Indikator Makro
Realisasi
2015
APBN
2016
4.8
5.3
5.2
5.3
Inflasi (%)
3.35
4.7
13392
13900
13500
13300
5.5
5.5
5.3
ICP (US$)
49.2
50
40
45
777.6
830
820
780
APBN-P RAPBN
2016
2017
8/21/2016
Pertumbuhan ekonomi
Pengangguran
Inflasi
Neraca pembayaran dan Kurs
Surplus dan defisit neraca pembayaran
Pergerakan kurs
Pertumbuhan 2013
6.0
5.6
5.0
Q1
Sumber: BPS
Q2
Q3
Q4
Q1
2012
Q2
Q3
Q2
5.4
8.2
6.9
5.3
4.2
1.9
5.6
5.1
12.4
1.9
4.1
1.0
2.2
5.0
5.0
(8.3)
2.2
4.4
(0.9)
(2.3)
4.7
Q3
2015
Q2
Q3
YTD
5.0
(7.9)
2.3
3.6
(0.1)
(6.8)
4.7
5.0
6.4
6.6
4.6
(0.7)
(6.1)
4.7
5.0
(3.6)
3.9
4.2
(0.6)
(5.2)
4.7
Q4
Q1
Q2
Titik
Balik
4.73
4.67
4.7
2014
2014
Komponen Pengeluaran
Tahuna
(%)
Tahunan Q1
Sumber: BPS
Q1
2013
2013
Q4
4.72
Q3
2015
Konsumsi RT relatif stabil
dengan pertumbuhan pada
konsumsi LNPRT
Walaupun dengan gejolak ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat didukung oleh konsumsi RT dan Investasi
8/21/2016
Sumber: IMF
2015
2017
WEO Apr
16
WEO Jan
16
WEO Apr
16
Sumber: Bloomberg
2014
Yearly
2015
Q1
Q2
Q3
4.2
4.2
4.0
6.8
3.2
4.6
1.7
0.6
(1.5)
(6.2)
(5.6)
(4.5)
Industri Pengolahan
4.5
4.6
4.0
4.3
4.3
4.2
Konstruksi
6.1
7.0
6.0
5.4
6.8
6.1
4.7
4.8
4.0
1.8
1.5
2.4
1.
8.4
8.0
6,.3
6.5
7.1
6.6
10.4
10.0
10.1
9.8
10.8
10.2
6.4
8.9
5.7
6.0
5.9
5.9
5.6
5.0
4.7
4.7
4.7
4.7
Source: BPS
1.
Others
include statistical discrepancy and net export and import
2 2015.
2.
HH consumption include non profit consumption
6.1%
22.4%
2.2%
8.0%
3.0%
(0.4%)
2.3%
8.2%
Java
58.3%
5.4%
Pertum. PDB
Nasional
11.8%
Sulawesi
Kalimantan
Sumatera
YTD Q3
4.7%
Bali & Nusa
Tenggara
3.1%
Source: BPS
Pemerintah berkomitmen untuk merubah struktur ekonomi untuk meningkatkan daya saing melalui industri pengolahan yang memiliki nilai
tambah yang tinggi dengan memperbaiki kebijakan, intensifikasi pajak, dan terobosan kebijakan lainnya
6
8/21/2016
Q1
Q2
2014
Q3
Q4
Tahunan
Q1
Q2
2015
Q3
2016
Q4 Tahunan Q1
Kons RT
Kons LNPRT
Kons Pemerintah
PMTB
5,3
23,2
6,1
5,2
5,1
22,4
-1,8
4,1
5,1
5,8
1,2
4,5
5,1
-0,5
0,9
4,6
5,2
12,2
1,2
4,6
5,0
-8,1
2,9
4,6
5,0
-8,0
2,6
3,9
5,0
6,6
7,1
4,8
4,9
8,3
7,3
6,9
5,0
-0,6
5,4
5,1
4,9
6,4
2,9
5,6
Ekspor
Impor
PDB
3,2
5,0
5,1
1,4
0,4
5,0
4,8
0,3
5,0
-4,6
3,2
5,0
1,0
2,2
5,0
-0,6
-2,2
4,7
0,0
-7,0
4,7
-0,6
-5,9
4,7
-6,4
-8,1
5,0
-2,0
-5,8
4,8
-3,9
-4,2
4,9
7
210
190
30
Index
% yoy
(RHS)
170
25
20
150
15
130
10
110
90
0
J
M M
M M
2014
Pertumbuhan Kredit
Konsumsi
15
(melambat)
Indeks Keyakinan
Konsumen
(moderat)
%, yoy
13
9
7
5
J MM J S N J MM J S N J
2014
2015
2016
2015
2016
Pertumbuhan Penjualan
Kendaraan
(membaik
Mobil meskipun masih
negatif)
40
130
120
110
100
90
11
20
Motor
0
J M M J
J MM J S N J MM J S N J M
2014
2015
2016
-20
2014
S N J M M J
2015
S N J M
2016
-40
8/21/2016
Simpanan Pemda di
Perbankan
(triliun
rupiah)
(triliun rupiah)
900,0
800,0
700,0
600,0
500,0
400,0
300,0
200,0
100,0
-
47,0
20,8
723,2
643,8
7,1
170,4
APBNP
190,3
Real s.d
31 Mar
APBN
Transfer ke Daerah
Dana Desa
2015
Real s.d
31 Mar
2016
2015
Uraian
Real
s.d. 30 April
APBNP
APBN
Real
s.d. 29 April
183,7
46,1
25,1
208,2
55,8
26,8
259,4
25,5
9,8
323,9
42,4
13,1
Bel. Modal
252,8
8,6
3,4
201,6
18,0
8,9
99,6
27,3
27,4
50,4
12,1
24,0
107,5
13,5
784,1
128,2
16,4
Jumlah
795,5
Belanja Barang
Belanja Bansos
50
60
30
40
25
Bel. Barang 2016
30
20
30
Triliun Rp
Triliun Rp
20
10
10
Feb
Mar
Apr
20
15
10
5
0
Jan
% thd
APBNP
Bel. Barang
Belanja pegawai
Triliun Rp
% thd
APBNP
Bel. Pegawai
Bansos
40
2016
Jan
Feb
Mar
Apr
0
Jan
Feb
Mar
Apr
8/21/2016
Kontribusi
pertumbuhan
1,8%
Sumber : BPS
Sumber : Kemenkeu
2015
2016
2015
Triliun Rp
Jan
800
Nov
1,600
Jul
900
Sep
5.08
Mei
Realisasi
2014
1,000
1,800
Perkiraan
Jan
10
1,100
KMK
KI
Mar
20
2,000
18.29
Triliun RP
Kegiatan usaha
mengalami moderasi
pada
Q1, tetapi Q2
30
diperkirakan naik
2016
Sumber : BKPM
11
11
Q1
5.2
-1.0
Q2
4.9
1.1
2014
Q3
3.6
1.2
Q4
3.3
1.5
Yearly
4.2
0.7
Q1
4.0
-1.3
Q2
6.9
-5.2
2015
Q3
3.3
-5.7
Q4
1.6
-7.9
Yearly
4.0
-5.1
2016
Q1
1.8
-0.7
Industri Pengolahan
Konstruksi
4.5
7.2
4.8
6.5
5.0
6.5
4.2
7.7
4.6
7.0
4.0
6.0
4.1
5.4
4.5
6.8
4.4
8.2
4.2
6.6
4.6
7.9
6.1
5.0
5.2
4.5
5.2
4.1
1.7
1.4
2.8
2.5
4.0
7.0
9.8
3.6
7.6
10.5
5.5
7.7
9.8
1.9
7.2
10.3
7.9
7.4
10.1
4.7
5.8
10.1
8.6
5.9
9.7
2.6
7.3
10.7
10.4
7.7
9.7
12.5
6.7
10.1
8.5
7.7
8.3
9.1
5.4
5.1
4.7
5.0
5.9
5.0
6.5
5.0
5.7
5.0
5.1
4.7
6.5
4.7
5.0
4.7
5.9
5.0
5.6
4.8
6.0
4.9
Sumber: BPS
PERTUMBUHAN Q1 2016
Sektor pertanian mengalami perlambatan yang disebabkan oleh fenomena el nino yang berdampak pada pergeseran musim tanam
dan mundurnya masa panen.
Sektor pertambangan masih tumbuh negatif sebagai akibat pelemahan harga batubara yang mendorong penurunan produksi.
Sektor Industri Pengolahan mengalami peningkatan kinerja sejalan peningkatan realisasi investasi pada sektor industri yang cukup
tinggi pada Q1 2016 dan perbaikan indeks produksi.
Sektor konstruksi menunjukkan peningkatan ditopang oleh proyek pembangunan infrastruktur.
Sektor perdagangan sedikit melambat sebagai akibat kinerja ekspor dan impor serta penjualan mobil dan motor yang masih tumbuh
negatif.
Sektor jasa lainnya yang terkait dengan pembangunan infrastruktur dan sistem logistik tumbuh cukup tinggi antara lain sektor
transportasi & pergudangan, sektor informasi & komunikasi, serta jasa keuangan & asuransi.
12
8/21/2016
Sulawesi
Kalimanta
Sumatera
7.7% n
5.9%
22.2%
1.1%
4.2%
7.5%
1.2%
National GDP
Growth
Jawa
4.92%
Bali & Nusa
Tenggara
3.1%
5.1%
Source: BPS
58.9
%
Pertumbuhan PDRB
(yoy)
Source: BPS
7.1%
Peranan Pulau dalam
Pembentukan PDB Nasional
Harga komoditas global yang relatif rendah mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi secara
spasial khususnya di Sumatera, Kalimantan dan Papua yang perekonomiannya berbasis komoditas
primer.
Pada Q1 2016, perekonomian Sumatera membaik seiring dengan peningkatan harga kelapa sawit.
Sulawesi, Bali Nusa Tenggara dan Jawa tumbuh diatas pertumbuhan ekonomi nasional,
didukung oleh sektor industi pengolahan dan pariwisata.
13
Source: BPS
Realisasi:
2015 (tahunan) : CPI 3.35%, Core 3.95%,
Adm Price 0.39%; Vol. Food 4.84%
April 2016 :
deflasi 0,45%(mtm) atau 3,6%(yoy) atau 0,16%(ytd).
14
8/21/2016
135.1
140
120
100
80
60
40
20
99.8
93.0
62.0
70.2
65.5
53.6
18.9
14.1
19.0
71.2
81.8
83.3
20.8
25.2
26.5
76.9
24.0
19.7
56.1
56.6
56.8
Q2
Q3
Q4
39.5
43.1
46.5
46.2
51.5
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
100.5
105.3
120.4
124.6
116.2
119.9
38.2
41.6
41.7
42.5
106.6
33.1
33.5
34.1
34.6
27.5
65.5
66.7
67.0
71.2
72.0
78.0
78.3
78.7
82.1
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
140.3
145.4
146.5
46.2
50.4
96.1
42.9
47.8
92.2
92.5
99.2
Q2
Q3
Q4
2011
2012
2013
PMA
2014
PMDN
2015
Q1
2016
Total Realisasi
Sumber : BKPM
2016 :
Realisasi Investasi TW I 2016: Rp146,5T (24,6% dari target)
PMA: Rp96,1 T ( -3,1% qtq); PMDN: Rp50,4 T ( 9,1% qtq)
2015:
PMA: Rp359,9 T (19,2 % yoy)
PMDN: Rp179,5 T (15% yoy)
15
Nilai Tukar Rupiah positif selama 2016 sementara arus modal kembali masuk
ke pasar Indonesia
Russia
10,000
Japan
South Africa
Singapore
4.5%
Indonesia
EU
Turkey
-5,000
2.9%
2.8%
Thailand
2.7%
South Korea
5,500
5,896.3
4.9%
3.7%
6,000
5,518.7
10,607.7
5,288.4
5,220.0
4,982.9
5,000
7.1%
4,605.2
5,000
4,914.7
4,111.1
2,315.3
2,237.84,500
212.2
4,557.4
132.3
4,000
4,120.5
-1,414.4
-2,319.7
-3,334.9
-4,709.6
-3,460.3
-4,089.2
-5,426.4
3,000
-7,183.2
-10,000
3,500
-9,819.5
2,500
Vietnam
0.8%
China
0.0%
India
-0.6%
-15,000
2,000
5 19 2 16 3 173115291529152913311431142913281125102813271125112811
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
Mexico
-1.5%
-5.0%
Malaysia
Miliar Rp
8.0%
Brazil
15,000
NFB Kumulatif/Bulan
0.0%
5.0%
10.0%
IHSG - RHS
15.0%
16
8/21/2016
Sektor Eksternal
Neraca Pembayaran tetap sehat karena stabilitas Neraca Transaksi Modal dan Menurunnya Neraca Transaksi Berjalan
Neraca Pembayaran yang Tetap Sehat
(US$ bn)
(US$bn)
(US$bn)
101.7
2.7
1.2
(0.6)
(2.2)
1.2
(2.9)
(4.1)
2010
2011
2012
2013
(LHS)
(RHS)
2014
2015
(LHS)
2009
2012
2013
2014
2015
2011
2011
2010
(LHS)
2012
2013
2014
2015
2011:
CA Surplus
US$1.7bn
2011
2012:
CA Deficit
US$24.4bn
2013:
CA Deficit
US$29.1bn
2012
2013
2014:
CA Deficit
US$25.4bn
2014
3Q15:
CA Deficit
US$12.4bn
2015
17
dengan perbaikan dan insentif yang diberikan pada proses ekspor impor
2014:
Defisit USD 1.89 m
2015:
Surplus USD 7.52 m
Million USD
(USD Juta)
Neraca Perdagangan Indonesia April 2016 surplus sebesar USD 667,2 juta
Nilai ekspor bulan April mencapai USD11,45 miliar, turun 3,07% mtm, ( 12,65% yoy, -13,6% kumulatif-yoy)
Sementara itu, nilai impor bulan April 2016 tercatat sebesar USD10,78
miliar, turun 4,6% mtm (-14,6% yoy, -13,44% kumulatif-yoy)
Secara kumulatif surplus neraca perdagangan Januari April 2016 USD 2,33
miliar, lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015
Surplus neraca perdagangan masih disebabkan perlambatan impor
18
8/21/2016
Pendekatan penerimaan
Dari nilai tambah ke GDP
Pendekatan pengeluaran
Perpotongan
Keynesian
Teori
Preferensi
Likuiditas
Kurva
IS
Model
IS-LM
Kurva
LM
Kurva
Permintaan
Agregat
Kurva
Penawaran
Agregat
Penjelasan ttg
fluktuasi ekonomi
Jangka-Pendek
Model
Penawaran &
Permintaan
Agregat
10
8/21/2016
Pengeluaran aktual
E
Menurunkan
persediaan yang tidak
direncanakan
menyebabkan
pendapatan naik
Pengeluaran yang
direncanakan
E =C +I +G 1
G
Kenaikan dalam
belanja pemerintah
menggeser
pengeluaran yang
direncanakan ke atas
...
E =C +I +G 2
Pengeluaran yang
tidak direncanakan
E1 = Y1
Y
... Yang
meningkatkan
pendapatan
E2 = Y2
PERMINTAAN AGREGATIF
11
8/21/2016
12
8/21/2016
13
8/21/2016
Tingkat
bunga, r
LM
Tingkat bunga
ekuilibrium
IS
Pendapatan, output, Y
Tingkat pendapatan
ekuilibrium
LM (P2)
LM (P1)
1. Tingkat harga P lebih
menggeser kurva LM
ke atas
Y2
Y1 IS
2. Yang menurunkan
pendapatan Y
Pendapatan,
Output, Y
Model IS LM
Menunjukkan model IS LM : kenaikan tingkat harga dari P1 ke P2
menurunkan keseimbangan uang riil dan menggeser kurva LM ke atas.
14
8/21/2016
Tingkat
harga, P
3. Kurva AD hubungan
antara P dan Y
P2
P1
AD
Y2
Y1
Pendapatan,
Output, Y
15
8/21/2016
Y = C + I + G + Xnet
Masing masing dari keempat komponen tersebut
memberikan kontribusinya bagi permintaan agregat barang
dan jasa. Untuk saat ini, belanja pemerintah kita asumsikan
tetap, berdasarkan kebijakan. Namun ketiga komponen
lainnya yaitu konsumsi, investasi dan ekspor neto tergantung
pada kondisi perekonomian dan khususnya tingkat harga.
16
8/21/2016
17
8/21/2016
Tingkat
bunga, r
Tingkat
harga, P
LM (P=P1)
r0
r1
P
IS0
Y0
Y1
IS1
AD0
Pendapatan,
OutputY
Y0
Y1
AD1
Pendapatan,
Output, Y
G
kurva AD bergeser ke kiri.
Tx net kurva AD bergeser ke kiri.
18
8/21/2016
Tingkat
Harga, P
Yang menurunkan
permintaan agregat pada
tingkat harga tertentu
P
AD2
Y2
Yo
ADo
Pendapatan,
Output, Y
19
8/21/2016
Tingkat
bunga, r
Ekspansi moneter
menggeser kurva LM
Tingkat
Harga, P
LMo ( P =P1 )
LM1 ( P = P1 )
r0
Po
r2
IS
Y0
Y1
Yo
Y1ADo
AD1
Pendapatan,
Output, Y
Pendapatan,
Output, Y
20
8/21/2016
Tingkat
Harga, P
Po
AD2
Y2
Y0
ADo
Pendapatan,
Output, Y
21
8/21/2016
22
8/21/2016
Tingkat
Bunga, r
LRAS
LM ( P1 )
LRAS
Tingkat
Harga, P
LM ( P2 )
P1
C
P2
SRAS 1
SRAS 2
IS
Y
( a ) Model IS - LM
Pendapatan,
Output, Y
Pendapatan,
Output, Y
23
8/21/2016
Tingkat
Harga, P
Po
P1
ADo
Y0
AD1
Pendapatan, Output, Y
Y1
Ketika tingkat harga meningkat (P) maka GDP akan turun / berkurang
maka kebijakan yang sebaiknya dilakukan oleh pemerintah yaitu
dengan menggeser Ado ke AD1 yaitu dengn kebijakan ekspansif agar
besarnya tingkat GDP tetap stabil.
24
8/21/2016
Definisi
Dampak inflasi
redistribusi
ketidakpastian
Neraca pembayaran
sumberdaya yang digunakan mengatasi inflasi
Jenis Inflasi
demand pull
25
8/21/2016
Price level
AS
P1
AD1
Q1
National output
Price level
AS
P1
AD2
AD1
Q1
National output
26
8/21/2016
Price level
AS
P2
P1
AD2
AD1
Q1 Q2
National output
Jenis Inflasi
demand pull
cost push
27
8/21/2016
Types of inflation
demand pull
cost push
wage push
Types of inflation
demand pull
cost push
wage push
profit push
28
8/21/2016
Types of inflation
demand pull
cost push
wage push
profit push
import-price push
Price level
AS1
P1
AD
Q1
National output
29
8/21/2016
AS2
Price level
AS1
P1
AD
Q1
National output
AS2
Price level
AS1
P2
P1
AD
Q2
Q1
National output
30
8/21/2016
Types of inflation
demand pull
cost push
wage push
profit push
import-price push
Price level
AS1
P1
AD1
O
National output
31
8/21/2016
Price level
AS2
AS1
P2
P1
AD2
AD1
O
National output
Price level
AS3
AS2
AS1
P3
P2
AD3
P1
AD2
AD1
O
National output
32
8/21/2016
Jenis Inflasi
demand pull
cost push
wage push
profit push
import-price push
Jenis Inflasi
demand pull
cost push
wage push
profit push
import-price push
33
8/21/2016
Types of inflation
demand pull
cost push
wage push
profit push
import-price push
Jenis Inflasi
demand pull
cost push
wage push
profit push
import-price push
34
8/21/2016
Jenis Inflasi
demand pull
cost push
wage push
profit push
import-price push
Kebijakan Moneter
Meningkatkan bank reserves & jumlah uang beredar
Menurunkan sukubunga
Merangsang permintaan untuk transaksi
Kebijakan Fiskal
Meningkatkan G atau memotong pajak
Meningkatkan Y dan P melalui efek multiplier
PY meningkatkan permintaan uang
Mendorong kenaikan suku bunga
70
35
8/21/2016
Kenaikan G
Mendorong suku bunga lebih tinggi
Menghambat belanja investasi (efek crowding-out)
Kenaikan C + I + G + (X - IM) - lebih kecil
72
36
8/21/2016
74
37
8/21/2016
S
M1
Kebijakan dari BI
Suku bunga
A
Z
M
0
MD bergeser keluar
D0
D1
76
38
8/21/2016
77
Kurva AS datar
Peningkatan output yang besar
Inflasi rendah
Kebijakan Anti-resesi berhasil
Kebijakan stabilisasi yang ketat memerangi inflasi
dengan konstraksi AD tidak efektif
78
39
8/21/2016
Flat aggregate
supply curve
Steep aggregate
supply curve
Price level
Price level
S
Real GDP
Real GDP
(b)
(a)
79
D0
D1
101
100
Price Level
Price Level
D2
100
99
S
Rise in
output
6,000
S
E
Rise in price
D0
D0
6,400
Real GDP
(a) Expansionary policy
Fall in price
D1
Fall in
output
0
5,600
D2
D0
6,000
Real GDP
(b) Contractionary policy
80
40
8/21/2016
Kurva AS curam
Ouput meningkat sedikit
Inflasi besar
Kebijakan fiskal atau moneter ekspansif
Inflasi besar
GDP berubah sedikit
81
D0
D1
Price Level
Price Level
D0
S
D2
110
Rise in price
100
100
Fall in price
S
Rise in
output
D0
6,000 6,100
Real GDP
(a) Kebijakan Ekspansif
D1
90
D2
D0
Fall in output
0
5,900 6,000
Real GDP
(b) Kebijakan Konstraktif
82
41
8/21/2016
Kecuraman skedul AS
Bergantung pada periode waktu
83
42
8/21/2016
86
43
8/21/2016
Kebijakan stabilisasi
Sulit meramalkan permintaan
Lag yang panjang
Mungkin mengguncang perekonomian
44
8/21/2016
Potential GDP
E
D
Actual GDP
Time
89
90
45
8/21/2016
TERIMA KASIH
46