jawab yang koggruen dengan kebudayaan. - Metode
penelitian kualitatif ethnonursing memberikan intepretasi dan temuan yang penting mengenai
pemberian asuhan keperawatan dengan kebudayaan komplek yang berbeda. 2.4.3 Esensi
keperawatan dan kesehatan - Perbedaan-perbedaan interkultural terhadap keyakinan
kepetrawatan, nilai dan praktek akan merefleksikan perbedaan kemampuan identifikasi dan
praktek asuhan keperawatan yang bersifat umum. - Kebudayaan yang memiliki nilai
iindividualisme yang tinggi dengan model independen akan menunjukan tanda-tanda dari
nilai dan praktek keperawatan diri, dimana kebudayaan yang tidak memiliki nilai
individualisme dan independen akan menunjukan tanda terbatas dan praktek keperawatan
diri. - Jika terdapat hubungan yang erat antara praktek dan keyakinan pemberi dan penerima
pelayanan praktek keperawatan , hasil yang diperoleh klien akan dapat ditingkatkan dan lebih
memuaskan . - Klien dari kebudayaan yang berbeda dapat mengidentifikasi nilai caring dan
non caring mereka serta keyakinan terhadap ethnonursing. - Perbedaan utama antara nilai
perawatan tradisional dengan perawatan profesional, merupakan tanda dari konflik budaya
antara pemberi pelayanan kesehatan profesional dan klien. - Praktek dan tindakan caring
yang diterapkan dengan menggunakan teknologi berbeda secara kultural dan memiliki
perbedaan terhadap hasil dalam pencapaian kesehatan dan kesejahteraan klien. - Tanda
terpenting dari ketergantungan perawat terhadap teknologi merupakan tanda dari
depersonalisasi asuhan keperawatn humanistik pada klien. - Bentuk simbolis dan fungsi ritual
dari praktek dan perilaku asuhan keperawatan memiliki hasil dan makna berbeda dalam
kebudayaan yang berbeda. - Politik, agama, ekonomi, hubungan kekeluargaan, nilai budaya
dan lingkungan memberikan pengaruh yang besar terhadap praktek budaya untuk mencapai
kesejahteraan individu, keluarga dan kelompok. 2.4.4 Konsep kebudayaan menurut Leininger
dalam buku Transcutural Nursing; concepts, theories and practices (1978 & 1995) Kebudayaan yang mempersepsikan penyakit ke dalam bentuk pengalaman tubuh internal dan
bersifat personal (contohnya yang disebabkan oleh kondisi fisik, genetic,stress dalam tubuh)
lebih cenderung menggunakan teknik dan metode keperawatan diri secara fisik dari pada
melakukan perawatan berdasarkan budaya yang memandang penyakit sebagai suatu
keyakinan kultural dan ekstra personal serta pengalaman budaya secara langsung. - Budaya
sangat menekankan proses, prilaku dan nilai perawatan (caring), memegang peranan yang
lebih cenderung dilakukan wanita daripada pria. - Kebudayaan yang menekankan pada
prilaku dan proses pengobatan (caring) cenderung dilaksanakan oleh pria daripada wanita. Klien (masyarakat umum / tradisional) yang membutuhkan pelayanan keperawatan (caring),
pertama sekali cenderung untuk mencari bantuan dari pihak keluarga maupun relasinya dalam
mengatasi masalahnya, baru kemudian mencari pemberi pelayanan kesehatan professional
apabila orang-orang terdekatnya tidak mampu memeberikan kondisi yang efektif, keadaan
klien semakin memburuk atau jika terjadi kematian. - Kegiatan perawatan yang banyak
dipraktekkan di masyarakat (ethno caring activities), yang memiliki keuntungan terapeutik
bagi klien dan keluarganya, kurang dipahami oleh kebanyakan perawat professional di
Werstern. - Jika terdapat prilaku perawatan yang efektif dalam suatu kebudayaan maka
kebutuhan pengobatan dan pelayanan dari petugas professional akan berkurang. - Perbedaan