15 Permen-Kp 2014 PDF
15 Permen-Kp 2014 PDF
Mengingat
: a.
bahwa
dalam
rangka
efisiensi
dan
efektifitas
pembangunan kelautan dan perikanan dengan konsepsi
minapolitan, perlu melaksanakan monitoring, evaluasi,
dan
pelaporan
terhadap
pelaksanaan
program
minapolitan;
b.
bahwa
untuk
lebih
mengoptimalkan
pelaksanaan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan terhadap pelaksanaan
program minapolitan, perlu pedoman umum monitoring,
evaluasi, dan pelaporan minapolitan;
c.
: 1.
2.
3.
4.
5. Peraturan ...
2
5.
6.
7.
Keputusan
Presiden
Nomor 84/P Tahun
2009,
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Keputusan Presiden Nomor 8/P Tahun 2014;
8.
9.
Pasal 2 ...
3
Pasal 2
Pedoman Umum Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Minapolitan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.
Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 April 2014
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SHARIF C. SUTARDJO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 2 April 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 430
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 15/PERMEN-KP/2014
TENTANG
PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN
PELAPORAN MINAPOLITAN
PEDOMAN UMUM
MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN MINAPOLITAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka mendorong percepatan pembangunan kelautan dan
perikanan dengan konsepsi minapolitan, perlu didukung dengan
perencanaan dan pengembangan kawasan minapolitan. Monitoring,
evaluasi dan pelaporan minapolitan merupakan bagian dari perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan minapolitan. Dengan berkembangnya jumlah
kawasan minapolitan, maka diperlukan suatu sistem monitoring, evaluasi
dan pelaporan pelaksanaan pengembangan kawasan minapolitan yang
diharapkan dapat menjadi database untuk melihat sejauh mana
pengembangan kawasan minapolitan mencapai sasaran dan tujuan yang
telah ditetapkan dan terintegrasi dengan semua sektor dalam rangka
pengembangan ekonomi wilayah. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan
dan Perikanan Nomor 35/KEPMEN-KP/2013 tentang Penetapan Kawasan
Minapolitan, maka telah ditetapkan jumlah kabupaten/kota sebagai
kawasan minapolitan adalah 178 (seratus tujuh puluh delapan)
kabupaten/kota pada 33 (tiga puluh tiga) Provinsi yang terdiri dari 202
(dua ratus dua) lokasi minapolitan dengan penggerak/kegiatan utama
sebanyak 145 (seratus empat puluh lima) perikanan budidaya dan 57 (lima
puluh tujuh) perikanan tangkap.
B. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan:
a. mendapatkan data dan informasi mengenai pengembangan kawasan
minapolitan;
b. mengindentifikasi dan menginventarisasi permasalahan dari aspek
teknis dan administratif serta upaya pemecahannya; dan
c. memastikan konsistensi antara konsep pengembangan kawasan
minapolitan dengan komitmen pemerintah daerah dalam
pengembangan kawasan minapolitan.
2. Sasaran:
a. meningkatnya efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas pelaksanaan
program, kegiatan dan anggaran pengembangan kawasan
minapolitan di semua jenjang pelaksanaan;
b. meningkatnya koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan program,
kegiatan dan anggaran antara pusat dan daerah; dan
c. tepat ...
-2c. tepat dan terukurnya output dan outcome yang dihasilkan sesuai
dengan sasaran yang telah ditetapkan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman umum monitoring, evaluasi, dan pelaporan
meliputi:
1. dokumen perencanaan [Rencana Induk, Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPIJM), Detail Engineering Design (DED)] dan
komitmen dari Pemerintah Daerah;
2. program dan kegiatan yang dilaksanakan di kawasan sesuai dengan
RPIJM, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),
dan dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA); dan
3. dampak dari pengembangan kawasan minapolitan.
D. Pengertian
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan faktor administratif dan/atau aspek fungsional.
2. Minapolitan adalah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan
perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi,
efisiensi, berkualitas, dan percepatan.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
-310. Rencana Detail Tata Ruang, yang selanjutnya disingkat RDTR adalah
wujud dari struktur dan pola ruang yang disusun secara rinci yang
merupakan penjabaran dari Rencana
Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota.
11. Monitoring adalah kegiatan pemantauan yang dilakukan untuk
memastikan apakah input atau sumber daya yang tersedia telah
optimal dimanfaatkan dan apakah kegiatan yang dilaksanakan telah
menghasilkan output, outcome, benefit dan impact yang diharapkan.
12. Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai efisiensi dan efektifitas suatu
kegiatan dengan menggunakan indikator-indikator tujuan yang telah
ditetapkan. Evaluasi ini dilakukan secara sistematik dan obyektif serta
terdiri dari evaluasi sebelum kegiatan dimulai, saat kegiatan
berlangsung, dan sesudah kegiatan selesai.
BAB II ...
-4BAB II
INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN
Pengembangan Minapolitan memiliki tujuan, sasaran yang ditargetkan
tercapai setiap tahunnya. Berdasarkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai,
selanjutnya disusun indikator kinerja Minapolitan. Indikator Kinerja
Minapolitan terdiri dari indikator masukan (input), proses, keluaran (output),
dan hasil (outcome).
A. Masukan (Input)
1. Kebijakan
Berupa kebijakan dan peraturan-peraturan yang mendukung
pengembangan Minapolitan yang meliputi pengembangan kawasan
maupun pengembangan komoditas unggulan.
2. Aturan Peruntukan Lahan
Adanya Peraturan Daerah yang menetapkan alokasi pengembangan
perikanan yang tertuang dalam RTRW, RDTR dan/atau Rencana Zonasi.
3. Kegiatan dan Anggaran
Identifikasi kegiatan dan alokasi
pengembangan Kawasan Minapolitan.
anggaran
yang
mendukung
partisipasi
Pemerintah
Daerah
dalam
sosialisasi
8. Sertifikasi
Efisiensi dalam proses keluarnya sertifikat [Cara Budidaya Ikan yang
Baik (CBIB), Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB), Sertifikat Hasil
Tangkapan Ikan, Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan (ANKAPIN) dan
Ahli Teknika Kapal Penangkap Ikan (ATKAPIN), Sertifikat Kelayakan
Pengolahan dan lain-lain].
9. Fasilitasi Kerja Sama Antar Wilayah
Jumlah fasilitasi yang dilakukan oleh POKJA untuk mendorong kerja
sama antar wilayah.
C. Keluaran (Output)
1.
Penambahan Sarana
Jumlah dan jenis sarana usaha perikanan yang berkembang dan
bertambah.
2.
Penambahan Prasarana
Jumlah dan jenis prasarana utama (jalan, air, listrik, irigasi, dan lainlain) yang berkembang dan bertambah.
3.
Peningkatan Usaha
Jumlah dan jenis usaha (perikanan dan ikutannya) yang berkembang.
4.
-65.
6.
7.
D. Hasil (Outcome)
1.
2.
Peningkatan Pendapatan
Peningkatan penghasilan rata-rata yang diterima oleh pelaku utama
(nelayan, pembudidaya ikan, pengolah, pelaku usaha produksi garam,
pemasar dll).
3.
4.
-7BAB III
KELEMBAGAAN
Untuk melaksanakan pengembangan Kawasan Minapolitan diperlukan
pelaksana Monitoring, Evaluasi, dan pelaporan yang kuat di Kabupaten/Kota,
Provinsi dan Pemerintah Pusat sehingga mampu melihat dan melakukan
penilaian baik terhadap kegiatan sektoral di daerah maupun kegiatan-kegiatan
yang diprakarsai oleh daerah.
Secara umum penanggung jawab terhadap Monitoring, Evaluasi, dan
pelaporan Minapolitan di tingkat Kabupaten/Kota adalah Tim Pokja
Minapolitan Kabupaten/Kota. Tim Pokja Minapolitan Kabupaten/Kota
ditetapkan oleh Bupati/Walikota. Adapun tugas Tim Pokja Kabupaten/Kota
adalah:
1. melakukan koordinasi, perencanaan dan pelaksanaan pengembangan
Kawasan Minapolitan;
2. melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan pengembangan Kawasan
Minapolitan;
3. pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dalam melaksanakan program
dan kegiatan pengembangan Kawasan Minapolitan; dan
4. pembuat laporan berkala.
Pada tingkat provinsi, Gubernur mengoordinasikan pelaksanaan
pengembangan Minapolitan di kawasan yang menjadi tanggung jawabnya.
Eselon I lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan program/kegiatan Minapolitan melakukan
koordinasi pelaksanaan pengembangan Minapolitan sesuai dengan kegiatan
utama (Minapolitan berbasis perikanan tangkap dan perikanan budidaya) di
seluruh Indonesia.
BAB IV ...
-8BAB IV
SISTEM DAN PROSEDUR
Sistem dan prosedur Monitoring, Evaluasi dan pelaporan Minapolitan
diperlukan untuk mengukur kinerja dan menelusuri kemajuan dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan utama dalam
membangun sistem Monitoring, Evaluasi, dan pelaporan Minapolitan adalah:
1. Penetapan indikator untuk dimonitor
Menetapkan indikator-indikator untuk memantau kemajuan dari sisi
masukan (input), proses, keluaran (output), hasil (outcomes). Indikator ini
harus jelas, relevan, dapat diukur dan dibatasi waktu sehingga dapat
memberikan masukan yang berkesinambungan dan informasi yang lengkap
mengenai kinerja.
2. Mengumpulkan informasi tentang situasi saat ini
Pengumpulan informasi dapat digunakan pada awal periode monitoring,
evaluasi dan pelaporan kemudian dibandingkan terhadap perubahan atau
tingkat capaian yang akan ditetapkan.
3. Menetapkan target untuk dicapai dan jadwal untuk mencapainya
Target dapat ditetapkan dengan mempertimbakan kondisi lingkungan saat
ini, potensi yang ada, anggaran yang tersedia, teknologi yang dikuasai dan
SDM yang ada.
4. Monitoring dan Evaluasi data secara teratur untuk menguji target
Monitoring dan Evaluasi data yang dihasilkan menjadi alat bukti mengenai
kinerja dan dapat menjadi petunjuk bila ada perubahan yang harus
diadakan untuk mencapai target yang dicapai.
5. Pelaporan hasil
Pelaporan hasil merupakan salah satu bentuk media penyampaian
informasi terhadap serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak dari
persiapan kegiatan sampai pada akhir pelaksanaan. Melalui laporan yang
baik akan dapat dilihat sejauh mana perkembangan pelaksanaan, hasil
pelaksanaan dan tingkat keberhasilannya.
BAB V ...
-9BAB V
MEKANISME
A. Monitoring
Pelaksanaan Monitoring terhadap implementasi kegiatan yang
dilaksanakan dalam pengembangan Minapolitan dilakukan terhadap
seluruh satuan kerja yang melaksanakan program/kegiatan dalam rangka
pengembangan Kawasan Minapolitan di pusat dan daerah baik yang
dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/APBN (Pusat,
Dekonsentrasi, Tugas Perbantuan), Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun
Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN). Secara lebih rinci objek monitoring
meliputi:
1. pelaksanaan kegiatan Minapolitan yang dibiayai dari APBN untuk
instansi Pusat;
2. pelaksanaan kegiatan Minapolitan yang dibiayai dari Dekonsentrasi dan
Tugas Perbantuan untuk Satuan Kerja daerah;
3. pelaksanaan kegiatan Minapolitan yang dibiayai dari DAK;
4. pelaksanaan kegiatan Minapolitan yang dibiayai dari PHLN;
5. pelaksanaan kegiatan Minapolitan yang dibiayai dari sumber dana
tertentu/khusus dan menjadi tanggung jawab KKP.
Monitoring pelaksanaan program/kegiatan dapat dilakukan pada saat
kegiatan sedang berlangsung (on-going project) dan pada saat kegiatan
sudah operasional.
Monitoring pada saat kegiatan berlangsung (on-going project) dapat
dilakukan dengan:
1. Monitoring tidak langsung yang dilakukan oleh seluruh unit kerja Eselon
I lingkup KKP yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
program/kegiatan Minapolitan dengan mempelajari laporan yang
disampaikan oleh Gubernur.
2. Monitoring langsung yang dilakukan melalui peninjauan ke lapangan (on
the spot). Pada tingkat Kementerian, kegiatan monitoring langsung ini
akan dilakukan oleh Eselon I lingkup KKP yang bertanggung jawab
pelaksanaan Minapolitan atau secara terintegrasi yang pelaksanaannya
dikoordinasikan oleh Tim Kerja Minapolitan melalui Biro Perencanaan.
Hasil monitoring yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja
Eselon I, disampaikan ke Tim Kerja Minapolitan u.p. Biro Perencanaan yang
selanjutnya akan dilaporkan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan
melalui Sekretaris Jenderal KKP.
Adapun substansi/materi Monitoring diarahkan pada hal-hal pokok
pelaksanaan program/kegiatan, meliputi:
1. realisasi penggunaan anggaran;
2. realisasi fisik (output) dan tingkat pemanfaatan sarana fisik yang sudah
dibangun serta manfaat (outcome) yang dicapai dari suatu
output/kegiatan (indikator dan parameternya sebagaimana diuraikan
dalam Form 1);
3. masalah-masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan; dan
4. rekomendasi/tindak lanjut yang harus disampaikan.
B. Evaluasi ...
- 10 B. Evaluasi
Materi Evaluasi mencakup aspek administrasi, aspek teknis dan
anggaran. Evaluasi dilakukan di masing-masing Pokja Kabupaten/Kota dan
Eselon I penanggung jawab Minapolitan sesuai dengan fungsi dan tanggung
jawab masing-masing.
Evaluasi dapat dilakukan pada saat awal (ex-ante),
pelaksanaan (on-going), dan evaluasi akhir (ex-post), yaitu:
sedang
pada
saat
kegiatan
sedang
Evaluasi ini dapat dilakukan 2 (dua) kali, yaitu pada saat Evaluasi
Pertama (On-going Evaluation) yang dilakukan pada akhir semester I
dan Evaluasi Kedua (Terminal Evaluation) yang dilakukan menjelang
kegiatan berakhir.
b. Evaluasi Operasional Kegiatan
Evaluasi yang dilaksanakan pada saat kegiatan sudah selesai dan
sudah dalam keadaan operasional.
Evaluasi operasional kegiatan
monitoring operasional kegiatan
menerus.
Eselon I Penanggung
jawab minapolitan
paling lambat tanggal 15
setelah triwulan berjalan
Gubernur
paling lambat tanggal 10
setelah triwulan berjalan
Bupati/Walikota
paling lambat tanggal 5
setelah triwulan berjalan
Tim Pokja
SKPD
2. Laporan Tahunan:
a. Pokja Kabupaten/Kota menghimpun kegiatan yang dilaksanakan
oleh SKPD di Kawasan Minapolitan dan melaporkan secara tahunan
kepada Bupati/Walikota paling lambat tanggal 15 Januari tahun
berikutnya dan diteruskan kepada Gubernur paling lambat akhir
Januari tahun berikutnya;
b. Gubernur berkewajiban untuk menghimpun laporan seluruh
Kawasan Minapolitan di Provinsi yang bersangkutan untuk
selanjutnya menyampaikan ke Eselon I KKP penanggung jawab
Minapolitan paling lambat tanggal 15 Februari tahun berikutnya;
c. Eselon I ...
Pendahuluan;
II.
III.
IV.
V.
VI.
Penutup
Eselon I Penanggung
jawab minapolitan
paling lambat tanggal 15
Februari setelah tahun berjalan
Gubernur
paling lambat akhir Januari
setelah tahun berjalan
Bupati/Walikota
paling lambat tanggal 15
Januari setelah tahun berjalan
Tim Pokja
SKPD
Form 1 ...
- 13 Form 1
Kecamatan
Kabupaten
Provinsi
NO.
1
KATEGORI
Masukan
(Input)
PARAMETER
1. Kebijakan
(termasuk
perizinan,
CBIB)
Keputusan Menteri
(KepMen), Keputusan
Direktur Jenderal
(KepDirjen), Peraturan
Daerah (Perda),
Peraturan Gubernur
(PerGub), Peraturan
Bupati/Walikota
(PerBupati/Walikota),
Keputusan
Bupati/Walikota
(KepBupati/Walikota),
dan lain-lain
2. Aturan
Peruntukan
Lahan (RTRW
dan Rencana
zonasi)
Perda, PerGub,
PerBupati/Walikota,
KepBupati/Walikota,
dan lain-lain
3. Anggaran dan
Kegiatan
4. SDM
5. Kelembagaan
(ada tidak nya
lembaga
khusus yang
mengelola
kawasan/
POKJA dan
kelembagaan
yang berkaitan
dengan sistem
produksi,)
6. Ilmu
pengetahuan
dan Teknologi
7. Bahan dan
Peralatan
8. Persyaratan
Administrasi
(dokumen
rencana Induk,
RPIJM, DED,
SK)
Kelengkapan
persyaratan
administrasi yang telah
selesai
TARGET
SASARAN
REALISASI
9. Penyuluhan ...
- 14 -
NO.
KATEGORI
Proses/
Pelaksanaan
OUTPUT
INDIKATOR
PARAMETER
9. Penyuluhan
10. Pelatihan
Jumlah pelatihan
11. Kerjasama
lintas sektor
Jumlah
Kementerian/Lembaga,
Instasi lainnya yang
terlibat
12. Kerjasama
Lintas Wilayah
Keterkaitan pasokan
dan pemasaran
1.
Kesesuaian
prosedur
Sesuai Standar
Operating Procedure
(SOP)
2.
Ketaatan
hukum
3.
Kelembagaan
(POKJA dan
Lembaga
pengelola
sistem
produksi)
Jumlah frekuensi
pertemuan tergantung
bentuk lembaga
(POKJA, KUB, UPP,
dan sebagainya)
4.
Tepat Waktu
5.
Sesuai
Rencana
Sesuai dengan
Rencana Induk yang
telah di buat
6.
Promosi
7.
Sosialisasi
Frekuensi dan
partisipasi
8.
Sertifikasi
(CBIB, CPIB
dan lain-lain)
Efisiensi proses
sertifikasi
9.
Fasilitasi
kerjasama
antar wilayah
Jumlah fasilitasi
1.
Penambahan
Sarana
(peralatan
produksi dan
pemasaran)
Persentase/ jumlah
peningkatan sarana
sesuai dengan rencana
induk
2.
Penambahan
Prasarana
Persentase / jumlah
peningkatan prasarana
sesuai dengan rencana
induk
3.
Jalan
Saluran
irigasi
Listrik
Air Bersih
Gudang
Peningkatan
usaha
TARGET
SASARAN
REALISASI
Persentase /jumlah
penambahan usaha
4. Peningkatan ...
- 15 -
NO.
KATEGORI
OUTCOME
(MANFAAT)
IMPACT
INDIKATOR
PARAMETER
4.
Peningkatan
industri
perikanan
Peningkatan jumlah
industri ikutan yang
berkembang
5.
Peningkatan
kualitas dan
kuantitas SDM
6.
Jumlah
kelompok yang
terampil
Peningkatan jumlah
kelompok yang
terampil
1.
Peningkatan
produksi dan
pemasaran
Persentase
peningkatan produksi
dan pemasaran
2.
Peningkatan
Pendapatan
[distribusi dan
penjenjangan
(leveling)
pendapatan]
Persentase
peningkatan
pendapatan
3.
Perkembangan
ekonomi
kawasan
Jumlah perputaran
uang di kawasan
4.
Peningkatan
investasi dan
permodalan
Persentase /jumlah
penambahan modal
dan investasi serta
penyerapan kredit
5.
Penyerapan
tenaga kerja
Peningkatan jumlah
tenaga kerja yang
dapat diserap di
kawasan
6.
Peningkatan
Kompetensi
1. Peningkatan
kesejahteraan
[Nilai Tukar
Nelayan (NTN),
Nilai Tukar
Pembudidaya
Ikan (NTPI)]
2. Pertumbuhan
ekonomi
wilayah (PDRB)
Peningkatan PDRB
sektor Perikanan
3. Kemandirian
Usaha
Meningkatnya jumlah
usaha perikanan yang
bankable
TARGET
SASARAN
REALISASI
Form 2 ...
- 16 Form 2
Laporan Produksi Perikanan Tangkap
Triwulan ......... Tahun ...........
No.
Nama
Komoditas
Pemasaran
Jumlah
Produksi
(Ton)
Produksi
Olahan
(Ton)
Volume
(Ton)
Nilai
(Rp)
Jumlah
Total
Jumlah
Total
Jumlah
Total
Jumlah
Total
Permasalahan
Pemecahan
Masalah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
dst...
Form 3
Laporan Produksi Perikanan Budidaya
Triwulan ......... Tahun ...........
No.
Nama
Komoditas
Jumlah
Produksi
(Ton)
Produksi
Olahan
(Ton)
Pemasaran
Volume
Nilai
(Ton)
(Rp)
Jumlah
Total
Jumlah
Total
Jumlah
Total
Permasalahan
Pemecahan
Masalah
1
2
3
4
5
dst...
Jumlah
Total
BAB VI ...
- 17 BAB VI
PENUTUP