Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KEAKURATAN PENGISIAN

KARTU INDEKS PENYAKIT KASUS FRACTURE RADIUS


DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2010
Holy Yunita Nuraini1, Rano Indradi Sudra2, Dewi Lena Suryani K2
Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar2

ABSTRAK
Pelayanan yang paling penting dari Medical Record adalah dapat menampilkan kembali data
pasien berupa data perawatan pasien meliputi penyakit, operasi dan pengobatan yang dicatat dalam
sebuah daftar data khusus yang disebut indeks. Survey awal menunjukkan bahwa terdapat
ketidakakuratan pada pengisian kartu indeks penyakit, terutama pada kolom angka ke 4 ICD-X,
komplikasi dan operasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui keakuratan pengisian kartu indeks
penyakit Fracture Radius di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar Tahun 2010.
Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif sedangkan untuk rancangan penelitian dilakukan
dengan pendekatan retrospektif. Variabel penelitiannya adalah keakuratan. Populasi yang
digunakan adalah kartu indeks penyakit Fracture Radius, sedangkan sample yang digunakan
adalah sampel jenuh.
Hasil penelitian pengisian kartu indeks berdasarkan keakuratan pada pengisian kode diagnosa pada
kartu indeks Fracture Radius belum akurat, sebab penulisan No Kode (Revisi ICD-X) belum
sesuai pada diagnosis maupun kode penyakit yang tertulis didalam kartu indeks. Hal tersbeut dapat
mengakibatkan kesalahan dalam pelaporan rumah sakit maupun penentuan 10 besar penyakit.
Keakuratan pengisian kolom pada kartu indeks Fracture Radius belum akurat, sebab masih
terdapat kolom yang tidak terisi yaitu kolom angka ke 4 ICD-X, komplikasi dan operasi serta
masih terjadi kesalahan dalam pengisian setiap kolom.Keakuratan pengisian baris pada kartu
indeks Fracture Radius belum akurat, karena masih terjadi kesalahan dalam penulisan baris yang
dapat mengakibatkan kesalahan kolom sehingga terjadi ketidak akuratan pengisian kartu indeks.
Keakakuratan pengisian kartu indeks penyakit Fracture Radius adalah 100%. Hal tersebut akan
berpengaruh pada keakuratan pelaporan data statistic rumah sakit.
Penulisan No Kode (ICD Revisi IX) sebaiknya ditulis berdasarkan diagnosis, sihingga kode yang
dimasukkan ke dalam kartu indeks dapat sesuai dengan No Kode (ICD Revisi X). Pengisian kolom
sebaiknya ditulis dengan benar, sebab akan mempengaruhi keakuratan data pada kartu indeks.
Pengisian setiap baris sebaiknya ditulis dengan benar, sebab akan mempengaruhi keakuratan
dalam pengisian kolom. Pengisian kolom dan baris perlu ditulis dengan benar, sebab akan
mempengaruhi keakuratan pada kartu indeks Fracture radius.
Kata Kunci
Kepustakaan

: Keakuratan dan Kartu Indeks


: 16-1972/2010
pada indeks penyakit dan operasi untuk

PENDAHULUAN
Pemeliharaan dan perolehan kembali

kemungkinan seperti permintan kembali data

informasi kesehatan merupakan suatu fungsi

dengan cepat. Paling umum kegunaan indeks

yang penting dalam suatu fasilitas kesehatan.

dan register adalah untuk mengarahkan

Dua

memudahkan dalam

penempatan

perolehan

kembali

dipergunakan oleh dorkter mengenai pasien

informasi kesehatan adalah indeks dan

dalam manajemen dan penelitian rumah

register. Permintaan untuk informasi pasien

sakit (Huffman EK,1994).

bagian

yang

pemeliharaan

dan

Indeks

sering terperinci dan ketetapan harus dibuat

penyakit

informasi

penyakit
dan

kesehatan

merupakan
kondisi

Analisis Keakuratan Pengisian Kartu Indeks Penyakit... (Holy Yunita Nuraini,dkk)

untuk

daftar
menurut

pengelompokan
sistem

yg

kata

sandi

digunakan

2010. Tujuan umum penelitian adalah

berdasarkan

disuatu

fasilitas

mengetahui

keakuratan

pengisian

kartu

kesehatan. Sebuah daftar yg berhubungan

indeks penyakit Fracture Radius di Rumah

dengan pebedahan dan menganai cara

Sakit Umum Daerah Karanganyar tahun

mengkode

2010.Mengetahui keakuratan pengisian kode

angka-angka

menjadi

sekelompok indeks operasi. Secara umum

diagnosa

indeks perlu menyediakan data yang cukup

Radius.Mengetahui

detail dan lengkap untuk keperluan dalam

kolom pada kartu indeks penyakit Fracture

permintaan

Radius.Mengetahui

dan

pelaporan

medis

dan

statistik.(Huffman EK,1994).

pada

kartu

indeks

Fracture

keakuratan

pengisian

keakuratan

pengisian

baris pada kartu indeks penyakit Fracture

Petugas yang melakukan indeks tidak

Radius.Mengetahui

ketidakakuratan

hanya berkemampuan dalam pekerjaannya,

pengisian kartu indeks penyakit Fracture

tetapi dapat memasukkan data-data kedalam

Radius.

kartu indeks tanpa membuat kesalahan. Hal


lain yang harus diperhatikan adalah kegiatan

TINJAUAN PUSTAKA

pengambilan data dari kart indeks misalnya,

Rekam Medis

jika

data

didalam kartu

tidak

Rekam medis berdasarkan Permenkes

dicantumkan atau tidak ditulis maka semua

nomor 269/ MENKES/ PER/ III/ 2008

catatan medik dengan kasus tertentu perlu

adalah berkas yang berisikan catatan dan

diperiksa. Pengambilan catatan medik untuk

dokumen

pemeriksaan

pemeriksaan,

data

yang

indeks

kurang

akan

tentang

identitas

pengobatan,

pasien,

tindakan

dan

memakan waktu dan biaya, sehingga dalam

pelayanan lain yang telah diberikan kepada

pengisiannya harus dilakukan pengisian

pasien (Hatta G, 2008). Sedangkan menurut

dengan lengkap (Depkes RI, 1977).

Huffman EK, 1992 rekam medis adalah

Survey

awal

menunjukan

terdapat

rekaman atau catatan mengenai siapa, apa,

pengisian kartu indeks penyakit yang kurang

mengapa,

akurat di Rumah Sakit Umum Daerah

pelayanan yang diberikan kepada pasien

Karanganyar tahun 2010 pada kartu indeks

selama

penyakit rawat inap kasus Fracture Radius.

pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan

Berdasarkan pentingnya kegunaan kartu

yang diperoleh serta memuat informasi yang

indeks dalam peningkatan efisiensi rumah

cukup

sakit sehingga perlu keakuratan dalam

(mengidentifikasi)

penulisannya, maka penulis tertarik untuk

diagnosis dan pengobatan serta merekam

menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan Judul

hasilnya (Shofari B, 2002).

Analisis

Penulisan

dan

masa perawatan

untuk

bagaimana

yang

memuat

menemukenali
pasien,

membenarkan

Kartu

Rekam medis diselenggarakan untuk

Indeks Penyakit Fracture Radius Di Rumah

menunjang tercapainya tertib administrasi

Sakit Umum Daerah Karanganyar Tahun

dalam

Keakuratan

bilamana,

upaya

peningkatan

pelayanan

Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.IV, NO.1, MARET 2010, Hal 1-11

kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung

rekaman

suatu sistem penyelenggaraan rekam medis

1994)

yang

baik

dan

benar,

EK,

tertib

Kartu indeks pada dasarnya hanya berisi

administrasi rumah sakit tidak akan berhasil

2 jenis informasi, yaitu nomor pasien dan

sebagaimana

Adapun

kode penyakit atau operasi. Sebab pengawas

tujuan rekam medis sering disingkat menjadi

kegiatan rumah sakit memerlukan lebih

ALFRED, yaitu: Administratif, Legal,

banyak informasi untuk berbagai survey,

Finansial,

yang kesemuanya dicantumkan pada kartu

yang

maka

tertentu.(Huffman

diharapkan.

Risearch,

Education,

Dokumentation(Hatta G, 2008).

indeks. Informasi-informasi tambahan yang

Kartu Indeks Penyakit

umum dicantumkan adalah:

Kartu indeks penyakit adalah suatu

a. Jenis kelamin

ringkasan daftar data jenis penyakit dan

b. Umur

keadaan sakit berdasarkan suatu sistem

c. Suku bangsa

klasifikasi atau kode penomoran sebagai

d. Nama dokter

sarana komunikasi (Anggraini N, 2004).

e. Bagian

Data yg secara rutin dimasukkan dibawah

dirawat

kode

untuk

masing-masing

penyakit

dimana

pasien

tersebut

f. Hasil pemeriksaan

mempengaruhi seorang pasien atau prosedur

g. Disebutkan apakah pasien tersebut

yg dilakukan pada pasien meliputi:

meninggal atau keluar dari rumah

a. Jenis kelamin

sakit.

b. Umur

dilakukan outopsi atau tidak.

c. Suku

Jika

meninggal,

apakah

h. Bagi pasien yang telah mendapatkan

d. Nama dokter dan ahli bedah

perawatan digunakan istilah:

e. Pelayanan pasien apakah dilakukan


opname,

hasil

akhir,

i. Keluar

apakah

Sembuh

j. Contoh:

Pasien

telah

dokter

mengizinkannya

meninggal atau keluar, jika pasien

sehingga

meninggal mungkin saja menarik

untuk pulang.

perhatian untuk merekam ya atau

k. Keluar

tidaknya suatu otopsi dilakukan

l. Contoh:

f. Tanggal masuk dan atau tanggal

sembuh,

Tidak sembuh
Pasien

karena

belum

kurangnya

sarana

prasarana

data

pasien dirujuk di rumah sakit lain.

bermanfaat

dirawat

untuk

mungkin

mengevaluasi

m. Keluar

factor pemanfaatan, data tanggal

menempatkan

catatan

sehingga

Pulang

paksa

(APS/ Atas Permintaan Sendiri)

masuk dan keluar dapat membantu


dlam

sakit

dan

keluar, lamanya dirawat dan biaya,


lamanya

rumah

sembuh,

n. Contoh: Pasien belum sembuh, tetapi

atau

ingin

keluar

dari

Analisis Keakuratan Pengisian Kartu Indeks Penyakit... (Holy Yunita Nuraini,dkk)

rumah

sakit

sehingga pasien tersebut dinyatakan

pelayanan,

APS.

laporan RL 2a, RL 2b, menyusun 20 besar

o. Tanggal masuk, keluar dan hari

bergunaa

untuk

menyusun

macam penyakit dan petunjuk pencarian

perawatan

nomor RM dengan diagnosis sama untuk

p. Kode khusus

keperluan audit medik (Shofari B, 1999).

q. Gabungan penyakit dan operasi

Kegunaan Kartu Indeks Penyakit. Indeks

r. Jika dicatatan indeks silang harus


disediakan

tempat

penyakit

atau

dihubungkan

menulis
operasi

tersebut(Depkes

penyakit dan operasi digunakan oleh dokter

kode

atau staf medis rumah sakit untuk keperluan

yang

berikut:

RI,

a. Mempelajari kasus-kasus terdahulu

1997)

dari satu penyakit untuk memperoleh

Sedangkan menurut Kristiyono E, data

pengertian tentang penanggulangan

yang tercantum pada kartu indeks meliputi:

terhadap

penyakit-penyakit

atau

a. Nomor rekam medik

maslaah-masalah kesehatan pada saat

b. Jenis kelamin

ini.

c. Umur

b. Menguju teori-teori, membandingkan

d. Unit atau kelas

data-data

e. Tangal masuk dan keluar

pengobatan

f. Lama dirawat

menyuguhkan tulisan-tulisan ilmiah.

g. Hasil perawatan

tentang

penyakit

dalam

atau
usaha

c. Menyuguhkan data-data penggunaan

h. Kode penyakit dan tindakan

fasilitas rumah sakit untuk menyusun

Informasi lain yang ada didalam kartu ini

keperluan akan alat-alat baru, tempat

adalah:

tidur, dan lain-lain diberbagai bagian

a. Nomor Kode

rumah sakit.

b. Judul,Bulan, Tahun

d. Menilai

c. Nomor penderita

kualitas

pelayanan

yang

diberikan oleh rumah sakit.

d. Jenis kelamin

Kegunaan lain dari kartu indeks penyakit

e. Umur

dan operasi yaitu:

Indeks Operasi ditambah: Dokter bedah,

a. Menyuguhkan data-data pelayanan

hari pre operasi, post po, pasien meninggal

yang

keluar (sembuh, cacat). Sedangkan indeks

kemampuan rumah sakit.

penyakit ditambah: Diagnose lain, dokter

diperlukan

b. Menemukan

dalam

satu

dimana

(sembuh, cacat) (Depkes, 2006).

diagnose atau operasinya, sedangkan

penyakit

berisikan

tentang

nomor

RM,

komplikasi,

mengingat

nama pasien yang bersangkutan lupa.

diagnose dengan kode ICD X, identitas


pasien,

hanya

medik

lain, hari perawatan, meninggal/ keluar

Indeks

dokter

catatan

survey

c. Menyuguhkan

hasil

kegiatan

praktek

pelayanan medis disuatu rumah sakit

Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.IV, NO.1, MARET 2010, Hal 1-11

untuk penunjukkan bagi program

Quality Assurance

pendidikan klinik dan keahlian.


d. Menyediakan
untuk

meteri

mahasiswa

Menurut ANSI/ ASQC (A. 3-1978),

pendidikan

quality

assurance

kedokteran,

kegiatan yang direncanakan yang diperlukan

perawat dan lain-lain (Depkes RI,

untuk

1997).

memadai

Cara
Penyakit.

penyimpanan
Kartu-kartu

Kartu
indeks

Indeks

harus

diamati

menyediakan

semua

kepercayaan

sehingga

yang

produk

atau

pelayanannya memuaskan sesuai dengan

disimpan

kebutuhan (Wijono D, 1999).

dalam laci menurut nomor urut. Secara


periodik

merupakan

Analisis Kuantitatif dimaksud untuk

kemungkinan

menilai kelengkapan dan akurasi rekam

kesalahan penyimpanan kartu-kartu indeks

kesehatan rawat inap dan rawat jalan yang

harus nampak rapi, tulisannya gampang

dimiliki oleh sarana pelayanan kesehatan.

dibaca, pengisiannya harus dengan tinta atau

Upaya melakukannya dibutuhkan standar

dengan mesin ketik. Pada akhir tahun baris

waktu analisis, misalnya yang ditetapkan

terakhir dibawahnya dibuat garis warna

oleh organisasi profesi ataupun rumah sakit.

merah pada setiap kartu (Depkes RI, 2006).

Komponen analisis kuantitatif terdiri dari:


a. Review identifikasi pasien

Fracture Radius
Fracture atau patah tulang merupakan

Pemilihan terhadap tiap-tiap halaman

terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan

atau lembar dokumen rekam medis

atau

dalam

tulang

rawan

yang

umumnya

hal

identifikasi

pasien,

disebabkan karena rudapaksa (Mansjoer A,

minimal harus memuat nomor rekam

2000). Radius adalah tulang disisi lateral

medis dan nama pasien. Bila terdapat

lengan bawah. Merupakan tulang pipa

lembaran tanpa dilengkapi identitas

dengan sebuah batang dan dua ujung dan

maka harus dilakukan review untuk

lebih pendek dari pada ulna (Pearce E,

menentukan

2002).

rekam medis tersebut.

Fracture

Radius

merupakan

patah

kepemilikan

formulir

b. Review pelaporan yang penting

transvers dari ujung bawah radius yaitu 2

Dalam

analisis

kuantitatif,

cm di atas pergelangan, umumnya terjadi

rekaman

pada orang berusia tua bila jatuh diatas

dipertanggungjawabkan

tangan yang berenggang (Pearce E, 2002).

lengkap yaitu adanya data/ info

Pada Fracture ini, pasien terjatuh dengan

kunjungan

keadaan tangan terbuka

dimana tubuh

keluhan pasien (kalau ada), riwayat

beserta lengan berputar ke dalam (Mansjoer

pemeriksaan, data tambahan (lab),

A, 2000).

Ultra Sonography (USG), Electro

yang

yang

memuat

bukti
dapat
secara

alasan,

Cardiograph (EKG), diagnosis atau


kondisi, rujukan (kalau dilakukan).

Analisis Keakuratan Pengisian Kartu Indeks Penyakit... (Holy Yunita Nuraini,dkk)

c. Review otentikasi

Rancangan Penelitian yang digunakan

Rekam kesehatan dikatakan memiliki

dengan

pendekatan

keabsahan bilamana tenaga kesehatan

pengumpulan

yang memeriksa pasien atau surat

dibutuhkan sudah ada.

data

retrospekif
dimana

yaitu

data

yang

persetujuan yang diberikan pasien/

Populasi yang digunakan adalah kartu

wali dalam rekam kesehatan diakhiri

indeks penyakit pasien Fracture Radius di

dengan membubuhkan tanda tangan.

Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar

Otentikasi dapat berupa tanda tangan,

tahun 2010.

stempel milik pribadi, initial akses

Teknik

pengambilan

sampel

komputer, pasword dan sebagainya.

menggunakan sampling jenuh, yaitu teknik

Sehingga

penentuan sampel bila semua anggota

dapat

identifikasi

memudahkan

dalam

rekam

populasi

medis.(Hatta G, 2010)
d. Review

(Sugiyono,

pendokumentasian

yang

seluruh

benar
Analisis

digunakan
2010).

dokumen

sebagai
Peneliti

rekam

sampel

mengambil
medis

kasus

Fracture Radius yang terdiri dari 40 nomor


kuantitatif

tidak

bisa

rekam medis untuk tahun 2010.

memecahkan masalah tentang isi


rekam medis yang tidak terbaca dan

HASIL

tidak

PEMBAHASAN

lengkap,

tetapi

bisa

mengingatkan atau menandai entry


yang

tidak

tertanggal,

1. Keakuratan Pengisian Kode Diagnosa


pada Kartu Indeks Fracture Radius

semestinya terdapat daerah lompatan

Pengisian kode diagnose pada kartu

yang seharusnya diberi garis untuk

indeks untuk Fracture Radius menggunakan

mencegah penambahan, kemudian

4 digit, yaitu S 52.0. Penggunaan 4 digit

pada catatan kemajuan dan perintah


perbaikan

DAN

A. Hasil Penelitian

dimana

kesalahan tidak diperbaiki secara

dokter,

PENELITIAN

tidak dilakukan untuk semua penyakit, ada

kesalahan

beberapa kode diagnose pada kartu indeks

merupakan aspek yang sangat penting

yang

dalam dokumentasi

menggunakan

digit,

misalnya

gastroenteritis dengan kode diagnose A 09


pada kartu indeks penyakit.

METODE PENELITIAN

Penulisan

kode

diagnose

ditulis

Jenis penelitian yang digunakan adalah

berdasarkan diagnose yang dicantumkan

observasi dan wawancara yaitu penelitian

pada kartu indeks. Ketidaksesuaian dalam

dengan

penulisan kode diagnose akan mempengaruh

melakukan

pengamatan

tidak

terbatas pada orang, tetapi juga obyek serta

data yang ada dalam kartu indeks.

melakukan komunikasi untuk memperoleh


data yang diinginkan (Sugiyono, 2010).

Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.IV, NO.1, MARET 2010, Hal 1-11

2. Keakuratan Pengisian Kolom pada Kartu

Persentase tertinggi keakuratan terdapat

Indeks Fracture Radius

pada nomor rekam medis, tanggal masuk,

Kolom yang berada pada kartu indeks

tanggal

keluar,

seks,

asal

penderita,

penyakit Fracture Radius terdiri dari No RM

meninggal dan keterangan yaitu 100 akurat.

penderita, Tanggal masuk rumah sakit,

Sedangkan untuk ketidakakuratan presentase

Tanggal keluar rumah sakit, Lamanya

tertinggi terdapat pada digit ke 4 dan lama

dirawat, Kelas perawatan. Selain itu juga

dirawat.

terdapat pula Angka kode ke 4 ICD IX

3. Keakuratan Pengisian Baris pada Kartu

(International Statistical Classification Of

Indeks Fracture Radius

Disease And Related Health Problems

Kartu indeks penyakit Fracture Radius

Nine), Seks, Kelompok umur penderita

terdiri dari 40 nomor rekam medis untuk

(tahun), Komplikasi diagnose sekunder,

tahun 2010. Pengisian baris telah dilakukan

Operasi, Meninggal, Asal penderita dan

dengan benar sesuai pada barisnya. Akan

Keterangan.

tetapi sering terjadi kesalahan pengisian

Pengisian data untuk setiap item yang

baris untuk setiap item. Kesalahan pengisian

berada pada kartu indeks Fracture Radius

pada baris dapat mengakibatkan salah

terdapat beberapa item yang diisi tidak

kolom, misalnya pada penulisan umur.

sesuai. Untuk item kolom umur, sering

4. Ketidakakuratan pengisian kartu indeks

terjadi kesalahan kolom akibat kesalahan

penyakit Fracture Radius

dalam penulisan umur. Kolom yang tidak

Berdasarkan ketidakakuratan pengisian

lengkap terjadi pada angka digi ke 4 ICD IX,

kolom

komplikasi, operasi dan meninggal. Berikut

kesalahan pengisian kartu indeks Fracture

data mengenai ketidakakuratan pengisian

Radius seperti dibawah ini:

kolom:

Tabel 2. Kesalahan Pengisian Kartu


Indeks Fracture Radius

Chart Title

No

40
30
20
10
0

1.

dan

baris,

Data

Lamanya
Dirawat

2.

Kelas
Perawatan

3.

Tidak Akurat

Akurat

disimpulkan

Tidak
Akurat

Jml

Jml

15%

34

85%

36

90%

10%

40

100%

31

77,5%

22,5%

35

87,5%

12,5%

Angka
Kode ke 4

Akurat

dapat

ICD IX
4.

Diagram 1. Keakuratan Pengisian Kolom


Kartu Indeks Fracture Radius

Kelompok
Umur
Penderita

5.

Komplikasi

Analisis Keakuratan Pengisian Kartu Indeks Penyakit... (Holy Yunita Nuraini,dkk)

6.

Operasi

20

50%

20

antara penulisan No Kode (ICD Revisi IX)

50%

dengan Diagnose.

Sumber: Data Sekunder Kartu Indeks Penyakit


Fracture Radius Tahun 2010

Penggunaan No Kode (ICD Revisi IX)

Kesalahan Pengisian Kartu Indeks diatas,


dapat

diketahui

bahwa

untuk 40 nomor RM dalam kartu indeks

ketidakakuratan

tidak semua menggunakan kode S 52.0,

pengisian kartu indeks terbanyak terdapat

melainkan ada 10 dengan kode S 52. 2

pada angka kode ke 4 ICD IX (100%) dan

(Fracture of Shaft of Ulna), 15 dengan kode

terendah terdapat pada kelas perawatan

S 52.3 (Fracture of Shaft of Radius), 1

(10%). Khusus untuk ketidak akuratan

dengan kode S 52, 4 (Fracture of Shaft of

pengsian, dapat dilihat pada digram pie

Both Ulna and Radius). Untuk S 52.6 ada 2

dibawah ini:

(Fracture of Lower end of Both Ulna and


Radius), sedangkan S 52.8 ada 2 (Fracture
of Other Parts of Forearm) dan untuk S 52.9

18%
4%

ada

30%

(Fracture

of

Forearm,

Part

Unspecified).
Namun dari 40 nomor rekam medis

8%
4%

terdapat 1 kode penyakit yang bukan

36%
Lamanya Dirawat
Kelas Perawatan
Angka Kode ke 4 ICD IX

merupakan kode Fracture, yaitu K 30 yang


merupakan kasus Dyspepsia. Hal tersebut
menunjukkan bahwa terjadi kesalahan dalam
memasukkan kode penyakit kedalam kartu

Diagram 2. Ketidakakuratan pengisian


Kartu Indeks Fracture Radius.

indeks,

sehingga

dapat

mengakibatkan

B. Pembahasan

maupun penentuan 10 besar penyakit.

kesalahan dalam pelaporan rumah sakit

Berdasarkan

1. Keakuratan Pengisian Kode Diagnosa

hasil

wawancara

pada

pada Kartu Indeks Fracture Radius

petugas indeks tentang salah masuknya No

Pengisian No Kode (ICD Revisi IX)

Kode (Revisi ICD IX) selain S 52.0 pada

pada kartu indeks penyakit kasus Fracture

kartu indeks, dikarenakan dalam pelaporan

Radius di Rumah Sakit Umum Daerah

RL 2a yang dicantumkan hanyalah kode

Karanganyar ditulis S 52.0 yang merupakan

S 52, sedangkan untuk angka kode ke 4 ICD

Fracture of Upper end of Ulna, sedangkan

IX diabaikan.
Penggunaan No Kode (Revisis ICD IX)

untuk diagnosenya tertulis Fracture Radius.


Terlihat ketidak sesuaian antara Diagnose

maupun

dengan No Kode (ICD Revisi IX), sebab

digunakan

untuk Fracture Radius kodenya adalah S 52.

dokumen

8 yaitu Fracture of Other Parts of Forearm.

mengingat

diagnose

pada

apabila
rekam

dalam

medik

diagnose

kartu

pencarian

dokter

atau

indeks

hanya

operasinya,

Hal tersebut menandakan ketidaktepatan

Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.IV, NO.1, MARET 2010, Hal 1-11

sedangkan nama pasien yang bersangkutan

Dokumen rekam medis Fracture Radius

lupa (Depkes RI, 1997).

tahun 2010 terdapat 5 dokumen rekam medis

2. Keakuratan Pengisian Kolom pada Kartu

yang disertai komplikasi, tetapi dalam kartu

Indeks Fracture Radius

indeks item komplikasi tidak dilakukan

Ketidakakuratan pengisian kolom lama

pengisian. Menurut Depkes 2006, Penulisan

dirawat adalah 5%. Hal tersebut dikarenakan

komplikasi diperlukan oleh petugas untuk

pengisian lamanya dirawat pada kartu indeks

mempelajari kasus-kasus terdahulu dari

tidak sama dengan dokumen rekam medis.

suatu penyakit untuk memperoleh pengertian

Pengisian kelas perawatan pada kartu

tentang penanggulangan terhadap penyakit

indeks penyakit kasus Fracture Radius


terdapat

beberapa

kesalahan

atau masalah kesehatan pada saat ini.

dalam

Kolom operasi pada kartu indeks juga

penulisan. Dari 40 data terdapat 3 data yang

tidak dilakukan pengisian, sedangkan dalam

tidak akurat, disebabkan terjadi kesalahan

40 dokumen rekam medis terdapat 20 yang

dalam penulisan kelas dan ada beberapa

disertai

yang tidak ditulis pada kartu indeks.

Depkes 2006, Tindakan operasi perlu ditulis

Kolom angka kode ke 4 ICD IX pada


kartu

indeks

Berdasarkan

pada kartu indeks, sebab dapat digunakan


oleh pihak rumah sakit dalam menyediakan

pengisian, sebab oleh petugas dianggap tidak

data penggunaan fasilitas rumah sakit dan

begitu diperlukan karena telah ditulis pada

menetapkan kebutuhan fasilitas terhadap

item No Kode (ICD Revisi IX). Kolom

peralatan baru, informasi teknologi dan yang

angka kode ke 4 digunakan untuk digit ke 4

lainnya pada berbagai unit serta digunakan

dari

untuk menilai kualitas pelayanan yang

ICD

yang

tidak

operasi.

dilakukan

kode

penyakit

tindakan

berguna

untuk

melakukan spesifikasi kode penyakit.

diberikan oleh rumah sakit.

Kelompok umur penderita pada kartu

Berdasarkan hasil wawancara, kesalahan

indeks penyakit kasus Fracture Radius

penulisan

terdapat beberapa kesalahan penulisan pada

perbedaan yang terjadi pada tanggal masuk

kartu indeks. Dimana terjadi kesalahan

dan keluar yang berada pada kartu indeks

yaitu, terdapat 9 kelompok umur yang salah

dan dokumen rekam medis. Kolom angka

tulis. Umur yang tercantum pada kartu

kode ke 4 tidak dilakukan pengisian

indeks tersebut, tidak sama dengan umur

disebabkan akan lebih merepotkan petugas

yang tercantum pada dokumen rekam medis.

dalam

Misalnya, umur pada dokumen rekam medis

kurangnya

tertulis umur 15, tetapi pada kartu indeks

Kesalahan penulisan umur pada kartu indeks

tertulis

dapat

diakibatkan karena kelelahan yang terjadi

morbiditas

pada petugas karena beban yang dilakukan

umur

18.

berpengaruh pada

Hal

tersebut

pelaporan

berdasarkan umur.

cukup

lama

dirawat

melakukan
tenaga

banyak,

disebabkan

pekerjaan,

karena

perekam

medis.

sehingga

memerlukan

penambahan petugas. Petugas menulis kartu

Analisis Keakuratan Pengisian Kartu Indeks Penyakit... (Holy Yunita Nuraini,dkk)

indeks berdasarkan kartu kendali yang

sebab masih terdapat kesalahan dalam

diterima dari Assembling, tidak adanya kode

pengisian kolom maupun kode yang

komplikasi dan tindakan operasi pada kartu

tidak diisi.

indeks Fracture Radius, dikarenakan tidak

3. Keakuratan pengisian baris pada kartu

ditulisnya kode komplikasi dan operasi pada

indeks Fracture Radius belum akurat,

Kartu Kendali.

karena masih terjadi kesalahan dalam

3. Keakuratan Pengisian Baris pada Kartu

penulisan

Indeks Fracture Radius


Pengisian

baris

pada

mengakibatkan
kartu

indeks

sehingga

Fracture Radius telah diisi sesuai barisnya.

kesalahan

dapat

kesalahan

kolom

ketidak

akuratan

4. Ketidakakuratan pengisian kartu indeks

yang

penyakit Fracture Radius adalah 100%

kolom.

untuk keakuratan dalam pengisian No

Kesalahan baris dapat mengakibatkan salah

Kode (Revisi ICD IX), kolom maupun

kolom sehingga terjadi ketidakakuratan pada

baris.

mengakibatkan

penulisan

terjadi

yang

pengisian kartu indeks.

Namun sering terjadi baris yang tidak diisi


maupun

baris

terjadinya

salah

kartu indeks.

B. Saran

Ketidakakuratan dalam pengisian baris


pada

kartu

indeks

disebabkan

1. Penulisan No Kode (Revisi-X) sebaiknya

karena

ditulis berdasarkan Diagnosis pada kartu

kelelahan yang dialami oleh petugas, sebab

indeks, sehingga kode yang dimasukkan

beban kerja yang dilakukan cukup banyak.

ke dalam kartu indeks dapat sesuai

4. Ketidakakuratan pengisian kartu indeks

dengan No Kode (ICD Revisi X).

penyakit Fracture Radius

2. Penulisan untuk setiap kolom sebaiknya

Ketidakakuratan dalam pengisian data

ditulis

dengan

benar,

sebab

akan

pada kartu indeks Fracture Radius adalah

mempengaruhi data pada kartu indeks.

100%, karena untuk setiap item ada yang

3. Pengisian setiap baris sebaiknya diisi dan

tidak diisi dan ada pula terjadi kesalahan

tulis

dengan

dalam penulisan kolom maupun baris.

mempengaruhi

benar,

sebab

keakuratan

akan
dalam

pengisian kolom.
4. Pengisian

SIMPULAN DAN SARAN

kolom

dan

baris

perlu

A. Simpulan

dilakukan dengan baik, sebab akan

1. Keakuratan pengisian kode diagnosa

mempengaruhi keakuratan pada data


kartu indeks.

pada kartu indeks Fracture Radius belum


akurat, sebab penulisan No Kode (Revisi
ICD IX) belum sesuai pada kode ICD

DAFTAR PUSTAKA

yang berada didalam kartu indeks.

Anggreini, N. 2004. Training Of The


Trainers (TOT) ICD-10. Yogyakarta.
Tidak dipublikasikan, hal: 1-3

2. Keakuratan pengisian kolom pada kartu


indeks Fracture Radius belum akurat,

10

10

Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.IV, NO.1, MARET 2010, Hal 1-11

Pearce, E. 2002. Anatomi dan Fisiologi


untuk Para Medis. Jakarta: Gramedis
Pustaka Utama, hal: 71- 4

Arikunto, S. 2006. Manajemen Penelitian.


Jakarta:Rineka Cipta

Depkes, RI. 1997. Buku Pedoman Catatan


Medik Rumah Sakit, hal: 17-9

Shofari, B. 1999. Pengelolaan Sistem Rekam


Medis.
Semarang.
Tidak
dipublikasikan

_____________
.
2006.
Pedoman
Penyelenggaraan dan Prosedur
Rekam Medis Rumah Sakit. Revisi II.
Jakarta, hal : 61-3

___________2002. PSRK 01 Modul


Pengelolaan Rekam Medis dan
Dokumentasi
Rekam
Medis.
Semarang. Tidak dipublikasikan, hal:
4

Grider, D. 2002. Medical Record Chart


Analyzer,
America,
Medical
Association: (Physician Dedicated To
The Health Of America). Amerika hal
: 27

Sugiyono.
2010.
Metode
Penelitian
Pendidikan pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung:
ALFABETA, hal: 124

Hatta, G (ed). 2008. Pedoman manajemen


informasi kesehatan di sarana
pelayanan kesehatan. Jakarta: UIPRESS

Wiyono, D. 1999. Manajemen Mutu


Pelayanan
Kesehatan
Vol
I.
Surabaya:
Airlangga
University
Press, hal: 239

__________. 2010. Pedoman manajemen


informasi kesehatan di sarana
pelayanan kesehatan. Jakarta: UIPRESS

Huffman, EK. 1994. Health Information


Managemen.
Tenth
Edition.
Physicians
Record
Company.
Berwyn. Illinois, hal: 366-76

Kristiyono, E. 2004. Manajemen Rekam


medis dan Informasi Kesehatan.
Yogyakarta. Tidak dipublikasikan,
hal: 3

Mansjoer A. dkk. 2000.Kapita Selekta


Kedokteran. Edisi ke:3. Jilid:2. FK
UI: Media Aesculapius, hal: 351-2

Menkes. 2008. Nomor 269/ MENKES/


PER/III/ 2008 tentang Rekam Medis

11

Analisis Keakuratan Pengisian Kartu Indeks Penyakit... (Fitriyana Anggar K,dkk)

11

12

Anda mungkin juga menyukai