Anda di halaman 1dari 82

PERANCANGAN

LINES PLAN

Di s u s un
oleh : M as
1

M urtedjo

BAB

PENDAHULUAN

1
1.1.PENGERTIAN UMUM

Jenis struktur bangunan lepas pantai khususnya yang berkaitan dengan


eksploitasi dan eksplorasi minyak dan gas

di lepas pantai secara umum

terdiri dari:
Floating Offshore Structures
Bangunan-bangunan di lepas pantai yang terapung dalam fungsinya
menunjang operasi eksploitasi dan eksplorasi minyak dan gas.
Beberapa jenis bangunan ini antara lain: Motor tanker, Floating
Production Storage Offloading (FPSO), Floating Storage Offloading
(FSO),Drilling Ship , Offshore Supply Vessel, Crew Boat, dll.
(Lihat gambar 1.1)
Fixed Offshore Structures
Bangunan-bangunan

di lepas pantai yang terpancang di dasar laut,

dalam fungsinya menunjang operasi eksploitasi dan eksplorasi minyak


dan gas. Beberapa jenis bangunan ini antara lain: Rig dan Jacket .
(Lihat gambar 1.2)
Khususnya
Structures

untuk

dalam

jenis

bangunan-bangunan

perancangannya

maupun

Floating

fabrikasinya

Offshore

pada

saat

membangun baru pertama kali harus dilaksanakan Perancangan Lines


Plan . Perancangan Lines Plan merupakan proses perhitungan-perhitungan
sehingga akan diperoleh Gambar Lines Plan .
Gambar Lines Plan merupakan gambar potongan-potongan badan suatu
floating structure (kapal) dalam 3 dimensi . Apabila pada floating offshore
structure digambarkan sistem sumbu koordinat,maka sumbu-x adalah
horizontal memanjang, sumbu-y adalah horizontal melintang, sumbu-z

adalah vertical, maka

diperoleh gambar-gambar penampang bidang

sebagai berikut :

Gambar penampang bidang pada sumbu y - z

Gambar penampang bidang pada sumbu x y

Gambar penampang bidang pada sumbu x z

Selanjutnya pengertian umum dari Gambar Lines Plan adalah terdiri


dari gambar gambar sebagai berikut :

Gambar potongan potongan melintang kapal (Body Plan)

Gambar potongan-potongan horizontal memanjang kapal


(Half
Breadth Plan)
Gambar potongan-potongan vertical memanjang kapal
(Sheer
Plan).
Contoh gambar Lines Plan dapat dilihat pada gambar 1.3 .
Selain pada saat perancangan / pembangunan baru , demikian juga pada
saat suatu floating offshore structure yang sudah ada mengalami reparasi
berat/modifikasi/konversi,
(hardcopy/softcopy)

tidak

seringkali
ada,

gambar

sehingga

perlu

lines

plannya

dilaksanakan

lagi

Perancangan Ulang Lines Plan agar diperoleh gambar lines plan yang
sesuai dengan aslinya.
Dalam Perancangan Lines Plan secara Manual akan dilaksanakan
langkah-langkah perhitungan dan perencanaan secara manual sehingga
akan diperoleh gambar Lines Plan suatu floating structure .

1.2.LATAR BELAKANG
Untuk memahami dalam proses perancangan Lines Plan maka diperlukan
filosofi pemahaman dasar-dasar perancangan Lines Plan. Dalam mencapai
pemahaman dasar-dasar perancangan Lines Plan, metodologi langkahlangkah perancangan nya pada tahap perhitungan-perhitungan dilaksanakan

dengan cara manual selanjutnya proses perencanaan Body Plan , Half


Breadth Plan , dan Sheer Plan dilaksanakan dengan menggunakan Auto-cad.
Perancangan Lines Plan secara manual , tanpa memakai soft-ware
(maxsurf),

pada umumnya memakai Metode Diagram NSP atau Metode

Sceltema D.H.
Dalam buku Langkah-Langkah perencangan Lines Plan ini yang dipakai
adalah Metode Diagram NSP.
Dalam proses pembangunan baru maupun modifikasi/konversi Offshore
Floating Structure, mutlak diperlukan Lines Plan dalam format gambar
autocad

maupun

dalam

format

pemodelan

maxsurf

untuk

menghitung/mendesain tahapan materi-materi berikutnya antara lain:


Hydrostatic/Bonjean,

Resistance

and

Propulsion

System,

General

Arrangement, Tank Capacity Plan, Engine Room Lay-out, Construction


Profile, Shell Expansion, Midship/Frames Section, Prelimanary Stability,
Damage Stability/Stability Booklet, dll.
Berdasarkan latar belakang seperti tersebut diatas, betapa pentingnya
filosofi pemahaman Perancangan Lines Plan bagi para mahasiswa, praktisi,
serta engineer baik yang beraktifitas di bidang perencanaan, pembangunan
maupun pengawasan.
Dengan diperolehnya pemahaman dasar-dasar perancangan Lines
Plan

yang

dilaksanakan

dengan

perhitungan

secara

manual

maka

diharapkan tercapainya basic philosophy pemahaman Lines Plan secara


mendalam, sehingga nantinya pada saat merancang Lines Plan dengan
menggunakan software (maxsurf ,dll) akan lebih memahami, lebih
mudah, cepat dan dapat diperoleh hasil Lines Plan yang optimal dan
akurat.

Gambar 1.2 Fixed Offshore Structures

BAB

DEFINISI - DEFINISI

2.1. UKURAN UTAMA


Length Between Perpendicular (Lpp)
Panjang kapal yang menghubungkan

antara 2 garis tegak yaitu

jarak horizontal antara garis tegak depan/haluan/(FP) dengan garis


tegak belakang/buritan/(AP).
-

After Perpendicular (AP)


Adalah garis tegak buritan yaitu garis tegak yang terletak
berimpit pada sumbu poros kemudi.

Fore Perpendicular (FP)


Adalah garis tegak haluan yaitu

garis tegak yang

terletak pada/melalui titik potong antara linggi haluan dengan


garis air pada sarat air muatan penuh yang telah direncanakan.
Length of Water Line (LWL)
Adalah panjang garis air yang diukur mulai dari perpotongan linggi
buritan dengan garis air pada sarat sampai dengan pada perpotongan
linggi haluan dengan garis air / FP (jarak mendatar antara kedua ujung
garis muat). Sebagai pendekatan, panjang garis air dapat dirumuskan
sebagai fungsi dari Lpp sebesar 4% yaitu :
LWL = Lpp + (2 4)% Lpp

(2.1)

Length of Displacement (Ldisp)


Adalah panjang kapal imajiner yang terjadi karena adanya
perpindahan fluida sebagai akibat dari tercelupnya badan kapal. Dalam
kaitan perancangan Lines Plan dengan metode diagram NSP, panjang
ini digunakan untuk menentukan seberapa besar luasan-luasan bagian
yang tercelup air, pada saat Ldisp dibagi menjadi 20 station.

Panjang displacement dirumuskan sebagai rata-rata antara Lpp dan LWL,


yaitu:

ppL
= ( L +

)WL

Length Over All ( Loa )


Adalah panjang keseluruhan kapal yang diukur dari ujung bagian
belakang kapal sampai dengan ujung bagian depan badan kapal.
Breadth ( B )
Lebar kapal yang diukur pada sisi dalam plat di tengah kapal
(Amidship).
Depth ( H )
Tinggi geladak utama (main deck) kapal adalah jarak vertikal yang
diukur pada bidang tengah kapal (midship) dari atas keel (lunas)
sampai sisi atas geladak di sisi kapal.
Draught / Draft ( T )
Sarat air kapal yaitu jarak vertikal yang diukur dari sisi atas lunas
sampai dengan garis air/ waterline pada bidang tengah kapal
(midship).
Selanjutnya definisidefinisi ukuran utama kapal diatas lebih jelas
dapat dilihat pada gambar 2.1.

Service Speeds (Vs)


Kecepatan dinas adalah kecepatan operasional kapal saat berlayar
di laut. Kecepatam dinas umumnya (6080)% kecepatan maximum.
Displacement ()
Merupakan berat keseluruhan badan kapal termasuk didalamnya
adalah konstruksi badan kapal, permesinan dan sistemnya, elektrikal
dan sistemnya, forniture dan interior, crew dan bawaannya, logistic,
bahan bakar, pelumas, air tawar, dan muatan kapal. Dengan difinisi
diatas,

satuan

displacement

adalah

ton.

Displacement

dapat

dirumuskan sebagai berikut:

= LWT+ DWT
= LWL x B x T x Cb x
= x

air laut ..

air laut

.(ton)

(ton)

(2.3)

Volume Displasment ()
Adalah volume perpindahan fluida (air) sebagai akibat adanya
bagian badan kapal yang tercelup di bagian bawah permukaan air, yang
dirumuskan sebagai :

= LWL x B x T x Cb (m3)

(2.4)

Light Weight (LWT)


Adalah berat komponen-komponen dalam kapal yang tidak
berubah dalam fungsi waktu operasional kapal. Secara umum yang
termasuk dalam LWT adalah berat-berat konstruksi badan kapal, mesin
induk dan sistemnya, mesin bantu dan sistemnya, pompa-pompa dan
sistemnya, elektrikal dan sistemnya, permesinan gladak, perlengkapan
keselamatan,

interior/furniture

kapal,

serta

ditambah

juga

perlengkapan lainnya.

Dead Weight (DWT)


Adalah berat komponen-komponen dalam kapal yang bisa berubah
dalam fungsi waktu operasional kapal. Secara umum yang termasuk
dalam DWT adalah berat-berat muatan kapal, bahan bakar, pelumas,
air tawar, bahan-bahan logistic, crew dan bawaannya.

12

2.2. POTONGAN-POTONGAN BADAN KAPAL


Dalam perancangan floating offshore structures khususnya pada
tahapan perancangan Lines Plan, perlu dipahami beberapa macam
potongan-potongan badan kapal sebagai berikut:
Station
-

Merupakan bidang penampang melintang sepanjang kapal dari


belakang (buritan) sampai depan (haluan). Selain itu, merupakan
potongan-potongan vertical melintang sepanjang kapal.

Pada umumnya panjang kapal (Lpp)dibagi menjadi 20 station dari AP


sampai dengan FP dengan jarak antar station sama.

Station no.10 yang merupakan bagian melintang tengah kapal disebut


sebagai Midship Section. Luasan bidang/station no.10/ luasan
bidang tengah kapal disebut sebagai Midship Section Area.

Bagian badan kapal dari station AP sampai dengan station FP disebut


sebagai Main Part. Sedangkan bagian badan kapal di daerah
belakang (buritan) yaitu dari station AP sampai dengan ujung buritan
kapal disebut sebagai Cant Part. Panjang Cant Part ini diberi notasi
Lcp, dimana Lcp = Lwl - Lpp.

Gambar 2.2 Station


Buttock Line
-

Adalah bidang penampang vertical memanjang, merupakan potonganpotongan vertical memanjang kapal.

Pada umumnya dalam perancangan Lines Plan, dari bagian tengah


memanjang kapal (center line) kesamping kanan atau kiri lambung

13

kapal dibuat potongan-potongan buttock line seperti BL-0m; BL-0,5m;


BL-1m; BL-1,5m; BL-2m; BL-3m; dst,melebar sampai dengan lambung
kanan/kiri kapal. Jadi, dalam hal ini BL-0m berada tepat/berimpit
pada center line (C

).

Water Line
-

Adalah

bidang

penampang

horizontal

memanjang

kapal,

merupakan potongan-potongan horizontal memanjang kapal dari


bagian dasar badan kapal sampai dengan sarat air (draft)
maksimum.
-

Pada umumnya dalam perancanaan Lines Plan dibuat potonganpotongan horizontal memanjang kapal dari bidang dasar kapal
(base line) seperti WL-0m; WL-0,5m; WL-1m; WL-1,5m; WL-2m;
WL-3m; dst, sampai dengan sarat air (draft) maksimum. Jadi
dalam hal ini, WL-0m merupakan bidang dasar badan kapal.

Bidang penampang horizontal memanjang kapal pada posisi sarat


air maksimum pada umumnya disebut sebagai Water Plane Area
(WPA).

2.3. KOEFISIEN BENTUK KAPAL


Block Coefficient
(Cb)
Adalah perbandingan antara volume kapal dengan hasil kali antara
panjang, lebar dan sarat kapal. Koefisien blok ini menunjukkan
kerampingan kapal. Rumusnya yaitu :
=

14

(2.5)

Gambar 2.3 Block Coefficient

15

Prismatic Coeffisient (Cp / )


Merupakan perbandingan antara bentuk kapal di bawah sarat
dengan sebuah prisma yang dibentuk oleh bidang tengah kapal.
-

Prismatic Coeffisient of Perpendicular ( )


=
/
(2.6)

Prismatic Coeffisient of Water Line ( )


=
/
(2.7)

Prismatic Coeffisient of Displacement (

/
(2.8)

Gambar 2.4 Prismatic Coefficient


Midship Coeffisient ( Cm / )
Merupakan perbandingan antara luas penampang menghitung
tengah kapal

(Midship Area) dengan luasan suatu bidang yang

lebarnya B dan tingginya T pada penampang melintang tengah kapal.

(2.9)

Gambar 2.5 Midship Section

Waterline Coefficient (Cw)


Adalah perbandingan antara luar bidang garis air dibagi dengan
luasan bidang yang panjangnya LWL dikalikan dengan lebarnya B.

WP
A

Cw =

(2.10)

Gambar 2.6 Water Plane Area


Volume Displacement ( )
Adalah volume perpindahan fluida (air) sebagai akibat adanya
badan kapal yang tercelup di bawah permukaan air, yang dirumuskan
sebagai :

Ldisp

= Ldisp x B x T x

(2.11)

Radius Bilga (R)


Adalah jari-jari lengkung bagian penampang menghitung
tengah kapal yang menghubungkan antara bagian samping dan bagian
dasar kapal, yang dirumuskan sebagai :
R =
, [()]

(2.12)
(1 - ,

)
Luas Penampang Melintang Tengah Kapal / Midship
Merupakan luasan bagian tengah kapal yang dipotong secara
melintang yang memiliki lebar B dan tinggi T, yang dirumuskan
sebagai :
Am =

(2.13)

2.4. KOMPONEN-KOMPONEN LINES PLAN


Curve of Sectional Area (CSA)
Curve of sectional Area atau CSA adalah kurva yang menunjukan
area (luasan) pada tiap-tiap station . Cara pembuatannya adalah panjang
kapal (Lpp) dibagi menjadi 20 station (st.0 st.20 ) dengan mencari
presentase

area

setiap

station

terhadap

luas

midship

dengan

menggunakan diagram NSP , yaitu dengan cara menghitung nilai dari


mendatar

, kemudian
membuat
datar dari
nilai,

,
Dari
garis
akangaris
didapatkan
nilai

, itu .
presentase
tiaptersebut
station(st.0 luas
st.20)
terhadap luas midship , dan letak titik tekan
memanjang (LCB).

Body Plan
Body plan adalah bentuk potongan-potongan melintang

station-

station pada kapal dari pandangan depan maupun belakang. Jadi body
plan adalah potongan-potongan badan kapal secara melintang.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut :

Gambar 2.7 Body Plan


Gambar pada body plan biasanya hanya digambar setengah dari
keseluruhan garis potongan melintang kapal untuk setiap station,
maksudnya adalah gambar body plan kapal untuk setiap station digambar
dari centerline sampai dengan lebar sisi kapal. Hal ini dimaksudkan agar
gambar tidak penuh dengan garis-garis sebenarnya saling bersimentri
antara sisi kiri (port side) dan sisi kanan (starboard side). Kemudian pada
sisi kiri centerline pada gambar body plan adalah garis-garis proyeksi
pada station-station dibelakang midship, sedangkan pada sisi kanan
centerline pada gambar body plan adalah garis-garis proyeksi pada
station-station didepan midship.
Pada gambar body plan terdapat garis-garis proyeksi setiap station
secara melintang kapal yang berupa garis-garis lengkung, garis-garis air
(water line) yang berupa garis-garis horizontal, garis-garis buttockline
yang berupa garis-garis vertikal, sent line yang berupa garis diagonal,
dan fairness line yang dibentuk dari titik-titik perpotongan antara
2
dengan garis body plan disetiap stationnya.

Half breadth Plan


Half

Breadth

plan

merupakan

gambar

potongan-potongan

horizontal memanjang kapal jika dilihat dari atas pada setiap garis air
(waterline) . Jadi half breadth plan adalah potongan-potongan bentuk
kapal secara horizontal memanjang . Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar dibawah ini

Gambar 2.8 Half Breadth Plan


Gambar half breadth plan pada umumnya hanya digambar
setengah dari keseluruhan garis proyeksi kapal , yaitu dari centerline
sampai dengan lebar sisi kapal. Kemudian pada sisi atas dari centerline
pada gambar half breadth plan adalah garis-garis proyeksi pada tiap-tiap
waterline ,sedangkan pada sisi bawah dari centerline pada gambar half
breadth plan adalah garis sent line yang jaraknya dari masing-masing
station yang telah diukur berdasarkan gambar bodyplan. Pada gambar
half breadth plan terdapat garis-garis proyeksi setiap waterline secara
horizontal memanjang kapal yang berupa garis-garis lengkung, garis-garis
bodyplan yang berupa garis-garus vertikal, garis buttockline yang berupa
garis-garis horizontal, dan sent line yang berupa garis lengkung.

Sheer plan
Sheer plan ini merupakan gambar irisan-irisan kapal jika dilihar

dari samping pada setiap buttockline . Jadi sheer plan adalah potonganpotongan bentuk kapal secara vertikal memanjang.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar 2.9 Sheer Plan


Pada gambar sheer plan terdapat garis-garis proyeksi setiap
buttock line secara vertikal memanjang kapal yang berupa garis-garis
lengkung, garis-garis body plan yang berupa garis-garis vertikal, garisgaris half breadth plan yang berupa garis-garis horizontal. Biasanya pada
station-station parallel middle body dipotong dan dihilangkan yang
kemudian menjadi ruang kosong pada gambar. Ruang kosong ini
kemudian diisi oleh gambar body plan yang sebelumnya sudah digambar.
Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam penarikan garis-garis
proyeksi ke masing-masing garis (body plan, half breadth, dan sheer
plan). Selain itu juga untuk menghemat ruang dari kertas.

Geladak Utama (Main Deck)


Geladak utama merupakan deck utama yang berada dipermukaan

air. Geladak Utama secara memanjang maupun melintang dibuat


melengkung agar air laut tidak sampai naik ke atas geladak, kalaupun air

laut naik ke atas kapal, lengkungan ini berfungsi agar air laut cepat
keluar kembali dari atas geladak utama.

Lengkung Memanjang Geladak Utama (sheer)


Lengkung geladak secara memanjang biasa disebut sebagai

Sheer. Pada perkembangannya, khusus untuk kapal jenis tanker tidak


perlu dibuat garis miring memakai sheer Jadi tidak mempunyai lengkung
geladak. Hal ini berdasarkan pertimbangan utama agar dalam tangkitangki muatan cair tidak ada permukaan bebas cairan.

Lengkung Melintang Geladak Utama (Chamber)


Selain membuat lengkung secara memanjang, geladak utama juga

perlu dibuat lengkung secara melintang. Titik lengkung geladak berada


pada pada tengah-tengah geladak utama (centerline). Besarnya tinggi
lengkungan tergantung pada lebar kapal yang nilainya ditentukan sebagai
chamber yang nilainya seperlimapuluh lebar geladak di detiap satuan
memanjang kapal.

Geladak Akil (Forecastle Deck)


Geladak Akil atau Forecastle deck adalah geladak yang berada di

bagian depan kapal yang berfungsi untuk mengurangi atau mencegah air
laut masuk melalui haluan kapal. Dimana perencanaannya yaitu setinggi
2,252,50m di atas upper deck side line, dan panjangnya dimulai dari
linggi haluan sampai collision bulkhead. (Jarak collision bulkhead dari FP
adalah 0,050,08 LPP dimana collision bulkhead terletak pada nomor
gading, bukan nomor station). Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.10.

Gambar 2.10 Forecastle Deck

Geladak Kimbul (Poop Deck)


Poop Deck adalah super structure yang berada pada bagian

buritan kapal. Fungsinya sama seperti forecastle deck pada haluan.


Perencanaannya dalah setinggi 2,252,50m diatas geladak utama (upper
deck side line).
Panjang dari geladak ini dimulai dari ujung belakang umumnya sampai
dengan sekat kamar mesin, dimana sekat kamar mesin diletakan pada
nomor gading, bukan nomor station. Sebagai perkiraan awal, dapat
dipakai estimasi pendekatan panjang kamar mesin 1720% LPP dihitung
dari AP.

Gambar 2.11 Poop Deck

BAB

LANGKAH-LANGKAH
MERANCANG LINES PLAN
(Metode NSP-Diagram)

3.1 DATA-DATA KAPAL (diketahui):

Jenis kapal

Panjang antara Garis Tegak

: Lpp (m)

Lebar (Breadth)

:B

(m)

Tinggi (Depth)

:H

(m)

Sarat Air (Draught)

:T

(m)

Kecepatan Dinas

: Vs

(knot)

: Tanker dll.

3.2 LANGKAH-LANGKAH :
1. Menghitung Lwl & Ldisp.
Lwl = Lpp + (2 3)% Lpp

[m]

(3.1)

(hasilnya ambil harga bukan pecahan)


Ldisp. = (Lwl + Lpp)

2. Menghitung Speed Ratio =


Dimana:
Vs = Kecepatan Dinas [knot]
L = Ldisp [feet]

[m]

(3.2)

(3.3)

<,

<,

<,

.. .

a .

-.r-,

<,

-,

-,

0
.g.

<;

<,

<,

""

....

<,

r-,

<,

r-,
<,

<,

:.'"

~ ............ "

<,

<,

<,

<;

'.

"',

~~
~

Il.

..1..'-- . ~
..........

<,

= . .....

~
~

..~

'G

...

.~3
..

.
.... .
.
G

'G

I>

III

..,..
..

..
....

.. . . .
III

. ... ...

..

'I"-

-.

~!

. . . .....
::J

"

..
"CJ

lie

~
.=.1'

",.e

QI

CI

I:l

r--- " .... .,


.a ..

...

"

1.1

...

"'.

II

+1

1--.-

.:co

<,

....
"II

!I
oW

...

i i i

co

..

.~--

""a

oW

:"

-,

...........

.----

..
.. .

..

~~
~~~
q>
;:l

<,

...

..

-;;:.:
it'
-,;S .... .,.

<,

'~-.

r---

r-..

III

..... oW

"
"

..

I:oG

"

..........

"1#

"

0 1

',,~
-,

-............:: r-_

-,

"'"

~;l

50

..

~ ~

<,

to,j

~ .... oS

"-.

II')

r-;

<,

, .........

III

~
;...
I:IQ

''-~.

.
~'
_
-.""'"

~....

<,

..

-,

r-.
- <, r--.

r-,

...............

I-"" ..

iii

';d

.,

1 .1

"'-"

....II

L...

....

..........

..Q

'0

1..0

.>:

.>:

...............

.z:=:

"0

"
y'

;:l

II

..-..=

-~

'''''':'''' .
4

II'

.... -0

N ~

I
t i ll I:IQ
I

. .aN
.

...

Q
Q
I.!)

-:

..

.>

------

------II')

OQ

as a
.a ....

.....as .a
'
0rl

./

>

III

.:.a

c:I

?j ~
a

..

....

_..

->

r>:

;:l

,/'

>:

In

..il

--

.>:

...Q.

+ ~

---

..... as

j~

L..-----'

......
c:I

A ...
...

--

....

..1_
;J

..........

_;.---- ~
~

u
<:1".

-----

...

:i

W I

...

'4)

~
0

...
!

:i
J

..,..
r

..

..

"n.lnT _.

0,

,...

.....

..

'"
o

c; .
:lju n 2>4 4..

.)

Q'"

0:-

0-

0-

o'

...

0-

v-

'-Q

3- ~

. .

'."...

."

o'
-r

o'

r.

<:S

C5

. ..

..!

1.

is

8-

----~

a:

...-

_. .JLlHnl:

Harga

Vs
dimasukkan Ke Diagram NSP.(gambar 3.1)
L

kemudian dari harga

Vs
tersebut buat garis lurus horizontal ke kanan,
L

maka akan diperoleh harga-harga berikut:

Koefisien Midship -

Koefisien Block -

Koefisien Prismatik - (Cp)

Prosentase luas untuk setiap station terhadap luas midship

Letak titik tekan memanjang/Longitudinal Center Of Bouyancy (LCB)

(Cm)
(Cb)

3. Menghitung Luas Midship (Am)


2

Am = B x T x Cm

[m ]

(3.4)

4. Menghitung Volume Displacement Kapal Berdasarkan Ldispl. (l displ.)


3

Ldispl. = Ldispl. X B x T x Cb [m ]

(3.5)

5. Cara Menentukan % Luas dan Luas Tiap-Tiap Station Berdasarkan


Diagram NSP

Harga

tarik

Vs
L

masukkan pada Diagram NSP (gambar 3.1), kemudian

garis horizontal ke kanan sehingga memotong grafik-grafik station 1


s/d 19.
Dari titik-titik perpotongan pada tiap-tiap station, tarik garis
vertikal
ke atas hingga memotong garis horizontal maka akan diperoleh hargaharga % luas untuk setiap station. Harga-harga %luas yang diperoleh
untuk setiap station ini masukkan dalam kolom-2 tabel-1.
Dari harga-harga % luas pada tiap-tiap station dikalikan
akan
25

Am

diperoleh harga-harga luas untuk tiap-tiap station (St.0 s/d St.20).

26

Harga-harga luas yang diperoleh untuk setiap station ini masukkan


dalam kolom-3 tabel-1.
St.0 s/d St.20 diperoleh dari Ldispl. dibagi 20 bagian yang
berjarak
sama.

Tabel 1. Prosentase Luas Tiap-Tiap Station Berdasarkan


Pembacaan Pada Diagram NSP

Stasion

% Luas

Luas = [2] x Am

[1]

[2]

[3]

10

19

20

6. Cara Menentukan Letak LCB Berdasarkan Diagram NSP (LCBNSP)

Harga

tarik

Vs
L

masukkan pada diagram NSP (gambar-1) kemudian

garis horizontal ke kanan, hingga memotong lengkungan grafik-grafik


a, b dan c.
Ambil titik perpotongan yang memotong grafik b (optimum
line),
kemudian dari titik ini tarik garis vertikal ke bawah hingga memotong
garis horizontal yang memuat angka- angka prosentase (%) letak LCB
terhadap Ldispl.
LCBNSP

= % x Ldispl.
= . m (dari station 10)

Dimana harga

(3.6)

(+) adalah depan station 10


(-) adalah belakang station 10

7. Menghitung Ldispl. (Tabel)


Perhitungan ini berdasarkan Ldisp./20
Tabel - 2

Station
[1]
0

% Luas
[2]
0

Luas
[3] = [2] x Am
0

Simpson
[4]
1

Hasil I
[5] = [3] x [4]
0

A1

4A1

A2

2A2

10

A10

2A18

18

A18

2A18

19

A19

4A19

20

1 = .

Ldispl. (tabel) =

1 Ldispl.
x 1 ......[m 3 ]
x
3
20

Koreksi Ldispl. =

(3.7)

Ldispl.(rumus) Ldispl.(tabel )
x100%
Ldispl.(rumus)

= 0.5%

(3.8)

(memenuhi)

8. Menghitung Letak LCB (Tabel)


Perhitungan letak LCB ini juga masih berdasarkan Ldisp dan perhitungannya
dilaksanakan secara tabulasi (Tabel-3) dengan memakai dasar/melanjutkan
Tabel-2.
Tabel - 3

Stasion
[1]
0

% Luas
[2]
0

Luas
[3]
0

Simpson
[4]
1

Hasil i
[5]
0

Lever
[6]
-10

Hasil ii
[7] = [5] x [6]
0

A1

4A1

-9

-9.4.A1

A2

2A2

-8

-8.2.A2

10

18

A18

2A18

8.2.A18

19

A19

4A19

9.4.A19

20

10

2 =

3 =

LCB (tabel) =

Ldispl. 3
.......[m] dari station 10
x
2
20

Dimana ,

(3.8)

[-] = Belakang Station 10


[+] = Depan Station 10

Koreksi LCB =

LCB NSP LCBtabel


LCB NSP

x100%

(3.9)

= 0.1% (memenuhi)
9. Menggambar Curve Of Sectional Area (CSA)
Dengan skala panjang, tarik garis horizontal sepanjang Ldispl.
Panjang Ldispl. dibagi menjadi 20 bagian yang sama jaraknya sehingga
diperoleh titik-titik station 0 s/d station 20.
Dari setiap titik station 0 s/d 20 tarik garis vertikal ke atas.
Dengan skala luas, pada garis-garis vertikal dari tiap-tiap station (020) ukurkan besaran luas masing-masing (Tabel-3, kolom 3)
Dengan demikian diperoleh gambar 3.2-CSA.
10. Menggambar Curve of Sectional Area yang Sudah di Fairkan (CSAF)
Dari station 10 pada Ldisp ditarik garis yang panjangnya Lwl ke bagian
depan sehingga ujung terdepan merupakan titik FP , kemudian juga
ditarik garis LWL ke bagian belakang sehingga ujung belakang
merupakan titik AP . Jadi titik AP sampai FP adalah panjang garis air
atau Lwl .
Selanjutnya dilaksanakan CSA yg di fairkan pada bagian
sampai titik A dan di bagian depan sampai titik FP

a..
u.

a..
u.

a..
u.

ci..

:5
..J

..J

~
..J

"'"

....,
z

a..

..J
~

o,

a,

CO

... :~ svm

\flV>1S

en

11. Menghitung Wl Berdasarkan CSAF


Berdasar CSAF yang sudah di-fair-kan dengan panjang LWL
Part),

diukur besaran luas untuk semua station :

Main Part

: AP FP

Cant Part

: A AP

Tabel 4 Main Part

Stasion

Luas

Simpson

Hasil i

Lever

Hasil ii

[1]

[2]

[3]

[4] = [2] x [3]

[5]

[6] = [4] x [5]

AP

-10

-9

-8

10

18

19

FP

10

Main Part : mp

LCBmp =

Lpp
x
20

1
3

Lpp
20

=..

x 4

[m ]

= ... [m] dari station 10/midship

=.

(3.10)

(3.11)

[+] = depan station 10 (midship)


[-] = belakang station 10 (midship)

Tabel 5 Cant Part

Stasion

Luas

Simpson

Hasil I

Lever

Hasil ii

[1]

[2]

[3]

[4] = [2] x [3]

[5]

[6] = [4] x [5]

AP

Cant Part :

1 Lwl Lpp
x 6 [m3 ]
3
20

(3.12)

(3.13)

CP =

LCBCP =

Lwl Lpp
x
2

[m]

m belakang AP

= (- m belakang AP) + (=

m belakang station 10/midship

Koreksi Total Volume Displascement dan Total LCB :


LWL
rumus

= mp + cp
(3.14)

= LWL x B x T x Cb = ...

Koreksi Volume

[m ]

[m ]

(3.15)

rumus LWL
x100%
rumus

(3.16)

0.5% (memenuhi)
LCB

(LCB MP x MP ) (LCBCP xCP


)
LWL

(3.17)

= m (dari midship)
[+] = depan station 10 (midship)
[-] = belakang station 10 (midship)
Koreksi LCB = LCBNSP LCB x100%
LCBNSP

(3.18)

0.1% (memenuhi)
12. Menggambar Curve Of Water Line / Curve Of Water Plane Area
Dengan skala panjang, buat garis horizontal LWL dan tetapkan titiktitik stationnya (Main Part : AP FP; Cant Part: A AP)
Menghitung Sudut Masuk -

ie

Fungsi dari koefisien prismatic bagian depan - f


f = (1.40 + ) e

(3.19)

Dimana e = LCB

[] ; = Koefisien Prismatik (3.20)

L displ.

Dengan memasukkan harga f pada Gambar 3.4 (potongkan harga f


dengan garis NSP), akan diperoleh harga sudut masuk bidang garis air
bagian depan -

ie

[]

Pada FP buat garis memotong LWL yang membentuk sudut -

ie

[]

Berdasarkan Tabel-4 dan Tabel-5, dibuat Tabel-6 menghitung harga


A/2T untuk setiap station sepanjang LWL, hasilnya masukkan Tabel-6
kolom 3.
Dimana,

A = Luas setiap station


T = Sarat air penuh

Dari

titik-titik

station

tarik

garis-garis

vertikal.

Ukurkan

(merencanakan) lebar/ordinat untuk masing-masing station (dengan


skala lebar) pada garis vertikal. Khusus pada midship lebar ordinat =
(maximum) . Hasil perencanaan lebar / ordinat . Pada
2
masingmasing station masuk main part / cant part masukkan pada table 6
kolom 4 .
Apabila dari titik-titik lebar / ordinat pada setiap station dari station A

AP (Cant part) sampai dengan station AP

FP (Main Part) kita

hubungkan dengan membuat lengkung yang stream line maka akan


diperoleh Curve of Water Line (gambar 3.5)

35

Tabel 6 Perhitungan WPA Main Part dan Cant Part berdasarkan


Curve of Water Line
Main Part
Stasion
[1]

Ordinat
[4]

Simpson
[5]

Fungsi Luas
[6]

10

B/2

19

FP

AP

Luas Bidang Garis Air Main Part : WPAmp =

1
3

Cant Part

8=.

x 8 = . [m2]

Stasion
[1]
AP

Ordinat
[4]

Simpson
[5]
1

Fungsi Luas
[6]

0
9 =

36

(3.21)

Luas Bidang Garis Air Cant Part :


WPAcp =

x 9

(3.22)

x 9

= .. [m2]
Dari lengkung Curve of Water Line dengan memakai factor
simpson akan dapat dihitung luas bidang garis air (WPA) baik
untuk Main Part maupun cant part sebagai berikut :
WPAMP

x 8 .. [m2]

(3.23)

3
2

WPACP

x 9

(3.24)

3
2

1
3

x 9 .. [m2]

WPA TOTAL

= WPAMP + WPACP .[m ]

(3.25)

Menghitung Luas Bidang Garis Air berdasarkan rumus :


2

WPA

= Lwl x B x Cw . [m ]

Koreksi WPA :
Koreksi = WPA(RUMUS) - WPA(TOTAL)
(3.27)
WPA(RUMUS)
= 0,5 % ( Memenuhi )

X 100 %

(3.26)

38

13.

Merancang Body Plan Kapal

Main Part
Stasion
[1]

Luas
[2]

A/2T
[3]

Ordinat
[4]

Simpson
[5]

Fungsi Luas
[6]

AAP

A1

A4

B/2

10

A10

18

A18

19

A19

FP

AP

10

1. Langkah-langkah menggambar body plan kapal sebagai


berikut:
Pertama kita buat persegi panjang dengan B

sebagai
sisi lebar dan T sebagai sisi tinggi. Kemudian bagi B
menjadi 2 bagian dengan sebuah garis tengah yLang
dinamakan Centre Line (C), sehingga ada dua bagian
persegi panjang. Bagian kanan Centre Line adalah
untuk station-station bagian

depan

haluan,

sedangkan untuk bagian kiri adalah station-station


bagian belakang / buritan.

39

Kemudian pada garis air T dari centre line diukurkan


garis

yang

besarnya A/2T

sehingga

berbentuk

persegi panjang ABCD. Kemudian dari centre line


pada garis air T kita ukur juga B/2. Setelah itu kita
buat bentuk Body Plan.

Hal ini berlaku untuk setiap station dan untuk


lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Garis Air

Base Line
K

Gambar 3.7 kurva stream line Body Plan

Dari titik sejauh B/2 itu kita rencanakan bentuk


station sedemikian rupa sehingga luas FGH = luas
KHI . Begitu juga dengan sedemikian rupa sehingga
luas ABC = LUAS CDEK . Letak titik potong tiap
station dengan garis A/2T harus merupakan garis /
kurva yang stream line.

Untuk mengetahui luasannya dapat dibantu

dengan
alat yang disebut planimeter. Jika menggunakan
autocad

maka

luasannya

dapat

dicari

dengan

perintah hatch dan melalui properties jika ingin


melihat apakah luasan yang dibagi garis stream line
40

telah sama luasannya.

41

Sedangkan untuk station pada paralel middle body,


tidak lagi menggunakan cara diatas, melainkan
menggunakan perhitungan jari-jari bilga.

Setelah semua station baik pada bagian haluan


maupun buritan tergambar pada body

plan

selanjutnya adalah membuat garis sent (sent line)


atau bilge diagonal expended serta membuat garis
stream line yang merupakan garis perpotongan
antara station dengan garis A/2T. garis ini berfungsi
sebagai koreksi terhadap bentuk base line kapal.

kapal

Selanjutnya contoh-contoh bentuk body plan


lebih jelas dapat dilihat pada gambar 5.2

Merancang Jari-Jari Bilga

Jari-jari Bilga (R) tanpa rise of floor dapat dicari dengan


rumus:
Jari-jari Bilga ( R ) =

0.5 x [(B x T) - Am]

(3.28)

[1 - (0.25 )]

Gambar 3.6 jari-jari bilga


14.

Merancang Half Breadth Plan Kapal


Menentukan jumlah water line (WL) yang akan
dibuat.
Pada umumnya garis WL dibuat berdasarkan
ukuran meter (WL 0; WL 0,5; WL 1; WL 1,5; WL
2; WL 4; dan WL 6, dst)
42

Garis WL diukur mulai Base Line (garis dasar


kapal). Pada kapal dengan sarat ait 6,0 m, missal
pembagian sarat airnya dapat dibagi menjadi 7
WL yaitu WL 0; WL 0,5; WL 1; WL 1,5; WL 2; WL
4; dan WL 6.
Selanjutnya garis-garis WL tersebut digambar
pada body plan.
Kemudian ukur jarak tiap station pada garis WL
terhadap garis sumbu atau centerline.
Setelah diukur, gambar half breadth plan sesuai
dengan jarak WL terhadap CL pada tiap-tiap
station.
15.

Pembuatan Sent Line ( Garis Diagonal )


Membuat Sent Line dengan cara menarik garis
diagonal pada kedua sisi Body Plan dimulai dari
center line kesisi bawah body plan. Kemudian
ukur jarak tiap station pada garis sent line
terhadap titk awal garis diagonal atau sent line.
Setelah diketahui dimension (jarak) garis sent
line antara center line dengan masing masing
station,

langkah

selanjutnya

mentransformasi jarak (dimensi)


proyeksi Half Breadth.

Gambar 3.8 cara mencari sent line

43

adalah
tersebut ke

16.

Merencanakan Sheer Plan

Membuat garis buttock line baik pada body plan maupun


pada half breadth plan.

Dari perpotongan antara garis-garis lurus itu dengan


garis-garis air (water lines), diproyeksikan ke sheer
plan, dengan cara menarik

garis lurus ke atas. Garis-

garis vertikal ini jika dipotongkan dengan garis-garis air


(water lines) pada sheer plan yang sesuai pada half
bread plan, maka

akan terbentuk titik-titik yang jika

dihubungkan akan terbentuk buttock line pada sheer


plan seperti gambar 3.9.
MENGGAMBAR SHEER-PLAN BAGIAN HALUAN
Misalkan untuk menggambar BL 2
Bulwark
Fcle deck sideline
Deck sideline
19
BL 3

Perpotongan
BL 2 dengan
station

18

BL 3

BL 2

BL 2

BL 1

BL 1

17 16

BL 1

BL 2

BL 3

BL 1 BL 2 BL 3

BL 3
BL 2

Perpotongan
BL 2 dengan
WL

BL 1

Gambar 3.9 contoh gambar proyeksi sheer plan


Tiap-tiap garis baik pada water line maupun pada
buttock line harus mempunyai bentuk yang fair dan
stream line. Jika tidak, maka harus dirubah supaya bisa
fair dan stream line. Tentu saja perubahan ini akan
berpengaruh pada bagian-bagian sebelumnya, misalnya
merubah body plan dan half breadth plan.

44

17. Merencanakan Bentuk Linggi Haluan (Stem) dan Linggi


Buritan (Stern) Kapal.
Perancangan Bentuk Haluan
Dalam buku Teori Bangunan Kapal disebutkan bahwa
kemiringan linggi haluan 15

dan bisa diperbesar

untuk menambah kecepatan.

Gambar 3.10 Bentuk Linggi Haluan


Perancangan Bentuk Buritan
Dalam merancang bentuk linggi buritan terlebih dahulu
harus merencanakan kemudi, propeller dan clearence
nya serta bentuk buttock line yang terdekat dengan
linggi buritan .
POOP
DECK
BULWARK

Linggi
buritan

T
Basealine

Gambar 3.11 bentuk Linggi buritan

18. Merencanakan Bangunan Atas Kapal

Tinggi bulwark (0.9m - 1.2m)

=1m (BKI regular)

(3.29)

Panjang forecastle deck

= 10% x Lpp

(3.30)

Tinggi forecastle deck

= 2.25 m

(3.31)

Panjang poopdeck

= 23% x Lpp

Tinggi poopdeck (2.0m


19. 2.4m)
Merencanakan Propeler dan Kemudi

(3.32)
(3.33)

Perhitungan Kemudi
Luas daun kemudi :
2

= T . LPP { 1 + 25 ( B / LPP ) } [m ]
100

(3.34)

(3.35)

1,8
H

1,8 x b

(3.36)

= 23 % x A

(3.37)

= A / H

(3.38)

= 5% x H

(3.39)

Perhitungan Propeler
Menurut BKI regulation, perhitungan propeler sebagai berikut
:
a. Diameter propeler (Dp)

= 0,6xT

(3.40)

b. Diameter poros propeler (Db) =0.12xT

(3.41)

c. Jari-jari propeller

= 0.5 x Dp

(3.42)

d. Jarak a

= 0.1 x Dp

(3.43)

e. Jarak b

= 0.08 x Dp

(3.44)

f. Jarak c

= 0.15 x Dp

(3.45)

g. Jarak d (8 sampai 10)

(3.46)

h. Jarak e

= 0,035x Dp

(3.47)

i. Jarak f

= 0,7 x R

(3.48)

PERHITUNGAN

BAB

RENCANA GARIS
(LINES PLAN)

4.1. DATA-DATA KAPAL

Nama Kapal

Tipe Kapal

: TANKER

Ukuran Ukuran Utama

Panjang

( Lpp )

: 85

Lebar

(B)

: 13.8 m

Sarat Air

(T)

: 5

Tinggi

(H)

: 7.5 m

Kecepatan Dinas ( Vs )

: 13

knot

4.2. LANGKAH LANGKAH


1. Menghitung Lwl dan Ldispl
LWL

= LPP + ( 2

4% x LPP )

= 85 + ( 2.5 % x 93 )
= 87 m
Ldispl

= x ( LPP + LWL )
= x ( 85 + 87 )
= 86 m
= 282.150 feet

1 feet : 0.3048 m

2. Menghitung Speed Ratio

Speed Ratio

1/2

= Vs / ( Ldispl )

= 13 / (282.150)

1/2

= 0.774 knot/feet

Dari diagram NSP dapat diperoleh data-data sebagai berikut :

(koefisien prismatik)

Prosentase luas tiap-tiap station terhadap luas midship

Letak LCB terhadap midship = 0,5% x Ldispl.

(koefisien midship)

Cm

= 0,982

(koefisien blok)

Cb

= 0,672

Cp

= 0,720

3. Menghitung Luas Midship (Am)


A midship

= B x T x Cm
= 13.8 x 5 x 0,982
= 67.7235 m

4. Menghitung Volume displacement menurut rumus


V displ (rumus)

= Ldispl x B x T x Cb
= 86 x 13.8 x 5 x 0.672
= 3990.546 m

5. Menghitung Volume Displacement Kapal Berdasakan Ldisp

Menentukan prosentase luas tiap-tiap station tehadap luas midship


,sepeti pada kolom 2 tabel 6 .

Menentukan Luas tiap-tiap station sepeti pada kolom 3 tabel 6 .

Menentukan faktor simpson tiap-tiap station pada kolom 4 tabel 6 .

Menentukan fungsi volume tiap-tiap station sebagai perkalian antara


luas tiap-tiap station dikalikan faktor simpson sepeti pada kolom 5
tabel 6
Menghitung volume displacement kapal berdasakan Ldispl dengan rumus:
Vdispl = 1/3 x Ldipl/20 x 1
Hasil perhitungan nya dapat dilihat dibawah pada table 6

Tabel 6. Tabel Prosentase luas tiap-tiap station terhadap luas midship


St

% Luas

(1)

(2)

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

0.000
10.000
28.000
48.000
67.000
82.000
91.000
96.000
99.000
100.000
100.000
100.000
100.000
98.500
94.000
85.000
72.000
52.000
31.000
11.000
0.000

Luas
(3) = (2) x
Amidship
0.00
6.77
18.96
32.51
45.37
55.53
61.63
65.01
67.05
67.72
67.72
67.72
67.72
66.71
63.66
57.56
48.76
35.22
20.99
7.45
0.00

Simpson

Product i

Lever

Product - ii

(4)

(5) = (3) x (4)

(6)

(7) = (5) x (6)

0.000
27.089
37.925
130.029
90.749
222.133
123.257
260.058
134.093
270.894
135.447
270.894
135.447
266.831
127.320
230.260
97.522
140.865
41.989
29.798
0.000

-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0.000
-243.805
-303.401
-910.204
-544.497
-1110.665
-493.027
-780.175
-268.185
-270.894
0.000
270.894
270.894
800.492
509.281
1151.300
585.131
986.054
335.909
268.185
0.000

253.286

1
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
1
1

V displ (tabel)

2772.600

= 1/3 (Ldispl/20) x 1
= 1/3 ( 86/20 ) x 2772.600
3

= 3976.948 m

Koreksi

V displ (rumus) V displ (tabel)


V displ (rumus)

x100%

= 3990.546 3976.946
x 100%
3990.546
= 0,003 % < 0.5% (memenuhi)

6. Menghitung letak LCB Berdasarkan Tabel 6


Menentukan lever (jarak) tiap-tiap station terhadap midship .
Apabila terhadap midship maka besaran lever pada midship adalah 0
(nol) , kearah belakang besaran angka nya negatif dan keaah depan
besaran angkanya positif . Lihat kolom 6 tabel 6 .
Menentukan fungsi momen untuk tiap- tiap station sebagai
perkalian antara fungsi volume dikalikan dengan lever . Lihat kolom
7 tabel 6 .
Menghitung letak LCB berdasarkan tabel 6 seperti tesebut dibawah .

*Dari tabel
LCB = 2 / 1 x (Ldispl/20 )
=253.286/2772.60x(86/20)=(+)0.3931 m (depan Midship)
*Dari diagam NSP
LCB

= 0,5% x Ldisp
= 0,5000 % x 86 = (+) 0,4303 m ( depanMidship)

*Koreksi =

LCB ( NSP) LCB (Tabel )


x100%
L CB( NSP)

= 0.4303 0.3931 x 100%


0.430

= 0.09 < 0.1% (memenuhi)

7. Menggambar Curve of Sectional Area (CSA) Berdasakan Ldispl


Setelah koreksi volume displacement (Vdispl) dan LCB memenuhi , maka
dapat digambarkan CSA berdasarkan kolom 3 tabel 6 . Gambar CSA ini dapat
dilihat pada gambar 3.2 .

8. Menggambar Curve of Sectional (CSA) yang sudah di fairkan .


Berdasarkan dari gambar CSA sebelum di fairkan , dari station 10
pada Ldisp ditarik garis

yang panjangnya Lwl

ke bagian depan

sehingga ujung terdepan merupakan titik FP .


Demikian juga ditarik garis LWL ke bagian belakang sehingga ujung
belakang merupakan titik AP . Jadi titik AP sampai FP adalah
panjang garis air atau Lwl .
Selanjutnya dilaksanakan CSA yg di fairkan pada bagian
belakang
sampai titik A dan di bagian depan sampai titik FP
(Lihat gambar 3.2)

9. Menghitung volume displacement dan LCB berdasarkan CSA yg sudah di


fairkan untuk Main Part dan Cant Part .
Menentukan Luas setiap station baik dari Main Part ( AP FP )
dan
Cant Part ( A- AP ). yang sesuai dengan CSA yg telah di fairkan .
Lihat kolom 2 tabel 7 dantabel 8 .

Menentukan faktor simpson tiap-tiap station pada kolom 3 tabel 7


dan tabel 8 .

Menentukan fungsi volume tiap-tiap station sebagai perkalian antara


luas tiap-tiap station dikalikan faktor simpson sepeti pada kolom 4
tabel 7 dan tabel 8 .

Menentukan lever (jarak) tiap-tiap station terhadap midship .


Apabila terhadap midship maka besaran lever pada midship adalah 0
(nol) , kearah belakang besaran angka nya negatif dan keaah depan
besaran angkanya positif . Lihat kolom 5 tabel 7 dan tabel 8 .

Menentukan fungsi momen untuk tiap- tiap station sebagai


perkalian
antara fungsi volume dikalikan dengan lever .
Lihat kolom 6 tabel 7 dan tabel 8 .

Tabel 7. Menghitung volume displacement dan LCB pada Main Part


Station
(1)
AP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
FP

Luas
(2)
2.10
15.00
29.00
43.00
55.00
62.00
65.20
67.40
67.72
67.72
67.72
67.72
67.50
67.40
65.00
60.00
52.00
40.00
25.50
13.00
0.00

Simpson
(3)

Fungsi Volume
(4) = (2) * (3)

1
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
1
3 =

Volume Main Part

2.10
60.00
58.00
172.00
110.00
248.00
130.40
269.60
135.44
270.88
135.44
270.88
135.00
269.60
130.00
240.00
104.00
160.00
51.00
52.00
0.00
3004.34

Lever Fungsi momen


(5)
(6) = (4) * (5)
10
-21.00
-9
-540.00
-8
-464.00
-7
-1204.00
-6
-660.00
-5
-1240.00
-4
-521.60
-3
-808.80
-2
-270.88
-1
-270.88
0
0.00
1
270.88
2
270.00
3
808.80
4
520.00
5
1200.00
6
624.00
7
1120.00
8
408.00
9
468.00
10
0.00
4 =
-311.48

= 1/3 x (LPP/20) x 3
= 1/3 x (85/20) x 3004.34
= 4213.51 m

LCB Main Part

= (LPP/20) x (4/3)
= (85/20) x (-311.48/3004.34)

= ( - ) 0,44 m (di belakang midship)

Tabel 8. Menghitung volume displacement dan LCB pada Cant Part


Station

Luas
(2)

Simpson

Fungsi Volume

Lever

Fungsi Momen

(3)

(4)=(2)*(3)

(5)

(6)=(4)*(5)

AP

2,10

2,10

0,00

1.10

4.40

-1

-4.40

0,00

0,00

-2

0,00

5 =

6.50

6 =

-4.40

*. Mencari jarak antar station (d) Cant Part

= (LWL LPP)
= (87 85)
=1m

*. Volume Cant Part

= 1/3 x d x 5
= 1/3 x 1 x 6.50
3

= 2.16 m
*. LCB Cant Part

= (6 / 5) x d
= (4.40 / 6.50 ) x 1
= () 0.631 m ( di belakang AP )
= 0,636 (LPP)
= 0.636 (85)
= 41.87 m (di belakang Midship)

Menghitung Volume Displacement dan LCB Total Main Part dan Cant Part
*. Volume Displacement Total (V total) = Vol. MP + Vol. CP
= 4213.51 + 2,16
= 4216.13 m
*.

LCB total

(LCBCP xVolCP) (LCB MP xVolMP)


V gab

= (41.87 x 2,62) + (-0.44 x 4213.51)


4213.51
= -0.41107 m (di belakang midship)
Menghitung Volume Displacement dan LCB Total berdasarkan rumus
Volume displacement rumus = Lwl x B x T x Cb
= 87 x 13.8 x 5 x 0.672
= 4039.812 m
LCB Total

= %LCB x LWL

(dari diagram NSP)

= 0,5000 x 87
= 0,4350 m
*) Koreksi Volume displacement

= ( Vrumus Vtotal ) x 100%


Vrumus
= (4039.812 4216.13 ) x 100%
4039.812
= -0.04 %

*) Koreksi LCB

0.5 % (memenuhi)

= LCB NSP LCB total x 100%


LCB Nsp
= ( 0.435 0,410 ) x 100%
0.435
= 0.056% 0.1 % (memenuhi)

10. Perencanaan Bidang Garis Air (Water Line)


1. Menentukan sudut masuk
Cpf = ( 1,4 + ) x e,

dimana e = LCB NSP / Ldispl


= -0.4110 / 86
= -0.005

Cpf = ( 1,4 + ) x e
Cpf = 0,720 + (1,4 + 0,720 ) x -0.005
= 0,730
Dari hasil (Cpf) dimasukan dalam grafik fungsi Cpf terhadap fungsi
sudut masuk (ie) seperti terlihat pada gambar 3.4 .
Untuk mendapatnya sudut masuk dai grafik fungsi Cpf ditarik garis
vertical keatas dipotongkan terhadap curve NSP selanjutnya dari titik
perpotongan tesebut ditarik horizontal kekiri memotong ordinat sudut
masuk (ie) .
Dengan demikian diperoleh besarnya sudut masuk (ie) adalah 18

2. Merencanakan bidang garis air (AWL)


Menggambar garis horizontal sepanjang Lwl

dimana ujung

terdepannya adalah titik FP dan ujung terbelakang adalah titik


A.
Selanjutnya dari titik FP diukukan panjang

kebelakang

sepanjang Lpp sehingga ujung belakang LPP merupak titik A .


Dari AP diukurkan kebelakang sepanjang ( Lwl LPP ) = Lcant part
Selanjutnya dai AP FP (Main Part) di bagi menjadi 20 station
dan dari AP- A(Cant Part) dibagi menjadi 3 station .
Pada tiap-tiap station pada Main Part maupun Cant Part
direncanakan ordinat untuk masing-masing station dimana
pada station 10 (midship)ordinatnya adalah maksimum selebar
B/2 .
Selanjutnya titik-titik ordinat tiap-tiap station di hubungkan

dengan tetap mengacu batasan-batasan pada FP dengan sudut

masuk ie 18

dan pada station 10 ordinatnya selebar B/2 ,

maka akan diperoleh grafik bidang garis air (Curve of


WaterLine) seperti pada gambar 3.4 .
11. Koreksi Hasil dari Perencanaan Bidang Garis Air
Dari grafik bidang garis air diukur ordinat / Lebar untuk
setiap station pada Main Part maupun Cant Part .
Tabel 9. main part dari perhitungan garis air
STATION
AP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
FP

AWL Main Part

LUAS
3.000
13.000
28.600
42.000
54.500
61.500
65.200
67.000
67.720
67.720
67.720
67.720
67.720
67.000
65.000
60.000
52.000
40.000
25.500
10.000
0.000

=2x

A / 2T
0.300
1.300
2.860
4.200
5.450
6.150
6.520
6.700
6.772
6.772
6.772
6.772
6.772
6.700
6.500
6.000
5.200
4.000
2.550
1.000
0.000

B/2
1.4223
3.0000
4.2000
5.1000
5.8000
6.3000
6.6000
6.8000
6.9000
6.9000
6.9000
6.9000
6.8500
6.8300
6.6000
6.2000
5.5000
4.5000
3.0000
2.0000
0.0000

SIMPSON
1
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
1
7

1
Lpp
x 7
3
20

= 2 x 1/3 x 324.24 x ( 85 /20)


2

= 918.34 m

I
1.42
12.00
8.40
20.40
11.60
25.20
13.20
27.20
13.80
27.60
13.80
27.60
13.70
27.32
13.20
24.80
11.00
18.00
6.00
8.00
0.00
324.24

Tabel 10. Cant Part dari perhitungan garis air


STATION
AP
B
A

LUAS
3.00
1.10
0.00

A / 2T B / 2 SIMPSON
0.30 1.4223
1
0.11 1.0885
4
0.00
0.00
1

I
1.42
4.35
0.00

8 =

Awl Cant Part

5.78

= 2 x 1 x 8.d

= 2 x 1/3 x 5.78 x 1
2

= 3.86 m
AWL Total

= Awl Maint Part + Awl cant Part


= 918.84 + 3.86
= 922.7 m

Koreksi :
Awl

Awl total Awl rumus


Awl total

x100%

= ( 1.76 ) x 100%
922.7
= -0.0019 % < 0,5 %
AWL (rumus)

(memenuhi)

= LWL x B x Cw, dimana

Cw

= 1/3 + (2/3 Cb ( ) wl)

Cb ( ) wl

= x (LPP / LWL)
= 0,672 x (85/ 87 )
= 0,66

Cw
jadi :
AWL (rumus)

= 1/3 + 2/3 x 0.66


= 0.77
= LWL x B x Cw
= 87 x 13.8 x 0.77
= 924.462 m

12.Perencanaan Body Plan


Menentukan Luas setiap station baik dari Main Part ( AP FP ) dan
Cant Part ( A- AP ). yang sesuai dengan CSA yg telah di fairkan .
Lihat kolom 2 tabel 11 dantabel 12 .
Merencanakan besar nilai A/2T yang telah didapat dari perencanaan
pada bidang garis air . Dapat di lihat dari kolom 3 tabel 11 dan 12 .
Menentukan besar nilai ordinat yag didapatnya dari perencanaan
pada bidang garis air yang telah terlampir di atas . dapat dilihat dari
kolom 4 tabel 11 dan 12
Menentukan faktor simpson tiap-tiap station pada kolom 5 tabel 11
dan tabel 12 .
Menentukan fungsi volume tiap-tiap station sebagai perkalian antara
luas tiap-tiap station dikalikan faktor simpson sepeti pada kolom 6
tabel 11 dan tabel 12 .
Tabel 11. main part dari perhitungan garis air
STATION
AP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
FP

LUAS
3.000
13.000
28.600
42.000
54.500
61.500
65.200
67.000
67.720
67.720
67.720
67.720
67.720
67.000
65.000
60.000
52.000
40.000
25.500
10.000
0.000

A / 2T
0.300
1.300
2.860
4.200
5.450
6.150
6.520
6.700
6.772
6.772
6.772
6.772
6.772
6.700
6.500
6.000
5.200
4.000
2.550
1.000
0.000

B/2
1.4223
3.0000
4.2000
5.1000
5.8000
6.3000
6.6000
6.8000
6.9000
6.9000
6.9000
6.9000
6.8500
6.8300
6.6000
6.2000
5.5000
4.5000
3.0000
2.0000
0.0000

SIMPSON
1
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
1
7 =

I
1.42
12.00
8.40
20.40
11.60
25.20
13.20
27.20
13.80
27.60
13.80
27.60
13.70
27.32
13.20
24.80
11.00
18.00
6.00
8.00
0.00
324.24

Tabel 12. cant part dari perhitungan garis air


STATION
AP
B
A

LUAS
3.00
1.10
0.00

A / 2T B / 2 SIMPSON
0.30 1.4223
1
0.11 1.0885
4
0.00
0.00
1
8 =

I
1.42
4.35
0.00
5.78

Gambar 4.1 Gambar awal perencanaan Body Plan

Gambar 4.2 Gambar Body Plan

12.Perencanaan Half Breadth Plan pada Kapal

Menentukan jumlah water line (WL) yang akan dibuat.

Pada umumnya garis WL dibuat berdasarkan ukuran meter (WL 0;


WL 0,5; WL 1; WL 2; WL 3; WL 4; dan WL 5)

Garis WL diukur mulai Base Line (garis dasar kapal). Pada kapal
dengan sarat ait 5,0 m, missal pembagian sarat airnya dapat
dibagi menjadi 7 WL yaitu WL 0; WL 0,5; WL 1; WL 2; WL 3; WL 4;
dan WL 5.

Selanjutnya garis-garis WL tersebut digambar pada body plan.

Kemudian ukur jarak tiap station pada garis WL terhadap garis


sumbu atau centerline.

Didapatkan hasil jarak tiap-tiap station terhadap centerline di


masing-masing WL yang ditentukan .

Setelah diukur, gambar breadth plan sesuai dengan jarak WL


terhadap CL pada tiap-tiap station . Dengan cara membuat garis
lurus sepanjang Lwl setelah itu bagi dengan tiap station (titik A-FP)

Gambar 4.3 Gambar pembagian WL pada Body Plan

Setelah mendapatkan hasil pengukuran tiap station terhadap


centerline di setiap WL . Maka bisa kita transformasikan hasil
tersebut di garis yg telah dibuat sepanjang L wl yang telah di bagi dari
titik A hingga FP .

Gambar 4.4 Gambar hasil half breadth

13.Perencanaan Sheer Plan pada Kapal

Membuat garis buttock line baik pada body plan maupun


pada half breadth plan.

Dari perpotongan antara garis-garis lurus itu dengan


garis-garis air (water lines), diproyeksikan ke sheer
plan, dengan cara menarik

garis lurus ke atas. Garis-

garis vertikal ini jika dipotongkan dengan garis-garis air


(water lines) pada sheer plan yang sesuai pada half
bread plan, maka

akan terbentuk titik-titik yang jika

dihubungkan akan terbentuk buttock line pada sheer


plan seperti gambar 3.9
Tiap-tiap garis baik pada water line maupun pada
buttock line harus mempunyai bentuk yang fair dan
stream line. Jika tidak, maka harus dirubah supaya bisa
fair dan stream line. Tentu saja perubahan ini akan

berpengaruh pada bagian-bagian sebelumnya, misalnya


merubah body plan dan half breadth plan.

Gambar 4.5 Pembagian buttock Line pada Body Plan

4.4. PERENCANAAN KEMUDI DAN PROPELLER CLEARENCE


Perancangan Kemudi dan propeler berdasarkan buku BKI 2004 dan Von
Lammeren. Perhitungannya sebagai berikut :
a. Perencanaan Kemudi
Luas daun kemudi :
A

= T . LPP { 1 + 25 ( B / LPP ) }

[m ]

100
2

= 5 . 85 { 1 + 25 ( 13.8 / 85 ) }

[m ]

100
2

= 6.97 [m ]
b

b = A / H

1,8

= (6.97 /1.8)

= 1.6031 / 7.5

= 1.97 m

= 0.214 m

= 1,8 x b
= 1,8 x 1.97

a = 5 % x H
= 5 % x 7.5

= 3.546 m

= 0.375 m

b.Perhitungan Propeller Clearence


Menurut aturan BKI, perhitungan propeler sebagai berikut :
Diameter propeler (Dp)

= 0,6 x T
= 0,6 x 6
= 3,6 m

Jari-jari propeler (R)

= x Dp
= x 3,6
= 1,8 m

Diameter poros propeler (Db)

= 0,12 x T
= 0,12 x 6
= 0,72 m

Clearence
a = 0,1 x Dp
= 0,1 x 3,6
= 0,36 m
b = 0,08 x Dp
= 0.08 x 3,6
= 0,288 m
c

= 0,15 x Dp
= 0,15 x 3,6
= 0,54 m

d = (8 sampai 10)
= 10
= 10 x 0,0254
= 0,254 m
e = 0,035 x Dp
= 0,035 x 3,6
= 0,126 m
f

= 0,7 x R
= 0,7 x 1,8
= 1,26 m

Gambar 4.1 Perencananaan propeler dan kemudi

63

Gambar 5.1 Contoh Body Plan

64

65

Gambar 5.3 . Contoh Body Plan dan Sheerplan sesuai Cb

66

67

Gambar

10.

Gambar V.5

TANI(A

'ANX[R

.. 0.7U

\{/~ .0,'"

lANKER

68

69

70

71

72

73

Anda mungkin juga menyukai