Anda di halaman 1dari 5

PEMBIBITAN, PENANAMAN, DAN PEMELIHARAAN TANAMAN

Nilai keindahan, kenyamanan, dan kerindangan suatu lingkungan, sangat erat


hubungannya dengan cara kita menanam tanaman dan memelihara jenis tanaman.
Pertanyaannya, langkah apakah yang dapat dilakukan untuk memperoleh tanaman yang
benar-benar berkualitas dan bermanfaat bagi lingkungan di sekitar kita?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, marilah kita mencoba melakukan kegiatan
penanaman dengan mengambil contoh tanaman buah rambutan (Nephelium lappaceum).
Rambutan adalah tanaman berbuah musiman yang berbunga pada musim kemarau dan
menghasilkan buah pada musim hujan serta mudah tumbuh di sembarang tanah.
1. Penyiapan Lahan
Berikut adalah hal yang perlu di perhatikan dalam proses penyiapan lahan:
a. Sebelum menanam, buatlah lubang dengan diameter dan kedalaman 0,5 meter.
Pisahkan hasil bongkaran tanah antara lapisan atas dan lapisan bawah. Jika di
temukan benda-benda yang mengganggu seperti batu, pecahan kaca, besi bekas, dan
lain-lain, hendaknya dibuang/dibersihkan agar tidak mengganggu pertumbuhan akar.
b. Pada saat menanam bibit, tanah bongkaran ditimbun dengan posisi lapisan tanah tetap
seperti semula. Artinya, tanah yang berasal dari lapisan atas kembali ke bagian atas.
Untuk menambah kesuburan, tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kompos.
c. Jarak lubang tanam yang baik untuk menanam rambutan lebih dari satu pohon adalah
4 meter x 4 meter.
2. Memilih Bibit Tanaman
Baik tidaknya tanaman yang ditanam bergantung pada baik tidaknya bibit yang kita
tanam. Oleh karena itu, pembuatan bibit harus dilakukan dengan baik dan benar. Sebagai
contoh, ada dua cara untuk mendapatkan bibit rambutan, yaitu dengan menggunakan biji
yang disebut bibit generatif, dan membuat cangkok yang disebut bibit vegetatif.
Penanaman biji sebagai bibit ada dua macam, yaitu:
a. Biji ditanam langsung di tempat penanaman.
b. Biji disiapkan melalui penyemaian/pembibitan, baru ditanam pada lahan
yang
disiapkan.
Hal yang harus diperhatikan dalam memilih biji secara fisik, yaitu:
a. Biji berasal dari tanaman induk yang baik dan sehat.
b. Bentuk, ukuran, dan warnanya seragam.
c. Permukaan kulit biji bersih, tidak keriput. Biji yang keriput menandakan biji dari
buah yang masih muda.
d. Kadar air cukup rendah, bila biji direndam tidak mengapung artinya kadar airnya
tinggi.
e. Ambil salah satu biji yang sudah dipilih kemudian buka, apakah ada lembaga atau
tidak. Biji yang baik mempunyai lembaga.
a. Pembibitan secara generatif
Pembibitan rambutan secara generatif melalui tahap berikut:
1) Siapkan tanah gembur pada tempat persemaian. Luasnya bergantung pada banyak
biji yang akan ditanam.
2) Tempatkan biji secara tegak pada tempat sesuai dengan jarak antar biji 5 cm,
kemudian letakkan di tempat teduh dan aman dari hama.

3) Jika bibit dipersemaian sudah tumbuh, pindahkan ke tempat pembibitan dengan


hati-hati agar akar tidak putus atau rusak.
4) Tempatkan bibit pada tempat pemeliharaan sampai saat akan ditanam. Persemaian
merupakan awal bercocok tanam yang paling penting. Kesalahan perawatan bibit
sewaktu di persemaian merupakan awal kegagalan, apalagi bagi tanaman buahbuahan yang bersifat permanen (tanaman tahunan).
b.

Mencangkok

Pembibitan rambutan dengan cangkok lebih banyak dipakai karena dapat berbuah lebih
cepat. Selain itu, dapat mewarisi sifat yang sama persis dengan induk tanaman yang sudah
diketahui dengan jelas.
Sebelum kamu mencangkok, tentukan dulu pohon induk yang umumnya tidak terlalu tua
dan tidak terlalu muda, sehat, dan menghasilkan buah yang baik. Jika sudah ditentukan,
kemudian pilih cabang yang agak tua yang berdiameter 4-5 cm, baru lakukan pencangkokan.
Agar lebih berhasil, lakukan cangkok pada musim penghujan. Langkah-langkah
membuat cangkok rambutan yang baik adalah sebagai berikut:
1. Kupaslah sekeliling cabang dengan panjang sayatan 7-10 cm. Sayatan harus benarbenar bersih sampai bagian batang terlihat jelas.
2. Biarkan batang yang sudah dikupas tadi selama 2-4 hari agar kambium benar-benar
bersih dan bekas sayatan mengering.
3. Sayatan batang yang sudah kering dibalut dengan tanah subur secukupnya, kemudian
bungkus dengan bahan tanah lama dan tanah air, seperti plastik berlubang kecil, sabut atau
ijuk.
4. Potonglah separuh daun yang ada pada cabang yang dicangkok untuk
merangsang
pertumbuhan.
5.
Rawatlah cangkokan dengan penyiraman secukupnya setiap hari sampai
terjadi
pertumbuhan akar dengan baik dan menembus pembungkus.
6. Jika cangkokan sudah berakar banyak dapat dilakukan pemotongan. Pemotongan yang
baik dilakukan dekat pembungkus tanah supaya sisa
kayu tidak merusak cangkokan dan
menjadi sarang rayap.
7. Cangkokan yang sudah dipotong sebaiknya ditempatkan dulu pada tempat pembibitan
yang telah disediakan untuk memperbanyak jumlah akar, baru ditanam pada lubang
penanaman. Jika pembungkusnya dari plastik, bukalah plastiknya dengan hati-hati agar
tidak memutus akar.
3.

Penanaman

Bibit yang sudah disiapkan dengan baik, belum tentu dapat tumbuh dengan baik. Hal ini
sangat bergantung pada bagaimana teknik menanam yang dilakukan dan cara pemeliharaan
tanaman. Waktu terbaik untuk menanam pohon rambutan adalah pada waktu sore hari saat
matahari sudah condong di barat, karena pada sore hari keadaan tanah lembap.
Sebaiknya penanaman dilakukan pada musim hujan. Adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut:
a. Gemburkan terlebih dahulu tanah bongkaran agar saat penimbunan, akar mendapat
udara cukup.
b. Buka pembungkus tempat bibit/keranjang bibit agar tidak menghambat pertumbuhan
akar.
c. Potong akar yang terlalu panjang untuk merangsang pertumbuhan akar lebih cepat.
d. Masukkan bibit dalam lubang tanaman sambill di tutup dengan tanah gembur. Pangkal
batang ditimbun dengan tanah agar berbentuk miring sehingga tidak menyebabkan
penggenangan air di sekeliling batang.
Penggenangan air di sekitar batang dapat
menyebabkan timbulnya pembusukan batang.
e.
Agar tanaman tidak mudah patah, buatlah penyangga sementara,
kemudian ikat
tanaman ke tongkat penyangga.
f.
Buatlah perlindungan sementara dari daun tanaman agar matahari tidak terlalu terik
menimpa daun.
g. Jika tanaman telah terlihat subur dan segar, tongkat penyangga dapat dilepaskan.
4.
Pemeliharaan tanaman
Untuk mendapatkan hasil yang baik, kita perlu memelihara tanaman yang telah kita
tanam. Berikut ini contoh cara pemeliharaan tanaman rambutan.
a. Memangkas tanaman yang terlalu rimbun, dengan maksud:
1. Membentuk pohon
Pemangkasan dimaksudkan agar merangsang pertumbuhan tunas/cabang untuk
menghasilkan buah dan membentuk pohon menjadi seimbang.
2. Mencegah kerusakan
Pemangkasan dilakukan terhadap cabang yang berkembang ke arah dalam, cabang mati,
cabang yang tumpang tindihatau cabang yang berpenyakit parasit seperti benalu.
Pemangkasan pada tanaman yang sudah menghasilkan buah dilakukan setelah panen pada
musim hujan.
b. Menyiangi rumput
Membersihkan rumput dan tanaman perdu yang terdapat disekitar pohon agar tidak
terjadi kompetisi dalam hal mendapat makanan.

c. Pemupukan
Pupuk yang digunakan untuk tanaman rambutan dapat berupa pupuk kandang, pupuk
hijau, pupuk M-Bio, dan pupuk buatan. Pemberian pupuk buatan lengkap sekitar 1 kg tiap
pohon pada tahun pertama dan terus ditingkatkan 1 kg tiap tahun sampai tahun ke-8,
maksimum 7 kg tiap pohon, sedangkan pemberian pupuk alam cukup sampai
tanah
kelihatan gembur.
Cara pemberian pupuk buatan, yaitu:
1. Cangkul tanah semata cangkul persis dibawah tajuk pohon.
2. Benamkan pupuk ke dalam tanah yang dicangkul kemudian tutup dengan tanah.
d. Pemeliharaan dan perawatan rambutan
Tanaman yang terserang benalu lama-kelamaan akan keras dan produksinya semakin
menurun, bila jumlah benalu memenuhi pohon, tanaman bisa mati. Cara mengatasi tanaman
yang terserang benalu adalah dengan memotong cabang sampai pangkal benalu.
Gejala rambutan yang terserang benalu, yaitu:
1. Tanaman lain subur, sedangkan yang terserang benalu tidak
subur.
2. Tanaman lain berbuah banyak, sedangkan yang terserang
buahnya sedikit.
Adapun gejala rambutan terserang kutu/lalat biasanya buahnya mudah
rontok.
Rambutan yang terserang oleh kutu atau lalat cukup disemprotkan insektisida.
5.
Pemanenan

Rambutan merupakan tanaman semusim,artinya rambutan tidak berbuah terus-menerus.


Rambutan berbunga pada musim kemarau dan buah masak pada musim hujan. Pemanenan
rambutan dilakukan saat buah matang sempurna.
Ciri-ciri rambutan yang sudah matang, yaitu:
a. Baunya harum
b. Warna kulit buah cerah
c. Rasanya manis
d. Buah mudah jatuh
Buah yang sudah matang harus segera dipanen. Jika dibiarkan, buah akan menjadi kisut
dan kering.
Cara pemanenan yang baik adalah sebagai berikut:

a. Petiklah buah secara bersamaan, artinya tidak memetik sebagian-sebagian.


b. Petik buah beserta tangkainya, karena ini dapat berfungsi sebagai usaha pemangkasan.
c. Memetik buah dapat secara langsung memanjat, atau menggunakan galah yang ujungnya
terbelah agar buah yang dipetik tidak jatuh ke tanah.
d. Petik semua buah, tidak terkecuali buah yang tidak jadi.
e. Buah yang telah dipetik, usahakan tidak terkena air karena akan mempercepat kulit
buah busuk.
f.
Simpanlah buah hasil petikan di tempat yang teduh, karena sinar matahari
mempercepat perubahan warna kulit.

akan

Anda mungkin juga menyukai