Anda di halaman 1dari 3

Di dalam sebuah hadits diriwayatkan oleh Sayyidina Salman

4 Perkara yang dianjurkan untuk diamalkan di dalam bulan Ramadhan:











Artinya: Dan perbanyaklah padanya daripada empat hal (perkara), yang dua hal adalah keredhaan
Tuhanmu dan yang dua lainnya adalah tiada kemampuan kalian mendapatkannya (Allah yang
memiliki). Dua hal yang pertama adalah syahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah () , dan
yang kedua adalah kalian beristighfar kepadaNya. Dan dua hal yang bukan milik kalian adalah
mintalah syurga dan berlindunglah padaNya daripada api neraka. (Hadits riwayat Ibn Khuzaimah
didalam Shahihnya; al-Baihaqi didalam Syuabul Iman dan Fadhail al-Auqaat; Ibn Abi Dunya di
dalam kitab Fadhail Syahr Ramadhan;Ibn Syahin di dalam kitab Fadhail Syahr Ramadhan, Ibn
Hibban;al-Hafidz Ibn Hajar al-Asqalani di dalam al-Mathalibul Aliyah, kitab puasa, bab kelebihan
bulan Ramadhan. Matan hadits yang lengkap boleh dibaca disini)
Maka para ulama menyimpulkannya dengan doa dan dhikir yang elok dibaca oleh mereka yang
berpuasa terutamanya menjelang waktu berbuka puasa, dan boleh juga setiap kali selepas sholat
waktu ataupun bila-bila masa yang disukai iaitu:
Kalau dibaca bersendirian:

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Aku memohon ampun kepada Allah, aku memohon
kepadamu (ya Allah) akan syurga dan aku berlindung denganMu (ya Allah) daripada api neraka.
(3x) Ya Allah ya Tuhanku sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia, Engkau suka
permohonan maaf, maka maafkanlah daripada aku, wahai Yang Maha Pemurah.
Kalau dibaca beramai-ramai:

Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, kami memohon ampun kepada Allah, kami
memohon kepadamu (ya Allah) akan syurga dan kami berlindung denganMu (ya Allah) daripada
api neraka. (3x) Ya Allah ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia,

Engkau suka permohonan maaf, maka maafkanlah daripada kami kami, wahai Yang Maha
Pemurah.
Bacaan dhikir/doa tersebut ada disebutkan di dalam kitab Kanz an-Najaah wa as-Surur fi adAdiyah al-Ma`tsurah allati Tasyrah ash-Shuduur karya al-Allamah asy-Syeikh AbdulHamid bin
Muhammad Ali bin AbdulQaadir al-Quddus al-Makki asy-Syafie.

Anda mungkin juga menyukai