Anda di halaman 1dari 8

BAB III

MEDIA
3.1 Tujuan Percobaan
- Untuk mengetahui teknik-teknik pembuatan media.
- Untuk mengetahui jenis-jenis media yang dibuat.
3.2 Tinjauan Pustaka
Media atau medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran dari
suatu zat-zat hara (nutrien) atau nutrisi yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme di dalam atau diatasnya. Media juga bisa digunakan untuk
memperbanyak mikroorganisme dan penghitungan jumlah mikroorganisme. Bahan dasar
yang digunakan dalam medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan seperti
asam amino, vitamin atau nukleotida. [2]
Medium biakan harus disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan
membiakkan mikroba. Bila medium biakan yang disiapkan tidak disterilkan, mikroba
pencemar akan tumbuh dan menyebabkan kekeruhan medium. Adanya mikroba
pencemar menyebabkan kita tidak mengetahui apakah perubahan yang terjadi di dalam
medium disebabkan oleh mikroba yang ditumbuhkan ataukah oleh mikroba pencemar. [2]
Syarat pertumbuhan mikroorganisme agar dapat tumbuh dengan baik, yakni:
1. Media harus mengandung semua nutrien yang mudah digunakan oleh
mikroorganisme.
2. Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan PH yang sesuai
dengan pertumbuhan mikroorganisme.
3. Media tidak mengandung zat-zat yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
4. Media harus steril sebelum digunakan, supaya mikroorganisme dapat tumbuh dengan
baik. [2]
Perbedaan sifat-sifat mikroba terhadap induk semangnya akan berpengaruh
terhadap medium apa yang akan dipakai. Berdasarkan pada hal tersebut, media terbagi
menjadi dua golongan besar, yaitu: [1]
1. Media hidup
Media hidup pada umumnya dipakai dalam laboratorium virology untuk
pembiakan berbagai virus, sedangkan dalam laboratorium bakteriologi hanya beberapa
kuman tertentu saja dan terutama pada hewan percobaan. Contoh media hidup adalah:
hewan percobaan (termasuk manusia), telur berembrio, biakan jaringan, dan sel-sel
biakan bakteri tertentu untuk penelitian bakteriofage (bakteri yang terinfeksi oleh
virus). [1]
2.

Media mati

Pada Media Mati juga dikenal adanya media sintetis. Media sintetis yaitu
media yang dibuat dari campuran bahan kimia dengan kemurnian tinggi dan jumlahnya
diketahui dengan pasti. [2] Media mati terbagi beberapa macam, yakni:
a. Media mati berdasarkan konsistensinya, digolongkan menjadi tiga macam:
1. Media padat, media padat diperoleh dengan cara menambahkan agar-agar. Agar
berasal dari ganggang atau alga yang berfungsi sebagai bahan pemadat. Alga
digunakan karena bahan ini tidak diuraikan oleh mikroorganisme, dan dapat
membeku pada suhu diatas 45 oC. Media padat terbagi menjadi media agar
miring dan agar deep.[1]
2. Media setengah padat, media setengah padat dibuat dengan bahan sama dengan
media padat, akan tetapi yang berbeda adalah komposisi agarnya. Media ini
digunakan untuk melihat gerak kuman secara mikroskopik. [1]
3. Media cair secara umum merupakan media yang berbentuk cair. Media cair dapat
digunakan untuk berbagai tujuan seperti pembiakan mikroba dalam jumlah besar,
penelaahan fermentasi, dan berbagai macam uji. Beberapa contoh medium cair
adalah kaldu nutrien, kaldu glukosa, air pepton, kaldu laktosa, medium deret
gula-gula dan lain sebagainya. [2]
b. Media mati berdasarkan susunan kimianya, digolongkan menjadi lima macam:
1. Media alami non sintesis, yaitu medium yang susunan kimianya tidak dapat
ditentukan dengan pasti misalnya, bahan-bahan yang terdapat dalam kaldu
nutrien; yakni ekstrak daging dan pepton memiliki komposisi kimia yang tidak
pasti.
2. Media semi sintetis, merupakan campuran dari media non sintetis dan media
sintesis. Contohnya cairan Hanks yang ditambah serum.
3. Media sintetis, yaitu media yang tersusun oleh senyawa kimia yang komposisinya
diketahui secara pasti, seperti media untuk pertumbuhan dan perkembang biakan
bakteri clostridium.
4. Media anorganik, yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan anorganik.
5. Media organik, yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan organik.
c. Media mati berdasarkan fungsinya, digolongkan menjadi delapan macam:
1.
Media selektif / elektif, media ini ditambah zat kimia tertentu yang bersifat
selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lainnya.
2.
Media diferensial, media ini mengandung zat-zat kimia tertentu yang
memungkinkan membedakan berbagai macam tipe mikroba.
3.
Media eksklusif, merupakan media yang hanya memungkinkan tumbuhnya
satu jenis mikroba tertentu, sedangkan mikroba lainnya dihambat atau dimatikan.
4.
Media penguji, merupakan media dengan susunan kimia tertentu yang
digunakan untuk pengujian vitamin, asam amino, antibiotik dan sebagainya.
5.
Media diperkaya, merupakan media yang ditambah zat-zat tertentu untuk
menumbuhkan mikroorganisme heterotrof tertentu.

6.

Media khusus, media ini digunakan untuk menentukan tipe pertumbuhan


mikroorganisme dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan
kimia tertentu.
7.
Media persemaian, merupakan media yang sanagat kaya akan zat makananan
dan mempunyai susunan bahan yang sedemikian rupa sehingga hanya
menyuburkan satu jenis mikroba yang dicari saja.
8.
Media serbaguna, merupakan media yang paling umum digunakan dalam
mikrobiologi karena dapat menunjang pertumbuhan sebagian besar mikroba. [2]
Cara Pembuatan medium biakan
Secara garis besar, yang tersusun atas beberapa bahan adalah sebagai berikut:
- Mencampur bahan-bahan
Bahan-bahan yang diperlukan dilarutkan dalam air suling, kemudian dipanaskan
dalam pemanas air supaya larutannya homogen.
- Menyaring
Beberapa jenis medium kadang-kadang perlu disaring. Alat yang digunakan
untuk menyaring adalah kertas saring. Khusus medium gelatin atau agar
penyaringannya harus dilakukan dalam kondisi panas.
- Menentukan dan mengatur pH
Penentuan pH medium dapat dilakukan dengan menggunakan kertas pH, pH
meter atau dengan komparator blok. Pengaturan pH medium dapat dilakukan
dengan perubahan asam atau basa (organic atau anorganik).
- Memasukkan medium ke wadah tertentu
Sebelum disterilkan, medium dimasukkan ke dalam tabung reaksi, erlenmyer,
atau wadah bersih lainnya. Kemudian media ditutup kapas dan dibungkus dengan
plastik atau lainnya supaya tidak basah sewaktu disterilkan.
- Sterilisasi
Pada umumnya sterilisasi media dilakukan dengan uap panas dalam autoklaf,
pada suhu 121C selama 20 menit. [2]
3.3

Alat dan Bahan

A. Alat:
- Autoklaf
- Batang pengaduk
- Beakerglass
- Botol aquadest
- Isolasi
- Kertas pH
- Kertas saring
- Kompor listrik
- Mortar

B. Bahan:
- Agar-agar
- Aquades
- Daging
- Toge
- Indikator BTB(brom
timol blue)
- Garam(NaCl)
- Laktosa(C12H22O11)

Sukrosa(C6H12O6)

3.4

Pipet tetes
Pipet volume
Plastik
Saringan
Staples
Termometer
Tissue
Karet gelang

Prosedur Percobaan

A. Kaldu Nutrisi
- Menimbang NaCl sebanyak 5 gram.
- Menimbang daging sebanyak 30 gram, tumbuk hingga halus.
- Mencampur NaCl dan daging kemudian dilarutkan dalam aquadest sebanyak
600 mL dalam beaker glass.
- Memanaskan sampai mendidih kemudian disaring.
- Menurunkan suhunya sampai 50 oC.
- Mengatur pH media sampai 7.
- Menutup beaker glass dengan plastik kemudian disterilkan ke dalam autoklaf
selama 20 menit pada suhu 121 oC.
- Setelah sterilisasi tunggu media sampai agak dingin kemudian disimpan di
dalam lemari es.
B. Nutrisi Agar
- Menimbang daging sebanyak 30 gram, tumbuk hingga halus.
- Mencampur daging dan agar-agar (1 bungkus) kemudian dilarutkan dalam
aquadest sebanyak 600 mL dalam beakerglass.
- Memanaskan sampai mendidih kemudian disaring.
- Menurunkan suhunya sampai 50 oC.
- Mengatur pH media sampai 7.
- Menutup beaker glass dengan plastik kemudian disterilkan ke dalam autoklaf
selama 20 menit pada suhu 121 oC.
- Setelah sterilisasi tunggu media sampai agak dingin kemudian disimpan di
dalam lemari es.
C. Toge Agar
- Menimbang Sukrosa sebanyak 60 gram.
- Menimbang toge sebanyak 100 gram, tumbuk hingga halus kasar.
- Campur toge, sukrosa dan agar-agar (1 bungkus) kemudian dilarutkan dalam
aquadest sebanyak 600 mL dalam beakerglass.
Memanaskan sampai mendidih kemudian disaring.
- Menurunkan suhunya sampai 50 oC.

Mengatur pH media sampai 7.


Menutup beakerglass dengan plastik kemudian disterilkan ke dalam autoklaf
selama 20 menit pada suhu 121 oC.
- Setelah sterilisasi tunggu media sampai agak dingin kemudian disimpan di
dalam lemari es.
D. KFL ( Kaldu Fermentasi Laktosa )
- Menimbang laktosa sebanyak 5 gram.
- Menimbang daging sebanyak 30 gram, tumbuk hingga halus.
- Mencampur daging dan laktosa kemudian dilarutkan dalam aquadest sebanyak
600 mL dalam beakerglass.
- Memanaskan sampai mendidih kemudian disaring.
- Menambahkan Indikator BTB sebanyak 1 tetes dan menghomogenkannya.
- Menurunkan suhunya sampai 50 oC.
- Mengatur pH media sampai 7.
- Menutup beaker glass dengan plastik kemudian disterilkan ke dalam autoklaf
selama 20 menit pada suhu 121 oC.
- Setelah sterilisasi tunggu media sampai agak dingin kemudian disimpan
di dalam lemari es.
3.5 Data Pengamatan
Tabel 3.5.1. Data pengamatan media
Jenis Media
1. Kaldu Nutrisi

2. Nutrisi Agar

Pengamatan
Bahan Dasar
:
- Daging 30 gram
- NaCl 5 gram
- Aquades 600 mL
Keadaan setelah dicampur
:
- Berwarna orange
Keadaan setelah pemanasan
:
- Berwarna bening sedikit coklat
Keadaan setelah disaring
:
- Berwarna bening
- Bau daging
- Berbentuk larutan tanpa endapan
Keadaan setelah disterilisasi
:
- Berwarna bening sedikit kuning
- Cair (bentuk larutan)
Bahan Dasar
:
- Agar-agar (1 bungkus)
- Daging 30 gram
- Aquades 600 mL

3. Toge Agar

4. KFL

Keadaan setelah dicampur


:
- Berwarna coklat sedikit merah
Keadaan setelah pemanasan
:
- Berwarna coklat keruh
- Bau agar
Keadaan setelah disaring
:
- Berwarna coklat keruh
- Bau agar dan daging
Keadaan setelah disterilisasi
:
- Berwarna coklat susu
- Bau agar dan daging
Bahan Dasar
:
- Toge 100 gram
- Sukrosa 60 gram
- Agar-agar (1 bungkus)
- Aquades 600 mL
Keadaan setelah dicampur
:
- Berwarna coklat kehijauan
- Tidak berbau
Keadaan setelah pemanasan
:
- Berwarna coklat
- Bau toge
Keadaan setelah disaring
:
- Berwarna kuning kecoklatan
- Bau agar-agar dan toge
Keadaan setelah disterilisasi
:
- Berbentuk semi padat
- Berwarna coklat kuning keruh
Bahan Dasar
:
- Laktosa 5 gram
- Daging 30 gram
- Aquades 600 mL
Keadaan setelah dicampur
:
- Berwarna merah daging
- Tidak berbau
Keadaan setelah pemanasan
:
- Berwarna coklat keruh
- Bau daging
Keadaan setelah disaring
:
- Berwarna bening
- Bau daging
- KFL + BTB menjadi berwarna hijau

kebiruan
- Bau kaldu sedikit pahit
Keadaan setelah disterilisasi
- Berwarna hijau bening
- Bau kaldu

3.6. Pembahasan
A. Kaldu Nutrisi
- Media kaldu nutrisi termasuk media cair.
- Daging berfungsi sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme.
- NaCl digunakan sebagai pembantu pertumbuhan mikroba yang akan ditanam.
B. Nutrisi Agar
- Berdasarkan bahan, media ini termasuk media padat.
- Daging berfungsi sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme.
- Agar-agar sebagai bahan untuk memadatkan media.
C. Toge Agar
- Berdasarkan bahan, media ini termasuk media padat.
- Agar-agar sebagai bahan untuk memadatkan media.
D. Kaldu Fermentasi Laktosa ( KFL )
- Berdasarkan komposisi bahan, media ini termasuk media cair.
3.7. Kesimpulan
-

Media yang dibuat dapat digolongkan menjadi:


1. Media Cair
- Kaldu Nutrisi
- Kaldu Fermentasi Laktosa (KFL)
2. Media Padat
- Toge Agar
- Nutrisi Agar
- Teknik dalam pembuatan media tersebut menggunakan media mati. Media mati
yang digunakan adalah yang berdasarkan konsistensinya. Terbagi menjadi
beberapa bagian, yaitu:
1. Media padat
2. Media setengah padat ( semi padat )
3. Media cair

DAFTAR PUSTAKA
1. Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang
2. Waluyo, Lud. 2008. Teknik Metode Dasar Mikrobiologi. Malang

Anda mungkin juga menyukai