Anda di halaman 1dari 37

ASKEP SELULITIS

Kelompok 5

AZNIA
SAIFUL
NURMIN
DJOATI
NURLIANA

BAB I
KONSEP MEDIS
1. Pengertian.
Selulitis

adalah infeksi streptakokus yang ditandai oleh daerah


eritema yang meluas, demam, dan limfangitis (Price, Silvia A., 2005)
Selulitis adalah penyebaran infeksi bakteri ke dalam kulit dan jaringan
kulit. Selulitis atau flagmen adalah radang akut jaringan ikat,
biasanya di subcutis yang disertai pus luas atau infeksi streptokokus
(Syamsul, Hidayat, 1997)
selulitis adalah inflamasi sel pada kulit dan jaringan subkutan yang
akut dan menyebar ke samping dan ke bawah. Infeksi ini dapat
disebabkan oleh bakteri staphylococcus, streptococcus, bakteri gram
positif, namun tidak menutup kemungkinan bakteri gram negatif
(Rosfanty, 2009)
Selulitis adalah infeksi dermis dan jaringan subkutan, sangat nyeri,
eritema, dengan karakterisik hangat, edema, dan batas tidak tegas
(andimarlinasyam, 2009)

2.

Etiologi

Bakteri streptokokus: merupakan bakteri yang paling sering menyebabkan


selulitis.
Bakteri staphilokokus: bisa menyebabkan selulitis tapi terbatas pada daerah
yang lebih sempit.

Beberapa faktor yang memperparah resiko dari perkembangan


selulitis :
Usia
Melemahnya sistem immun (Immunodeficiency)
Diabetes mellitus.
Cacar dan ruam saraf
Pembangkakan kronis pada lengan dan tungkai (lymphedema)
Infeksi jamur kronis pada telapak atau jari kaki.
Penggunaan steroid kronik.
Gigitan & sengat serangga, hewan, atau gigitan manusia.
Penyalahgunaan obat dan alkohol.
Malnutrisi.

3. Manifestasi Klinis

Gejala awal berupa kemerahan dan nyeri tekan yang


terasa disuatu daerah yaitu kulit.
Kulit yang terinfeksi menjadi panas dan bengkak, tampak
seperti jeruk purut yang mengkerut.
Pada kult yang terinfeksi bisa ditemukan lepuhan kecil,
berisi cairan (vesikel) atau lapisan besar berisi cairan
(bulae).
Dapat menggigil, demam dan peningkatan denyut jantung.

4. Komplikasi
Abses
Edema
Ganggren
Infeksi

5. Pemeriksaan Diagnostik.

Hemoglobin
Eritrosit
Trombosit
Leukosit
Kultur hapusan selulitis

6. Penatalaksanaan Medik
Pemberian antibiotik; Penicilin (melalui oral/pembuluh
darah)
Eritromicin, untuk kasus yang ringan dan Clindamycin untuk
kasus yang berat.
Oksasitin untuk selulitis yang disebabkan oleh staphilokokus.
Penderita selulitis berulang bisa dihentikan dengan
pemberian penicillin setiap bulan, penisilin peroral selama 1
minggu setiap bulan.

BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN SELULITIS
1.

Pengkajian

a. Pengumpulan data

Nyeri pada kulit yang terinfeksi


Kulit terasa panas
Demam
Menggigil
Sakit kepala
Lemah
Pusing
Emosi meningkat
Mual/muntah
Nafsu makan tidak ada
Keterbatasan gerak pada area yang sakit
Insomnia
Malu

Kulit seperti jeruk purut


Bengkak pada kulit
Mual/muntah
Emosi meningkat
Lepuhan kecil pada kulit
Demam
Tachikardi
Tampak kusam
Tampak lemah
Gelisah
Eritema

2. Pengelompokan Data
DATA SUBYEKTIF
Nyeri pada kulit yang terinfeksi
Kulit terasa panas
Demam
Menggigil
Sakit kepala
Lemah
Pusing
Emosi meningkat
Mual/muntah
Nafsu makan tidak ada
Keterbatasan gerak pada area
yang sakit
Insomnia
Malu

DATA OBYEKTIF
Kulit seperti jeruk purut
Bengkak pada kulit
Mual/muntah
Emosi meningkat
Lepuhan kecil pada kulit
Demam
Tachikardi
Tampak kusam
Tampak lemah
Gelisah
Eritema

ANALISA DATA
No

DATA

PENYEBAB

MASALAH

DS :
- Nyeri pada kulit yang
terinfeksi
- Kulit terasa panas
- Sakit kepala
DO :
- Bengkak pada kulit
- Lepuhan kecil pada kulit
- Tachikardi

Adanya
inflamasi

Nyeri

DS :

Proses infeksi

Hipertermi

- Demam
- Menggigil
DO :
- Demam
- Tachikardi

No

Data

DS :
- Nyeri pada kulit yang terinfeksi
- Kulit terasa panas
- Demam
DO :
- Bengkak pada kulit
- Tachikardi

DS :
- Mual/muntah
- Nafsu makan tidak ada
- Lemah
DO :
- Mual/muntah

DS :
DO :
- Kulit seperti jeruk purut
- Lepuhan kecil pada kulit

Penyebab

Masalah

Adanya bakteri
dalam jaringan
kulit

Infeksi

Anorexia,
mual /muntah

Nutrisi kurang
dari kebutuhan

Infeksi pada
kulit

Kerusakan
integritas kulit

No

Data

Penyebab

Masalah

DS :
- Malu
DO
- Eritema
- Kulit seperti jeruk purut

Kerusakan
jaringan kulit

Gangguan
Citra tubuh

DS :
- Emosi meningkat
- Insomnia
DO
- Emosi meningkat

Perubahan
status
kesehatan

Cemas

DS :
- Insomnia
DO
- Tampak Kusam
- Gelisah

Nyeri,
Hipertermi

Gangguan
pola tidur

No

Data

9 DS :
- lemah
- Pusing
- Keterbatasan gerak
pada area yang sakit
DO
- Tampak lemah

Penyebab

Menurunnya
kemampuan
otot

Masalah

Gangguan
mobilitas
fisik

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasakan prioritas masalah maka disusunlah diagnose


keperawatan sebagai berikut :
1. Nyeri berhubungan dengan adanya inflamasi
2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.
3. Infeksi berhubungan dengan adanya bakteri dalam
jaringan kulit
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
anorexia, mual/muntah
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan infeksi
pada kulit.
6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kerusakan
jaringan kulit

7. Cemas berhubungan dengan perubahan status


kesehatan
8. Gangguan Pola tidur berhubungan dengan
nyeri,hipertermi
9. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
menurunnya kemampuan otot

Diagnosa dan Rencana Keperawatan


1. Nyeri yang berhubungan dengan adanya inflamasi

Tujuan:
Rasa nyeri berkurang sampai dengan hilang
Kriteria evaluasi :
Nyeri hilang
Tanda-tanda vital dalam batas normal (S: 3637C, N: 60-80 x/mnt, P: 16-24s x/mnt,
TD: 100/70 130/90 mmHg).
Skala nyeri 0-1 (ringan)

Intervensi
Rasional
1. Observasi skala, lokasi dan 1. Evaluasi keefektifan terapi nyeri
frekuensi nyeri.
2. Observasi tanda-tanda vital
2. Nyeri pasien dpt dilihat dari
tanda vital yg meningkat
terutama nadi.
3. Lakukan ganti balutan dengan 3. Pertimbangan ketdknyamanan
terhadap pelepasan balutan
membasahi balutan dengan
kering
cairan NaCl terlebih dahulu.
4. Berikan tindakan kenyaman 4. Meningkatkan relaksasi dan
dengan teknik relaksasi napas
membantu menfokuskan lagi
perhatian.
dalam.
5. Berikan klien posisi yang 5. Posisi yang salah dapat
nyaman
meningkatkan rangsangan nyeri.
6. Kolaborasi dengan tim medik 6. Analgetik membantu memblok
nyeri dan menurunkan respon
dalam pemberian obat analgetik.
inflamasi.

2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi


Tujuan:
Klien akan menunjukkan dan mempertahankan
suhu tubuh yang normal
Kriteria Hasil :
Suhu dalam batas Normal

Intervensi
1. Pantau suhu tubuh
(derajat dan pola),

2. Ukur suhu
dengan
thermometer

pasien

badan pasien
menggunakan

Rasional
1. Suhu
38,9C41C
menunjukkan
penyakit
infeksius akut . pola demam
dapat
membantu
dalam
mendiagnosa
2. Mengindentifikasi adanya
peningkatan suhu tubuh serta
menentukan intervensi
3. Mencegah adanya dehidrasi.

3. Ajarkan
klien
pentingnya
mempertahankan
masuknya
cairan yang adekuat
4. Berikan antipiretik, misalnya 4. Digunakan untuk mengurangi
ASA Aspirin), Asetaminafen
demam dan menurunkan panas
(Tylenol)

3.Infeksi berhubungan dengan adanya bakteri dalam


jaringan kulit
Tujuan:
Infeksi tidak terjadi
Kriteria evaluasi :
Tidak ada tanda-tanda infeksi : kolor, dolor,
rubor, tumor, fungsiolaesa, pus, perpanjangan
proses penyembuhan luka.
Tanda-tanda vital dalam batas normal (S: 36-37C,
N: 60-80 x/mnt, P: 16-24 x/mnt, TD: 100/70
130/90 mmHg)

Intervensi

1. Pantau tanda
indikasi

vital

Rasional

sesuai 1. Peningkatan suhu tubuh menjadi


salah satu indikator terjadinya
infeksi.
yang 2. Diindikasikan untuk mencegah
proses penyebaran infeksi

2. Identifikasi
kontak
berisiko
terjadinya
infeksi
3. Lakukan perawatan luka dengan 3. Saat perawatan luka alat dan
teknik septik dan aseptik
tindakan yang tidak steril dapat
menjadi penyebab infeksi.
4. Kolaborasi dengan tim medik 4. Diindikasikan untuk membunuh
untuk pemberian antibiotic
bakteri gram basilus negatif

4. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan


dengan anoreksia, mual/muntah
Tujuan:
Nutrisi klien terpenuhi
Kriteria evaluasi :
Klien tidak mual, muntah
Nafsu makan meningkat

Intervensi

Rasional

1. Observasi intake makanan klien 1. Memantau jumlah intake


makanan yang dimakan klien.
2. Anjurkan dan motivasi klien
2. Kebersihan mulut memberikan
untuk menjaga kebersihan mulut
rasa nyaman dan meningkatkan
dengan menggosok gigi secara
nafsu makan.
teratur.
3. Anjurkan klien untuk makan
3. Dengan porsi makan sedikit
porsi sedikit tapi sering
tetapi sering dapat memacu
intake nutrisi secara bertahap.
4. Kolaborasi dengan tim gizi
4. Diet lunak dapat memudahkan
dalam pemberian diet lunak
pasien dalam mengunyah
makanan.

5. Kerusakan integritas kulit berhubungan


dengan infeksi pada kulit
Tujuan :
Menunjukkan regenerasi jaringan
Kriteria Hasil:
Proses penyembuhan luka sesuai tahapan
(Fase inflamasi, epitelisasiase maturasi

Intervensi

Rasional

1. Observasi
derajat 1. Menentukan
derajat
penyembuhan luka dan tandapenyembuhan luka dan derajat
tanda dekubitus
dekubitus
sebagai
bahan
evaluasi dan menentukan
intervensi yang tepat.
2. Secara teratur ubah posisi, 2. Mengurangi stress pada titik
dorong pemindahan BB secara
tekanan, meningkatkan aliran
periodik, lindungi penonjolan
darah
ke
jaringan
dan
tulang dengan bantal.
meningkatkan
proses
penyembuhan luka.

Intervensi

4. Pertahankan higiene kulit,


masage kulit dan pelembab
pada kulit.

Rasional

4.Kebersihan kulit mengurangi


trauma dermal akibat digaruk,
Masage meningkatkan sirkulasi,
dan pelembap dapat merawat
kelembapan kulit.
5.Tutupi luka yang terbuka 5.Mengurangi
kontaminasi
dengan pembalut yang steril
bakteri
atau barier protektif dan jaga dan meningkatkan proses
suasana lembab.
penyembuhan luka.

6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan


kerusakan jaringan kulit.
Tujuan :
Pengembangan peningkatan penerimaan diri
pada klien tercapai
Kriteria Hasil:
Mengembangkan peningkatan kemauan untuk
menerima keadaan diri
Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam
tindakan perawatan diri
Menguatkan kembali dukungan positif dari diri
sendiri

Intervensi

Rasional

1. Kaji adanya gangguan citra diri 1. Gangguan citra diri akan


(menghindari kontak
mata,
menyertai setiap
ucapan
merendahkan
diri
penyakit/keadaan yang tampak
sendiri).
nyata bagi klien, kesan orang
terhadap dirinya berpengaruh
terhadap konsep diri.
2. Berikan kesempatan pada klien 2. Klien
membutuhkan
untuk
mengungkapkan
pengalaman didengarkan dan
perasaannya
dipahami.
3. Jelaskan
tentang
keadaan 3. Pemahaman klien terhadap
penyakitnya dan prosedur
penyakitnya
dapat
pengobatannya
menghilangkan
perasaan
kecemasan, meningkatkan rasa
percaya diri klien.

Intervensi

Rasional

4. Libatkan klien dalam


4. Klien dapat menerima dan
menyusun rencana pengobatan menjalankan rencana tindakan
dan perawatan.
5. Dukung upaya klien untuk
5. Membantu meningkatkan
memperbaiki citra diri, seperti kepercayaan diri.
merias, merapikan.
6. Mendorong sosialisasi dengan 6. Membantu meningkatkan
orang lain
penerimaan diri dan sosialisasi

7. Cemas berhubungan dengan perubahan


status kesehatan
Tujuan :
Klien menunjukkan perilaku koping yang
positif
Kriteria Hasil:
Klien mengungkapkan kecemasannya berkurang

Intervensi
1. Kaji tingkat
klien

Rasional

kecemasan 1. Untuk mengetahui sejauh


mana rasa cemas yang di
rasakan.

2. Motivasi
mengekspresikan
perasaannya.

klien 2. Untuk mengetahui dan


membantu
klien
mengungkapkan
perasaan
cemasnya
dan
mencari
solusi dari cemas klien .
3. Informasikan dan jelaskan 3. Informasi yang tepat dan
pada
klien
tentang akurat akan meningkatkan
penyakitnya
rasa percaya diri klien.

Intervensi

Rasional

4. Libatkan pasien/orang
4.Keterlibatan akan membantu
terdekat dalam rencana
menfokuskan perhatian
perawatan.
pasien dalam arti positif.

8. Gangguan pola tidur berhubungan dengan


nyeri, hipertermi
Tujuan :
Klien bisa beristirahat dengan cukup tanpa
ada nyeri
Kriteria Hasil:
Mencapai tidur yang nyenyak
Mempertahankan kondisi lingkungan yang
baik
Mengenali tindakan untuk meningkatkan
tidur

Intervensi

1. Kaji Pola tidur klien

Rasional

1. Sebagai data dasar dalam


menentukan
intervensi
selanjutnya.
2. Udara dan lingkunagn yang
2. Nasihati klien untuk
meningkatkan
menjaga kamar tidur agar nyaman
tetap memiliki ventilasi dan relaksasi
kelembaban yang baik
3. Memudahkan peralihan dari
3. Anjurkan klien untuk
mengerjakan hal ritual keadaan terjaga ke keadaan
menjelang tidur (membaca tertidur.
buku, menonton TV)

9. Gangguan mobilitas fisik berhubungan


dengan menurunnya kemampuan otot
Tujuan :
Klien dapat bermobilisasi dengan baik
Kriteria Hasil:
Klien dapat mobilisasi dengan baik

Intervensi

Rasional

1. Observasi pergerakan klien 1. Menentukan


intervensi
tindakan selanjutnya.
proses
2. Bantu mobilisasi bertahap 2. Mempercepat
mobilisasi
3. Mencegah secara progresif
3. Lakukan latihan rentang
mengencangkan
jaringan
gerak secara konsisten
parut
dan
kontraktur,
diawali dengan pasif
meningkatkan pemeliharaan
kemudian aktif
otot dan sendi.

Intervensi

Rasional

4. Ikut sertakan keluarga klien 4. memampukan keluarga


dalam latihan rentang gerak
untuk aktif dalam perawatan
pasien dan terapi yang lebih
konsisten.
5. memberikan program latihan
5. Kolaborasi dengan tim
terintegrasi dan alat bantu
rehabilitasi medis
khusus berdasarkan
kebutuhan individu.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai