Anda di halaman 1dari 37

BAB I

STERILISASI
1.1. Tujuan Percobaan
Mengetahui teknik sterilisasi kering dengan Hot Air Oven.
Mengetahui teknik sterilisasi basah dengan Autoklaf.
1.2. Teori Dasar
Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan suatu mikroorganisme yang
mungkin ada pada suatu benda atau bahan. Sterilisasi dibedakan menjadi:
1. Sterilisasi Kering (panas kering)
a. Pembakaran langsung
Teknik pembakaran langsung merupakan teknik sterilisasi yang tercepat
dan efektif. Caranya adalah ddengan membakar peralatan yang terbuat dari logam
dan kaca sampai ujungnya berwarna merah. Biasanya digunakan untuk
mensterilkan alat penanaman bakteri (ose, tunggal) mulut tabung reaksi sewaktu
mebuat kultur, dan lain-lain. Pembakaran langsung dapat juga dilakukan terhadap
bangkai binatang percobaan yang telah mati. Kelemahan teknik ini terbatas pada
penggunaannya. Teknik ini tidak dapat digunakan untuk mensterilkan bahanbahan yang terbuat dari karet, plastik, kertas, dan media mikrobiologis.

Gambar.1.2.1 Gambar pembakaran langsung

b. Pemanasan dengan oven


Sterilisasi kering merupakan sterilisasi yang menggunakan udara panas (oven).
Sterilisasi dengan udara panas untuk peralatan seperti cawan petri, pipet, siring,
instrument, jarum. Juga bahan seperti, gliserin, perban petrolatum, paraffin
petrolatum, serbuk sulfonamide, serbuk talk, oksida seng, dan bahan lain yang
terbentuk dari powder dan minyak. Alat yang disterilkan dalam oven biasanya
menggunakan suhu sekitar 160oC - 180 oC, dengan waktu 1-2 jam. Keuntungan

dari teknik ini adalah tidak ada uap panas yang membasahi alat atau bahan yang
disterilkan, tetapi membutuhkan waktu yang relatif lama.[1]
1

Keterangan:

1. Pengatur suhu
2. Indikator
3. Rak
3
4. Ganggang penutup
4

Gambar 1.1.2. Hot air oven

2. Sterilisasi Basah (panas basah)


Autoklaf merupakan alat untuk mensterilkan bahan atau alat dengan
menggunakan uap bersuhu dan tekanan yang tinggi. Alat ini menyerupai tangki
minyak yang dapat diisi dengan air. Dalam autoklaf, yang mensterilkan alat dan
bahan adalah panas basah, bukan pada tekanannya. Jadi, panas basah dari autoklaf
berfungsi untuk mensterilkan.
Alat dan bahan dapat disterilkan pada autoklaf adalah media mikrobiologi,
sarung tangan, larutan, alat penyuntik, alat transfusi, dan lain-lain. Bahan dan alat
yang tidak dapat diterilkan dengan autoklaf adalah plastik, serum, vitamin, antibiotik,
enzim, pelarut organik seperti fenol, dan lain-lain.[1]
Autoklaf mempunyai nilai temperature uap 121oC, dengan tekanan 15 psi
dan paling banyak digunakan.[2] Kelebihan dari autoklaf antara lain pemanasan
berlangsung cepat, mempunyai daya tembus, dan menghasilkan kelembapan tinggi.[1]
3

Keterangan:
6

4
2
9
1
5
10
8

7
Gambar.1.2.3. Autoklaf

1. Timer
2. Katup pengeluaran uap
3. Pengukur tekanan
4. Kelep pengaman
5. Tombol on-off
6. Termometer
7. Sumber panas
8. Aquades
9. Sekrup pengaman
10. Batas penambahan air

Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi:


Jenis mikroorganisme
Tinggi/rendahnya suhu sterilisasi
pH[3]
1.3. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan:
Autoklaf
Beakerglass
cawan petri
Erlenmeyer
gelas arloji
Hot Air Oven
kawat ose
pipet volume
spatel bengkok
tabung durham
tabung reaksi

B. Bahan-bahan yang digunakan:


aquadest
isolasi (selotip)
karet gelang
kertas label
kertas perkamen
plastik
sabun cuci
tissue

1.4. Prosedur Percobaan


A. Sterilisasi Kering
Mencuci alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan dengan air dan sabun
Mengeringkan alat-alat yang sudah dicuci dengan lap bersih dan tissue
Membungkus alat-alat yang akan disterilkan dalam Hot Air Oven dengan kertas
perkamen. Bagian kertas yang lilin berada diluar kemudian diarapatkan dengan
staples.
Memasukkan peralatan dalam Hot Air Oven selama 2 jam pada suhu 180C
Mengeluarkan alat dari Hot Air Oven. Kertas perkamen tidak dibuka samapai
alat akan digunakan.
B. Sterilisasi Basah
Menuangkan media atau bahan yang akan disterilisasi ke dalam beakerglass
ataupun ke dalam Erlenmeyer
Menutup beakerglass dengan plastik dan merapatkannya dengan karet atau
isolasi
Memasukkan beakerglass ke dalam Autoklaf pada suhu 121C selama 20 menit
Mengeluarkan beakerglass dari Autoklaf dan mendinginkannya
Menyimpan media atau bahan ke dalam lemari es hingga media atau bahan
akan digunakan.
1.5. Data Pengamatan

A. Sterilisasi Kering
Tabel 1.5.1 Data pengamatan sterilisasi kering
Sebelum di sterilisasi
Kondisi alat yang belum di cuci:
Kotor dan berdebu
Berkerak
Kaca keruh

Setelah di sterilisasi
Kondisi alat yang sudah di cuci:
Bersih namun belum steril
Tidak ada endapan
Tidak bau

Kondisi sebelum di sterilisasi:


Bersih namun belum steril
Tidak ada endapan
Tidak bau

Kondisi alat setelah di sterilisasi:


Bersih
Panas
Steril
Kaca bening

B. Sterilisasi Basah
Tabel 1.5.2 Data pengamatan sterilisasi basah
No
Pengamatan awal
Pengamatan akhir
.
Keadaan media sebelum di Keadaan media setelah di steriliasi
sterilisasi
1.
Kaldu nutrisi
Warna : Bening
Warna : Bening sedikit kuning
Bau
: Daging (kaldu)
Bau
: Tidak berbau
Kondisi : Cair
Kondisi : Cair
(berbentuk larutan)
2.

3.

4.

Nutrisi agar
Warna : Coklat keruh
Bau
: Bau agar-agar dan
daging
Kondisi : Kental

Warna : Coklat susu


Bau
: Bau agar-agar
Kondisi : Mulai padat

Toge agar
Warna : Kuning kecoklatan
Bau
: Toge dan agar-agar
Kondisi : Kenyal (mulai
padat)

Warna : Coklat kuning keruh


Bau
: Bau agar-agar
Kondisi : Padat

KFL
Warna : Bening
Bau
: Daging (kaldu)
Kondisi : Cair (larutan)

1.6. Pembahasan

Warna : Hijau bening


Bau
: Daging (kaldu)
Kondisi : Cair

A.

B.

Strerilisasi Kering
Alat - alat dicuci terlebih dahulu menggunakan sabun dengan tujuan untuk
menghilangkan kotoran yang menempel pada alat - alat tersebut.
Alat - alat dikeringkan mengunakan lap bersih atau tissue dengan tujuan agar
alat - alat dipakai dalam keadaan kering, sebab air merupakan media yang baik
untuk pertumbuhan mikroba.
Pembungkusan alat - alat yang akan disterilisasikan menggunakan kertas
perkamen dengan tujuan agar saat dilakukan sterilisasi pada suhu tinggi, alat
tersebut terhindar dari retak, pecah dan menjadi merata suhunya karena kertas
perkamen mengandung lapisan lilin.
Pemanasan dalam Hot Air Oven pada suhu 180 C selama 90-120 menit
dengan tujuan agar mikroba patogen mati, sehingga alat - alat tersebut benar benar steril.
Keuntungan sterilisasi kering yaitu tidak menggunakan uap air tapi
menggunakan udara panas sehingga tidak ada air yang dapat menyebabkan
pertumbuhan mikroba.
Kerugian dari sterilisasi kering adalah waktu yang digunakan relatif lama,
menggunakan suhu yang tinggi sehingga tidak bisa digunakan untuk
mensterilkan alat yang tidak tahan panas. Selain itu, tidak semua alat atau
bahan dapat disterilisasi dengan cara ini.
Sterilisasi Basah
Media yang akan disterilkan dimasukkan ke dalam beakerglass, lalu ditutup
dengan menggunakan plastik dan isolasi, dengan maksud agar uap air tidak
masuk ke dalam media. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
kontaminasi, karena apabila ada air yang masuk maka dapat menumbuhkan
mikroorganisme lain yang tidak diinginkan.
Media dalam beakerglass dimasukkan ke dalam Autoklaf dan dilakukan
pemanasan pada suhu 121C selama 20 menit dengan tujuan agar mikroba mati
sehingga media menjadi steril.
Keuntungan dari sterilisasi basah adalah adanya uap air yang mempunyai daya
tembus yang lebih besar dari pada udara panas, sehingga mikroba lebih cepat
mati.
Kerugian sterilisasi basah adalah uap air yang dihasilkan oleh Autoklaf
kemungkinan bisa menyebabkan kontaminasi bila masuk kedalam media,
karena air merupakan media pertumbuhan mikroba.

1.7. Kesimpulan

Teknik sterilisasi kering dengan menggunakan Hot Air Oven pada suhu 1800C
selama 2 jam untuk sterilisasi alat-alat yang terbuat dari glass (kaca) dan
logam.
Teknik sterilisasi basah dengan menggunakan Autoklaf 121oC selama 20 menit
digunakan untuk sterilisasi media.
1.8.

Saran

Ketika melakukan percobaan dengan alat-alat yang digunakan harus disterilkan


terlebih dahulu, supaya tidak ada yang mengganggu (sesuatu yang tidak
diinginkan) dalam percobaan tersebut.
Penambahan alat Autoklaf sehingga tidak membuat mengantri untuk
melakukan sterilisasi basah.

BAB II
MIKROSKOPI
2.1. Tujuan Percobaan
- Mengetahui cara penggunaan mikroskop dan fungsinya.
- Mengetahui bentuk dan struktur jamur Aspergillus
Saccharomyces cerevisiae dan bakteri Bacillus subtilus.

niger,

khamir

2.2. Tinjauan Pustaka


Mikroskop merupakan alat yang paling digunakan dan paling bermanfaat
dalam mikrobiologi. Dengan alat tersebut akan diperoleh pembesaran sehingga
memungkinkan untuk melihat mikroorganisme dan struktur yang tidak nampak oleh
mata telanjang. Mikroskop memungkinkan pembesaran dalam kisaran seratus kali
sampai ratusan ribu kali.
a

j
c

k
d
e
r

m
o
n

h
g

l
Gambar 2.2.1. Mikroskop

Keterangan:
a. = lensa okuler
b. = pemutar lensa objektif
c. = tabung pengamatan/ tabung
okuler
d. = meja benda
e. = condenser
f. = lensa objektif
g. = pengatur kekuatan lampu
h. = tombol on-off
i. = cincin pengatur diopter

j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.

= pengatur jarak interpupillar


= penjepit spesimen
= sumber cahaya
= sekrup pengatur vertikal
= sekrup pengatur horizontal
= sekrup fokus kasar
= sekrup fokus halus
= sekrup pengencang tabung
r.
okuler
s. = sekrup pengatur kondenser

t.

Kategori mikroskop adalah mikroskop cahaya (optis) dan


mikroskop elektron. Mikroskop cahaya semuanya menggunakan sistem lensa
optis, yang mencakup mikroskop medan terang, mikroskop medan gelap,
mikroskop fluoresense, dan mikroskop perbedaan fase (fase kontras).
Mikroskop elektron menggunakan berkas electron sebagai pengganti
gelombang cahaya untuk memperoleh bayangan yang diperbesar.
1. Mikroskop cahaya
a. Mikroskop medan terang
u.
Mikroskop medan terang adalah mikroskop yang sistem
pencahayaannya memakai teknik medan terang. Dalam hal ini spesimen/obyek
disinari oleh cahaya dari kondensor dan semua cahaya yang dapat menembus
spesimen di tangkap oleh obyektif. Karena bagian preparat yang tidak berwarna
kelihatan lebih terang daripada bagian preparat berwarna yang menyerap cahaya,
oleh karena itu teknik ini dinamakan mikroskop media terang. [1] Bagian
terpenting dari mikroskop medan terang, yaitu:
- Lensa obyektif.
- Minyak emersi.
- Pemeliharaan mikroskop.[2]
b. Mikroskop fase kontras
v.
Mikroskop fase kontras adalah suatu tipe mikroskop cahaya yang
memungkinkan kontras yang lebih besar antara substansi dengan berbagai
ketebalan atau berbagai indeks bias. Hal tersebut dapat dicapai dengan
penggunaan kondensor dan obyektif yang khusus mengendalikan iluminasi
obyeknya dengan jalan mengaksentuasikan perbedaan-perbedaan yang kecil
dalam ketebalan atau indeks bias struktur-struktur seluler. Pencahayaan
(iluminasi) adalah kepadatan dari suatu berkas cahaya yang mengenai suatu
permukaan.
c. Mikroskop medan gelap
w.
Mikroskop medan gelap diperoleh dari macam mikroskop yang sama
seperti digunakan untuk mikroskop yang sama seperti digunakan untuk
mikroskop medan terang kecuali bahwa alat itu dilengkapi dengan kondensor
medan gelap dan suatu obyektif ber-NA rendah. Macam kondensor ini
mengarahkan berkas cahaya ke dalam spesimen pada sudut yang sedemikian
hingga hanyalah berkas-berkas yang mengenai obyek pada medan spesimen itu
dibiaskan dan memasuki obyektif.
d. Mikroskop fluoresensi
x.
Mikroskop fluoresensi digunakan untuk memeriksa spesimen yang
telah diwarnai dengan zat-zat pewarna fluorokrom sehingga memungkinkan
identifikasi mikroorganisme dengan cepat. Zat-zat pewarna ini menyerap energi
gelombang cahaya pendek tidak kasat mata dengan memancarkan gelombanggelombang panjang kasat mata yang lebih besar.[1]

y.
2. Mikroskop elektron
z.
Mikroskop elektron dapat memberikan perbesaran yang jauh lebih
besar daripada mikroskop cahaya. Hal ini karena memiliki daya pisah yang lebih
besar, karena berkas-berkas elektron yang dipergunakan untuk perbesaran mempunyai
panjang gelombang yang sangat pendek dibandingkan dengan cahaya. Berkas elektron
yang digunakan dalam mikroskop elektron mempunyai panjang gelombang yang
berkisar antara 0,005 sampai 0,0003 nm. Bandingkan dengan cahaya kasat mata yang
mempunyai panjang gelombang 400 dan 700 nm.[2]
aa. Bentuk dan struktur jamur Aspergillus niger, khamir Saccharomyces
cerevisiae dan bakteri Bacillus subtilis
A. Aspergillus niger
ab.Aspergillus niger merupakan salah satu spesies yang paling umum dan
mudah diidentifikasi dari genus Aspergillus, family Moniliaceae, ordo Monoliales
dan kelas fungi Imperfecti. Aspergillus niger dapat tumbuh dengan cepat,
diantaranya digunakan secara komersial dalam produksi asam sitrat, asam glukonat
dan pembuatan beberapa enzim seperti amilase, pektinase, amiloglukosidase dan
seluase. Aspergillus niger dapat tumbuh pada suhu 35C-37C (optimum), 6C-8C
(minimum), 45C-47C (maksimum), pH 2,2-8,8, kelembaban 80-90%, dan
memerluka oksigen yang cukup. Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna
putih atau kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap
sampai hitam. Hifa bersekat dan memiliki banyak inti (multinukleat), kepala
konidia bulat, berwarna hitam, cenderung memisah menjadi bagian-bagian
yang lebih longgar dengan bertambahnya umur. Konidiospora memiliki dinding
yang halus, hialin tetapi juga berwarna coklat.[3]

ac.
ad. Gambar 2.2.2. Aspergillus niger
ae.

B. Saccharomyces cereviceae
af. Saccharomyces cereviceae merupakan cendawan berupa khamir (yeast)
sejati tergolong eukariot mempunyai potensi kemampuan yang tinggi sebagai
imunostimulan, dan bagian yang bermanfaat tersebut adalah dinding selnya.
Saccharomyces cereviceae secara morfologi hanya membentuk blastospora berbentuk
bulat lonjong, silindris, oval atau bulat telur yang dipengaruhi oleh strain.
Berkembang biak dengan membelah diri melalui budding cell. Saccharomyces
cereviceae yang mempunyai kemampuan fermentasi telah lama dimanfaatkan
untuk pembuatan berbagai produk makanan dan sudah banyak digunakan sebagai
probiotik. [4]

ag.
ah. Gambar 2.2.3. Saccharomyces cereviceae

C. Bacillus subtilis
ai. Bacillus subtilis merupakan kelompok bakteri enterbacteriaceace yang
hidup di dalam saluran pencernaan manusia sebagai penghuni usus dan bersifat
pathogen. Bacillus subtilis dapat menyebabkan kerusakan pada makanan kaleng yang
juga dapat mengakibatkan gastroenteritis pada manusia yang mengkonsumsinya. [5]
aj.
ak.
al.
am.
an.
ao.
ap.
aq.
ar. Gambar 2.2.4. Bacillus subtilis

as. Teknik pewarnaan yang biasanya digunakan dalam mikroskopi,


yaitu:
Teknik pengecatan tunggal atau sederhana
at. Dalam pengecatan sederhana, film bakteri diwarnai dengan satu jenis
reagen/zat warna. Zat warna basa dengan kromogen yang bermuatan positif lebih
mudah dikerjakan karena asam nukleat dan komponen dinding sel mikroorganisme
bermuatan negatif yang sangat kuat mengikat kromogen kation.

au.
Pewarnaan negatif
av. Pewarnaan negatif memerlukan penggunaan zat warna asam seperti eosin atau
negrosin. Zat warna negatif yang memiliki sifat kromogen bermuatan negative
tidak akan dapat menembus sel mikroorganisme/bakteri karena permukaan sel
bakteri yang juga bersifat memiliki muatan negatif.
Pewarnaan gram
aw. Pewarnaan gram/diferensial memerlukan penggunaan sekurang-kurangnya tiga
macam reagen bahan kimia yang dipakai pada film bakteri yang sudah difiksasi.
Zat kimia yang pertama disebut zat warna utama. Fungsi zat warna ini adalah untuk
memberikan warna pada semua sel bakteri.[3]
ax.

2.3 Alat dan Bahan


A. Alat-alat yang digunakan:
- bunsen
- deckglass
- kawat ose
- kaca preparat
- mikroskop
- pipet tetes
- tissue
ay.
az.
ba.
bb.

bc.

bd.

2.4

B. Bahan-bahan yang digunakan:


- alkohol
- larutan iodium
-

larutan malachite green 5%


larutan kristal violet
metilen blue
oil immersion
saffranin 0,5%
suspensi jamur Aspergillus niger
suspensi
khamir
Saccharomyces
cereviceae
- suspensi bakteri Bacillus subtilis
- negrosin 10%

Prosedur Percobaan

A. Teknik Penggunaan Minyak Imersi:


- Membersikan lensa okuler dengan kain halus / tisu
- Menempatkan meja obyek pada posisi datar
- Menaikkan kondensor sampai menyentuh meja obyek
- Memindahkan 2 mata ose suspensi biakan jamur Aspergillus niger diatas
preparat, dan membiarkan selama 30 detik
- Meletakkan satu tetes minyak imersi diatas preparat. Menurunkan lensa
obyektif dengan pembesaran 100x dengan pengaturan kasar sehingga
menyentuh minyak imersi
- Mengatur fokus dengan pengaturan halus
- Mengatur diafragma agar memperoleh kontras bakteri dan sekelilingnya
B. Teknik Penggunaan Preparat Basah
- Membersihkan preparat dengan kapas yang diberi alkohol

Memindahkan 2 mata ose suspensi biakan jamur Aspergillus niger diatas


preparat dan menutup dengan deckglass
- Memeriksa dengan perbesaran 10x dan 45x
- Melaporkan hasil pengamatan
be. C.
Teknik Pewarnaan Tidak Langsung/Pewarnaan
1. Pengecatan dengan karbolfuchsin/metilen blue
- Membersihkan preparat dengan alkohol kemudian membilas dengan air kran
- Membersihkan preparat dengan kertas pengering (tissue) yang bersih
- Melewatkan preparat beberapa kali pada nyala api spiritus
- Meletakkan preparat diatas meja dengan bagian yang dilewatkan api diatas
- Memijarkan ose berkolong lalu memindahkan satu/dua ose suspensi khamir
Saccharomyces cereviceae
- Mengeringkan suspensi bakteri dengan melewatkan preparat diatas bunsen
sebanyak 56 kali
- Meneteskan larutan karbolfuchsen/metilen blue pada khamir Saccharomyces
cereviceae
- Mendiamkan selama 30 detik
- Mencuci preparat dengan air kran dan Mengeringkan perlahan-lahan dengan
tisu
- Memeriksa dengan menggunakan oil immersion melalui mikroskop dan
menggambarnya
2. Pewarnaan gram
-

Membuat preparat khamir Saccharomyces cereviceae serta fiksasi seperti


cara pengecatan sederhana dari no. 1-5
- Mewarnai preparat dengan larutan Kristal violet dan mendiamkan selama 30
detik
- Membuang zat warna yang berlebihan dengan mencucui preparat dengan air
kran
- Meneteskan larutan iodium dan membiarkan selama 30 detik
- Mencuci preparat dengan air kran dan mengeringkannya
- Mencuci preparat dengan alkohol
- Membilas preparat dengan air kran dan mengeringkannya
- Melakukan pengecatan dengan saffranin dan mendiamkan selama 30 detik
- Mencuci preparat dengan air kran dan mengeringkan dengan tissue
- Meneteskan oil immersion lalu mengamati dan menggambarnya
3. Pengecatan khusus
-

Membuat preparat bakteri Bacillus subtilus dan melakukan fiksasi seperti no.
1-5 pada pengecatan sederhana
Meneteskan larutan malachitgreen 5% dan mendiamkan selama 1 menit lalu
panaskan hingga menguap selama 30 detik
Mencuci preparatdengan air kran selama 30 detik

Menetesi preparat dengan saffranin 0,5% dan mendiamkan selama 30 detik


Mencuci preparat dengan air kran dan mengeringkannya dengan tissue.
Menetesi preparat dengan oil immersion dan mengamati dengan mikroskop
kemudian menggambar
4. Teknik pengecatan negatif dengan negrosin 10 %
- Mengambil satu atau dua ose bakteri dan meratakannya
-

Menambahkan satu tetes negrosin 10 % dan meratakan sampai kering


Mengamati dengan mikroskop
Mencatat dan menggambarnya

2.5 Data Pengamatan

bg.
No
bq.
1

bf. 2.5.1. Data Pengamatan Mikroskopi


bi.
Optilab
bj.
Mikroskop
bh.
Prosed
bm. Gam bn.
Ketera bo.
Gam bp.
Ketera
ur
bar
ngan
bar
ngan
br.
Teknik bs.
Saccha1.Perbesaran
ck.
Saccha1.Perbesaran
Penggunaan
romyces - Lensa
romyces - Lensa
minyak Imersi
cereviceae
Objektif:
cereviceae
Objektif:
10x
10x
bt.
cl.
- Lensa okuler:
- Lensa okuler:
10x
10x
2.Bentuk
2.Bentuk
bu.
cm.
-

Saccharomyce
s: bulat

Saccharomyce
s: bulat

Bacillus:
batang
panjang

Bacillus:
batang
panjang

bv.

cn.

ch.

bw. ci.

co.

cj.
bx.
3.Warna

cw.
cx.

cp.
3.Warna

-by.Saccharomyce
s: hitam

bz.
Bacillus: hitam

cv.

Saccharomyce
cq.
s: hitam

Bacillus: hitam

cr.

ca.
cy.
cs.
B

cb.
cc.

ct.

cd.

cz.

da.

cu.
db.

ce.
B
cf.

cg.
dc.
Teknik
Pengamatan
Langsung /
Preparat basah

dd.
Bacill
us subtilis 1.Perbesaran
-

de.
df.

ds.
dt.

Lensa Objektif: 10x

Lensa Okuler: 10x


2.Bentuk

Lensa Okuler:
10x

Bacillus: batang
panjang

Aspergillus niger:
bulat bercabangcabang

2.Bentuk
-

dg.
dh.
di.

Lensa
Objektif:
10x

dr.
Bacill
us subtilis 1.Perbesaran

Bacillus:
batang
panjang
Aspergillus
niger: bulat

du.
dv.
dw.

ej.

dj.

dx.
bercabangcabang

dk.
dl.

dn.

ea.

dq.
eb.
3.Warna

Bacillus: hitam

Aspergillus
niger:
coklat

3.Warna

dz.

dp.

dm.
Asper
gillus niger

ek.

dy.

Bacillus: hitam

Aspergillus niger:
coklat

ec.
ed.
Asper
gillus niger
ee.
ef.

do.

eg.
eh.
ei.
el.
3

em.
Teknik
Pengamatan
Tidak
Langsung /
Preparat Basah

en.

eo.

ep.

eq.

A.
Pengec es.
Saccha
1.Perbesaran
atan Sederhana romyces
cereviceae
- Lensa
et. Objektif:
0,25x
-

ew.

Saccha
romyces 1.Perbesaran
cereviceae
- Lensa
ex. Objektif:
0,25x

Lensa Okuler:
10x

ez.
2.Bentuk:
lonjong

2.Bentuk:

er.

ev.

ey.
Lensa Okuler:
10x

lonjong
3.Warna: hitam

eu.
3.Warna: hitam

fa.

fc.

fd.

ff.
fe.

B.
Pengec
atan Gram

fi.
Bacill
1.Perbesaran
us subtilis
fj.

fh.

Lensa
Objektif:
40x

Lensa Okuler:
10x

fg.
fk.
Bacill
us subtilis 1.Perbesaran
fl.

Lensa
Objektif:
40x

Lensa Okuler:
10x

2.Bentuk: bulat

2.Bentuk: bulat
fm.

3.Warna: hitam

3.Warna: hitam

fn.
fo.

fp.

C.
Pengec
atan Khusus

fq.
Asper
gillus niger 1.Perbesaran

ft.
Asper
gillus niger 1.Perbesaran

fr.

fu.

fs.

Lensa
Objektif:

fv.

Lensa
Objektif:

40x
-

D.
Pengec
atan Negatif
dengan
Negrosin 10%

40x

Lensa Okuler:
10x

2.Bentuk: batang
panjang
bercabangcabang

2.Bentuk: batang
panjang
bercabangcabang

3.Warna: hitam

3.Warna: hitam

fx.
1.Perbesaran
S
- Lensa
accharomyces
Objektif:
cereviceae
40x

ga.
Saccha
1.Perbesaran
romyces
cereviceae
- Lensa
gb. Objektif:
40x

-fy.Lensa Okuler:
10x

fw.

fz.
2.Bentuk: batang
panjang

ge.

gf.

gc.
Lensa Okuler:
10x
2.Bentuk:
batang
panjang

3.Warna: hitam
kecoklatan

gd.

Lensa Okuler:
10x

3.Warna: hitam
kecoklatan
gh.

gg.

gi.

2.6 Pembahasan
-

Penggunaan minyak imersi bertujuan untuk memperbesar NA, sehingga akan


memperbesar limit daya pada mikroskop tersebut. Minyak ini digunakan
ketika kita menggunakan lensa obyektif dengan perbesaran berapapun (4,
10, 45 dan 100), minyak ini ditambahkan diantara lensa depan obyektif
dengan gelas penutup.
Pembilasan preparat dengan air kran berfungsi untuk membersihkan preparat
dari alkohol dan kelebihan zat warna.
Pengecatan berfungsi:

a. Pengecatan sederhana berfungsi untuk membedakan bakteri dan


mengetahui bentuk serta ukuran bakteri tersebut.
b. Pengecatan sederhana berfungsi untuk mengetahui jenis suatu mikroba
dimana mikroba yang dapat menahan zat warna
c. Pengecatan khusus berfungsi untuk mengetahui bentuk spora dari mikroba
tersebut.
d. Pengecatan negatif berfungsi untuk memberikan warna pada latar tempat
mikroba tersebut melekat.
- Penggunaan metilen blue bertujuan untuk memberikan warna pada
mikroorganisme agar lebih mudah diamati.
- Tujuan fiksasi adalah untuk mempertahankan agar komponenkomponen
sel sesuai dengan bentuk aslinya. Selain itu fiksasi juga mencegah
terjadinya kerusakan jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme
maupun perusakan oleh jenis enzim.
gj.

2.7 Kesimpulan
-

Mikroskop berfungsi untuk melihat jasad hidup atau organisme yang


berukuran sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang .
Jamur Aspergillus niger memiliki bentuk yang bercabang-cabang, berwarna
coklat kehitaman. Khamir Saccharomyces cereviceae memiliki bentuk bulat
atau oval, berwarna hitam . Bakteri Bacillus subtilis memiliki bentuk batang
panjang, berwarna abu-abu kehitaman.
gk.

gl.

gm.

gn.
go.

4.1.
-

gp.

BAB IV

TEKNIK BIAKAN MURNI

Tujuan percobaan

Untuk mendapatkan mikroorganisme yang berasal dari udara,air tanah,dan


telapak tangan.
Untuk mendapatkan kultur murni dari suspense campuran.

4.2.

Tinjauan Pustaka

gq. Secara alami mikroorganisme di alam ditemukan dalam populasi


campuran, hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam keadaan
murni. Hal ini berarti bahwa harus diperoleh biakan murni yang hanya mengandung
satu macam mikroorganisme. Isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba satu
dengan mikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba. Mengisolasi
mikroba dengan cara menumbuhkan (menanam) dalam medium padat. Hal ini karena
dalam medium padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni yang tetap pada
tempatnya.[1]
gr. Biakan murni merupakan suatu kultur yang terdiri dari satu macam
mikroorganisme.[3] Teknik pengenceran suspensi bakteri dari sampel atau sumber
isolat dari lingkungan dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan kuantitas bakteri
dalam jumlah yang dapat terhitung.[5]
gs.
Sebelum mulai membiakan mikroba, pertama-tama kita harus
mempertimbangkan bagaimana cara menghindari kontaminan. Mikroba terdapat
dimana-mana, tersebar di udara atau pada permukaan suatu benda, oleh karena itu kita
harus melakukan sterilisasi media, yang biasa dilakukan dengan pemanasan. Hal ini
perlu dilakukan untuk menghilangkan mikroba kontaminan. Maka semua bahan dan
alat yang bersentuhan dengan suatu biakan murni harus steril. Teknik yang digunakan
dalam pencegahan kontaminasi selama membuat dan mensterilkan medium kultur
disebut teknik aseptik. Penguasaan teknik ini diperlukan dalam keberhasilan
laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan
yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi pemula.[3]
gt. Teknik biakan murni (cara menyendirikan piaraan murni). Di alam
bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri dan terlepas dari spesies yang lain.
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan
murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar.
Teknik biakan murni untuk suatu spesies dikenal dengan berbagai cara, yaitu:
- Pengenceran
gu. Cara pengenceran adalah dengan mengencerkan suatu suspensi yang berupa
campuran bermacam-macam spesies kemudian diencerkan dalam suatu tabung
tersendiri.
gv.

gw.
- Penuangan
gx. Cara penuangan adalah dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri
yang sudah diencerkan, dan sampel itu kemudian disebarkan dalam suatu medium
dari kaldu dan gelatin encer.
- Penggoresan/penggesekan
gy. Cara ini lebih menguntungkan bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu,
tetapi memerlukan keterampilan yang diperoleh dari latihan. Penggoresan yang
sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Tetapi kelemahan cara ini
adalah bakteri-bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Ada beberapa teknik
penggesekan, yakni:
- Goresan T
- Goresan kuadran
- Goresan radian
- Goresan sinambung
gz.

3
ha.
hb. Gambar 4.2.1. Teknik Penggesekan
hc.
1. Goresan T
2. Goresan kuadran
3. Goresan radian
4. Goresan sinambung
hd.
he.

Keterangan:

hf.
-

Penyebaran
hg. Pengenceran sampel sama seperti pada cara penuangan. Pada teknik ini
sterilisasi penyebar dilakukan dengan mencelupkan ke dalam alkohol dan kemudian
dipanaskan sehingga alkohol terbakar habis.
Pengucilan suatu sel
hh. Cara ini dengan menggunakan suatu alat yang dapat memungut satu bakteri
dari sekian banyak bakteri, dengan tanpa ikutnya bakteri yang lain. Alat itu berupa
mikrokopet yang ditempatkan pada suatu mikromanipulator.
Inokulasi pada hewan
hi.

Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa tidak semua bakteri dapat
tumbuh di dalam tubuh seekor hewan.[1]
hj. Ada berbagai macam cara mengisolasi mikroba. Isolasi harus
memperhatikan hal penting, yaitu:
- Sifat spesies mikroba yang akan diisolasi.
- Tempat hidup atau asal mikroba.
- Medium untuk pertumbuhan yang sesuai.
- Cara menanam mikroba tersebut.
- Cara inkubasi mikroba.
- Cara menguji bahwa mikroba yang diisolasi telah berupa biakan murni dan sesuai
dengan yang dimaksud.
- Cara memelihara agar mikroba yang telah diisolasi tetap merupakan biakan murni.
[1]

hk. Mikroorganisme yang


pertumbuhan, yaitu:
-

dibiakan

mengalami

beberapa

fase

Fase Lag
hl. Setelah inokulasi, terjadi peningkatan ukuran sel, mulai pada waktu sel tidak
atau sedikit mengalami pembelahan. Fase ini, ditandai dengan peningkatan
komponen makromolekul, aktivitas metabolik, dan kerentanan terhadap zat kimia
dan faktor fisik.
Fase Log atau Pertumbuhan Eksponensial
hm. Pada fase eksponensial atau logaritmik, sel berada dalam keadaan pertumbuhan
yang seimbang. Selama fase ini, masa dan volume sel meningkat oleh faktor yang
sama dalam arti rata-rata komposisi sel dan konsentrasi relatif metabolit tetap
konstan.
Fase Stasioner
hn. Pada saat digunakan kondisi biakan rutin, akumulasi produk limbah,
kekurangan nutrien, perubahan pH, dan faktor lain yang tidak diketahui akan
mendesak dan mengganggu biakan, mengakibatkan penurunan kecepatan
pertumbuhan. Selama fase ini, jumlah sel yang hidup tetap konstan untuk periode
yang berbeda, bergantung pada bakteri, tetapi akhirnya menuju periode penurunan
populasi.

ho.
hp.
hq.
Fase Penurunan Populasi atau Fase Kematian
hr.
Pada saat medium kehabisan nutrien maka populasi bakteri akan menurun
jumlahnya, Pada saat ini jumlah sel yang mati lebih banyak daripada sel yang
hidup.[4]

hs.
ht.
Gambar 4.2.2. Pertumbuhan eskponensial mikroba
hu.
Terdapat 3 jenis mikroorganisme yang diperoleh dari hasil inokulasi pada
media baru, yaitu:
- Saccharomyces cereviciae
hv.
Saccharomyces cereviciae secara morfologi hanya membentuk
blastospora yang berbentuk bulat lonjong, silindris, oval atau bulat telur yang
dipengaruhi oleh starinnya. Berkembang biak dengan membelah diri melalui
budding cell. Saccharomyces cereviciae tumbuh baik pada suhu 30 oC dan pH
4,8. Saccharomyces cereviciae yang mempunyai kemampuan fermentasi telah lama
dimanfaatkan untuk pembuatan berbagai produk makanan dan sudah banyak
digunakan sebagai probiotik.[6]

hw.
hx. Gambar 4.2.3. Saccharomyces cereviciae
hy.

hz.
ia.
ib.
ic.

Bacillus subtilis.
id. Bacillus subtilis merupakan kelompok bakteri enterbacteriaceace yang
hidup di dalam saluran pencernaan manusia sebagai penghuni usus dan bersifat
pathogen. Suhu optimum Bacillus subtilis adalah antara 25 0C-35 0C. Bacillus
subtilus dapat menyebabkan kerusakan pada makanan kaleng yang juga dapat
mengakibatkan gastroenteritis pada manusia yang mengkonsumsinya.[7]
ie.

if.
ig.
ih.
ii.
ij.
ik.
il.
im.
in.

Gambar 4.2.4. Bacillus Subtilis

Aspergillus Niger
io.
Aspergillus niger merupakan mikroba jenis kapang mesofilik yang
tumbuh pada suhu 35 C-37 C (optimum), 6 C-8 C (minimum), 45 C-47 C
(maksimum), pH 2,2-8,8, kelembabapan 80-90%, dan memerlukan oksigen yang
cukup. Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna putih atau kuning dengan
lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam. Hifa bersekat dan
memiliki banyak inti (multinukleat), kepala konidia bulat, berwarna hitam,
cenderung memisah menjadi bagia-bagian yang lebih longgar dengan
bertambahnya umur. Konidiospora memiliki dinding yang halus, hialin tetapi juga
berwarna coklat.[6]

ip.
iq.

Gambar 4.2.5. Aspergillus niger

ir.
is.

it.
iu.
iv.
4.3. Alat dan Bahan
A. Alat yang digunakan:
Bahan yang digunakan:
- Autoklaf
Aquades
- Bunsen
Kaldu nutrisi steril
- Cawan petri Nutrisi agar steril
- Deckglass
Suspensi campuran
- Inkubator
Toge agar steril
- Isolasi
- Kaca preparat
- Kapas
- Kawat ose
- Korek api
- Mikroskop
- Spatel bengkok
- Tabung reaksi
iw.
ix.
iy.

4.4. Prosedur percobaan


A. Penangkapan Mikroorganisme
1. Penangkapan Mikroorganisme Dari Udara
- Menyediakan nutrisi agar steril dalam cawan petri. Membiarkan terbuka
selama 30 menit. Menutup cawan petri. Menulis statusnya
- Menginkubasi selama 24-48 jam dalam inkubator pada suhu 300C (posisi
cawan petri terbalik)
- Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan secara
mikroskopi
2. Penangkapan Mikroorganisme Dari Tanah Air
- Menyediakan nutrisi agar steril dalam cawan petri. Menutup cawan petri.
Meulis statusnya
- Membiarkan air kran terbuka dengan aliran besar selama 1-2 menit, menutup
kembali, kemudian bakar mulut kran dengan api spiritus
- Membuka sedikit cawan petri, meneteskan sedikit air dari mulut kran yang
sudah dibakar, meratakan dengan spatel bengkok, menutup cawan petri
- Menginkubasi selama 24-48 jam dalam inkubator pada suhu 30 0 (posisi
cawan terbalik)
- Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan secara
mikroskopi
3. Penangkapan Mikroorganisme Dari Telapak Tangan

4.

5.

6.

7.

Menyediakan nutrisi agar steril dalam cawan petri. Menutup cawan petri.
Membagi cawan petri menjadi 4 bagian, meuliskan statusnya dibalik cawan
petri (bagian I, II, III, IV)
- Bagian I, menempelkan telapak tangan ibu jari sebelah kanan sebelum dicuci,
cawan petri dibuka sedikit
- Bagian II, menempelkan telapak tangan ibu jari sebelah kanan setelah dicuci,
cawan petri dibuka sedikit
- Bagian III, menempelkan telapak tangan ibu jari sebelah kiri sebelum dicuci,
cwan petri dibuka sedikit
- Bagian IV, menempelkan telapak tangan ibu jari sebelah kiri setelah dicuci,
cawan petri dibuka sedikit
- Menginkubasi selama 24-48 jam dalam inkubator dengan suhu 30 0C (posisi
cawan petri terbalik)
- Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan secara
mikroskopi
Isolasi Jasad Renik I
- Menyediakan toge agar steril dalam cawan petri
- Mengambil suspensi campuran dengan menggunakan kawat ose steril dan
menggoreskan ke permukaan media
- Menginkubasi selama 24-48 jam dengan suhu 300 (posisi cawan petri terbalik)
- Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan secara
mikroskopi
Isolasi Jasad Renik II
- Menyediakan toge agar steril di dalam cawan petri
- Mengambil sampel mikroorganisme dari isolasi jasad renik I dan
menggoreskan pada media agar steril baru
- Menginkubasi selama 24-48 jam dengan suhu 300 (posisi cawan petri terbalik)
- Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan secara
mikroskopi
Pemindahan Biakan Ke Media Padat
- Menyediakan toge agar steril dan disiapkan 2 tabung reaksi
- Mengisi tabung 1 dengan toge agar steril sampai dari tabung reaksi,
mendiamkan tabung reaksi dengan posisi horizontal sampai media padat,
kemudian menggoreskan dengan mikroba hasil isolasi jasad renik II sebanyak
2-3 kali penggoresan
Pemindahan Biakan Ke Media Cair
- Mengisi tabung reaksi II dengan kaldu nutrisi steril sampai tabung reaksi,
mendiamkan tabung reaksi dengan posisi vertikal sampai media dingin,
kemudian mengambil mikroba hasil isolasi tadi dengan menggunakan kawat
ose 2-3 mata ose, menutup tabung reaksi dengan kapas

Menginkubasi kedua tabung reaksi 24 -48 jam dengan suhu 300C


Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan secara
mikroskopi.
iz.

ja.
4.5. Data Percobaan
jb.

jc.

Tabel 4.5.1. Data pengamatan penangkapan mikroorganisme dari udara


jd.
H

je. Pengamatan

jf. - Warna medium


: Putih
1 - Bau
: Agar-agar
- Bentuk medium
: Semi padat
- Pertumbuhan mikroba: Menyebar
jg.

jh.

- Warna media
: Putih
- Bentuk media
: Padat
jj. - Pertumbuhan mikroba: Ada
ji.

Makro
2 jk.
- Diameter terbesar
- Diameter terkecil
- Warna koloni
- Bau
- Dari atas
- Dari samping
- Dari tepi
jl.
-

: 0,2 cm
: 0,1 cm
: Putih
: Agar-agar
: Bulat
: Datar
: Utuh

Mikro
Lensa okuler
Lensa obyektif
Perbesaran
Gambar

: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Hitam
Bentuk : Batang panjang

jm.
jn.

jo.
jp.
jq.
jr.

js.
jt.
ju.
jv.
jw.
jx.
jy.
jz.

ka.

Tabel 4.5.2. Data pengamatan penangkapan mikroorganisme dari air tanah

kb.

Hari ke-

kc.

Pengamatan

kd.
ke.
kf.

Warna medium
Bau
Bentuk medium
Pertumbuhan mikroba

: Putih
: Agar-agar
: Semi padat
: Belum ada

ki.

kj.

Warna media
Bentuk media
Pertumbuhan mikroba

: Putih
: Bulat
: Ada

kk.

km.

kl.

kg.
kh.

kn.
-

Makro

Diameter terbesar
Diameter terkecil
Warna koloni
Bau
Dari atas
Dari samping
Dari tepi

: 1,2 cm
: 0.1 cm
: Putih
: Busuk/basi
: Bulat
: Timbul datar
: Utuh

Mikro
Lensa okuler
Lensa obyektif
Perbesaran
Gambar

: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Hitam
Bentuk : Batang panjang

ko.

kp.

kq.
kr.
ks.

kt.
ku.
kv.
kw.
kx.
ky.
kz.
la.

lb.

Tabel 4.5.3. Data pengamatan penangkapan mikroorganisme dari telapak


tangan bagian I
lc.

Hari
kele.
1
lf.
lg.
lh.
li.
lj.
lk.
ll.

ld.

Pengamatan

Warna medium
Bau
Bentuk medium
Pertumbuhan mikroba

: Putih
: Agar-agar
: Semi padat
: Ada

Warna media
Bentuk media
Pertumbuhan mikroba

: Putih
: Semi padat
: Ada

lm.
ln.
-

Makro
Diameter terbesar
Diameter terkecil
Warna koloni
Bau
Dari atas
Dari samping
Dari tepi

: 0.7 cm
: 0.1 cm
: Putih
: Agar-agar sedikit basi
: Bulat
: Membukit
: Utuh

Mikro
Lensa okuler
Lensa obyektif
Perbesaran
Gambar

: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Hitam
Bentuk : Batang panjang

lo.
lp.
lq.

lr.
ls.
lt.
lu.
lv.

Tabel 4.5.4. Data pengamatan penangkapan mikroorganisme dari telapak


tangan bagian II
lw.

Hari
kely.
1
lz.
ma.
mb.
mc.
md.
me.
mf.

lx.

Pengamatan

Warna medium
Bau
Bentuk medium
Pertumbuhan mikroba

: Putih
: Agar-agar
: Semi padat
: Ada

Warna media
Bentuk media
Pertumbuhan mikroba

: Putih
: Semi padat
: Ada

mg.
-

Diameter terbesar
Diameter terkecil
Warna koloni
Bau
Dari atas
Dari samping
Dari tepi
mh.

Makro
: 0.8 cm
: 0.1 cm
: Putih
: Agar-agar sedikit basi
: Bulat
: Membukit
: Utuh

Mikro

Lensa okuler
Lensa obyektif
Perbesaran
Gambar

: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Hitam
Bentuk : Bulat

mi.
mj.
mk.

ml.
mm.
mn.

mo.
mp.
mq.

Tabel 4.5.5. Data pengamatan penangkapan mikroorganisme dari telapak


tangan bagian III

mr.

Hari ke-

ms.

Pengamatan

mt.
mu.
mv.
mw.

Warna medium
Bau
Bentuk medium
Pertumbuhan mikroba

: Putih
: Agar-agar
: Semi padat
: Ada

mx.

Warna media
Bentuk media
Pertumbuhan mikroba

: Putih
: Semi padat
: Ada

my.
mz.
na.

nb.

Makro

- Diameter terbesar
- Diameter terkecil
- Warna koloni
- Bau
- Dari atas
- Dari samping
- Dari tepi
nc.
Mikro
- Lensa okuler
- Lensa obyektif
- Perbesaran
- Gambar

: 0,3 cm
: 0,1 cm
: Putih
: Agar-agar sedikit basi
: Bulat
: Timbul datar
: Utuh
: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Hitam
Bentuk : - Bulat
- Spiral batang
panjang

nd.
ne.
nf.
ng.

nh.
ni.
nj.
nk.
nl.

nm.
Tabel 4.5.6. Data pengamatan penangkapan mikroorganisme dari telapak

nn.

tangan bagian IV
no.

Hari
kenq.
1
nr.
ns.
nt.
nu.
nv.
nw.
nx.

np.

Pengamatan

Warna medium
Bau
Bentuk medium
Pertumbuhan mikroba

: Putih
: Agar-agar
: Semi padat
: Ada

Warna media
Bentuk media
Pertumbuhan mikroba

: Putih
: Semi padat
: Ada

ny.
-

Diameter terbesar
Diameter terkecil
Warna koloni
Bau
Dari atas
Dari samping
Dari tepi
nz.

Makro
: 0,4 cm
: 0,2 cm
: Putih
: Agar-agar sedikit basi
: Bulat
: Timbul datar
: Utuh

Mikro

Lensa okuler
Lensa obyektif
Perbesaran
Gambar

: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Hitam
Bentuk : Bulat

oa.
ob.
oc.
od.

oj.

oe.
of.
og.
oh.
oi.
Tabel 4.5.7. Data pengamatan Isolasi jasad renik I

ok.

Hari
keom. 1
on.
oo.
op.
oq.
or.
os.
ot.

ol.

Pengamatan

Warna medium
Bau
Bentuk medium
Pertumbuhan mikroba

: Putih
: Toge dan agar-agar
: Semi padat
: Belum ada

Kondisi
Warna media
Bentuk media
Pertumbuhan mikroba

: Tidak beraturan
: Putih
: Semi padat
: Ada

ou.
-

Diameter terbesar
Diameter terkecil
Warna koloni
Bau
Dari atas
Dari samping
Dari tepi
ov.

Makro
: 0,2 cm
: 0,05 cm
: Putih
: Agar-agar basi
: Serupa akar
: Datar
: Utuh

Mikro

Lensa okuler
Lensa obyektif
Perbesaran
Gambar

: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Hitam
Bentuk : - Bulat
- Spiral batang panjang

ow.
ox.
oy.
oz.
pa.
pb.
pc.
pd.
pe.
pf.
pg.

ph.

Tabel 4.5.8. Data pengamatan isolasi jasad renik II

pi.

Hari
kepk.
1
pl.
pm.
pn.
po.
pp.
pq.
pr.

pj.

Pengamatan

Warna medium
Bau
Bentuk medium
Pertumbuhan mikroba

: Putih
: Toge dan agar-agar
: Semi padat
: Belum ada

Kondisi
Warna media
Bentuk media
Pertumbuhan mikroba

: Tidak beraturan
: Putih
: Semi padat
: Ada

ps.Makro
-

Diameter terbesar
Diameter terkecil
Warna koloni
Bau
Dari atas
Dari samping
Dari tepi

: 0,3 cm
: 0,1 cm
: Putih
: Agar-agar basi
: Serupa akar
: Timbul datar
: Utuh

pt. Mikro
-

Lensa okuler
Lensa obyektif
Perbesaran
Gambar

: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Coklat kehitaman
Bentuk : Bulat

pu.
pv.
pw.
px.
py.
pz.
qa.
qb.
qc.
qd.
qe.

qf.

Tabel 4.5.9. Data pengamatan pemindahan mikroorganisme pada media padat

qg.

Hari
keqi.
1
qj.
qk.
ql.
qm.
qn.
qo.
qp.

qh.

Pengamatan

Warna medium
Bau
Bentuk medium
Pertumbuhan mikroba

: Kuning keruh
: Toge
: Cair
: Belum ada

Warna media
Bentuk media
Pertumbuhan mikroba
Jenis mikroba
Kondisi

: Kuning
: Padat
: Ada
: Saccharomyces
: Larutan

qq.
-

Makro

Diameter terbesar
Diameter terkecil
Warna koloni
Bau
Dari atas
Dari samping
Dari tepi

: 0,3 cm
: 0,05 cm
: Kuning
: Agar-agar basi
: Bulat
: Rata
: Utuh

qr. Mikro
-

Lensa okuler
Lensa obyektif
Perbesaran
Gambar

: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Hitam
Bentuk : Bulat

qs.
qt.

qu.
qv.
qw.
qx.
qy.
qz.
ra.
rb.
rc.

rd.

Tabel 4.5.10. Data pengamatan pemindahan mikroorganisme pada media cair

re.

Hari ke -

rf.

Pengamatan

rg.
rh.
ri.
rj.

Warna medium
Bau
Bentuk medium
Pertumbuhan mikroba

: Bening
: Kaldu
: Cair
: Belum ada

rk.

Warna media
Bentuk media
Pertumbuhan mikroba
Jenis mikroba
Kondisi

: Putih keruh
: Larutan
: Ada
: Bacllus
: Larutan,ada endapan

rl.
rm.
rn.

ro.
rp.
-

Makro
Warna koloni
Bau

: Putih
: Daging

Mikro
Lensa okuler
Lensa obyektif
Perbesaran
Gambar

: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Hitam
Bentuk : Spiral batang panjang

rq.
rr.

4.6. Pembahasan
-

Dalam melakukan praktikum ini, kita mengalami kesalahan yaitu terjadinya


kontaminasi karena masuknya mikroorganisme yang tidak kita inginkan pada
saat melakukan inokulasi (penanaman).

Kita menyiapkan nutrisi agar steril dalam cawan petri yang dibuka selama
30 menit kemudian diinkubasi. Setelah itu, kita mendapatkan mikroorganisme
dari udara dengan bentuk batang panjang dan berwarna hitam.

Kita menyiapkan nutrisi agar steril dalam cawan petri yang ditetesi dengan
sedikit air kran yang sudah dibakar, kemudian diinkubasi. Setelah itu
didapatkan mikroorganisme dari air tanah dengan bentuk batang panjang dan
berwarna hitam.

Kita menyiapkan nutrisi agar steril dalam cawan petri dan setelah itu di bagi
menjadi empat bagian. Selanjutnya menempelkan ibu jari pada cawan petri
yang sudah dibagi, kemudian diinkubasi. Setelah itu, didapatkan
mikroorganisme dari telapak tangan dengan bentuk bulat bewarna hitam dan
bentuk batang panjang bewarna hitam.

Kita menyiapkan toge agar steril dalam cawan petri dan setelah itu kita
menggoreskan beberapa mata ose yang berisi suspensi campuran, kemudian
diinkubasi. Langkah selanjutnya kita menyiapkan dua tabung reaksi, dimana
tabung pertama kita isi dengan kaldu nutrisi setelah itu kita menanamkan
mikroba dari jasad renik II. Dan tabung kedua kita isi dengan toge agar
setelah itu kita menanamkan mikroba dari isolasi jasad renik dua. Kemudian
kedua tabung tersebut kita inkubasi. Setelah itu kita mendapatkan
mikroorganisme dari jasad renik I, jasad renik II, penanaman pada media cair
dan padat dengan bentuk bulat berwarna cokelat kehitaman dan bentuk spiral
batang panjang berwarna hitam.

Media yang digunakan untuk praktikum teknik biakan murni harus


memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Media harus steril
b. Suhu dan pH harus sesuai dengan mikroorganisme yang dibiakan
c. Nutrisi harus tercukupi
Menginkubasi dilakukan selama 24 jam dan cawan petri harus dalam
keadaan terbalik agar media tidak terkontaminasi oleh uap air yang berasal
dari media itu sendiri.
Kawat ose dibakar bertujuan agar kawat ose tetap steril.
Inkubasi menggunakan suhu 30 0C, karena suhu tersebut merupakan suhu
optimum yang dibutuhkan bakteri.
4.7.
Kesimpulan
rs.

rt.

ru.
rv.
rw.
rx.

Pada percobaan yang dilakukan, penangkapan mikroorganisme dari udara,


air tanah dan telapak tangan didapati mikroorganisme yang mempunyai
bentuk bulat dan batang panjang serta bewarna hitam. Kemungkinan
merupakan khamir Saccharomyces cereviciae dan bakteri Bacillus subtillis.
Pada percobaan yang dilakukan dari isolasi jasad renik I, dan II, serta
pemindahan mikroorganisme pada media padat, dan cair mendapatkan hasil
biakan murni baru yang dapat dilihat secara mikroskopi. Biakan murni yang
dihasilkan dari percobaan tersebut menghasilkan bentuk yang bulat dan spiral
batang panjang serta berwarna coklat kehitaman dan hitam. Kemungkinan
merupakan khamir Saccharomyces cereviciae dan bakteri Bacillus subtillis.

ry.
rz.
sa.
4.8. Saran
-

Adanya jamur yang terdapat pada media karena kesalahan pada saat
melakukan penanaman (inokulasi) dan masuknya mikroorganisme yang tidak
diinginkan, sehingga terjadi kontaminasi. Seharusnya,
sb. Pada saat menginkubasi media, waktu inkubasi yang hanya 24
jam juga mempengaruhi keadaan dan pertumbuhan dari
mikroorganisme yang kita tanamkan pada media. Seharusnya,
waktu inkubasi harus sesuai prosedur yaitu 24-48 jam karena ada
beberapa media yang pertumbuhan mikrobanya belum sempurna.

Anda mungkin juga menyukai