Anda di halaman 1dari 9

Contoh : PTK senam

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil tes awal sebagian besar siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur
Kabupaten Demak, kemampuan melakukan guling belakang dapat dikatakan masih
rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes awal yang diberikan kepada siswa kelas VII B
yang berjumlah 40 siswa, sebanyak 33 siswa atau 82,5 % tidak mampu mendapat nilai 65
sebagai batas tuntas dalam Kriteria Ketuntasan Minimal. Dugaan sementara yang
menyebabkan keadaan seperti ini adalah pemberian materi senam khususnya senam lantai
guling belakang dalam jenjang sekolah sebelumnya masih jarang diberikan. Sehingga
sebagian besar siswa belum mengenal gerakan guling belakang.
Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Penjas Orkes khususnya pada materi
yang cukup sulit seperti guling belakang ini diindikasikan karena guru tidak profesional
yaitu materi disajikan secara seadanya dan kurang mendalam. Hal tersebut diperparah
oleh kondisi sekolah yang tidak mendukung dengan tidak menyediakan fasilitas
pembelajaran dan adanya pandangan yang keliru oleh sebagian Kepala Sekolah yang
menganggap mata pelajaran Penjas Orkes hanya sebagai mata pelajaran pelengkap saja.
Seluruh materi dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
disajikan dengan tujuan untuk membantu siswa agar memahami mengapa manusia
bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif.
Adapun implementasinya perlu dilakukan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan
yang pada akhirnya siswa diharapkan dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri
dan menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup seseorang,
sehingga terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup aktif.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas sangat dibutuhkan seorang guru yang profesional
yang mampu merencanakan pembelajaran, mampu menyajikan pembelajaran, mampu
melaksanakan penilaian pembelajaran, mampu menganalisis hasil penilaian serta mampu
melaksanakan program perbaikan dan pengayaan sesuai dengan mata pelajaran yang
diampu.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, dalam memberikan materi guling belakang pada
senam lantai perlu dicarikan strategi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan
siswa dan perkembangan zaman yaitu pembelajaran yang kontektual ( CTL / Contextual
Teaching and Learning ). CTL adalah proses pembelajaran yang berkaitan erat dengan
situasi nyata siswa di lapangan, sehingga siswa mampu mengkontruksi pengetahuan,
ketrampilan dan sikap berdasarkan pada pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dari pengalaman penulis dalam mengajar selama ini, kebanyakan siswa merasa takut
untuk melakukan guling belakang secara sendiri-sendiri. Rasa takut itu lebih mengarah
kepada perasaan takut cidera karena salah dalam melakukan gerakan. Untuk itu dipilih

metode bantuan teman. Dalam metode ini seorang siswa secara tidak langsung membantu
siswa lain dalam melakukan guling belakang. Atas dasar ancangan berpikir ini, pokok
masalah yang dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah cara penyajian pembelajaran dengan metode bantuan teman dalam
pembelajaran guling belakang pada kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten
Demak?
2. Apakah metode bantuan teman dapat meningkatkan pencapaian proses dan hasil
kompetensi dasar pembelajaran guling belakang di kelas VII B SMP Negeri 3
Guntur Kabupaten Demak?
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kajian dalam penelitian ini seputar peningkatan kemampuan guling
belakang dengan metode bantuan teman pada siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur
Kabupaten Demak tahun pelajaran 2007/2008 dengan pembatasan materi sesuai Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam Standar Isi mata pelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan sebagai berikut :
1. Standar Kompetensi : Mempraktikkan teknik dasar senam lantai dan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya.
2. Kompetensi dasar : 10.2 Mempraktikkan teknik dasar guling belakang serta nilai
disiplin, keberanian dan tanggung jawab ( BSNP, 2006 : 7 ).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup penelitian yang dipilih, maka dapat ditentukan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah cara penyajian pembelajaran dengan metode bantuan teman dalam
pembelajaran guling belakang pada kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur Kabupaten
Demak?
2. Apakah metode bantuan teman dapat meningkatkan pencapaian proses dan hasil
kompetensi dasar pembelajaran guling belakang di kelas VII B SMP Negeri 3
Guntur Kabupaten Demak?
D. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana cara menyajikan materi guling belakang dengan
metode bantuan teman dalam pembelajaran senam lantai di SMP.
2. Untuk mengetahui apakah melalui pembelajaran dengan metode bantuan teman
dapat meningkatkan proses dan hasil kompetensi kemampuan guling belakang
dalam mencapai batas tuntas mata pelajaran Penjas Orkes di SMP.

Manfaat dari penelitian ini adalah :


1. Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi
kegiatan penelitian Penjas Orkes di SMP.
2. Secara praktis hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi, gambaran
dan pemahaman tentang cara menyusun rencana pembelajaran, cara menyajikan
pembelajaran, cara menilai hasil pembelajaran dan cara menganalisis
pembelajaran siswa di SMP.
E. Definisi Istilah
1. Guling Belakang
Guling belakang adalah menggulingkan badan ke belakang, dimana posisi badan tetap
harus membulat yaitu kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada dan kepala ditundukkan
sampai dagu melekat di dada ( Muhajir, 2005 : 147 ).
2. Bantuan Teman
Bantuan berarti barang yang dipakai untuk membantu, pertolongan, sokongan
( Depdiknas, 2001 : 105 ). Teman berarti kawan, sahabat ( Depdiknas, 2001 : 1164 ).
Bantuan teman dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai pertolongan yang dilakukan
oleh kawan sekelasnya.
BAB II
LAPORAN KEGIATAN
A. Lokasi dan Sibjek Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 3 Guntur yang beralamat di Desa Tangkis,
Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak. Sedangkan subyek penelitian adalah siswa kelas
VII B yang berjumlah 40 siswa, terdiri dari 26 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah menyusun program pembelajaran dengan
langkah-langkah : (1) perhitungan alokasi waktu, (2) pemetaan dan penyusunan program
tahunan, (3) penyusunan program semester, (4) pengembangan silabus, (5)
pengembangan system penilaian, dan (6) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat dijelaskan sebagai
berikut : (1) mencantumkan identitas, yang berisi nama sekolah, mata pelajaran, kelas /
semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, dan alokasi waktu, (2)

mencantumkan tujuan pembelajaran, (3) Mencantumkan materi ajar, (4) mencantumkan


metode pembelajaran, (5) mencantumkan langkah-langkah kegiatan yang terbagi menjadi
kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup, (6) mencantukan
sumber belajar, dan (7) mencantumkan penilaian.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan sama dengan melaksanakan langkah-langkah kegiatan yang telah
dibuat sebelumnya, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada
kegiatan pendahuluan guru membariskan siswa, mengabsen, menyampaikan informasi
kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa yaitu melakukan guling belakang. Guru
juga menyampaikan apersepsi yaitu menghubungkan pembelajaran yang lalu dengan
pembelajaran yang akan disajikan, serta memberi motivasi tentang pentingnya
kompetensi dasar yang akan disajikan. Setelah itu guru memimpin siswa melakukan
warming up seperlunya untuk menghindari terjadinya cidera pada saat melakukan guling
belakang.
Pada kegiatan inti pembelajaran, guru mempresentasikan materi guling belakang dengan
metode ceramah dan demonstrasi. Dalam kegiatan inti ini guru menjelaskan sejelas
mungkin kepada siswa dan memberi contoh tentang cara-cara melakukan guling belakang
dan tahap-tahap yang harus dilakukan.
Dalam kegiatan penutup, guru membariskan siswa untuk melakukan cooling down dan
evaluasi proses pembelajaran secara umum dan memberi tugas untuk pertemuan
selanjutnya.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
berpedoman pada lembar pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya. Sesuai dengan
Kompetensi Dasar yang tertera dalam Standar Isi, aspek yang diamati adalah (1) sikap
disiplin, (2) keberanian, (3) tanggung jawab, ditambah dengan (4) kehadiran siswa, dan
(5) motivasi mengikuti pelajaran.
4. Refleksi
Hasil pembelajaran guling belakang dievaluasi dan dinilai baik dengan tes maupun
dengan non tes. Ketiga ranah yaitu psikomotor, afektif dan kognitif didapat dari
pembelajaran guling belakang ini. Nilai psikomotor diperoleh dari tes guling belakang,
nilai afektif diperoleh dari hasil pengamatan dan nilai kognitif diperoleh dari jawaban
pertanyaan
tentang
guling
belakang
yang
ditgaskan
kepada
siswa.
Hasil evaluasi yang telah berjalan baik yang positif maupun yang negative dicatat dan
analisis kemudian direfleksikan kepada siswa.
Demikian kegiatan yang dilakukan dalam satu siklus sebagai prosedur penelitian,

terdapat empat langkah utama yaitu perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pengamatan, dan
refleksi ( Murman, 2007 : 1 ).
C. Pengumpulan Data
Terdapat dua macam data dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik tes guling belakang dan tes
kognitif untuk mendapatkan data kuantitatif, dan teknik pengamatan untuk mendapatkan
data kualitatif.
D. Analisis Data
Untuk keperluan analisis data kuantitatif diperoleh dari tes guling belakang dan tes
kognitif yang dilakukan dua kali penilaian pada siklus I dan siklus II. Untuk keperluan
analisis data kualitatif diperoleh dari kegiatan pengamatan sebagai data non tes.
Pengamatan dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh gambaran secara objektif kondisi
selama proses pembelajaran berlangsung serta mengamati sikap siswa selama penelitian
dilakukan.
BAB III
LAPORAN HASIL KEGIATAN
Dari hasil tes awal guling belakang yang dilakukan terhadap 40 siswa kelas VII B SMP
Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak diperoleh hasil seperti yang tercantum dalam tabel
berikut
ini.
Tabel

1.

Hasil

Tes

Awal

Guling

Belakang

Nilai
Jumlah
Persentase
70
65
60
55
50
45
3
4
17
9
5
2

Siswa

74
69
64
59
54
49

7,5
10
42,5
22,5
12,5
5
Jumlah
40
100
Hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa hanya terdapat 7 siswa atau 17,5 % yang
memperoleh nilai mencapai batas tuntas yaitu 65. Dan masih terdapat 33 siswa atau 82,5
% yang belum mencapai batas tuntas.

A. Hasil Tes Siklus I


Setelah mengikuti proses pembelajaran guling belakang dengan metode bantuan teman
pada siklus I diperoleh hasil nilai seperti tersebut dalam tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Hasil Tes Guling Belakang Siklus I
Nilai
Jumlah
Persentase
85
80
75
70
65
60
55
1
2
4
12
13
6
2
2.5
5

Siswa

89
84
79
74
69
64
59

10
30
32,5
15
5
Jumlah
40
100
Berdasarkan hasil di table 2 di atas, siswa yang belum mencapai batas tuntas sebanyak 8
siswa atau 20 % dari 40 siswa yang dinilai. Sedangkan siswa yang sudah mencapai nilai
65 ke atas sebagai batas tuntas sebanyak 32 siswa atau 80 %. Dengan demikian dilihat
dari ketuntasan belajar, siswa kelas VIIB mengalami kemajuan dari 17,5 % menjadi 80
%.
B. Hasil Non Tes Siklus I
Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I menunjukkan pada tingkat yang
menggembirakan, artinya ketika proses pembelajaran gling belakakng dengan metode
bantuan teman berlangsung, sebagian besar atau 85 % siswa menunjukkan sikap disiplin,
keberanian, tanggung jawab dan kehadiran yang baik. Meskipun ada sebagian siswa yang
masih merasa takut untuk melakukan gling belakang.
C. Hasil Tes Siklus II
Tindakan yang dilakukan pada siklus II hamper sama dengan kegiatan pada siklus I.
gerakan guling belakang lebih ditekankan pada efisiensi dan keluwesan gerak.
Berdasarkan pengalaman pada siklus I, semua kekurangan dan kesalahan dalam
melakukan guling belakang dengan bantuan teman diperbaiki dan dibenarkan. Hasil yang
diperoleh dari siklus II adalah sebagai berikut :
Table

3.

Hasil

Tes

Guling

Belakang

Siklus

II

Nilai
Jumlah
Persentase
90
85
80
75
70

Siswa

94
89
84
79
74

65
60
1
3
7
13
8
7
1
2,5
7,5
17,5
32,5
20
17,5
2,5

69
64

Jumlah
40
100
Dari table 3 di atas dapat dikatakan peningkatan ketuntasan belajar dari 80 % menjadi
97,5 % atau 39 siswa. Karena jumlah siswa yang mencapai batas tuntas lebih dari 85 %
maka kelas tersebut dikatakan tuntas dalam pembelajaran materi guling belakang
sehingga pada pertemuan berikutnya dapat dilanjutkan pada materi yang lain.
D. Hasil Non Tes Siklus II
Hasil pengamatan pada siklus II meliputi sikap disiplin, keberanian tanggung jawab,
kehadiran dan motivasi mengikuti pembelajaran menunjukkan data informasi bahwa
hanya terdapat seorang siswa yang tidak berani melakukan guling belakang dengan
metode bantuan teman. Hal itu disebabkan oleh rasa takut yang tidak dapat dihilangkan
sehingga siswa tersebut terkesan kurang semangat dan tidak percaya diri dalam
melakukan gerakan.

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disampaikan
simpulan sebagai berikut :

1. Metode bantuan teman merupakan salah satu metode yang dapat menambah rasa
percaya diri dalam melakukan guling belakang.
2. Melalui metode bantuan teman dapat meningkatkan hasil pencapaian kompetensi
pada pembelajaran guling belakang siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Guntur
Kabupaten Demak.
B. Saran
Dari simpulan di atas, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Hendaknya guru memilih metode dengan bantuan teman dalam menyampaikan materi
yang
sulit
terutama
untuk
menumbuhkan
rasa
percaya
diri
siswa.
Untuk melakukan penelitian sejenis dengan metode yang lain guna menambah khasanah
ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam mengatasi masalah kesulitan mengajar.
Lampiran 4. : Biodata Peneliti
BIODATA PENELITI
1. N a m a
: Drs. Sujarwo, M.Pd.
2. NIP
: 132231003
3. Jabatan
: Guru Dewasa Tk. I
4. Pangkat/Golongan
: Penata Tk. I / III d
5. Tempat, tanggal lahir : Grobogan, 16 Pebruari 1970
6. Jenis Kelamin
: laki-laki
7. Agama
: Islam
8. Guru Mapel
: Penjas Orkes
9. Masa Kerja
: 09 tahun 03 bulan
10. Judul Karya Tulis
: Peningkatan Kemampuan Guling Belakang dengan
Metode Bantuan Teman pada Siswa Kelas VII B SMP
Negeri 3 Guntur Kabupaten Demak.
11. Pendidikan Terakhir : Pascasarjana UNNES Program Magister ( S2 )
12. Program Studi
: Pendidikan Olahraga
13. Status Perkawinan
: Kawin
14. Unit Kerja
: SMP Negeri 3 Guntur
15. Alamat Rumah
: Jl. Pucang Argo Tengah III / 10 Perumnas Pucang Gading
HP 08122884184
Sumber : http://wowoksujarwo.blogspot.com/2009/01/ptk-senam.html

Anda mungkin juga menyukai