Tugas Paper TEP
Tugas Paper TEP
yang
diakibatkan
oleh
pembangunan
mall-mall
tersebut.
1 | Te k n i k E v a l u a s i P e r e n c a n a a n
Tujuan
2 | Te k n i k E v a l u a s i P e r e n c a n a a n
yang
dijadikan
remondasi
untuk
mengatasi
3 | Te k n i k E v a l u a s i P e r e n c a n a a n
mancanegara yang masuk ke Singapura adalah 7,08 juta selama 2005, sementara
Kuala Lumpur 16,4 juta, dan Hongkong 14,77 juta. Jumlah ini jauh diatas
wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia (total 5,2 juta) pada tahun yang
sama. Bagi Singapura, Hongkong dan Malaysia, mall-mall menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari atraksi wisata kota. Namun ada kemiripan dengan kasus
Kota Bandung dimana mall merupakan investasi untuk menarik konsumsi produkproduk retail, hanya sumbernya saja yang berbeda. Sementara itu, perspektif Lyon
(Perancis) terhadap mall sama sekali berbeda dari kasus-kasus kota Asia, karena
pembangunan kotanya banyak dipengaruhi oleh pemikiran sosialis, seperti Marx,
Durkheim, Bourdieu, Halbwachs, dan lain-lain. Sementara itu, di Kota Bandung,
mall dibangun untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik yang secara kuantitatif
cukup signifikan besarannya (rasio 1:96.400, jadi 1 buah mall di Kota Bandung
melayani 96.400 pengunjung. Belum terhitung jumlah wisatawan lokal ke Kota
Bandung 10 juta/tahun). Namun sesungguhnya harus dicatat bahwa kemampuan
membeli (purchasing power) masyarakat lokal maupun wisatawan domestik
relatif terbatas, hanya pada kelompok menengah ke atas. Secara geografis, mallmall yang dibangun di Kota Bandung berada di tempat-tempat yang terpisah
cukup jauh satu sama lain, tidak berada dalam satu kawasan yang kompak.
Menurut Paskarina, Mariana, Amoko (2007), Di Kota Bandung, pasar
tradisional yang lokasinya berdekatan dengan mall/hypermarket menjadi makin
sepi pembeli. Hypermart adalah salah satu dari hypermarket yang menyerbu Kota
Bandung. Sebelumnya, di Kota ini sudah masuk hypermarket lainnya, seperti
Carrefour, Giant, Alfa, Makro, Bandung Electronic Center, Cihampelas Walk,
ITC Kebon Kalapa. dan ITC Pasar Baru. Tahun 2006 mulai dibangun empat
mall/hypermarket baru, yaitu Bandung Electronic Mall, Mall Paris Van Java,
Braga City Walk, dan Paskal Hyper Square. Semua pusat perbelanjaan yang
dibangun itu berlokasi di pusat kota, bukan di wilayah Bandung Timur seperti
yang diamanatkan Perda RTRW Kota Bandung.
Akibat dari banyaknya pembangunan mall yang tidak berada dalam
lokasi yang tepat, maka timbul beberapa permasalahan. Permasalahanpermasalahan tersebut seperti semakin terbatasnya ruang publik akibat tidak
4 | Te k n i k E v a l u a s i P e r e n c a n a a n
terdapat adanya pengendalian ruang sehingga banyak terdapat mall yang jaraknya
berdekatan dengan pasar tradisional dan terdapat dua buah mall yang berada
dalam satu WP (Wilayah pengembangan) seperti Ciwalk dan Paris Van Java,
kemacetan, memicu pertumbuhan PKL (Pedagang Kaki Lima) di sekitar mall,
kesenjangan sosial karena mall tidak berfungsi sebagai ruang publik yang
memenuhi tujuan sosial (hanya pengunjung yang memiliki uang yang bisa
berbelanja di mall dan kebanyakan pengunjung hanya berjalan-jalan di mall tanpa
berbelanja karena alasan ruang publik yang nyaman pada saat ini hanya mall),
pemborosan energi akibat penggunaan AC dan penerangan di mall dalam skala
besar karena kebanyakan mall di Kota Bandung memiliki konsep one stop
shopping indoor sehingga membutuhkan AC dan penerangan dalam skala dan
mengubah landmark sebuah kota sehingga landmark asli sebuah kota akan
menjadi redup.
Dalam
menghadapi
permasalahan-permasalahan
tersebut,
peran
Pemerintah sangat diperlukan. Salah satu peran Pemerintah Kota Bandung dalam
menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut adalah membuat kebijakan yang
diatur dalam Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2009 Tentang Penataan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Selain itu pula, untuk
menangani permasalahan-permasalahan tersebut, upaya yang telah dilakukan
Pemerintah Kota Bandung adalah melalui pembatasan pusat perdagangan di pusat
Kota, dengan merencanakan pengembangan wilayah Bandung Timur-Tenggara.
Pengembangan kawasan perbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi
distimulasi dengan pusat-pusat belanja lingkungan dan mekanisme insentif berupa
kemudahan perizinan, kemudahan memperoleh lahan dan pembangunan
infrastruktur penunjang pusat belanja (Paskarina, Mariana, Amoko, 2007).
Analisis
Dalam paper ini, analisis yang digunakan adalah evaluasi formal dimana
evaluasi dilakukan atas hasil dari tujuan program kebijakan yang telah
5 | Te k n i k E v a l u a s i P e r e n c a n a a n
6 | Te k n i k E v a l u a s i P e r e n c a n a a n
Tabel Evaluasi
Kriteria
Lokasi
Perbelanjaan (IUPP)
Fakta
Terdapat pusat perbelajaan/mall yang
berlokasi bukan pada sistem jaringan
jalan arteri atau kolektor, yaitu BEC
yang berada di Jalan Purnawarman
Terdapat pusat perbelajaan/mall yang
berjarak kurang dari 2,5 km yaitu
Cicadas Mall dan Pasar Cicadas
Pembinaan
tradisional
Pusat perbelanjaan dengan luas lantai > 2000 m2
modern
7 | Te k n i k E v a l u a s i P e r e n c a n a a n
Permasalahan
Kemacetan
8 | Te k n i k E v a l u a s i P e r e n c a n a a n
langsung, dengan
ketatnya
pengawasan dalam
Daftar Pustaka
9 | Te k n i k E v a l u a s i P e r e n c a n a a n
http://bulletin.penataanruang.net/index.asp?
Pengelolaan
Pasar
di
Kota
Bandung.
http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasi_dosen/EVALUASI%20KEBIJAKAN
%20PENGELOLAAN%20PASAR.PDF (tanggal akses 23 April
2013)
Rahadi, R. Aswin dan Aliya Widyarini Hapsariniaty. 2012. Study
Mengenai Konsep Community Malls di Kota Bangkok, Thailand
dan
Bandung,
Indonesia.
http://temuilmiah.iplbi.or.id/wp-
http://www.inilah.com/read/detail/1359472/pasar-
10 | Te k n i k E v a l u a s i P e r e n c a n a a n