39-Teluk Tomini PDF
39-Teluk Tomini PDF
Tomini, Gorontalo merupakan salah satu program dari Pusat Penelitian dan
Selain
menampilkanissu
utama
mengenai
keterdapatandan
penyebaran mineral ekonomis, pada laporan ini juga coba disinggung mengenai
permasalahan yang muncul lainnya seperti dinamika lingkungan.
Puji syukur ke hadirat Nya, penulis panjatkan dengan segala kerendahan hati
dengan terselesaikannya penyusunan laporan ini. Dalam kesempatan yang
berbahagia ini pula, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
Istri dan anak-anakku, atas pengertian dan doa yang tiada putusnya;
Kata Pengantar
Semua
rekan
dan
kolega
di
lingkungan
Pusat
Penelitian
dan
Desember 2004
Penulis.
Kata Pengantar
ii
S ARI
aporan ini selain sebagai wujud pertanggungjawaban dari hasil kegiatan Penyelidikan Potensi
Sumberdaya Mineral Pantai dan Lepas Pantai di Perairan Pantai Gorontalo, Kabupaten
Gorontalo dan sekitarnya juga sebagai ajang penyeberluasan informasi, yang dituangkan dalam suatu
kolokium Puslitbang Geologi Kelautan. Kegiatan penyelidikannya sendiri dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana dugaan akan potensi unsur logam dasar (base metal) di atas sebagai jawaban untuk
mengantisipasi kebutuhan mineral-mineral letakan menurut konsep pembentukan endapan letakan yang
terjadi di daerah telitian selain sebagai wujud pelaksanaan kegiatan dari Proyek Pengembangan Geologi
Kelautan Tematik tahun anggaran 2004.
Tujuan penelitian adalah selain untuk melengkapi data dasar geologi dan geofisikan kelautan juga untuk
mengetahui penyebaran dan besarnya kandungan dan variasi mineral letakan, khususnya mineral berat
yang prospek dan ekonomis secara lateral (horisontal) pada sedimen dasar laut maupun sedimen pantai.
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap 10 contoh singkapan di darat (dan pantai) serta 9
contoh di lepas pantai dengan menggunakan metoda Atomic Absorption Spectrometric (AAS) berhasil
mengindentifikasi besaran konsentrasi dari beberapa logam dasar seperti Au, Cu, Zn dll. Dari hasil
analisa tersebut diketahui kandungan Au berkisar antara 8 ppb di pantai Batato sekitar muara sungai
Bone sisi barat (GRTP-01) dan pantai Batudaa (GRTP-09) hingga 17.3 ppm yang dijumpai pada daerah
hulu Sungai Oluhutu di sekitar tinggian Bubotulo (GRTP-17). Konsentrasi kandungan Cu memiliki kisaran
relatif merata antara 5 ppm yang dijumpai di sebelah tenggara Pantai Molutabu timur (GRTP-20) hingga
13 ppm terdapat sangat berdekatan dengan lokasi yang memiliki konsentrasi Au tertinggi (GRTP-17A).
Sedangkan kisaran konsentrasi Pb antara 11 ppm (GRTP-20) hingga 179 ppm (GRTP-17A).
Pendeliniasian yang dilakukan dengan berdasarkan ploting kandungan unsur-unsur yang bersangkutan
dengan mempertimbangkan kondisi singkapan menghasilkan zonasi mineralisasi yang berbentuk subradier ke arah pantai dengan lokasi GRTP-17 dan 17-A sebagai pusatnya.
Hasil di atas merupakan informasi awal yang diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan kegiatan
eksplorasi tahapan selanjutnya (misalnya pemboran) guna mendapatkan konsentrasi kandungan yang
lebih terukur yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi nyata bagi daerah secara langsung tentu
saja dengan tetap mengedepankan aspek keseimbangan lingkungan.
Sari
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tomini
adalah
untuk
mengetahui
(identifikasi)
potensi
LATAR BELAKANG
Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Geologi Kelautan
adalah
merupakan
salah
satu
instansi
pemerintah
di
bawah
I-1
Pendahuluan
I-2
informasi
mengenai
potensi
sumberdaya
mineral
I-3
I-4
Gambar 1.1
Geotektonik Regional Sulawesi (disederhanakan dari Silver drr.,1983; Sukamto
& Simandjuntak, 1983 & Parkinson,1996, 1997)
Pendahuluan
I-5
kegiatan
gunungapi
yang
menghasilkan
batuan
I-6
hingga
Miosen
Akhir.
Bersamaan
dengan
kegiatan
Pendahuluan
I-7
Foto 1.1
Morfologi pedataran lembah merupakan sisa danau
dataran
rendah.
Satuan
pegunungan
berlereng
terjal
I-8
koral berwarna putih dan umumnya pejal. Satuan ini sebagian sudah
terangkat membentuk perbukitan sedang sebagian lainnya masih
berkembang terus di bawah permukaan laut hingga sekarang. Umurnya
di perkirakan Plistosen Akhir hingga Holosen. Satuan ini dijumpai di
dekat Danau Limboto, di pantai selatan bagian timur dan di pantai
Pendahuluan
I-9
I-10
batuan Gunungapi Hijau. Batugamping ini sebagian membentuk lensalensa di dalam batuan sedimen (Tms). Fosil-fosil yang dikandungnya
I-11
kehijauan,
berkristal
halus
sampai
sedang;
sebagian
Lepidocyclina
cf.verbeeki
Lepidocyclina sumatrensis
(NEWTON
&
HOLLAND),
I-12
I-13
Kuarsa,
Plagioklas
dan
sedikit
mineral
kedap
cahaya.
I-14
Pendahuluan
I-15
Gambar 1.2
Peta Geologi Lokasi Kegiatan dan sekitarnya (sumber: Puslitbang Geologi, 1997)
Pendahuluan
I-1
B A B II
PROFIL WILAYAH
KONDISI UMUM
Deskripsi Geografis
Pantai dan Perairan Teluk Tomini yang merupakan daerah lokasi
kegiatan sesungguhnya adalah merupakan daerah pesisir (coastal zone)
yakni wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling
berinteraksi. Propinsi Gorontalo merupakan propinsi hasil pemekaran
Profil Wilayah
II-1
II-2
barat
berbatasan
dengan
Kabupaten
parimo
masyarakat
yang
kehidupannya
sangat
erat
dengan
Profil Wilayah
II-3
Foto 2.1
Profil Wilayah
II-4
Gambar 2.1
: Lokasi Kegiatan
Deskripsi Kependudukan
Luas Wilayah, Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Di Sebagian Kawasan
Teluk Tomini Tahun 2001
No.
1.
Profil Wilayah
Kabupaten
Kecamatan
Bolaang Mongondow
Luas
Jumlah
Kepadatan
8358.04
427958
51.20
Binatauna
348.94
11488
32.92
Sangtombolang
1344.16
15476
11.51
Poigar
322.84
15821
49.01
Kaidipang
200.68
17986
89.63
Pinolosian
809.9
18104
22.35
Lolak
374.54
20078
53.61
Bolaang Itang
739.39
22491
30.42
II-5
2.
3.
Profil Wilayah
Bolaang
213.23
23056
108.13
Bolaang Uki
1122.43
28549
25.43
Modayang
195.42
28782
147.28
Kotabunan
699.18
29753
42.55
Lolayan
417.25
34475
82.62
Passi
260.93
34893
133.73
Kotamobagu
29.6
60576
2046.49
Dumoga
1279.55
66430
51.92
64.79
134198
2071.28
Kota Barat
19.26
28137
1460.90
Kota Selatan
28.82
64434
2235.74
Kota Utara
16.71
41627
2491.14
5388.08
488340
90.63
Anggrek
Atinggola
259.96
14476
55.69
Batudaa
298.05
55115
184.92
Batudaapantai
162.25
17250
106.32
Boliyohuto
541.6
65804
121.50
Bonepantai
517.2
27775
53.70
Bongomeme
Kabila
356
35077
98.53
Kwandang
560
44520
79.50
Limboto
253.2
53450
211.10
Motilango
Sumalata
759.82
23113
30.42
Suwawa
771.6
20578
26.70
Tapa
339.6
25484
75.04
Telaga
168.8
52749
312.49
Telagabiru
Tibawa
400
52949
132.37
Tolangohula
Tolinggula
Kota Gorontalo
Kabupaten Gorontalo
II-6
II-7
II-8
II-9
untuk
mengembangkan
sektor
tersebut
perlu
terpadu
dan
lintas
sektoral
selain
sikap
sosio-kultur
Profil Wilayah
II-10
B A B III
METODOLOGI
diharapkan,
maka
diperlukan
beberapa
metoda
kegiatan
sedangkan
untuk
kegiatan
di
darat
dan
pantainya
III-1
Metodologi
III-2
ini
dimaksudkan
untuk
mencari
sedimen
kasar
di
(sounding)
dimaksudkan
untuk
mengukur
dan
III-3
Foto 3.1
Instrumen pengukur kedalaman dasar laut tipe Odom Hydrotrack
Metodologi
Alat
percontoh
comot
III-4
Foto 3.2
Alat pemercontoh comot (grab sampler)
sedimen
permukaan
memudahkan
untuk
dimana
mineral
proses
kegiatan
terakumulasi,
selanjutnya.
Metodologi
III-5
(isopach)
terutama
yang
diduga
sebagai
tempat
Metodologi
III-6
b.
Foto 3.3
Perangkat seismik uniboom (katamaran,3.3a dan hidrofon,3.3b)
Foto 3.4
Panel perekaman data seismik analog dari model EPC 3200
Metodologi
III-7
pasut
dengan
akurasi
yang
baik
diperlukan
data
Foto 3.5
Rambu pasang surut
Metodologi
III-8
Foto 3.6
Perangkat Pengukur arus digital tipe
valeport 106. (a ; display monitor dan
b; instrumen sensor)
3.4.3 Gelombang
Pengamatan gelombang tersebar pada beberapa lokasi yang
dianggap representatif untuk menerangkan proses dinamika
oseanografi
di
daerah
penelitian.
Hasil
pengamatan
yang
III-9
data
angin
tahunan
dari
stasiun
terdekat
untuk
mesh dengan bukaan yang berbeda (mulai dari ukuran 2 phi, yang
terbesar hingga 4 phi merupakan ukuran yang terkecil dengan
interval mesh antar fraksi adalah 0,5 phi), selain itu dilakukan
juga dengan metoda pipet (Foto 3.7a dan b) untuk sedimen yang
berukuran halus yang mengacu kepada kaidah hukum Stokes.
Dari hasil yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam program
Kummod
untuk
mengetahui
klasifikasi
penamaan
terhadap
Metodologi
III-10
a.
b.
Foto 3.7
Perangkat pengayakkan besar butir untuk sedimen kasar (a) dan sedimen
halus/ lumpur (b)
Metodologi
III-11
mineral
berat
yang
selanjutnya
diamati
secara
Foto 3.8
Lemari asam untuk analisa mineral berat secara wet method
Metodologi
III-12
ini
dilakukan
dengan
metoda
Atomic
Absorption
unsur
logam
seperti
Au,
Cu,
Zn
dll
termasuk
Foto 3.9
Seperangkat alat AAS (tabung pengukur unsur & display)
tercerminkan
dari
komposisi
variasi
mineral
secara
Metodologi
III-13
Foto 3.10
Mikroskop untuk pengamatan sayatan tipis dan perangkat fotomikrograf
3.6.
PEMPROSESAN
DAN
ANALISIS
DATA
GEODESI
&
GEOFISIKA
3.6.1 Pemeruman
Data yang diperoleh dari pemeruman dikoreksi terhadap titik
tengah pengukuran pasang surut di daerah penelitian, sedangkan
untuk posisi pengambilan data dilakukan koreksi terhadap posisi
transduser di kapal. Dari ke-dua koreksi yang dilakukan tersebut,
selanjutnya dibuat peta kedalaman dasar laut (batimetri) dengan
menarik garis kesamaan kedalaman dengan interval kedalaman
setiap garis adalah 1 meter atau disesuaikan. Kemudian untuk
memudahkan pemahaman dalam proses sedimentasinya, peta
Metodologi
III-14
penafsiran
rekaman
seismik
dilakukan
dengan
kondisi
geologi
termasuk
struktur
yang
terkini
mengetahui
Struktur
yang
kondisi
bawah
sedikit
akumulasi
permukaan
banyak
endapan
diharapkan
berpengaruh
dalam
mineral
letakannya.
dapat
ditafsirkan
Metodologi
III-15
B A B IV
ASIL
IV-1
Pantai berbatu
Keterdapatan pantai jenis ini ditemukan secara setempat-setempat,
seperti dijumpai di bagian barat muara S. Bone di sepanjang Pantai
Indah, masyarakat setempat menyebutnya Pantai Tangga 2000 yang
secara umum pantainya tersusun atas batuan granit dan diorit
berukuran bongkah-bongkah (boulder), yang sekaligus berfungsi
sebagai bahan penguat tebing pantai buatan (Foto 4.1, 100_0021).
Pemanfaatan ruang pantai sehari-harinya sebagai salah satu tempat
wisata favorit masyarakat Gorontalo, khususnya disetiap Rabu dan
Sabtu malam. Selain itu jenis pantai ini juga ditemukan di sisi timur
muara S. Bone, yaitu di sekitar pantai Kunawe, hampir sama dengan
Hasil
IV-2
Pantai Indah di pantai ini tersusun atas batuan diorit hanya dengan
ukuran bongkah yang lebih kecil daripada di Pantai Indah. Pemanfaatan
pantai di lokasi ini yang dirasa penting adalah sebagai sarana pelabuhan
utama Propinsi Gorontalo, baik sebagai pelabuhan angkutan barang
maupun pelabuhan penyeberangan penumpang antar pulau (reguler).
Namun demikian yang patut disayangkan adalah munculnya banyak
bangunan semi-permanen yang sangat jelas terlihat di sepanjang sisi
timur arah masuk ke pelabuhan sehingga memberikan
kesan kumuh
Foto 4.1.
Batuan diorit yang menyusun Pantai berbatu
di Pantai Indah Tangga 2000
Pantai bertebing
Di daerah penelitian hampir sebagian besar jenis pantainya merupakan
jenis pantai ini, karena pada bagian pantainya masih tersusun oleh
batuan keras, baik berupa batuan gamping kristalin (di beberapa
tempat ada pula batugamping bioklastik) dan batuan beku lainnya.
Secara umum yang dimaksud dengan pantai bertebing pada klasifikasi
Hasil
IV-3
ini, adalah pantai yang tidak memiliki dataran paras pantai (beach
Foto 4.2.
Batugamping terumbu merupakan penyusun Pantai bertebing di sekitar
pantai Olele.
Pantai berpasir
Pelamparannya
hampir
sama
dengan
pantai
bertebing,
karena
IV-4
sebagai hasil rombakan foram besar dan pasir yang tersusun atas
material rombakan batuan beku dan volkanik (lithic), (Foto 4.3,
100_055).
Pemanfaatan jenis pantai ini biasanya berupa tempat pendaratan kapal
nelayan disamping sarana dan prasarana nelayan lainnya, seperti TPI
atau bahkan tempat pemukiman nelayan.
Foto 4.3.
Pantai berpasir dengan material penyusun rombakan batuan beku dan
volkanik di utara muara sungai di pantai Tombulitato
Hasil
IV-5
Gambar 4.1
Peta Lintasan Survei
Hasil
IV-6
IV-7
(N-1) x IK
B =
x 100 %
Jarak horizontal x skala peta
IV-8
Lereng
(8.33%-12.5%)
berombak/bergelombang
dengan
Topografi
kemiringan
lereng
rendah.
Lereng
(16%-18.75%)
Topografi
Topografi
Hasil
IV-9
pola
pengaliran
dilakukan
untuk
membantu
Relief
Genetik
Perbukitan
vulkanik
berlereng curam
Perbukitan
Vulkanik
Perbukitan
vulkanik
berlereng sedang
Perbukitan
Vulkanik
Perbukitan
kompleks
berlereng sedang
Perbukitan
Vulkanik
Struktur
Perbukitan
strutural
berlereng
Perbukitan
Intrusi,
struktur
Hasil
Litologi
- Batugamping Koral.F.
Tinombo; lava, basal,
lava andesit, breksi
gunungapi, selingan
batupasir wake,
batupasir hijau,
batulanau, batugamping
merah, batugamping
kelabu dan sedikit
batuan
termetamorfkan.
- Batuan gunungapi,
Breksi gunungapi, tufa,
lava.
- Diorit Boliohuto: diorit
dan granudiorit.
- Batuan gunungapi,
breksi, tufa, lava.
Pola
pengaliran
Paralel
Paralel
-Batuan
gunungapi,
Breksi, aglomerat, lava,
sisipan batupasir.
Dendritik
- Batuan gunungapi;
breksi gunungapi, tufa,
lava.
- Batuan terobosan:
granit, granodiorit,
Subdendritik
diorit.
Simbol
Pv1
Pv2
PK1
PS
IV-10
Perbukitan
kompleks
berlereng curam
Perbukitan
Vulkanik
struktur,
intrusi
- Batuan gunungapi:
breksi gunungapi, tufa,
lava.
- Batuan gunungapi:
breksi gunungapi,
aglomerat, lava
mengandung sisipan
batupasir, batulanau,
serpih dan
batugamping.
- Batuan terobosan:
granit, granodiorit,
diorit.
Dendritik
PK2
Tabel 4.1
Satuan Geomorfologi Daerah Telitian
Berdasarkan hasil analisis di atas, maka dapat diperoleh satuan
geomorfologi daerah telitian adalah sebagai berikut (Gambar
bagian
barat
daerah
telitian
yaitu
daerah
breksi
hijau,
gunungapi,
selingan
batulanau,
batupasir
batugamping
wake,
merah,
Hasil
IV-11
Molutabu
Barat,
Molutabu
Timur,
Oluhuta,
IV-12
Hasil
IV-13
dimasukkan
ke
dalam
Satuan
Geomorfologi
Perbukitan
Tihu,
Tongo,
Botungobungo,
Uabanga
Tengah,
merupakan
proses
yang
berhubungan
dengan
Bilungala
didapatkan
perlipatan
terbuka
dengan
ini
kompleks
yaitu
vulkanik,
struktur,
intrusi.
IV-14
Sungai
pola
pengaliran
paralel
berjenis
sungai
IV-15
Gambar 4.3
Peta Satuan Geomorfologi Darat Daerah Telitian dan sekitarnya
Hasil
IV-16
2.
terdapat
di
sebelah
barat
dan
timur
daerah
di
sebelah
timur
daerah
Tambulitato,
dimana
IV-17
Hasil
IV-18
Gambar 4.4
Peta Pola Aliran Lokasi Telitian dan sekitarnya
Hasil
IV-19
4.3
Hasil
IV-20
Gambar 4.5
Peta Kedalaman Dasar Laut Lokasi Telitian
Hasil
IV-21
2.
3.
Hasil
IV-22
diproyeksikan
sebagai
daerah
wisata
selam
coba
Hasil
IV-23
Gambar 4.6
Morfologi Dasar Laut Olele
Hasil
IV-24
Hasil
IV-25
Hasil
IV-26
dan
Selatan
pada
musim
tenggara
yang
IV-27
sejajar
pantai
yang
cenderung
memasok
sedimen
Hasil
IV-28
tertransport
ke
arah
timur.
Dimana
pada
energi
gelombang
yang
menuju
pantai
cukup
kedalaman
antara
(125m)
sampai
(325m).
Hasil
IV-29
(200m)
sampai
(300m).
Sedimen
lanau
ini
Inengo,
sebaran
sedimen
ini
setempat
dan
morfologi
cekungan
yang
diinterpretasikan
Hasil
IV-30
lebih
(500m).
Sedimen
Lanau
pasiran
ini
keseluruhan
sebaran
sedimen
Lanau
pasiran
ini
Hasil
IV-31
Hasil
IV-32
Gambar 4.7
Peta Sebaran Sedimen Permukaan Dasar Laut Lokasi Telitian
Hasil
IV-33
4.4
MINERAL
oleh: Noor CD. Aryanto, Hersenanto C. Widi, Deny Setiady dan Hartono
IV-34
seluruh lokasi yang dianalisa, baik pada sedimen dasar laut maupun
sedimen pantai. Untuk sedimen dasar laut kehadirannya berkisar
antara 0,25% (GRTL-06) hingga 2,37% (GRTL-14). Sedangkan untuk
contoh yang berasal dari sedimen pantai memiliki rentang kisaran yang
cukup lebar antara yang hanya berupa jejak/ trace (GRTP-23) hingga
77,5% (GRTP-07) atau terdapat di sisi barat pantai Bongo Timur.
Foto 4.4
Kenampakan magnetit (GRTP-05), berwarna hitam metalik, bentuk
membulat tanggung, saling tarik menarik
(batuan)
IV-35
Foto 4.5
Kenampakan ilmenit (GRTP-05), berwarna hitam, bentuk butir
oktahedral-membulat tanggung.
Piroksen (Ca, Mg, Fe (Si2O6)) dibagi dalam 2 subgrup, yaitu: monoklin
dan ortorombik piroksen. Kenampakan umum di bawah mikroskop:
berwarna hijau, transklusen, prismatik sampai tak beraturan (Foto
Hasil
IV-36
Foto 4.6
Kenampakan piroksen (GRTP-23), berwarna hijau, transklusen,
prismatik sampai dengan tak beraturan
telitian
kenampakan
mineral
ini
di
bawah
mikroskop
IV-37
Foto 4.7
Kenampakan epidot (GRTP-05A), berwarna kuning kehijauan, bentuk
butir membulat tanggung
Pirit (FeS2), termasuk grup sulfida, memiliki skala kekerasan 6 - 6,5,
berat jenis 4,29 - 5,2. Keterdapatan di alam terkadang berasosiasi
dengan emas, perak, tembaga dan seng. Mencirikan lingkungan
metasomatik kontak dan proses hidrotermal. Kenampakan di lokasi
telitian berwarna kuning metalik, bentuk butir menyudut runcing tak
beraturan (Foto 4.8). Di lokasi telitian dijumpai pada contoh sedimen
pantai dengan kisaran antara 0,1 hingga 0,6% berat.
Zirkon (ZrSiO4), termasuk grup silikat, terjadi pada daerah yang
berasosiasi dengan batuan intrusi magmatik (granitik), nephelin, syenit
dan diorit. Kenampakan di bawah mikroskop memperlihatkan berwarna
ros (merah muda), putih, kuning kecoklatan, prismatik, bentuk
menyudut hingga membulat tanggung. Walaupun keterdapatan di lokasi
telitian secara konsentrasi tidak menunjukkan jumlah yang signifikan
namun pelamparannya dapat dikatakan merata baik pada sedimen dasar
Hasil
IV-38
laut mapun sedimen pantai. Untuk sedimen dasar laut dapat dijumpai di
4 lokasi, yaitu di sekitar pantai di sisi barat dan timur muara S. Bone
dari 7 lokasi yang dianalisa. Contoh yang dimaksud berikut besaran
kandungan adalah GRTL-05 (0,00163%), GRTL-06 (0,00407%), GRTL12 (0,0038%) dan GRTL-13 (0,00062%). Sedangkan untuk sedimen
pantai dari 10 contoh yang dianalisa, keterdapatan mineral zirkon
dapat dijumpai di 5 lokasi, masing-masing lokasi tersebut berikut
besaran kandungannya adalah GRTP-05A (trace), GRTP-07 (0,1%),
GRTP-11 (0,012%), GRTP-13 (0,0014%), dan GRTP-17 (0,005%).
Foto 4.8
Kenampakan pirit (GRTP-05) berwarna kuning metalik, bentuk butir
menyudut runcing tak beraturan. Ukuran 150 mikron.
IV-39
Foto 4.9
Kenampakan kuarsa (GRTP-07) berwarna putih transparan, bentuk
butir menyudut tanggung & bervariasi.
Hasil
IV-40
Mo
(ppm)
2
3
14
12
5
-
As
(ppm)
18
Mn
(ppm)
229
591
113
127
15
-
Bi
(ppm)
17
26
13
-
Au
(ppb)
8
11
8
12
17336
771
144
14
15
25
Ag
(ppm)
2
14
6
3
2
2
2
Cu
(ppm)
8
8
8
13
11
5
11
Pb
(ppm)
37
179
46
11
-
Zn
(ppm)
22
18
13
yang makin
IV-41
Gambar 4.8
Deliniasi Penyebaran Emas (warna magenta) dalam skala tinjau.
Hasil
IV-42
pantai
(Lampiran
Lekat
Hasil
Analisa
Unsur
Utama),
LOI
kadar
41,63%
terutama
batugamping
Lokasi GRTL 05
kerikilan
SiO2
kadar
Hasil
IV-43
2Ca+2(aq)+2CO2+SiO2(c)+2H2O
(kuarsa)
GRTL 15 dan 17
dengan melihat kadar CaO 42,06-43,71% dan MgO 17,5338,33% maka daerah ini cukup prospek keterdapatan bahan
galian dolomite dengan reaksi
2CaCO3 + Mg+2(aq)
(kalsit)
CaMg(CO3)2 + Ca+2(aq)
(dolomite)
kadar Fe2O3
4,15- 9,08 %
hematite hasil
GRTL-49
kadar CaO 17,99% dan MgO 29,08 dengan zat terbang LOI
Hasil
IV-44
29,98
telah
di
sepanjang
pantainya
bahwa
batuan-batuan
tersebut
umumnya
telah
beberapa
mineral ubahan seperti serisit dan klorit pada andesit (GRTP-21A) dan
terubahnya horndlende menjadi mineral opak pada dasit (GRTP-05A).
Selain itu khusus pada dasit memperlihatkan indikasi adanya deformasi
fisik yang telah terjadi dengan hadirnya mineral kwarsa yang terkorosi
tercerminkan dengan sifat optisnya berupa pemadaman bergelombang,
yang
diduga
berkaitan
dengan
proses
transportasi
pada
saat
IV-45
komposisi butiran dari setiap contoh yang dianalisa. Pada contohcontoh ini, khususnya yang terdapat di sekitar pantai Batato (GRTP02) disusun oleh plagioklas, fosil, dan mineral opak sebagai material
butirannya sedangkan massa dasarnya berupa mikrokristalin karbonat.
Menarik untuk diamati pada contoh ini adalah kenampakan plagioklas
yang telah mengalami zona kembar (twinning).
4.5 PENGAMATAN DINAMIKA AIR LAUT
oleh: D. Ilahude, A. Ibrahim dan Noor CD. Aryanto
IV-46
perairan Gorontalo
pasang dalam sehari, tetapi tinggi dan interval waktu antara transit
bulan dan pasang naik tidak sama. Fluktuasi muka air laut ini cukup
membangkitkan pergerakan massa air di muka muara sungai Bone
(Gambar 4.9).
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Tipe Pasang Surut Perairan Gorontalo
Dengan Sistem 15 Piantan Metode Admiralty
A (m)
So
M2
S2
N2
K2
K1
O1
P1
M4
MS4
0.8
0.2
0.2
0.0
0.1
0.2
0.1
0.1
0.0
0.0
-120.1
150.2
290.6
150.2
113.3
176.4
113.3
59.2
-177.7
g
F=
0.667827
1.6
1.4
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1
25
49
73
97
121
145
169
193
217
241
265
289
313
337
361
385
409
IV-47
meter. Data arus ini paling tidak akan memberikan informasi arah dan
kecepatan arus terhadap aktifitas kapal-kapal yang masuk ke daerah
pelabuhan dan juga untuk mengetahui sampai sejauh mana pergerakan
limbah jika terjadi kontaminasi limbah dan sampah organik dari kapalkapal yang berlabuh di sekitar muara sungai Bone. Demikian juga data
arus ini untuk memantau sampai sejauh mana pengendapan limbah
rumah tangga dan industri yang berasal dari hulu sungai baik yang
berkaitan dengan pabrik maupun dengan kegiatan penambangan di
daerah hulu. Disamping itu data arus ini digunakan dalam menghitung
kecepatan pengendapan sedimen ke arah muara sungai jika penyebab
utamanya adalah sedimen dari daerah hulu.
Koordinat lokasi penempatan alat current meter ini di ditentukan
dengan
menggunakan
(Tabel 4.4).
Hasil
IV-48
Tabel 4.4
Hasil Pengukuran Arah dan Kecepatan Arus
Di Muara Sungai Bone, Perairan Gorontalo
Alat : Current meter
d Alat: 1 m
d Sta : 30 m
V maks: 0.034 m/dt
V min : 0.002 m/dt
V rata-rata: 0.015 m/dt
Arus dominan: 215.693
Gambar 4.10.
Hubungan antara komponen arah arus dengan fluktuasi pasang surut perairan
Gorontalo.
Hasil
IV-49
Hasil
IV-50
Tabel 4.5
Nilai Energi Fluks Gelombang Daerah Pesisir Pantai
Perairan Gorontalo
Nilai Energi Fluks
(N-m/det)
21.85
44.50
49.68
41.43
29.78
15.57
10.53
11.02
17.81
12.96
27.05
35.17
35.24
19.72
18.55
28.56
No. Titik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Gambar 4.11
Kurva energi fluks gelombang sepanjang pantai perairan Gorontalo
60
50
40
30
20
10
0
1
10 11 12 13 14 15 16
Titik Pendugaan
Hasil
IV-51
ini menjelang
pengendapan
sedimen
di
sepanjang
pantai,
maka
laju
IV-52
pasokan
sedimen
tidak
akan
hasil perhitungan
sama
dengan
waktu
gelombang selama
IV-53
sedimen
musim
tenggara
kecepatan
pasokan
sedimen
tersebut
diperkirakan akan lebih besar lagi yang diikuti daerah yang tererosi.
Pola pergerakan sedimen ke arah barat ini ditandai dengan
ditemukannya endapan
barat muara sungai Bone, yaitu di daerah Bongo timur dan Lahilote
Hasil
IV-54
Foto 4.10.
Akumulasi sedimen di daerah teluk (Lokasi : Bongo timur)
Foto 4.11.
Akumulasi sedimen di daerah teluk sempit.
(Lokasi : Daerah bagian barat pantai indah Lahilote)
Hasil
IV-55
upwelling.
Peristiwa upwelling ini terjadi karena perairan Teluk Tomini Gorontalo
merupakan bagian dari perairan laut Maluku yang mempunyai morfologi
dasar laut yang sangat curam dengan kedalaman di atas 500 meter,
sehingga proses upwelling dan percampuran suhu massa air dari sungai
dengan massa air laut sering terjadi. Peristiwa upwelling ini tidak
berlangsung setiap saat hanya terjadi pada saat-saat tertentu dan
Hasil
IV-56
(Birowo, A.G. Ilahude, 1977). Oleh karena adanya turbulensi massa air
pada lapisan bawah di Teluk Gorontalo ini maka kondisi tersebut
sangat berpengaruh terhadap pengukuran arus pasang surut di lokasi
pengamatan. Indikasi tersebut terlihat pada kecepatan arus di lapisan
atas relatif kecil pada kedalaman 1 meter jika dibandingkan dengan
kecepatan arus di lapisan bawah pada kedalaman 20 meter seperti
terlihat pada Tabel 4.3 di muka.
4.6
Hasil
IV-57
Foto 4.12.
Salah satu morfologi pantai yang bertebing
Lokasi : Daerah bagian timur Molotabu
Foto 4.13
Salah satu pantai yang rawan erosi dari aktifitas
Gelombang. Lokasi : TPI Ikan Tuna Bonepantai
Hasil
IV-58
tergantung
pada
energi
dan
karakteristik
penjalaran
IV-59
Foto 4.14
Salah satu muara sungai yang memperlihatkan
sumbatan sedimen yang menutupi muara sungai
(Lokasi : Pantai bagian timur Bilungala)
Hasil
IV-60
BAB V
KESIMPULAN
V-1
antara
16.67%
sampai
8.75%;
(4)
Satuan
geomorfologi
Perbukitan
struktural
berlereng
landai;
(5)
Satuan
Tolotio
Kiki,
Tamboo,
Mobuhu,
Bilungala,
Tihu,
Tongo,
V-2
V-3
berkisar antara (-25m) sampai (-100m) dan bagian tengah dari Teluk
Tomini, satuan ini mempunyai luas kurang lebih 20 % dari daerah telitian;
(2) Satuan morfologi lereng pantai ini dicirikan oleh adanya kemiringan
antara pantai dengan permukaan dasar laut, hal ini disebabkan oleh
kemiringan dasar laut pada umunya bertambah ke arah laut lepas. Satuan
ini menempati hampir di sepanjang garis pantai dengan luas kurang lebih
45% dari seluruh daerah telitian dan (3) Satuan morfologi dasar laut
lembah, terdapat di bagian tengah dan tepi Teluk Tomini meliputi daerah
Leato, Leato Selatan, Inengo, Molutabu Barat, Molutabu Timur, Olele,
Mobuhu, Tolotio Kiki, Tongo, Uabanga Tengah, dan daerah bagian Timur
dari dari daerah telitian.
Berdasarkan hasil analisa besar butir, di lokasi telitian dapat dibagi dalam
4 (empat) satuan sedimen permukaan dasar laut, meliputi: (1) Satuan
Sedimen Krikil Pasiran menempati antara lain lepas pantai daerah
Batulanggelo, Olimoo, dan Lamu. Satuan ini berbentuk memanjang dan
menempati daerah pantai dan laut dengan kedalaman antara 0 sampai
(75m) dan makin dalam ke arah timur hingga kedalaman kurang-lebih 100
m; (2) Satuan sedimen Pasir kerikilan. Satuan ini berbentuk memanjang
dan terdapat pada kedalaman antara (50m) sampai (325m) untuk yang
terdapat di daerah lepas pantai Tamboo, Inengo, Modelamo terdapat pada
kedalaman (125m) sampai (275m); (3) Satuan Sedimen Lanau Pasiran yang
memanjang dari barat ke timur terdapat di lepas pantai Olimoo dan Lamu,
menempati kedalaman antara (125m) sampai (325m); (4) Satuan Terumbu
dimaksudkan adalah terumbu karang yang masih tergenang oleh air laut
terdapat antara lain di lepas pantai daerah Leato Selatan, Tambo, Inengo,
Modelamo, Molutabu Barat, dan Molutabu Timur.
Kesimpulan
V-4
V-5
Dari data pasang surut dengan metode 15 piantan diperoleh nilai bilangan
Formzal sebesar
predominantly semi diurnal) yang artinya terjadi dua kali pasang dalam
sehari.
Proses erosi oleh aktivitas gelombang musiman terjadi pada daerah yang
telah dipengaruhi oleh faktor
Kesimpulan
V-6
Kesimpulan
V-7
GRTL-04
GRTL-04B
GRTP-09
GRTP-13
GRTP-13A(PTT-02)
GRTP-14
GRTP-14A(PTT-03)
GRTP-14A
PTT - 05
PTT - 06
GRTP-15
PTT - 08
PTT - 09
GRT.P
GRTP-22
GRTP-30
GRTP-27
GRTP-23
GAMPINGAN
F
o
r
a
m
i
n
i
f
e
r
a
N
a
n
n
o
R
TR
R
TR
c
c
c
R
R
R
R
R
R
TR
c
-
Keterangan :
D = banyak
A = sangat umum
a = umum
F
r
a
g
m
e
n
M
i
k
r
i
t
a
a
A
c
TR
A
D
D
D
D
a
D
D
D
D
D
D
BIOGENIK
SILIKATAN
R
a
d
i
o
l
a
r
i
a
D
i
a
t
o
m
a
e
S
p
o
n
g
e
C
C
R
-
Q
c
c
C
a
D
a
R
R
c
a
c
R
F
TR
TR
-
M
TR
TR
TR
-
HM
R
R
R
a
TR
TR
TR
TR
TR
TR
TR
TR
R
R
R
c
TR
TR
R
TR
(75 %)
(75 - 50 %)
(50 - 30 %)
s
p
i
c
AUTIGENIK
BUKAN BIOGENIK
PASIR DAN LANAU
K
a
r
b
o
n
a
n
C = agak umum
c = kadang - kadang
T
o
t
a
l
(30 - 15 %)
(15 - 5 %)
d
e
n
t
r
i
t
u
s
Fe/Mn
O
k
s
i
d
a
v
o
l
k
a
n
i
k
s
h
a
r
r
d
L
e
m
p
u
n
g
Z
e
o
l
i
t
D
o
l
o
m
i
t
G
i
p
s
u
m
G
l
a
u
k
o
n
i
t
BESAR BUTIR
a
c
R
TR
-
TR
TR
R
R
R
R
R
TR
R
TR
Ln - Ps.sh - Ps.h
Lp - Ln - Ps.sh - Ps.h
Ps.h - Ps.k
Ps.h - Ps.k
Ps.h - Ps.sk
Ps.h - Ps.sk
Ps.h - Ps.k
Ps.h - Ps.k
Ps.h - Ps.k
Ps.h - Ps.sk
Ps.h - Ps.k
Ps.h - Ps.k
Ps.h - Ps.sk
R
R
c
c
TR
TR
R
Ps.h - Ps.k
Ps.h - Ps.sk
Ps.h - Ps.k
Ps.h - Ps.k
c
c
C
D
D
a
R
R
c
-
R = jarang
TR = sangat jarang
(5 - 1 %)
(1 %)
Lp = Lempung
Ps.h = Pasir halus
Ln = Lanau
Ps.m = Pasir menengah
Ps.sh = Pasir sangat halus
GRTL-05
GRTL-06
GRTL-13
GRTL-14
GRTL-15
GRTL-19
ST - 2B
ST - 3B
GRTP-33A
GRTP-11
GRTP-33
GRTP-23
GRTP-17
Ds. Lamu
S. Peluhuhan
GAMPINGAN
F
o
r
a
m
i
n
i
f
e
r
a
N
a
n
n
o
TR
TR
R
c
c
R
R
TR
TR
TR
TR
TR
TR
TR
Keterangan :
D = banyak
A = sangat umum
a = umum
F
r
a
g
m
e
n
M
i
k
r
i
t
c
c
c
c
A
c
A
D
a
a
D
D
a
A
A
c
TR
R
-
(75 %)
(75 - 50 %)
(50 - 30 %)
BIOGENIK
SILIKATAN
R
a
d
i
o
l
a
r
i
a
D
i
a
t
o
m
a
e
S
p
o
n
g
e
s
p
i
c
AUTIGENIK
BUKAN BIOGENIK
PASIR DAN LANAU
K
a
r
b
o
n
a
n
C = agak umum
c = kadang - kadang
T
o
t
a
l
Q
F
A TR
a
a
a
c
a
c
TR a
A
R
a
a
a
(30 - 15 %)
(15 - 5 %)
M
TR
TR
TR
TR
TR
-
HM
c
c
C
C
TR
c
R
TR
R
R
TR
c
TR
TR
d
e
n
t
r
i
t
u
s
D
A
A
A
c
A
C
TR
a
A
R
a
a
a
R = jarang
TR = sangat jarang
Fe/Mn
O
k
s
i
d
a
R
(5 - 1 %)
(1 %)
v
o
l
k
a
n
i
k
s
h
a
r
r
d
L
e
m
p
u
n
g
Z
e
o
l
i
t
D
o
l
o
m
i
t
G
i
p
s
u
m
G
l
a
u
k
o
n
i
t
TR
R
TR
TR
TR
TR
TR
TR
TR
BESAR BUTIR
Ps.sh - Ps.m
Ln - Ps.sh - Ps.h
Ps.sh - Ps.h
Ps.sh - Ps.h
Ps.sh - Ps.h
Ps.sh - Ps.h
Ps.sh - Ps.k
Ps.h - Ps.sk
Ps.h - Ps.sk
Ps.h - Ps.k
Ps.h - Ps.k
Ps.h - Ps.k
Ps.sh - Ps.h
Ps.sh - Ps.k
Ps.h - Ps.k
Lp = Lempung
Ps.h = Pasir halus
Ln = Lanau
Ps.m = Pasir menengah
Ps.sh = Pasir sangat halus
ANALISIS P ETROGRAFI
No. Conto -Lab
GRTP-33
Lokasi Daerah
Pemilik
Nama
Batuan
Pemeriksa :
Noor Cahyo
Diskripsi Petrografi:
Di dalam sayatan tipis batuan ini menunjukkan tekstur klastik, berbutir sangat halus hingga berukuran 9 mm,
bentuk butir menyudut, kemas terbuka, terpilah buruk. Di susun oleh fragmen-fragmen fosil foraminifera dan
koral di dalam masa dasar mikrokristalin karbonat (mikrit). Pada beberapa bagian terdapat sedikit mineral
opak, batuan nampak sarang (porous).
Fragmen fosil, tak berwarna-kecoklatan, berbutir halus hingga berukuran 9 mm (fosil koral), sebagian besar
fosil sudah tidak utuh berupa pecahan-pecahan menyudut, jenis fosil terutama foraminifera dan koral,
umumnya diisi oleh kristal-kristal halus kalsit yang nampak terang, sebagian fosil diisi oleh mikrokristalin
karbonat, kusam hingga mendekati opak.
Mineral opak, berwarna hitam, berbutir sangat halus, terdapat menyebar, sebagian teroksidasi menjadi
oksida besi berwarna coklat.
Masa dasar, mikrokristalin karbonat, fragmen-fragmen fosil berbutir halus, berwarna abu-abu-kecoklatan
hingga mendekati opak, setempat terdapat spary calcite sperti mengisi rongga-rongga.
Komposisi (% volume) :
Karbonat (99), Opak/ Oksida besi (1).
A B C D E F G H I J K L
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Fotomikrograf :
Batugamping biomikrit/ wackstone yang di susun oleh fragmen-fragmen fosil foraminifera di dalam masa
dasar mikrokristalin karbonat. Nikol bersilang, 16x.
Lampiran Lekat
GRTP-05
Lokasi Daerah
Pemilik
Nama
Batuan
Pemeriksa :
Noor Cahyo
Diskripsi Petrografi:
Di dalam sayatan tipis batuan ini menunjukkan tekstur klastik, berbutir halus hingga berukuran > 1cm,
bentuk butir menyudut-menyudut tanggung, kemas terbuka, terpilah buruk. Di susun oleh fragmen-fragmen
batugamping dengan masa dasar / penyemen mikrokristalin kalsit (spary calcite).
Fragmen batugamping, berwarna abu-abu kecoklatan, nampak kusam, berukuran hingga > 1 cm, bentuk
butir menyudut-menyudut tanggung, di susun oleh fragmen-fragmen fosil dengan sedikit butiran-butiran halus
kuarsa dan mineral opak di dalam masa dasar mikrokristalin karbonat.
Masa dasar atau penyemen berupa mikrokristalin kalsit, tak berwarna, sedikit kusam, berbutir sangat halus,
hubungan antar butirnya saling bertautan.
Komposisi (% volume) :
Karbonat (98), Kuarsa (2), Opak (trace).
A B C D E F G H I J K L
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Fotomikrograf :
Wackstone terbreksikan yang disusun oleh fragmen-fragmen batugamping yang mengandung fragmen fosil
dan sedikit kuarsa (putih). Nampak mikrokristalin kalsit (terang) sebagian masa dasar/ penyemen.
Nikol bersilang, 16x.
Lampiran Lekat
GRTP-05A
Lokasi Daerah
Pemilik
Nama Batuan
Dasit
Pemeriksa :
Noor Cahyo
Diskripsi Petrografi:
Di dalam sayatan tipis batuan ini menunjukkan tekstur porfiritik, berbutir halus hingga berukuran 4 mm,
bentuk butir anhedral-subhedral, di susun oleh fenokris plagioklas, kuarsa, hornblende, biotit dan mineral
opak di dalam masa dasar butiran-butiran halus plagioklas, kuarsa, opak dan gelas.
Plagioklas, tak berwarna, berbutir halus hingga berukuran 4 mm, bentuk butir subhedral, menunjukkan
kembar polisintetik, sebagian nampak berzona, plagioklas berbutir halus tersebar membentuk masa dasar.
Kuarsa, tak berwarna, berbutir halus hingga berukuran 3,5 mm, bentuk butir anhedral, sebagian nampak
korosi, menunjukkan, pemadaman bergelombang.
Biotit, berwarna coklat, berbutir halus hingga berukuran 3,5 mm, bentuk butir anhedral, menunjukkan
pleokroisme kuat.
Hornblende, berwarna coklat, tinggal berupa relik, berbuitr halus hingga berukuran 2.5 mm, bentuk butir
subhedral, menunjukkan pleokroisme kuat, hampir seluruhnya terubah kuat ke mineral opak.
Mineral opak, berwarna hitam, berbutir halus hingga berukuran 1 mm, bentuk anhedral, terdapat menyebar
sebagian terdapat bersama masa dasar.
Masa dasar terdiri butiran-butiran halus plagioklas, kuarsa, mineral opak, dan gelas, berwarna coklat pucat,
isotrop, bercampur dengan mikrokristalin feldspar.
Ubahan :
Hornblende
opak
Komposisi (% volume) :
Plagioklas (45), Kuarsa (8), Hornblende (1), Biotit (4), Opak (10), Gelas (10), Mikrokristalin feldspar (22).
A B C D E F G H I J K L
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Fotomikrograf :
Dasit yang disusun oleh fenokris kuarsa (A1), biotit (K2) dan plagioklas (D4, K8), di dalam masa dasar
mikrokristalin feldspar, plagioklas, kuarsa dan gelas. Nikol bersilang, 16x.
Lampiran Lekat
GRTP-21A
Lokasi Daerah
Pemilik
Nama Batuan
Pemeriksa :
Noor Cahyo
Diskripsi Petrografi:
Di dalam sayatan tipis batuan ini menunjukkan tekstur aphanitik, berbutir sangat halus hingga berukuran
1.75 mm, bentuk butir anhedral, di susun oleh kuarsa, mineral opak di dalam masa dasar mikrokristalin
feldspar, abu magnetit, klorit dan relik-relik gelas.
Kuarsa, tak berwarna, berbutir halus hingga berukuran 1,75 mm, berbentuk bulatan-bulatan sempurna
menunjukkan pemadaman bergelombang, terutama mengisi rongga-rongga yang diduga bekas gas,
sebagian membentuk urat halus atau rongga-rongga berbentuk elipsoid dan tersebar bersama masa dasar,
pada beberapa rongga terdapat bersama-sama biotit, berwarna coklat, berupa butiran-butiran halus,
menunjukkan pleokroisme kuat, sebagian tersebar barsama masa dasar.
Mineral opak, berwarna hitam, berbutir halus berukuran 0,6 mm, bentuk butir anhedral, sebaigan besar
tersebar bersama-sama masa dasar (abu magnetit)
Masa dasar terdiri dari mikrokristalin feldspar, tak berwarna, berupa butiran sangat halus, bercampur
dengan klorit, berwarna hijau pucat, berserabut, diduga merupakan hasil ubahan dari gelas yang sebagian
nampak berupa reli-relik berwarna coklat pucat, isotrop. Disamping itu terdapat sedikit serisit mengelompok
berupa agregat- agregat halus berserabut.
Komposisi (% volume) :
Kuarsa (12), Opak (5), Mikrokristalin feldspar (18), Biotit (15), Klorit (35), Gelas (13), Serisit (2).
Fotomikrograf :
Amigdaloidal andesit terubah yang disusun oleh bulatan-bulatan kuarsa, di dalam masa dasar mikrokristalin
feldspar, klorit, opak dan gelas. Nampak kuarsa membentuk urat halus. Nikol bersilang, 16x.
Lampiran Lekat
GRTP-11
Lokasi Daerah
Pemilik
Nama Batuan
Wackstone
Pemeriksa :
Noor Cahyo
Diskripsi Petrografi:
Di dalam sayatan tipis batuan ini menunjukkan tekstur klastik, berbutir halus hingga berukuran 1.5 mm,
kemas terbuka, terpilah buruk. Di susun oleh fragmen fosil foraminifera di dalam masa dasr mikrokristalin
karbonat (mikrit), batuan nampak porous (sarang).
Fragmen fosil, berwarna abu-abu kecoklatan, berbutir halus hingga berukuran1,5 mm, bentuk fosil
umumnya masih utuh, jenis fosil terutama foraminifera, di isi oleh mikrokristalin karbonat yang nampak
kusam hingga mendekati opak sedangkan masa dasar berupa mikrokristalin karbonat, berwarna abu-abu
kecoklatan, setempat nampak mendekati opak.
Komposisi (% volume) :
Karbonat (100).
A B C D E F G H I J K L
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Fotomikrograf :
Wackstone yang disusun oleh fragmen fosil foraminifera di dalam masa dasar mikrokristalin karbonat (mikrit).
Nampak rongga-rongga berwarna hitam (porous). Sejajar nikol, 16x.
Lampiran Lekat
GRTP-02
Lokasi Daerah
Pemilik
Nama Batuan
Wackstone Konglomerete
Pemeriksa :
Noor Cahyo
Diskripsi Petrografi:
Di dalam sayatan tipis batuan ini menunjukkan tekstur klastik, berbutir halus hingga berukuran > 1 cm,
bentuk butir -membulat tanggung- membulat, kemas terbuka, terpilah buruk. Di susun oleh fragmen
wackstone (batugamping) dan fragmen plagioklas, kuarsa (kuarsit), fragmen fosil dan mineral opak di dalam
masa dasar mikrokristalin karbonat.
Fragmen Wackstone, tak berwarna-abu-abu kecoklatan, berukuran hingga > 1 cm, bentuk butir membulat
tanggung-membulat, terutama disusun oleh fragmen-fragmen fosil dan kuarsa di dalam masa dasar
mikrokristalin karbonat.
Fragmen plagioklas, tak berwarna, berukuran hingga 1,5 mm, bentuk butir membulat tanggung,
menunjukkan kembar, retak-retak halus diisi karbonat.
Fragmen kuarsa (kuarsit), tak berwarna, berbutir halus hingga berukuran 4,5 mm, bentuk butir membulat
tanggung-membulat, kuarsit di susun oleh mikrogranular kuarsa, hubungan butirnya saling bertautan
Fragmen fosil, terutama koral dan fosil foreminifera, berukuran hingga 3,5 mm, membulat, di isi oleh
mikrokristalin karbonat.
Mineral opak, berwarna hitam, berbutir halus hingga berukuran 0,4 mm, bentuk butir menyudut tanggung,
tersebar dalam jumlah sedikit.
Masa dasar berupa mikrokristalin karbonat dan pecahan-pecahan fosil, berwarna coklat hingga mendekati
opak, berbutir sangat halus, setempat terdapat sparry calcite sebagai penyemen, berwarna terang, berbutir
kasar.
Komposisi (% volume) :
Karbonat (90), Kuarsa (5), Plagioklas (4), Opak (1).
A B C D E F G H I J K L
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Fotomikrograf :
Wackstone konglomerat yang disusun oleh fragmen-fragmen wackestone (G1), plagioklas (D7) dan fosil (H7)
di dalam masa dasar mikrokristalin karbonat yang berwarna coklat. Nikol bersilang, 16x.
Lampiran Lekat
GRTP-24
Lokasi Daerah
Pemilik
Nama Batuan
Pemeriksa :
Noor Cahyo
Diskripsi Petrografi:
Di dalam sayatan tipis batuan ini menunjukkan tekstur klastik, berbutir halus hingga berukuran > 4,5 mm,
bentuk butir menyudut tanggung, kemas terbuka, terrpilah buruk. Di susun oleh fragmen-fragmen wackstone
dan fragmen fosil di dalam masa dasar/ semen mikrokristalin karbonat.
Fragmen Wackstone, berwarna-abu-abu kecoklatan, berukuran hingga 4,5 mm, bentuk butir menyudut,
terutama disusun oleh fragmen-fragmen fosil dan butiran halus mineral opak yang teroksidasi, di dalam masa
dasar mikrokristalin karbonat.
Fragmen fosil, di duga merupakan pecahan-pecahan foraminifera, berukuran > 5 mm, bentuk butiran tak
beraturan, di susun oleh mikrogranular kalsit (sparry calcite) berwarna terang.
Masa dasar berupa mikrokristalin karbonat dan pecahan-pecahan fosil berbutir sangat halus, berwarna
coklat hingga mendekati opak, berbutir sangat halus, setempat nampak spary calcite berwarna terang,
terutama mengisi rongga-rongga.
Komposisi (% volume) :
Karbonat (98), Opak/ oksida besi (2).
A B C D E F G H I J K L
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Fotomikrograf :
Breksi Wackstone disusun oleh fragmen wackstone (D7), di dalam masa dasar mikrokristalin karbonat,
Nampak sparry calcite (warna terang) mengisi rongga-rongga, dan rongga-rongga berwarna hitam.
Nikol bersilang, 16x.
Lampiran Lekat
SiO2
Al2O3
Fe2O3
CaO
MgO
Parameter %
TiO2 Na2O K2O
P2O5
SO3
MnO2
H3O-
LOI
GRTL-05
5.37
1.47
0.16
39.67
14.21
0.01
0.01
0.02
0.04
0.01
0.01
3.63
31.11
GRTL-06
7.49
1.03
4.65
23.79
11.4
5.99
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
1.88
41.55
GRTL-12
3.47
27.88
7.06
29.81
13.44
3.07
0.01
0.09
2.3
0.7
0.1
2.07
9.1
GRTL-13
1.77
19.67
1.42
7.68
31.84
0.64
0.05
0.07
0.01
0.02
0.01
1.08
32.55
GRTL-14
5.09
9.04
14.77
29.08
16.47
7.67
0.01
1.04
1.08
0.03
0.4
2.37
12.49
GRTL-15
1.08
2.06
0.82
43.71
38.33
0.03
0.01
0.02
1.01
0.01
0.01
1.09
11.44
GRTL-17
2.37
4.11
0.09
42.06
17.53
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
1.75
31.07
GRTL-19
4.86
8.61
37.19
11.43
9.6
9.83
0.9
0.08
0.01
0.01
0.1
1.02
15.34
GRTL-20
6.06
8.73
14.89
35.84
21.73
3.56
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
2.04
6.83
GRTL-32
33.54
21.44
9.08
24.66
0.62
0.25
1.88
0.04
0.28
0.01
0.01
0.22
7.38
GRTL-34
38.1
22.33
4.15
13.01
3.79
7.09
0.1
0.03
0.01
0.01
0.11
1.11
9.84
GRTL-48
3.87
4.08
1.78
33.37
32.49
0.07
0.02
0.01
1.01
0.01
0.01
1.09
21.01
GRTL-49
13.73
1.01
17.99
29.08
0.3
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
2.03
29.98
GRTP-01
GRTP-05
GRTP-11
GRTP-20
GRTP-19
GRTP-33
1.37
2.61
0.56
78.79
67.00
-
1.17
1.47
1.03
16.57
15.51
-
0.07
0.16
0.07
0.16
3.04
-
48.27
35.44
38.59
0.36
0.59
39.47
4.00
14.34
13.07
0.90
0.62
10.46
0.01
0.02
0.01
0.31
0.25
-
0.01
0.01
0.01
0.06
1.88
-
0.02
0.02
0.01
0.04
4.46
-
0.01
0.01
0.01
0.02
0.04
0.05
0.01
0.01
0.01
0.02
0.01
-
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
-
0.13
019
0.30
0.12
0.42
-
43.78
45.06
46.26
2.97
8.67
-
Lampiran Lekat
LAMPIRAN PETA