Anda di halaman 1dari 2

Semakin manusia itu taqwa

dalam arti menjalankan apa yang Allah perintah dan menjauhi apa yang dilarang, maka
disitulah puncak kemuliaan manusia. Namun jika sebaliknya, maka manusia tak ubahnya
seperti makhluk Allah yang lainya. Yang tak punya otak untuk berfikir dan tak punya hati
untuk merasakan. Sehingga kehidupannya kelam dipenuhi dengan kemaksiatan dan
bahkan tak kenal rasa malu sedikitpun.
Sedangkan ukuran terbaik di hadapan manusia adalah hanya dilihat dari kacamata dunia,
punya uang banyak, jabatan tinggi, istri cantik, dan liburannya ke Eropa. Sehingga pada
aspek ini manusia sudah mulai mencoba mencari pengakuan dari masyarakat soal
kedudukannya yang tinggi, wibawanya yang besar, dan mungkin ketenaran sehingga ia
dapat merasakan kebahagiaan.
Namun ironisnya, ketika banyak orang sudah mencapai tingkatan ini, mereka justru hidup
dalam kekhawatiran. Khawatir kedudukannya diduduki orang lain, khawatir hartanya
dirampok orang, khawatir dengan segala apa yang dimiliki sehingga akan sangat mudah
menjerumuskan manusia pada kehancuran.
Pada tulisan ini penulis akan sedikit memaparkan tentang bagaimana agar kita menjadi
khairo ummah atau menjadi umat dan pribadi terbaik yang bermanfaat bagi yang lain.
Rasulullah SAW bersabda, Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak
manfaatnya bagi orang lain. Kita akan tercatat sebagai manusia yang baik apabila
keberadaan kita bermanfaat bagi orang lain. Mempunyai sikap ringan tangan, suka
menolong, berbagi, bershadaqoh, membantu yang lemah, selalu mengingatkan orang lain
pada kebaikan. Sehingga masyarakat akan merasa kehilangan jika kita tidak ada disisi
mereka.
Ilmu, harta, jabatan, bahkan kekayaan yang kita punya tidak akan berarti jika kita tidak
mampu mengelola dengan baik. Jadikanlah semua itu sebagai investasi kekayaan kita
baik di dunia maupun di akhirat, sehingga kelak nanti di akhirat kita layak untuk meminta
hak kita sebagai hamba Allah.
Ketika seseorang mencoba menjadikan dirinya bermanfaat bagi orang lain dia akan
merasakan indahnya kehidupan ini. Namun yang menyedihkan, kebanyakan manusia
tidak sadar akan hal ini. Padahal puncak kebahagiaan itu ketika seseorang dapat
bermanfaat bagi dirinya, orang lain, lingkungannya bahkan nusa dan bangsa.
Alkisah, seorang ibu bersedih hati karena persoalan yang ia hadapi. Ia kemudian
mendatangi orang bijak untuk mengkonsultasikan seputar permasalahannya, dan mulailah
ia bercerita tentang permasalahannya.
Setelah sang ibu bercerita, orang bijak itu bertanya, Apa yang kurang dari ibu? Ibu
mempunyai keluarga yang lengkap, pekerjaan yang berharga, rumah, mobil, harta yang

berlimpah yang tidak semua orang memiliki apa yang ibu miliki. Lantas apa yang
membuat ibu bersedih?, lanjut orang bijak itu.
Saya juga tidak mengerti kenapa saya tidak dapat merasakan kebahagiaan padahal saya
sudah mendapatkan segalanya, jawab ibu itu. Kemudian orang bijak tersebut berkata,
Ibu tidak akan mendapatkan kebahagiaan ketika ibu mencari kebahagiaan, tetapi ibu
akan mendapatkan kebahagiaan ketika ibu membagi kebahagiaan itu, demikian nasehat
orang bijak tersebut.

Anda mungkin juga menyukai