Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

TEKNIK BIAKAN MURNI


4.1. Tujuan percobaan
Untuk mendapatkan mikroorganisme yang berasal dari udara,air tanah,dan
telapak tangan.
- Untuk mendapatkan kultur murni dari suspense campuran.
-

4.2. Tinjauan Pustaka


Secara alami mikroorganisme di alam ditemukan dalam populasi campuran,
hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam keadaan murni. Hal ini
berarti bahwa harus diperoleh biakan murni yang hanya mengandung satu macam
mikroorganisme. Isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba satu dengan mikroba lain
yang berasal dari campuran berbagai mikroba. Mengisolasi mikroba dengan cara
menumbuhkan (menanam) dalam medium padat. Hal ini karena dalam medium padat,
sel-sel mikroba akan membentuk koloni yang tetap pada tempatnya. [1]
Biakan murni merupakan suatu kultur yang terdiri dari satu macam
mikroorganisme. [3] Teknik pengenceran suspensi bakteri dari sampel atau sumber isolat
dari lingkungan dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan kuantitas bakteri dalam
jumlah yang dapat terhitung. [5] Suspensi campuran adalah campuran bermacam-macam
mikroba.
Sebelum mulai membiakan mikroba, pertama-tama kita harus
mempertimbangkan bagaimana cara menghindari kontaminan. Mikroba terdapat
dimana-mana, tersebar di udara atau pada permukaan suatu benda, oleh karena itu kita
harus melakukan sterilisasi media, yang biasa dilakukan dengan pemanasan. Hal ini
perlu dilakukan untuk menghilangkan mikroba kontaminan. Maka semua bahan dan alat
yang bersentuhan dengan suatu biakan murni harus steril. Teknik yang digunakan dalam
pencegahan kontaminasi selama membuat dan mensterilkan medium kultur disebut
teknik aseptik. Penguasaan teknik ini diperlukan dalam keberhasilan laboratorium
mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari
oleh ahli mikrobiologi pemula. [3]
Teknik biakan murni (cara menyendirikan piaraan murni). Di alam bebas tidak
ada mikroba yang hidup tersendiri dan terlepas dari spesies yang lain. Dalam teknik
biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan murni, tetapi
juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Teknik biakan murni
untuk suatu spesies dikenal dengan berbagai cara, yaitu:
- Pengenceran
Cara pengenceran adalah dengan mengencerkan suatu suspense yang berupa
campuran bermacam-macam spesies kemudian diencerkan dalam suatu tabung
tersendiri.
-

Penuangan

Cara penuangan adalah dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang
sudah diencerkan, dan sampel itu kemudian disebarkan dalam suatu medium dari
kaldu dan gelatin encer.
- Penggoresan/penggesekan
Cara ini lebih menguntungkan bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi
memerlukan keterampilan yang diperoleh dari latihan. Penggoresan yang sempurna
akan menghasilkan koloni yang terpisah. Tetapi kelemahan cara ini adalah bakteribakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Ada beberapa teknik penggesekan, yakni:
- Goresan T
- Goresan kuadran
- Goresan radian
- Goresan sinambung

3
Gambar 4.2.1. Teknik Penggesekan

Keterangan:
1. Goresan T
2. Goresan kuadran
3. Goresan radian
4. Goresan sinambung

Penyebaran
Pengenceran sampel sama seperti pada cara penuangan. Pada teknik ini sterilisasi
penyebar dilakukan dengan mencelupkan ke dalam alkohol dan kemudian
dipanaskan sehingga alkohol terbakar habis.

Pengucilan suatu sel


Cara ini dengan menggunakan suatu alat yang dapat memungut satu bakteri dari
sekian banyak bakteri, dengan tanpa ikutnya bakteri yang lain. Alat itu berupa
mikrokopet yang ditempatkan pada suatu mikromanipulator.
- Inokulasi pada hewan
Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa tidak semua bakteri dapat tumbuh di
dalam tubuh seekor hewan.[2]
Ada berbagai macam cara mengisolasi mikroba. Isolasi harus memperhatikan
hal penting, yaitu:
- Sifat spesies mikroba yang akan diisolasi.
- Tempat hidup atau asal mikroba.
- Medium untuk pertumbuhan yang sesuai.
- Cara menanam mikroba tersebut.
- Cara inkubasi mikroba.
- Cara menguji bahwa mikroba yang diisolasi telah berupa biakan murni dab sesuai
dengan yang dimaksud.
- Cara memelihara agar mikroba yang telah diisolasi tetap merupakan biakan murni. [1]
Mikroorganisme yang dibiakan mengalami beberapa fase pertumbuhan, yaitu:
- Fase Lag
Setelah inokulasi, terjadi peningkatan ukuran sel, mulai pada waktu sel tidak atau
sedikit mengalami pembelahan. Fase ini, ditandai dengan peningkatan komponen
makromolekul, aktivitas metabolik, dan kerentanan terhadap zat kimia dan faktor
fisik.
- Fase Log atau Pertumbuhan Eksponensial
Pada fase eksponensial atau logaritmik, sel berada dalam keadaan pertumbuhan yang
seimbang. Selama fase ini, masa dan volume sel meningkat oleh faktor yang sama
dalam arti rata-rata komposisi sel dan konsentrasi relatif metabolit tetap konstan.
- Fase Stasioner
Pada saat digunakan kondisi biakan rutin, akumulasi produk limbah, kekurangan
nutrien, perubahan pH, dan faktor lain yang tidak diketahui akan mendesak dan
mengganggu biakan, mengakibatkan penurunan kecepatan pertumbuhan. Selama fase
ini, jumlah sel yang hidup tetap konstan untuk periode yang berbeda, bergantung
pada bakteri, tetapi akhirnya menuju periode penurunan populasi.
- Fase Penurunan Populasi atau Fase Kematian
Pada saat medium kehabisan nutrien maka populasi bakteri akan menurun
jumlahnya, Pada saat ini jumlah sel yang mati lebih banyak daripada sel yang hidup.
-

[4]

Gambar 4.2.2. Pertumbuhan eskponensial mikroba

Terdapat 3 jenis mikroorganisme yang diperoleh dari hasil inokulasi pada media baru,
yaitu:
- Saccharomyces cereviciae
Saccharomyces cereviciae secara morfologi hanya membentuk blastospora
yang berbentuk bulat lonjong, silindris, oval atau bulat telur yang dipengaruhi oleh
starinnya. Berkembang biak dengan membelah diri melalui budding cell.
Saccharomyces cereviciae yang mempunyai kemampuan fermentasi telah lama
dimanfaatkan untuk pembuatan berbagai produk makanan dan sudah banyak
digunakan sebagai probiotik.[6]

Gambar 4.2.3. Saccharomyces cereviciae

Bacillus subtilis.

Bacillus subtilus merupakan kelompok bakteri enterbacteriaceace yang


hidup di dalam saluran pencernaan manusia sebagai penghuni usus dan bersifat
pathogen. Bacillus subtilus dapat menyebabkan kerusakan pada makanan kaleng
yang juga dapat mengakibatkan gastroenteritis pada manusia yang
mengkonsumsinya.[7]

Gambar 4.2.4. Bacillus


- Aspergillus Niger

Subtilis

Aspergillus niger merupakan mikroba jenis kapang mesofilik yang tumbuh


pada suhu 35C-37C (optimum), 6C-8C (minimum), 45C-47C (maksimum), pH
2,2-8,8, kelembabapan 80-90%, dan memerlukan oksigen yang cukup. Aspergillus
niger memiliki bulu dasar berwarna putih atau kuning dengan lapisan konidiospora
tebal berwarna coklat gelap sampai hitam. Hifa bersekat dan memiliki banyak inti
(multinukleat), kepala konidia bulat, berwarna hitam, cenderung memisah menjadi
bagia-bagian yang lebih longgar dengan bertambahnya umur. Konidiospora memiliki
dinding yang halus, hialin tetapi juga berwarna coklat.[6]

Gambar 4.2.5. Aspergillus niger

4.3. Alat dan Bahan


A. Alat yang digunakan:
Autoklaf
- Bunsen
Cawan petri
Deckglass

B. Bahan yang digunakan:


- Aquades
- Kaldu nutrisi steril
- Nutrisi agar steril
- Suspensi campuran

4.4.
A.
1.

2.

3.

Inkubator
Isolasi
Kaca preparat
Kapas
Kawat ose
Korek api
Mikroskop
Spatel bengkok
Tabung reaksi

Toge agar steril

Prosedur percobaan
Penangkapan Mikroorganisme
Penangkapan Mikroorganisme Dari Udara
- Menyediakan nutrisi agar steril dalam cawan petri. Membiarkan terbuka
selama 30 menit. Menutup cawan petri. Menulis statusnya
- Menginkubasi selama 24-48 jam dalam inkubator pada suhu 30 0C (posisi
cawan petri terbalik)
- Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan secara
mikroskopi
Penangkapan Mikroorganisme Dari Tanah Air
- Menyediakan nutrisi agar steril dalam cawan petri. Menutup cawan petri.
Meulis statusnya
- Membiarkan air kran terbuka dengan aliran besar selama 1-2 menit, menutup
kembali, kemudian bakar mulut kran dengan api spiritus
- Membuka sedikit cawan petri, meneteskan sedikit air dari mulut kran yang
sudah dibakar, meratakan dengan spatel bengkok, menutup cawan petri
- Menginkubasi selama 24-48 jam dalam inkubator pada suhu 30 0 (posisi
cawan terbalik)
- Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan secara
mikroskopi
Penangkapan Mikroorganisme Dari Telapak Tangan
- Menyediakan nutrisi agar steril dalam cawan petri. Menutup cawan petri.
Membagi cawan petri menjadi 4 bagian, meuliskan statusnya dibalik cawan
petri (bagian I, II, III, IV)
- Bagian I, menempelkan telapak tangan ibu jari sebelah kanan sebelum dicuci,
cawan petri dibuka sedikit
- Bagian II, menempelkan telapak tangan ibu jari sebelah kanan setelah dicuci,
cawan petri dibuka sedikit
- Bagian III, menempelkan telapak tangan ibu jari sebelah kiri sebelum dicuci,
cwan petri dibuka sedikit
- Bagian IV, menempelkan telapak tangan ibu jari sebelah kiri setelah dicuci,
cawan petri dibuka sedikit
- Menginkubasi selama 24-48 jam dalam inkubator dengan suhu 30 0C (posisi
cawan petri terbalik)

Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan secara


mikroskopi
Isolasi Jasad Renik I
- Menyediakan toge agar steril dalam cawan petri
- Mengambil suspensi campuran dengan enggunakan kawat ose steril dan
menggoreskan ke permukaan media
- Menginkubasi selama 24-48 jam dengan suhu 300 (posisi cwan petri terbalik)
- Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan secara
mikroskopi
Isolasi Jasad Renik II
- Menyediakan toge agar steril di dalam cawan petri
- Mengambil sampel mikroorganisme dari isolasi jasad renik I dan
menggoreskan pada media agar steril baru
- Menginkubasi selama 24-48 jam dengan suhu 300 (posisi cawan petri terbalik)
- Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan secara
mikroskopi
Pemindahan Biakan Ke Media Padat
- Menyediakan toge agar steril dan disiapkan 2 tabung reaksi
- Tabung 1 diisi dengan toge agar steril sampai dari tabung reaksi,
mendiamkan tabung reaksi dengan posisi horizontal sampai media padat,
kemudian menggoreskan dengan mikroba hasil isolasi jasad renik II sebanyak
2-3 kali penggoresan
Pemindahan Biakan Ke Media Cair
- Tabung reaksi II diisi dengan kaldu nutrisi steril sampai tabung reaksi,
mendiamkan tabung reaksi dengan posisi vertikal sampai media dingin,
kemudian mengambil mikroba hasil isolasi tadi dengan menggunakan kawat
ose 2-3 mata ose, menutup tabung reaksi dengan kapas
- Menginkubasi kedua tabung reaksi 24 -48 jam dengan suhu 300C
- Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan secara
mikroskopi.
-

4.

5.

6.

7.

4.5. Data Percobaan


Tabel 4.5.1. Data pengamatan penangkapan mikroorganisme dari udara
Hari ke1

Warna medium
Bau
Bentuk medium
Pertumbuhan mikroba
Warna media
Bentuk media
Pertumbuhan mikroba
Makro
- Diameter terbesar
-

Pengamatan
: Putih
: Agar-agar
: Semi padat
: Menyebar
: Putih
: Padat
: Ada
: 0,2 cm

Diameter terkecil
Warna koloni
Bau
Dari atas
Dari samping
Dari tepi
Mikro
- Lensa okuler
- Lensa obyektif
- Perbesaran
- Gambar
-

: 0,1 cm
: Putih
: Agar-agar
: Bulat
: Datar
: Utuh
: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Hitam
Bentuk : Batang panjang

Tabel 4.5.2. Data pengamatan penangkapan mikroorganisme dari air tanah


Hari ke-

Pengamatan

Warna medium
Bau
Bentuk medium
Pertumbuhan mikroba
Warna media
Bentuk media
Pertumbuhan mikroba
Makro
- Diameter terbesar
- Diameter terkecil
- Warna koloni
- Bau
- Dari atas
- Dari samping
- Dari tepi
Mikro
- Lensa okuler
- Lensa obyektif
- Perbesaran
- Gambar
-

: Putih
: Agar-agar
: Semi padat
: Belum ada
: Putih
: Bulat
: Ada
: 1,2 cm
: 0.1 cm
: Putih
: Busuk/basi
: Bulat
: Timbul datar
: Utuh
: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Hitam
Bentuk : Batang panjang

Tabel 4.5.3. Data pengamatan penangkapan mikroorganisme dari telapak tangan bagian
I
Hari ke-

Pengamatan

Warna medium
Bau
Bentuk medium
Pertumbuhan mikroba
Warna media
Bentuk media
Pertumbuhan mikroba
Makro
- Diameter terbesar
- Diameter terkecil
- Warna koloni
- Bau
- Dari atas
- Dari samping
- Dari tepi
Mikro
- Lensa okuler
- Lensa obyektif
- Perbesaran
- Gambar
-

: Putih
: Agar-agar
: Semi padat
: Ada
: Putih
: Semi padat
: Ada
: 0.7 cm
: 0.1 cm
: Putih
: Agar-agar sedikit basi
: Bulat
: Membukit
: Utuh
: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Hitam
Bentuk : Batang panjang

Tabel 4.5.4. Data pengamatan penangkapan mikroorganisme dari telapak tangan bagian
II
Hari ke-

Pengamatan

Warna medium
Bau
Bentuk medium
Pertumbuhan mikroba
Warna media
Bentuk media
Pertumbuhan mikroba
Makro
- Diameter terbesar
- Diameter terkecil
- Warna koloni
- Bau
- Dari atas
- Dari samping
- Dari tepi
Mikro
- Lensa okuler
- Lensa obyektif
- Perbesaran
- Gambar
-

: Putih
: Agar-agar
: Semi padat
: Ada
: Putih
: Semi padat
: Ada
: 0.8 cm
: 0.1 cm
: Putih
: Agar-agar sedikit basi
: Bulat
: Membukit
: Utuh
: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Hitam
Bentuk : Bulat

Tabel 4.5.5. Data pengamatan penangkapan mikroorganisme dari telapak tangan bagian
III
Hari ke-

Pengamatan

Warna medium
Bau
Bentuk medium
Pertumbuhan mikroba
Warna media
Bentuk media
Pertumbuhan mikroba
Makro
- Diameter terbesar
- Diameter terkecil
- Warna koloni
- Bau
- Dari atas
- Dari samping
- Dari tepi
Mikro
- Lensa okuler
- Lensa obyektif
- Perbesaran
- Gambar
-

: Putih
: Agar-agar
: Semi padat
: Ada
: Putih
: Semi padat
: Ada
: 0,3 cm
: 0,1 cm
: Putih
: Agar-agar sedikit basi
: Bulat
: Timbul datar
: Utuh
: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Hitam
Bentuk : - Bulat
- Spiral batang
panjang

Tabel 4.5.6. Data pengamatan penangkapan mikroorganisme dari telapak tangan bagian
IV
Hari ke-

Pengamatan

Warna medium
Bau
Bentuk medium
Pertumbuhan mikroba
Warna media
Bentuk media
Pertumbuhan mikroba
Makro
- Diameter terbesar
- Diameter terkecil
- Warna koloni
- Bau
- Dari atas
- Dari samping
- Dari tepi
Mikro
- Lensa okuler
- Lensa obyektif
- Perbesaran
- Gambar
-

: Putih
: Agar-agar
: Semi padat
: Ada
: Putih
: Semi padat
: Ada
: 0,4 cm
: 0,2 cm
: Putih
: Agar-agar sedikit basi
: Bulat
: Timbul datar
: Utuh
: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Hitam
Bentuk : Bulat

Tabel 4.5.7. Data pengamatan Isolasi jasad renik I


Hari ke-

Pengamatan

Warna medium
Bau
Bentuk medium
Pertumbuhan mikroba
Kondisi
Warna media
Bentuk media
Pertumbuhan mikroba
Makro
- Diameter terbesar
- Diameter terkecil
- Warna koloni
- Bau
- Dari atas
- Dari samping
- Dari tepi
Mikro
- Lensa okuler
- Lensa obyektif
- Perbesaran
- Gambar
-

: Putih
: Toge dan agar-agar
: Semi padat
: Belum ada
: Tidak beraturan
: Putih
: Semi padat
: Ada
: 0,2 cm
: 0,05 cm
: Putih
: Agar-agar basi
: Serupa akar
: Datar
: Utuh
: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Hitam
Bentuk : - Bulat
- Spiral batang panjang

Tabel 4.5.8. Data pengamatan isolasi jasad renik II


Hari ke-

Pengamatan

Warna medium
Bau
Bentuk medium
Pertumbuhan mikroba
Kondisi
Warna media
Bentuk media
Pertumbuhan mikroba
Makro
- Diameter terbesar
- Diameter terkecil
- Warna koloni
- Bau
- Dari atas
- Dari samping
- Dari tepi
Mikro
- Lensa okuler
- Lensa obyektif
- Perbesaran
- Gambar
-

: Putih
: Toge dan agar-agar
: Semi padat
: Belum ada
: Tidak beraturan
: Putih
: Semi padat
: Ada
: 0,3 cm
: 0,1 cm
: Putih
: Agar-agar basi
: Serupa akar
: Timbul datar
: Utuh
: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Coklat kehitaman
Bentuk : Bulat

Tabel 4.5.9. Data pengamatan pemindahan mikroorganisme pada media padat


Hari ke-

Pengamatan

Warna medium
Bau
Bentuk medium
Pertumbuhan mikroba
Warna media
Bentuk media
Pertumbuhan mikroba
Jenis mikroba
Kondisi
Makro
- Diameter terbesar
- Diameter terkecil
- Warna koloni
- Bau
- Dari atas
- Dari samping
- Dari tepi
Mikro
- Lensa okuler
- Lensa obyektif
- Perbesaran
- Gambar
-

: Kuning keruh
: Toge
: Cair
: Belum ada
: Kuning
: Padat
: Ada
: Saccharomyces
: Larutan
: 0,3 cm
: 0,05 cm
: Kuning
: Agar-agar basi
: Bulat
: Rata
: Utuh
: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Hitam
Bentuk : Bulat

Tabel 4.5.10. Data pengamatan pemindahan mikroorganisme pada media cair


Hari ke -

Pengamatan

Warna medium
Bau
Bentuk medium
Pertumbuhan mikroba
Warna media
Bentuk media
Pertumbuhan mikroba
Jenis mikroba
Kondisi
Makro
- Warna koloni
- Bau
Mikro
- Lensa okuler
- Lensa obyektif
- Perbesaran
- Gambar
-

: Bening
: Kaldu
: Cair
: Belum ada
: Putih keruh
: Larutan
: Ada
: Bacllus
: Larutan,ada endapan
: Putih
: Daging
: 10 x
:4x
: 40 x
:
Warna : Hitam
Bentuk : Spiral batang panjang

4.6. Pembahasan
Dalam melakukan praktikum ini, kita mengalami kesalahan yaitu terjadinya
kontaminasi karena masuknya mikroorganisme yang tidak kita inginkan pada
saat melakukan inokulasi (penanaman).
Berdasarkan hasil data pengamatan yang kita lakukan, bentuk
mikroorganisme pada pengamatan penangkapan mikroorganisme dari udara
memiliki bentuk batang panjang (Bacillus Subtilis) dan berwarna hitam.
Berdasarkan data pengamatan yang dilakukan, bentuk mikroorganisme pada
pengamatan penangkapan mikroorganisme dari air tanah memiliki bentuk
batang panjang (Bacillus Subtilis) dan berwarna hitam.
Berdasarkan data pengamatan yang dilakukan, bentuk mikroorganisme pada
penangkapan mikroorganisme dari telapak tangan bagian I memiliki bentuk
batang panjang (Bacillus Subtilis) dan berwarna hitam. Pengamatan
penangkapan mikroorganisme dari telapak tangan bagian II dan IV
menghasilan bentuk bulat (Saccharomyces cereviciae) dan berwarna hitam.
Pengamatan penangkapan mikroorganisme dari telapak tangan bagian III

memiliki bentuk bulat (Saccharmyces cereviciae) dan spiral batang panjang


(Bacillus subtilis) serta berwarna hitam.
Hasil data pengamatan isolasi jasad renik I memiliki bentuk bulat
(Saccharomyces cereviciae) dan spiral batang panjang (Bacillus subtilis) serta
berwarna hitam. Hasil data pengamatan isolasi jasad renik II, menghasilkan
bentuk bulat (Saccharomyces cereviciae) dan berwarna coklat kehitaman. Hasil
data pengamatan pemindahan mikroorganisme pada media padat memiliki
bentuk bulat (Saccharomyces cereviciae) dan berwarna hitam. Sedangkan data
pengamatan pemindahan mikroorganisme pada media cair memiliki bentuk
spiral batang panjang (Bacillus subtilis) dan berwarna hitam.
Hasil dari jasad renik II dipakai lagi pada saat pemindahan pada media padat
dan cair yang bertujuan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalam media
baru.
Media yang digunakan untuk praktikum teknik biakan murni harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
a. Media harus steril
b. Suhu dan pH harus sesuai dengan mikroorganisme yang dibiakan
c. Nutrisi harus tercukupi
Menginkubasi dilakukan selama 24 jam dan cawan petri harus dalam
keadaan terbalik agar media tidak terkontaminasi oleh uap air yang berasal dari
media itu sendiri.
4.7. Kesimpulan
Pada percobaan yang dilakukan, penangkapan mikroorganisme dari udara, air
tanah dan telapak tangan didapati mikroorganisme yang mempunyai bentuk
bulat (Saccharomyces cereviceae) dan batang panjang (Bacillus subtilis), serta
berwarna hitam.
Kultur murni didapatkan dari hasil penanaman atau pemindahan
mikroorganisme pada media baru. Mikroorganisme tersebut akan tumbuh dan
membentuk koloni yang dapat dilihat secara makro maupun mikro. Kultur
murni yang dihasilkan dari seluruh percobaan rata-rata menghasilkan bentuk
yang bulat (Saccharomyces cereviciae) dan batang panjang (Bacillus subtilis).
4.8. Saran
Adanya jamur yang terdapat pada media karena kesalahan pada saat
melakukan penanaman (inokulasi). Seharusnya, kita lebih teliti terhadap
teknik-teknik penggoresan.
Waktu inkubasi yang tidak sesuai prosedur juga mempengaruhi keadaan dan
pertumbuhan dari mikroorganisme yang kita tanamkan pada media.
Seharusnya, waktu inkubasi harus sesuai prosedur karena ada beberapa media
yang pertumbuhan mikroorganismenya belum sempurna.

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.

4.

5.
6.
7.
8.

Waluyo, Lud. 2008. Teknik Metode Dasar Mikrobiologi. Malang: UMM Press.
Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.
(___,http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994
031KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/BAB_II_
metode.pdf
(___,http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994
031KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/BAB_IV
_PERTUMB.BAKTERI.pdf
(___,http://marinemicrobiologyfpikunpad.files.wordpress.com/2012/04/3_mikrolau
t_modul_3_ta2012.pdf
(___,http://media.unpad.ac.id/thesis/200110/2008/200110080105_2_8899.pdf
(___,http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62832/BAB%20II
%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
(___,http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/2237/6/bab31.PDF

Anda mungkin juga menyukai