Gambar 1.1 Proses Peletakan Tabung Westergen dalam Rak Secara Vertikal
131610101073Tira Aisah P
Pembahasan
Pemeriksaan laju endap darah (LED) adalah merupakan pemeriksaan darah untuk
mengukur tingkat peradangan yang dialami oleh seseorang di dalam tubuhnya.
Proses pemeriksaan pengendapan darah ini diukur dengan memasukkan darah kita
ke dalam tabung khusus LED dalam posisi tegak lurus selama satu jam (mm/jam).
Sel darah merah akan mengendap ke dasar tabung sementara plasma darah akan
mengambang di permukaan. Kecepatan pengendapan sel darah merah inilah yang
disebut LED.. Ada pun tujuan dari praktikum ini adalah berfungsi untuk mengukur
kecepatan pengendapan darah merah di dalam plasma (mm/jam). Ada tiga tahap
pada proses pengendapan darah: tahap pembentukan rouleaux, pengendapan, dan
pemadatan. Pemeriksaan laju endap darah harus dilakukan secermat mungkin.
Selama pemeriksaan, tabung atau pipet harus tegak lurus dan dalam keadaan tidak
bergoncang, karena ini akan mempercepat pengendapan. Pemeriksaan laju endap
darah juga harus dikerjakan dalam waktu 1 jam setelah pengambilan darah, karena
dapat mempengaruhi keakuratan pemeriksaan. Normalnya LED seorang wanita
adalah 2-20 mm/jam sedangkan pada pria 2-13 mm/jam.
Pada hasil praktikum, didapatkan hasil 24 mm/jam. Laju endap darah yang tinggi
juga dapat menandakan adanya infeksi tertentu pada tubuh seperti influenza atau
viral syndrome, radang tenggorokan, atau infeksi kulit. Laju endap darah dengan
tingkat yang lebih tinggi (>100mm/jam) dapat menyertai gejala infeksi jantung
(endocarditis) atau infeksi sendi (septic arthritis).
Faktor yang Mempengaruhi LED
Faktor eritrosit
mudah
Faktor Plasma
131610101073Tira Aisah P
Faktor Teknik
Tabung tidak boleh miring, apabila terjadi kemiringan akan terjadi kesalahan 30%
dan tidak boleh banyak getaran
Daftar Pustaka :
Tim PK. 2012. Buku Penuntun Skill Lab Gangguan Hematolimfopoetik Edisi 3.
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas:Padang
Ibrahim, dkk. 2006. The Manual and Automatic Tests Results of Erythrocyte
Sedimentation Rate Vol 12 No 2. Indonesian Jurnal.
131610101073Tira Aisah P
Operator kesulitan saat menancapkan pipa kapiler yang berisi darah subjek ke
dalam malam sebelum dimasukan pada centrifuge.
Pembahasan
Hematokrit menunjukkan persentase zat padat (kadar sel darah merah, dan IainIain) dengan jumlah cairan darah. Nilai hematocrit dalah volume sel-sel eritrosit
seluruhnya dalam 100ml darah dan dinyatakan dalam %. Ada pun tujuan dari
pemeriksaan hematocrit ini adalah untuk mengukur volume sel darah merah dalam
darah. Pemberian antikoagulan pada darah subjek bertujuan agar darah tidak
131610101073Tira Aisah P
Kecepatan centrifuge
Waktu centritugasi
Makin lama centrifugasi dilakukan maka hasil yang diperoleh semakin maksimal.
Pada hasil praktikum ini, terjadi peningkatan nilai hematocrit pada subjek. Faktorfaktor yang menyebabkan peningkatan kadar hematokrit dapat terjadi pada
beberapa kondisi : dehidrasi, diare berat, luka bakar, pembedahan sedangkan faktor
yang menyebabkan penurunan kadar hematocrit, yaitu kondisi tubuh, seperti
anemia kehilangan darah akut, leukemia, kehamilan, malnutrisi,gagal ginjal.
Daftar Pustaka :
Harjdjoeno, H. 2007. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik Edisi III.
Makassar:
Medika.
131610101073Tira Aisah P
131610101073Tira Aisah P
Pembahasan
Darah dapat dibuat preparat apus dengan metode supra vital yaitu suatu metode
untuk mendapatkan sediaan dari sel atau jaringan yang hidup. Sel-sel darah yang
hidup dapat mengisap zat-zat warna yang konsentrasinya sesuai dan akan berdifusi
ke dalam sel darah tersebut, selanjutnya zat warna akan mewarnai granula pada sel
bernukleus polimorf. Ada pun tujuan dari praktikum ini adalah penilaian kualitas
hapusan darah dan penaksiran jumlah leukosit dan eritrosit, penaksiran hitung jenis
(diferensial) leukosit dan pemeriksaan sel-sel yang tidak normal. Setelah disiapkan
sediaan hapusan darah dilakukan pengecetan dengan menggunakan giemsa. Hal
yang harus diperhatikan pada pengecatan, yaitu :
1.Darah harus benar-benar kering pada saat digenangi dengan methanol (fiksasi)
2.Sebelum di genangi giemsa sediaan harus benar-bener kering (dari methanol)
131610101073Tira Aisah P
Pada hasil praktikum, terjadi kesalahan dalam mengolah sediaan yaitu penumpukan
normoblas dikarenakan terlalu tebalnya sediaan sehingga jumlah leukosit, eritrosit
dan lain-lain tidak dapat dihitung oleh praktikan. Hapusan darah dikatakan tebal
jika lebih banyak membutuhkan darah untuk pemeriksaan dibandingkan dengan
sediaan hapusan darah tipis, jumlah selnya lebih banyak dalam satu lapang
pandang, dan bentuknya tak sama seperti dalam sediaan hapusan darah tipis. Lain
halnya jika hapusan dara tipis maka morfologi sel darah lebih jelas dan gambaran
eritrosit terlihat jelas. Faktor yang menyebabkan ketebalan dari sediaan yaitu tidak
diaturnya dengan baik sudut antara kedua kaca objek dan kecepatan menggeser.
Makin besar sudut atau makin cepat menggeser, maka makin tipis apusan darah
yang dihasilkan.
Daftar Pustaka
Rudyatmi,Eli. 2011. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA
UNNES.
Subowo. 1992. Histologi umum. Jakarta: PT.Bumi Aksara