Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Belajar dari Konflik Rasial di Amerika Serikat.
Ucapan terima kasih kami sampikan kepada guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia yang telah membimbing kami, ucapan terima kasih juga
kami sampaikan kepada teman-teman dan semua pihak yang telah
berpartisipasi atas terselesaikannya makalah ini.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan buku ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Toili, November
2015

penulis

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pecahnya Kembali Konflik Rasial Di Amerika Serikat
Konflik rasial di Amerika Serikat tampaknya tak pernah benar-benar
padam. Negara adidaya yang sering mengklaim diri sebagai Negara paling
demokratis itu kembali diguncang aksi unjuk rasa yang melibatkan ribuan
orang di berbagai kota besar di Amerika Serikat. Kali ini unjuk rasa pecah di
Baltimore, New York, Washington, dan Boston karena dipicu tindakan polisi
yang dianggap diskriminatif terhadap warga kulit hitam. Sebelumnya unjuk
rasa serupa terjadi akhir tahun lalu di Ferguson, Missouri, AS, karena dipicu
ketidak puasan warga terhadap grand jury yang memutuskan tidak
melanjutkan kasus hokum atas polisi yang dituduh membunuh warga kulit
hitam.
Unjuk rasa yang berlangsung di sejumlah kota ini berlangsung damai,
meski ada laporan sempat terjadi bentrokan kecil di New York. Dalam kasus
kematian warga kulit hitam di Ferguson Desember 2014, warga kulit hutam
yang kecewa dan merasa diperlakukan tidak adil atas keputusan jury yang
membebaskan polisi kulit putih melampiaskan ketidakpuasan dengan
menggelar aksi unjuk rasa dan aksi anarkistis, sejumlah toko, restoran, dan
mobil polisi di kota Ferguson dibakar dan dijarah massa yang terlanjur kelap.
Aparat kepolisian juga tidak luput menjadi sasaran kemarahan warga.
2.2 Akar Permasalahan Konflik Rasial Di AS
Konflik rasial di Amerika Serikat sudah sering terjadi, hal ini disebabkan
karena posisi warga kulit putih yang dianggap terlalu superior dan
mendominasi warga kulit hitam, ditambah lagi adanya masalah kesenjangan
social ekonomi yang terasa mencolok mata. Di era digital seperti sekarang,
sebuah kejadian yang muncul di suatu tempat dalam detik yang sama bisa
diketahui orang di kota atau bahkan di benua lain. Mereka pun dengan cepat
akan dapat melihat dan terstimulasi untuk melakukan hal yang sama
sebagai ekspresi dari rasa solidaritas di antara mereka yang merasa menjadi

korban. Seringnya terjadi konflik rasial di AS di sebabkan karena adanya


prasangka dan diskriminasi yang menarik garis tegas antara kelompok
superior dan tersubordinasi.
Di AS, warga kulit putih seringkali menerima perlakuan dan
keistimewaan tertentu karena adanya prasangka yang berlebihan. Ferber
dan Kimmel menyatakan white privilege adalah hak atau kekebalan yang
diberikan kepada seseorang sebagai sebuah mandate atau dukungan
tertentu hanya karena mereka berkulit putih. Sementara itu, warga kulit
hitam justru memperoleh perlakuan sebaliknya. Alih-alih diperlakukan sama,
tetapi dalam kenyataannya masih ada perlakuan yang diskriminatif kepada
warga kulit hitam. Walau pun berbagai upaya selama ini telah dilakukan
pemerintah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerusuhan rasial,
tetapi kerena akar penyebab terjadinya konflik tidak pernah ditangani hingga
tuntas, yang terjadi kemungkinan, hubungan social antar-ras yang rapuh. Di
AS, sepanjang pemukiman warga kulit putih dan kulit hitam masuh
tersegregasi, juga berbagai perlakuan diskriminatif masih terus dirasakan
warga minoritas, sepanjang itu pula terjadinya kerusuhan rasial masih
sangat terbuka.
2.3 Penanganan Konflik Rasial
Membuka kekakuan struktur, memperbanyak peluang-peluang yang
bisa di akses warga masyarakat yang tersubordinasi agar dapat melakukan
mobilitas vertical, di satu sisi memang perlu di kembangkan. Tetapi, yang
tidak kalah penting adalah bagaimana memperbanyak forum-forum, ruang
public, atau zona netral yang memungkinkan antar kelompok ras yang
berbeda dapat saling menyapa dan berbica dari hati ke hati agar itu semua
dapat menjadi fondasi atau modal social budaya yang fungsional untuk dasar
membangun integrasi masyarakat yang benar-benar kuat.
Bagi Indonesia, kerusuhan rasial yang terjadi di AS adalah sebuah
pelajaran sekaligus tempat untuk berkaca agar bangsa kita tidak
mengembangkan sikap egosentrisme dan fanatisme yang berlebihan.

Bangsa yang kukuh sesungguhnya adalah bangsa yang memiliki fondasi


multikulturalisme yang kuat dan sikap toleransi yang benar-benar
demokratis. Hanya dengan cara itulah, Indonesia akan berkembang
berkelanjutan.

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak konflik yang terjadi di seluruh belahan dunia, salah satunya
ialah konflik rasial. Konflik rasial adalah konflik yang terjadi akibat dari sikap
egosentrisme dan fanatisme yang berlebihan dari satu pihak kepada pihak
yang lain. Konflik ini biasanya terjadi di kawasan yang memiliki latar
belakang agama, suku, ras, dan budaya yang beragam.
Yang melatar belekangi kami memilih tema ini karena kami
menemukan banyak konflik yang terjadi di Indonesia yang disebabkan oleh
perbedaan, seperti konflik agama di Poso dan Ambon, konflik antar-suku di
Kalimantan dan Papua. Kami menggap bahwa tema ini cocok utuk dijadikan
referensi bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi permasalahanpermasalahan serupa. Kami berharap makalah ini dapat memberikan
pelajaran kepada kita semua tentang betapa pentingnya resa toleransi untuk
menciptakan persatuan dan kesatuan. Sehingga dikemudian hari konflikkonflik saperti ini tidak akan terulang lagi.

1.2 Rumusan Masalah

Apa yang menyebabkan pecahnya konflik rasial di Amerika Serikat ?


Apa yang melatarbelakangi permasalahan konflik rasial di Amerika

Serikat ?
Bagaimana cara penyelesaian masalah konflik rasial di Amerika Serikat

?
Bagaimanakah sikap yang harus diambil bangsa Indonesia dari
permasalahan yang terjadi di Amerika Serikat ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

Untuk mengetehui apa yang menyebabkan pecahnya konflik rasial di

Amerika Serikat
Untuk mengetahui akar perasalahan konflik rasial di Amerika Serikat
Untuk mengetahui cara penyelesaian konflikrasial di Amerika Serikat
Sebagai acuan untuk menyelesaikan masalah-masalah serupa yang
sering terjadi di Indonesia

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konflik rasial di AS terjadi karena adanya sikap diskriminasi
warga kulit putih dan warga kulit hitam, warga kulit putih seringkali
menerima berbagai perlakuan dan keistimewaan tertentu karena
adanya prasangka yang berlebihan. Sementara itu, warga kulit hitam
justru memperoleh perlakuan yang sebaliknya. Walaupun berbagai
upaya selam ini dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi
kemungkinan terjadi kerusuhan rasial, tetapi karena akar penyebab
terjadinya konflik tidak pernah ditangani hingga tuntas, yang terjadi
kemudian adalah hubungan social antar-ras yang rapuh. Sepanjang
permukiman warga kulit putih dan kulit hitam masih tersegregasi, juga
berbagai perlakuan diskriminatif masih terus dirasakan warga
minoritas (warga kulit hitam), sepanjang itu pula kemungkinan
terjadinya kerusuhan rasial masih sangat terbuka.
3.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan kepada pembaca adalah
sebaiknya kita harus menumbuhkembangkan rasa toleransi kepada
semua orang agar tercipta keadaan yang aman, tentram dan damai
sehingga peluang terjadinya konflik-konflik seperti konflik rasial sangat
minim bahkan tidak terjadi.

Anda mungkin juga menyukai