Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini penulis akan menuliskan beberapa kesimpulan akhir dari karya
tulis ini dan saran-saran untuk peningkatan pelayanan perawatan khususnya pada
penderita Thalasemia
A. Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan tentang proses keperawatan Thalasemia,
mulai landasan teori, laporan kasus, dan pembahasan maka penulis dapat
mengambil suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Thalasemia merupakan suatu penyakit anemia hemolitik dimana terjadi
kerusakan sel darah merah (eritrosit) sehingga umur eritrosit pendek yang
disebabkan oleh defisiensi produksi satu atau lebih dari satu jenis rantai alfa
dan beta, yang diturunkan dari kedua orang tua kepada anak-anaknya secara
resesif.
2. Pada pengkajian anak dengan Thalasemia berfokus pada gejala klinis seperti :
anemia, pembesaran hati dan limpa, muka mongoloid, anak lemah, perut
membuncit, berat badan kurang, perkembangan fisik tidak sesuai umur dan
jika pasien sering mendapat transfusi darah kulit menjadi kelabu serupa
dengan zat besi.
3. Masalah utama sering ditemukan pada Thalasemia adalah gangguan perfusi
jaringan dan resiko infeksi yang dapat menyebabkan kematian

4. Perencanaan keperawatan pada anak dengan Thalasemia ditujukan untuk


memenuhi kebutuhan anak dan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan
selama tidak bertentangan dengan konsep teori.
5. Evaluasi yang diterapkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ini yaitu
mengevaluasi hasil dengan mengacu pada kriteria hasil berdasarkan tujuan
yang telah ditegakkan serta mengevaluasi proses dengan menilai proses
keperawatan mulai dari pengkajian sampai pada implementasi.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis akan mengemukakan saransaran yang kiranya dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan di Rumah
Sakit dan mengurangi penderita thalasemia.
1. Perlu penyuluhan kepada keluarga tentang terapi pembatasan aktivitas dan
gizi untuk pasien Thalasemia sehingga asuhan keperawatan dapat terlaksana
degan efektif dan akurat.
2. Dalam menegakkan diagnosa keperawatan pada anak dengan Thalasemia
sebaiknya masalah ditetapkan dengan memperhatikan prioritas masalah sesuai
dengan kebutuhan anak serta dengan menggunakan sumber daya dan potensi
yang ada.
3. Dalam menyusun perencanaan keperawatan sebaiknya disusun berdasarkan
kebutuhan anak dengan melibatkan keluarga dalam penyusunannya sehingga

pelaksanaan proses keperawatan dapat berhasil sesuai dengan yang


direncanakan.
4. Untuk mencegah bertambahnya penderita Thalasemia sebaiknya pada
keluarga dari pasien Thalasemia sebelum menikah periksa darah dahulu dan
menghindari pasangan yang mempunyai kelainan Hb.

DAFTAR PUSTAKA

Abdoerrachman M. H, dkk (1998), Buku Kuliah I Ilmu Kesehatan Anak, Bagian


Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta.
Doenges, Marilynn E, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3, EGC,
Jakarta.
Ngastiyah, (1997), Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta.
Suriadi, Rita Yuliani, (2001), Asuhan Keperawatan Pada Anak, edisi I, CV. Sagung
Solo, Jakarta.
Guyton, Arthur C, (2000), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi 9, EGC, Jakarta.
Soeparman, Sarwono, W, (1996), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, FKUI, Jakarta.
Hoffbrand. A.V & Petit, J.E, (1996), Kapita Selekta Haematologi, edisi ke 2, EGC,
Jakarta.
Depkes, (1999), Indonesia Sehat 2010, Visi Baru, Misi, Kebijakan dan Strategi
Pengembangan Kesehatan, Jakarta.
Sacharin. M, (1996), Prinsip Keperawatan Pediatrik, edisi 2, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai