Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA

NAMA : JURIL, S.Kep


NIM

: 14901015033

Mengetahui:
CI Institusi
(

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) IST BUTON
BAUBAU
2016
KELUARGA
Konsep Dasar Keluarga
A. Definisi

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing
masing yang merupakan bagian dari keluarga. (Friedman, 1998)
Keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang lakilaki atau seorang perempuan yang sudah sendiriran dengan atau tanpa anak, baik
anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.(Sayekti,
1994)
B. Tipe Keluarga
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari
keturunannya atau adopsi atau keduanya.
2. Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).
Dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme,
pengelompokan tipe keluarga selain kedua diatas berkembang menjadi :
1. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau
kehilangan pasangannya.
2. Orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat
perceraian atau ditinggal pasangannya.
3. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
4. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah (the single adult living alone).
5. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non-marital
heterosexual cohabiting family).
6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay
and lesbian family).
C. Tahap Perkembangan Keluarga:
Tahap perkembangan Tugas perkembangan (utama)
1. Keluarga
baru Membina hubungan intim yang memuaskan
Membina hubungan dengan keluarga lain,
menikah

2. Keluarga

dengan

anak baru lahir

teman, dan kelompok social


Mendiskusikan rencana memiliki anak
Mempersiapkan menjadi orang tua
Adaptasi dengan perubahan adanya anggota
keluarga, interaksi keluarga, hubungan seksual,
dan kegiatan

3. Keluarga
anak

dengan

usia

pra-

sekolah

Mempertahankan

memuaskan pasangannya
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga
Membantu anak untuk bersosialisasi
Beradaptasi dengan anak yang baru lahir,

kebutuhan anak yang lain harus terpenugi


Mempertahankan hubungan yang sehat
Pembagian waktu untuk individu, pasangan,

anak.
Pembagian tanggungjawab anggota keluarga
Merencanakan kegiatan dan waktu untuk

hubungan

dalamrangka

menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan


4. Keluarga

dengan

anak usia sekolah


5. Keluarga

dengan

anak
Membantu sosialisasi anak
Mempertahankan keintiman pasangan
Memenuhi kebutuhan yang meningkat
Memberikan kebebasan yang seimbang dan

bertanggung jawab
Mempertahankan hubungan

keluarga
Mempertahankan komunikasi terbuka
Mempersiapkan perubahan sistem peran dan

peraturan anggota keluarga


Memperluas jaringan keluarga
Mempertahankan keintiman pasangan
Membantu anak untuk mandiri sebagai

keluarga baru di masyarakat


Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan

di rumah
Mempertahankan

pasangan
Mempertahankan hubungan yang serasi dan

memuaskan dengan anak-anak dan sebaya


Meningkatkan kekaraban pasangan
Mempertahankan suasana kehidupan rumah

anak remaja

6. Keluarga
melepas

mulai
anak

sebagai deasa

7. Keluarga

usia

pertengahan

8. Keluarga usia tua

tangga

saling

individu

dalam

dan

menyenangkan

pasangannya
Adaptasi dengan perubahan yang terjadi :
kehilangan

yang

kesehatan

intim

pasangan,

kekuatan

fisik,

penghasilan keluarga.
Mempertahankan keakraban pasangan dan

saling merawat
Melakukan life review masa lalu

D. Struktur Keluarga
Menurut Parad dan Caplan (1965) yang diadopsi oleh Friedman mengatakan ada
empat elemen struktur keluarga, yaitu :
1. Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga
sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan
informal.
2. Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga
khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.
3. Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah ibu, orang tua
dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga lain (pada keluarga
besar) dengan keluarga inti.
4. Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan
mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang
mendukung kesehatan.
E. Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga (Friedman, 1998) adalah sevagai berikut :
1. Fungsi afektif (the affective function)
Fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi
afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan
basis kekuatan keluarga.
Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial
anggota keluarga.Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.Tiap anggota
keluarga saling mempertahankan iklim yang positif.Hal tersebut dapat
dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam
keluarga.Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi
afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi
afektif adalah :
Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan

dukungan dari anggota yang lain. Maka, kemampuannya untuk


memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya tercipta
hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim di dalam
keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan
orang lain diluar keluarga/masyarakat.
Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan tercapai.
Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan
melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek
kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses
identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru tingkah laku
yang positif dari kedua orangtuanya.
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan
kebahagiaan keluarga.Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah
keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak terpenuhi.
2. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social
placement function)
Fungsi mengembangkan

dan

tempat

melatih

anak

untuk

berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan


dengan orang lain di luar rumah.
Soialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial (Friedmann 1986).Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir.
Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya
anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang
disekitarnya. Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan
penting dalam bersosialisasi.Keberhasilan perkembangan individu dan
keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga
yang diwujudkan dalam sosialisasi.Anggota keluarga belajar disiplin, belajar
norma-norma, budaya, dan perilaku melalui hubungan dan interaksi
keluarga.
3. Fungsi reproduksi (the reproductive function)
Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah


sumber daya manusia.Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain
untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk
keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
4. Fungsi ekonomi (the economic function)
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi

dan

tempat

untuk

mengembangkan

kemampuan

individu

meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti


memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak
pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara
suami dan istri, hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada
perceraian.
5. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (the health care function)
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas tinggi.Fungsi ini dikembangkan menjadi
tugas keluarga di bidang kesehatan.
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek
asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan
atau merawat anggota keluarga yang sakit.Kemampuan keluarga dalam
mmberikan

asuhan

kesehatan

mempengaruhi

status

kesehatan

keluarga.Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat


dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah
kesehatan.
Dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi industrialisasi, fungsi keluarga
dikembangkan menjadi :
1. Fungsi ekonomi : keluarga diharapkan menjadi keluarga yang produktif yang
mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan sumber
daya keluarga.
2. Fungsi mendapatkan status sosial : keluarga yang dapat dilihat dan
dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berada disekitarnya.
3. Fungsi pendidikan : keluarga yang mempunyai peran dan tanggung jawab
yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan
dewasanya.
4. Fungsi sosialisasi bagi anaknya : orang tua atau keluarga diharapkan mampu
menciptakan kehidupan social yang mirip dengan luar rumah.

5. Fungsi pemenuhan kesehatan : keluarga diharapkan dapat memenuhi


kebutuhan kesehatan yang primer dalam rangka melindungi dan pencegahan
terhadap penyakit yang mungkin dialami keluarga.
6. Fungsi religius : keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan
mengamalkan ajaran keagamaan.
7. Fungsi rekreasi : keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan yang
dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah.
8. Fungsi reproduksi : bukan hanya mengembangkan keturunan, tetapi juga
merupakan tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal
(menyeluruh), diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas pendidikan seks
bagi anak, dan yang lain.
9. Fungsi afeksi : keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada di luar rumah.
F. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas
dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


1. Pengkajian
Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan


melalui ppraktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan
untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Secara umum, tujuan asuhan
keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri. (Suprajitno, 2004, Hal. 27)
Norma yang digunakan untuk menentukan status kesehatan keluarga adalah :
a. Keadaan kesehatan normal dari setiap anggota keluarga.
b. Keadaan rumah dan lingkungannya yang membawa kepada peningkatan
kesejahteraan keluarga.
c. Sifat keluarga, dinamika dan tingkat kemampuan keluarga yang dapat
membawa kepada perkembangan keluarga dan prilaku sehat.
Yang termasuk dalam tahap ini adalah :
a. Pengumpulan Data
Dapat dilakukan dengan cara :
1) Wawancara, yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik
aspek fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, dan sebagainya.
2) Pengamatan, terhadap hal-hal yang tidak perlu dinyatakan.
3) Study dokumentasi, misalnya yang berkaitan dengan perkembangan
kesehatan anak di antaranya KMS, kartu keluarga dan catatan kesehatan
lainnya.
4) Pemeriksaan fisik, dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan dan keperawatan berkaitan dengan keadaan fisik.
Adapun data-data yang dikumpulkan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Identitas keluarga
2) Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun yang
pernah dialami.
3) Anggota keluarga
4) Jarak antara lokasi dan fasilitas kesehatan masyarakat yang ada
5) Keadaan lingkungan meliputi biologis, psikologis, sosial, kultural,
spiritual, lingkungan, dan data penunjang lainnya.
b. Analisa Data
Di dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat
perkembangan kesehatan keluarga yaitu :
1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan yang meliputi rumah, sumber air
minum, jamban keluarga, tempat pembuangan air limbah dan penempatan
penerangan yang ada.
3) Karakteristik keluarga.
c. Perumusan Masalah

Setelah data dianalisis, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah


kesehatan dalam keperawatan keluarga dapat menggambarkan keadaan kesehatan
dan status kesehatan keluarga. Karena merupakan hasil pemikiran dan
pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan lingkungan, norma, nilai,
kultur yang dianut oleh keluarga tersebut.
Dalam menyusun masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, seorang
perawat selalu mengacu kepada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan.
Tipologi masalah keluarga ada 3 kelompok masalah besar yaitu :
1) Ancaman kesehatan
2) Kurang/tidak sehat
3) Situasi krisis
Masalah keperawatan yang dapat muncul yaitu : ketidakmampuan keluarga dalam
melaksanakan tugas-tugas kesehatan dan keperawatan.
1) Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan karena :
a) Kurang pengetahuan / ketidaktahuan fakta
b) Rasa takut akibat masalah diketahui
c) Sikap dan falsafah hidup
d) Prioritas masalah
e) Menegakkan diagnosa keperawatan
2) Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam mengambil tindakan
tepat, disebabkan karena :
a) Tidak memahami, mengenal sifat berat dan luasnya masalah
b) Masalah tidak begitu menonjol
c) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan
dan kurangnya sumber data keluarga
d) Takut dari akibat tindakan, fasilitas kesehatan tidak terjangkau
3) Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit disebabkan karena :
a) Tidak mengetahui keadaan penyakit
b) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan
c) Kurang / tidak sehat terhadap fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
d) Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga
4) Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga disebabkan karena :
a) Sumber-sumber keluarga tidak cukup di antaranya keluarga, tanggung jawab
dan keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat
b) Kurang dapat melihat keuntungan dan pemeliharaan lingkungan rumah
c) Ketidaktahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan
d) Sikap dan pandangan hidup
5) Ketidaktahuan menggunakan sumber di masyarakat guna memelihara kesehatan
disebabkan karena :
a) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
b) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
c) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan
d) Tidak ada fasilitas yang diperlukan

e) Sikap dan fasilitas hidup


2. Prioritas Masalah
Setelah menentukan masalah atau diagnosa keperawatan, langkah selanjutnya
adalah menentukan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Dalam
menyusun prioritas masalah kesehatan keperawatan keluarga harus disarankan
kepada beberapa kriteria sebagai berikut :
PRIORITAS MASALAH
No.
1.

Kriteria
Sifat masalah ..............................................................................

Skala :

2.

Ancaman kesehatan ..................

Tidak / kurang sehat ...................

Krisis ...........................................

Kemungkinan masalah dapat diubah ..........................................

Skala :

3.

Dengan mudah ...........................

Hanya sebagian ..........................

Tidak dapat .................................

Potensi masalah untuk diubah .....................................................

Skala :

4.

Tinggi ..........................................

Cukup .........................................

Rendah .......................................

Menonjolnya masalah ....................................................................


Skala :
Masalah berat harus ditangani ...

Masalah yang tidak perlu


segera ditangani ..........................

Masalah tidak dirasakan ..............

Kemudian skoring =

skor
angka tertinggi

bobot

Di mana skor tertinggi adalah 5 dan semua untuk seluruh bobot


3. Perencanaan
Langkah setelah pengkajian adalah menyusun perencanaan keperawatan
kesehatan dan keperawatan keluarga. Rencana keperawatan keluarga adalah
sekumpulan tindakan yang ditentukan perawata untuk dilaksanakan dalam
memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi.
Ciri-ciri rencana keperawatan keluarga yaitu :
a. Berpusat pada tindakan-tindakan yang dapat memecahkan atau meringankan
masalah yang sedang dihadapi.
b. Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari dengan
pikiran yang logis.
c. Rencana keperawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan datang.
d. Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang
diidentifikasi.
e. Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan.
f. Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus.
Menurut Friedman 1998, intervensi-intervensi yang dapat muncul pada
keperawatan keluarga, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.

Memodifikasi perilaku
Pembuatan kontrak
Manajemen koordinasi kasus
Strategi-strategi kolaboratif
Konseling termasuk dukungan, penilaian kognitif dan membuat kembali

f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.

kerangka
Memberikan kuasa kepada keluarga lewat partisipasi aktif
Modifikasi lingkungan
Advokasi keluarga
Intervensi krisis keluarga
Membuat jaringan kerja termasuk pemakaian
Model peran
Memberikan informasi dan keahlian teknis
Suplementasi peran
Pengajaran dari berbagai strategi, termasuk manajemen
Stres, modifikasi gaya hidup dan bimbingan antisipasi.

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga didasarkan kepada
asuhan keperawatan yang telah disusun.
Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dan kesehatan dalam
memecahkan masalah kesehatan keluarga disebabkan oleh banyak faktor, di
antaranya
a. Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan
b. Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh
c. Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan yang melekat

d. Adat istiadat yang berlaku


e. Kegagalan dalam mengaitkan tindakan dengan sasaran
f. Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan.
5. Evaluasi
`
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi
selalu berkaitan dangan tujuan, apabila dalam evaluasi tidak tercapai maka perlu
dicari penyebabnya dan evaluasi dengan menggunakan SOAP secara optimal.
Tolak ukur yang dipergunakan dalam evaluasi yaitu :
a. Kriteria kebersihan
b. Standar keperawatan
c. Perubahan perilaku
Metode penilaian (evaluasi) adalah :
a. Observasi langsung, mengamati secara langsung perubahan yang terjadi
dalam keluarga.
b. Wawancara, mewawancarai keluarga yang berkaitan dengan perubahan
sikap apakah telah menjalankan anjuran yang diberikan perawat.
c. Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan yang
dibuat dan tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana.
d. Latihan stimulasi, berguna dalam meentukan perkembangan kesanggupan
melaksanakan asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga: Konsep Teori, Proses dan
Praktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Herdman, T Heather. 2011. Nanda internasional Diagnosis Keperawatan 2009-2011.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai