Studi Jalur Evakuasi PDF
Studi Jalur Evakuasi PDF
oleh:
FITRA RIFWAN
09 21216027
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ANDALAS
2012
Fitra Rifwan
Program Studi Magister Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Andalas
09 21216027
September 2009 yang lalu pengungsi yang takut ancaman tsunami menggunakan jalur
evakuasi untuk melarikan diri. Pada saat itu volume lalu lintas padat sehingga banyak
pengungsi yang terjebak macet dan pergerakan mereka ke zona aman tidak efektif.
Beberapa bulan setelah tragedi tersebut Pemko Padang, berupaya membangun dan
memperbaiki jalur evakuasi untuk penanggulangan kedepannya. Namun, dilain sisi
efektifitas dari jalur tersebut belum diketahui dan beberapa diantaranya tidak memiliki
sarana dan prasarana sampai sekarang. Berdasarkan masalah tersebut dilakukanlah
penelitian yang bertujuan untuk membuat pedoman bagi penduduk yang tinggal
diwilayah berpotensi terkena bencana tsunami mengenai langkah-langkah apa yang harus
dilakukan dalam menggunakan jalur evakuasi secara efektif setelah terjadi gempa di Kota
Padang. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif dengan
sampelnya yaitu: 500 orang penduduk Kota Padang yang bertempat tinggal di kawasan
terdekat dengan bibir pantai (zona merah). Penarikan sampel penelitian diambil secara
proporsional pada 5 zona. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dengan penyebaran angket mengenai
penggunaan jalur evakuasi saat gempa terjadi yang diambil dari hasil wawancara
langsung dengan responden menggunakan kuisoner, sedangkan data sekunder didapatkan
dari Kogami dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), yaitu: panjang jalur
evakuasi dan peta zona merah Kota Padang . Teknik analisa data yang digunakan adalah:
(1) Stated dan Revealed Preference, (2) Uji Durbin Watson (3) Analisa SWOT. Hasil
analisis menunjukkan bahwa 6 dari 12 jalur evakuasi, efektif digunakan. Kemudian, dari
hasil analisa SWOT didapatkan bahwa secara keseluruhan, jalur evakuasi masih belum
memenuhi persyaratan dari segi sarana dan prasarananya.
Fitra Rifwan
Program Studi Magister Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Andalas
09 21216027
bencana ini juga mengakibatkan beberapa rumah masyarakat rusak. Kerusakan itu
terbagi-bagi, yaitu: 114797 rusak berat dan roboh, 67198 rusak sedang serta
67838 rusak ringan (Tim Pendukung Teknis Rehabilitasi dan Rekonstruksi,
2010). Bencana ini juga merusak beberapa bangunan dan infrastrustur masyarakat
seperti: 9432 unit bagunan public, 442 unit kantor pemerintah, 4748 unit fasilitas
pendidikan, 4748 unit fasilitas pendidkan, 153 unit fasilitas kesehatan, 68 unit
jembatan seta 2851 unit tempat ibadah (Tim Pendukung Teknis Rehabilitasi dan
Rekonstruksi, 2010).
Berdasarkan analisis, bencana gempa ini disebabkan oleh keadaan lokasi
topografi daerah Sumatera Barat dan struktur bangunan masyarakat yang terkena
gempa. Dalam hal ini semua kalangan atau pakar gempa pasti tahu bahwa rumahrumah yang dibangun oleh masyarakat khususnya di daerah Sumatera Barat
kebanyakan standarisasinya terhadapa aman gempa tidak terpenuhi. Pada sisi
lainnya para pakar dan ahli gempa juga menganalisis bahwa bencana gempa ini
bisa terjadi lagi bahkan dengan magnitude Skala Ritcher-nya yang besar disertai
gelombang Tsunami, mengingat daerah Sumatera Barat terletak tidak jauh dengan
lokasi lempengan bumi di Samudera Pasifik.
Khusus di Kota Padang yang merupakan salah satu kota di Sumatra
Barat, gempa rutin terjadi disetiap tahunnya dan juga daerah rawan tsunami. Hal
ini terjadi karena Kota Padang berada diantara pertemuan dua lempeng benua
besar, lempeng Eurasia dan lempeng India-Australia yang dapat dilihat Gambar
1.1 berikut ini. Demikian juga Kota Padang terletak dekat pada Patahan Besar
Fitra Rifwan
Program Studi Magister Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Andalas
09 21216027
Sumatera atau sering disebut dengan sesar Semangko pada Gambar 1.2 berikut
ini. Pergerakan lempeng-lempeng ini berpotensi menimbulkan gempa, ditambah
dengan aktivitas gunung berapi yang masih aktif dan tidak jauh letaknya dari Kota
Padang, seperti Gunung Merapi, Tandikat, dan Talang maka potensi gempa yang
rutin terjadi di wilayah ini adalah sangat besar.
Gambar 1.1: Pertemuan Dua Lempeng Benua Besar (Sumber: Chandra, 2009 )
Fitra Rifwan
Program Studi Magister Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Andalas
09 21216027
Fitra Rifwan
Program Studi Magister Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Andalas
09 21216027
pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan
individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri
peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi
(hazard) serta memiliki kerentanan atau kerawanan (vulnerability) yang juga
tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat dan luas jika manusia yang berada
disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep
ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastrukturinfrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan
serius yang hadir. Berdasarkan pernyataan-pernyataan sebelumnya dapat ditarik
kesimpulan bahwa bencana adalah suatu keadaan yang sifatnya tiba-tiba dan
merugikan serta butuh kegiatan yang berkesinambungan untuk mencegahnya.
Smanskara (2009) mengungkapkan bahwa gempa adalah pergeseran tibatiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi. Ketika pergeseran ini terjadi,
timbul getaran yang disebut gelombang seismik. gempa ke segala arah di dalam
bumi. Ketika gelombang ini mencapai permukaan bumi, getarannya bisa merusak
atau tidak tergantung pada kekuatan sumber dan jarak fokus, disamping itu juga
mutu bangunan dan mutu tanah dimana bangungan berdiri. Gempa bumi biasanya
disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
Sedangkan tsunami merupakan Bahasa Jepang yaitu , tsu =
pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan"
adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut
secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa
disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi
bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang
tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam
gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di
laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km
per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut
dalam hanya sekitar 1 meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga
puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi
Fitra Rifwan
Program Studi Magister Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Andalas
09 21216027
karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang
terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dalam penangangan bencana gempa dan tsunami perlu sebuah efektifitas
baik yang sifatnya preventif maupun korektif. Efektifitas merupakan salah satu
pencapaian yang ingin diraih oleh sebuah organisasi. Efektifitas tidak dapat
disamakan dengan efisiensi karena keduanya memiliki arti yang berbeda,
walaupun dalam berbagai penggunaan kata efisiensi lekat dengan kata efektifitas.
Efisiensi mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan
efektifitas
secara
langsung
dihubungkan
dengan
pencapaian
tujuan.
Fitra Rifwan
Program Studi Magister Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Andalas
09 21216027
1970 dengan analisa perusahaan yang bersumber dalam Fortune 500. Meskipun
demikian, jika ditarik lebih ke belakang analisa ini telah ada sejak tahun 1920-an
sebagai bagian dari Harvard Policy Model yang dikembangkan di Harvard
Business School. Hal utama yang ditekankan dalam analisa ini adalah dalam
proses perencanaan tersebut, suatu institusi membutuhkan penilaian mengenai
kondisi saat ini dan gambaran ke depan yang mempengaruhi proses pencapaian
tujuan institusi tersebut. Dengan analisa SWOT akan didapatkan karakteristik dari
kekuatan utama, kekuatan tambahan, faktor netral, kelemahan utama dan
kelemahan tambahan berdasarkan analisa lingkungan internal serta eksternal yang
dilakukan.
Stated Preference adalah teknik meramalkan pilihan yang diambil oleh
responden (orang yang ditanya) dengan memberikan opsi-opsi sesuai dengan
tujuan sasaran yang diinginkan (Bradley dan Daly, 1992). Stated Preference
merupakan pendekatan ketidakpastian yang diperkenalkan oleh Kenneth J. Arrow
pada tahun 1953 dan dirinci lebih lanjut oleh Grard Debreu pada tahun 1959.
Teknik ini memungkinkan identifikasi alternatif pilihan dalam mendefinisikan
percobaan dengan mensimulasikan contoh pilihan pengguna. Sedangkan teori
revealed preference, pertama kali dipelopori oleh Ekonom Amerika Serikat yang
bernama Paul Samuelson. Teori ini adalah metode yang mana memungkinkan
untuk melihat pilihan terbaik berdasarkan perilaku konsumen.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang menjadi kuantitas dan karateristik tertentu, ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan, 2006). Sampel adalah
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat
mewakili seluruh populasi (Riduwan, 2006). Salah satu cara menarik jumlah
sampel adalah dengan teknik random sampling metoda estimasi proporsi. Teknik
ini digunakan untuk menentukan besar masing-masing kelompok sampel pada
wilayah penelitian dengan estimasi proporsi (Nazir, 2005). Rumus yang
digunakan adalah
D
Fitra Rifwan
Program Studi Magister Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Andalas
09 21216027
jumlah sampel
jumlah populasi
Fitra Rifwan
Program Studi Magister Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Andalas
09 21216027
Dari Gambar 2 di atas dapat diketahui bahwa persentase responden pada masingmasing zona, mayoritasnya kelompok umur 30-50 tahun. Kemudian, mengenai
hasil analisa karakteristik mengenai kepemilikan kendaraan dapat dilihat pada
Gambar 3 di bawah ini.
yang
Fitra Rifwan
Program Studi Magister Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Andalas
09 21216027
analisa SWOT yang digunakan adalah untuk memperoleh dan menghasilkan suatu
kebijakan dari kelemahan dan kekuatan yang ada pada suatu jalur evakuasi.
berdasarkan peluang dan ancaman kedepannya terhadap jalur evakuasi tersebut.
Pembahasan: didapatkan bahwa 6 jalur evakuasi yang menjadi wilayah
penelitian di Kota Padang, yaitu: Simpang Basarnas-By Pass, Simpang SMAN 7By Pass, Anak Aia-By Pass, Simpang Kalumpang-By Pass, Simpang Tunggul
Hitam-Dadok (Jl DPR)-By Pass dan Simpang Tunggul Hitam-Kurao Pagang- By
Pass efektif untuk digunakan. Sementara 6 jalur lagi yang menjadi wilayah
penelitian, yaitu: Simpang Lalang- By Pass, Simpang Tabiang- By Pass, Pasar
Siteba-Tabiang Banda Gadang- By Pass, Simpang Alai- By Pass, Jl Andalas- By
Pass dan Jl Dr. Sutomo-By Pass tidak efektif untuk digunakan. Beberapa jalur ini
berada di pusat kota dan kondisinya adalah padat areal pemukiman dan bisnis.
Dari segi sarana, prasarana yang ada pada semua jalur memang masih kurang.
Saran dan prasarana yang ada sekarang sudah tidak terawat lagi. Hal ini akan
memperparah proses evakuasi nantinya, khususnya bagi pengungsi yang
menggunakan jalur evakuasi.
Rekomendasi yang penulis sampaikan di dalam tulisan ini adalah
perlunya beberapa kebijakan terkait mengenai sarana, prasarana dan sistem
pengaturan pada jalur-jalur tersebut. Sarana yang harus diperhatikan, yaitu: berupa
pelebaran jalan dan perbaikan jalan yang kondisinya berlubang. Prasarana, seperti:
rambu-rambu evakuasi, peta jalur evakuasi dan tempat peristirahatan di sepanjang
jalur evakuasi. Kemudian mengenai sistem pengaturan pada saat evakuasi perlu
dioptimalkan. Hal ini diperlukan karena beberapa akses ke jalur evakuasi
merupakan kawasan pusat keramaian seperti: pasar dan pelintasan kereta api.
Bagi pengungsi hendaknya juga perlu diperhatikan pedoman dalam
penggunaan jalur evakuasi yang ada di wilayah mereka masing-masing. Pedoman
tersebut meliputi moda yang digunakan untuk menempuh jalur evakuasi yang
efektif, seperti: sepeda motor dan jalan kaki. Pengungsi juga harus siap dan
bergegas menuju jalur evakuasi jika alarm atau pemberitahuan tsunami berbunyi,
paling lambat 10 menit setelah itu. Kemudian, perlunya penduduk memiliki peta
saku dari BPBD yang bisa dibawa kemana-mana dan berguna setiap saat.
Fitra Rifwan
Program Studi Magister Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Andalas
09 21216027
Fitra Rifwan
Program Studi Magister Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Andalas
09 21216027
DAFTAR PUSTAKA
Al
Efektivitas.
http://al-bantany-
Technique.
Besar.
cetakan I.
Padang. (2011).
Peta Evakuasi
http://www.padang.go.id (diakses 26/2/2011).
Tsunami
Diperbaharui.
Fitra Rifwan
Program Studi Magister Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Andalas
09 21216027
Pulau
Sumatera.
Smanskara, M. (2009).
Pengertian Gempa dan
http://www.smansakra.sch.id (diakses 29/03/2011).
Letak
Indonesia.