Diskusi Dr. Regina
Diskusi Dr. Regina
Pertanyaan
1. Irena Santosa
Steffani
eksperimen) yang paling baik dalam mengkaji hubungan antara faktor risiko dengan
efek tertentu (penyakit). Faktor risiko yang akan dipelajari diidentifikasi dan
kemudian diikuti kedepan secara prospektif timbulnya efek seperti penyakit atau salah
satu indikator status kesehatan. Kesimpulan hasil penelitian diketahui dengan
membandingkan subjek yang mempunyai efek positif (sakit) antara kelompok subjek
dengan faktor risiko positif dan faktor risiko negatif (kelompok kontrol).
2. Vincentius
studi kohort ?
Thomas, Yurika
: Pedoman pemilihan responden studi kohort ialah :
Responden yang bersedia
Responden yang terkena risiko paparan
Suatu kelompok studi dan kontrol yang tergolong dalam penduduk dengan
3. Nando
Elita, Sylvia
pemaparan terhadap risiko suatu penyakit dapat dilakukan secara langsung, yaitu
dengan membandingkan besaran angka penyakit dari kelompok terpapar dan tidak
terpapar dengan faktor penyebab tersebut. Ratio tersebut ialah Risiko Relatif (RR).
Insiden pada kelompok terpapar
RR=
Insiden pada kelompok tidak terpapar
Contoh :
RR = 3, artinya kelompok terpapar mempunyai risiko mendapatkan penyakit 3 kali
lebih besar dari kelompok terpapar penyakit.
1
Kent Pradana
: Apa perbedaan case control dengan studi kohort retrospektif ?
Yurika, Elita :
Pada case control, sampel yang dibutuhkan biasanya lebih sedikit dibanding studi
kohort. Desain studi case control juga lebih cocok untuk penyakit yang jarang atau
laten. Studi kohort retrospektif diawali dengan penentuan kelompok berdasarkan
status exposure terhadap faktor resiko, sedangkan pada case control penentuan status
exposure terhadap factor resiko ditentukan di akhir penelusuran.
4. Juliana
Steffani
-
Eldaa
1. Selain 3-M, bisa dengan memakai pakaian dan celana panjang. pakai lotion anti
nyamuk dan mengenakan kaos kaki panjang
2. Ventilasi rumah dipasangi kawat nyamuk
3. Pakai obat nyamuk bakar, semprot, atau elektrik
3. Emily
4. Jessica Tatang
Jessica Filbertine
untuk melakukan upaya pemantauan jentik nyamuk DBD dan melakukan pelaporan
ke kelurahan atau puskesmas
5. Chrissanty
: Mengapa fogging sering kali dianggap tidak efektif ?
Juliana
: Fogging sering kali dianggap tidak efektif karena:
1. fogging hanya dapat membunuh nyamuk dewasa
2. dosis insektisida kurang sehingga nyamuk tidak mati dan menjadi resisten
3. radius daerah yang di fogging sering kali dibawah 200 meter
6. Indah
Jemmy
jumlah penderita selama 5 tahun kalender terakhir, jumlah kan tiap kasus selama 5
tahun terakhir dan dihitung rata-rata kasus setiap bulan, fase sebelum musim
penularan adalah bulan dengan rata-rata kasus paling rendah
7. Fiannisa
dan KLB ?
Jessica Filbertine
:
a. Belum ada obat anti virus untuk mengatasi infeksi virus Dengue, maka
memutus rantai penularan, pengendalian vektor DBD dianggap yang
terpenting saat ini.
b. Kurangnya peran serta masyarakat dalam pengendalian DBD, terutama pada
kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) meskipun pada umumnya
pengetahuan tentang DBD dan cara-cara pencegahannya sudah cukup tinggi.
c. Kurangnya jumlah dan kualitas SDM pengelola program DBD di setiap
jenjang administrasi
d. Kurangnya kerjasama serta komitmen lintas program dan lintas sektor dalam
pengendalian DBD,
e. Sistem pelaporan dan penanggulangan DBD yang terlambat dan tidak sesuai
dengan standard operasional prosedur (SOP)
f. Banyak faktor yang berhubungan dengan peningkatan kejadian DBD dan KLB
yang sulit atau tidak dapat dikendalikan seperti, kepadatan penduduk/
pemukiman, urbanisasi yang tidak terkendali, lancarnya transportasi (darat ,
laut dan udara), serta keganasan (virulensi) virus Dengue.
g. Perubahan iklim (climate change) yang cenderung menambah jumlah habitat
vektor DBD menambah risiko penularan.
h. Infrastruktur penyediaan air bersih yang tidak memadai
i. Letak geografis Indonesia di daerah tropik mendukung perkembangbiakan
vektor dan pertumbuhan virus.
Description
Consistent level 1 studies (e.g. a systematic review
or conducted RCT)
Consistent level 2 or 3 studies or extrapolations
from level 1 studies (e.g. individual cohort studies or
or bench research)
ADA levels of evidence
ADA Level ofDescription
Evidence
Clear
evidence
from
well
conducted,
conducted RCTs
Supportive evidence from well conducted
cohort studies or supporting evidence from a
uncontrolled
studies
or
conflicting
3. Marsha
: Apa saja step-step EBM ?
Kent, Hendry
: Terdapat 5 langkah yaitu:
1. Menerjemahkan ketidakpastian dalam tanya jawab dan termasuk pertanyaan
kritis, studi desain serta tingkatan bukti
2. Pengambilan sistematis bukti terbaik yang tersedia
3. Penilaian secara kritis bukti untuk validitas internal yang dapat dipecah
menjadi:
o Kesalahan sistematis sebagai akibat dari bias seleksi, bias informasi dan
o
o
o
o
o
4. Yurika
Kent
confounding
Aspek kuantitatif dari diagnosis dan pengobatan
Efek ukuran dan aspek mengenai presisi
Pentingnya klinis hasil validitas eksternal atau generalisasi
Penerapan hasil dalam praktek
Evaluasi kinerja
: Apa itu impact factor ? Bagaimana cara mengukurnya ?
: Impact factor adalah pengukuran rata-rata frekuensi artikel
pada jurnal yang telah dikutip pada jangka waktu tertentu. Cara pengukurannya:
Contoh: impact factor 2016 = A/B
A
: Jumlah berapa kali artikel pada jurnal yang telah dikutip pada tahun 2014
dan 2015
B
: Total jumlah artikel yang diterbitkan pada suatu jurnal tahun 2014 dan 2015
5. Marsha
tersebut ?
Irena
Elita
Fiannisa
sakit
Spesifisitas: probabilitias hasil pemeriksaan adalah negatif diantara subjek
pemeriksaan positif
Nilai duga negatif: probabilitas tidak adanya penyakit pada subjek dengan
hasil pemeriksaan negatif
Steffani
: Bagaimana cara menentukan cut off ?
Marsha
:
Dengan menggunakan ROC curve untuk menguji beberapa cutoff point sehingga
didapat cutoff terbaik. Prosedur yang paling baik adalah yang mempunyai luas area di
bawah kurva ROC yang paling besar. Cut-off point terbaik = titik terjauh di kiri-atas
garis diagonal.
Contoh kasus : seorang peneliti ingin menentukan cut-off point pada pemeriksaan lab
T4 untuk menentukan batas kondisi hipotiroid dan eutiroid.
Nilai T4
<5
5,1-7
7,1-9
>9
Total
Hipotiroid
18
7
4
3
32
Eutiroid
1
17
36
39
93
Dari hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan hasil seperti pada tabel di atas. Lalu
peneliti memutuskan untuk menguji cut-point 5, 7, dan 9 untuk mencari cut-point
manakah yang terbaik (memiliki sensitivitas dan spesifisitas terbaik dengan prinsip
bahwa semakin tinggi sensitivitas akan semakin rendah spesifisitasnya)
Cut-point
5
7
9
Setelah
atas,
Sensitivitas
56% (0,56)
78% (0,78)
91% (0,91)
Spesifisitas
99% (0,99)
81% (0,81)
42% (0,42)
1-spesifisitas
1% (0,01%)
19% (0,19%)
58% (0,58%)
mendapatkan hasil di
peneliti
tersebut
ke
sumbu
memasukkan
data
sumbu
Hendry
: Apa yang dimaksud dengan trade off ?
Indah
:
trade-off yang di maksud pada ROC curve di sini adalah pergerakan nilai sensitivitas
dan spesifisitas untuk cut-point tertentu. Misalnya, untuk cut-point 5 memiliki nilai
sensitivitas 60% dan spesifisitas 90%, sedangkan untuk cut-point 7 memiliki nilai
sensitivitas 75% dan spesifisitas 80%.
Juliana
Jessica Tatang
Lidya Yuniwati
Istilah lead time bias dan length time bias digunakan dalam konteks yang berbeda.
Lead time bias merupakan overestimasi harapan hidup akibat kasus didiagnosis
melalui skrining dibandingkan kasus yang diagnosis karena munculnya gejala. Hal ini
membuat seolah-olah harapan hidup lebih panjang.
Sedangkan length time bias merupakan overestimasi harapan hidup terhadap kasus
yang memiliki kecepatan progresivitas yang lebih lambat. Hal ini menyebabkan
seolah-olah kasus yang ditemukan melalui skrining memiliki prognosis lebih baik.
Stefanni
: Apa saja langkah-langkah dalam evaluasi ?
Nando, Chrissanty
: Langkah-langkah dalam evaluasi adalah:
Pembuatan rencana evaluasi
Deskripsi program, orang terkait dan evaluator
Pembuatan daftar pertanyaan evaluasi
Pengumpulan data
Analisis dan interpretasi data
Penulis laporan dan komunikasi hasil evaluasi
Kent
: Apa yang dimaksud dengan pengawasan monitoring?
Jessica Tatang, Vincensius:
Pengawasan (monitoring) merupakan sebuah proses untuk mengukur pelaksanaan
kegiatan suatu program yang kemudian selanjutnya memberikan pengarahanpengarahan sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Yang harus
diperhatikan pada monitoring adalah :
a Objek pengawasan,
Yaitu hal-hal yang harus diawasi dalam pelaksanaan suatu rencana. Secara garis
besar meliputi kuantitas dan kualitas program, biaya program, pelaksanaan
program, dan hal-hal khusus lainnya yang di tetapkan oleh pimpinan.
b Metode pengawasan,
dapat dilakukan dengan cara kunjungan langsung atau observasi, analisis terhadap
laporan yang masuk, pengumpulan data, dan melalui tugas dan tanggung jawab
para petugas.
c Proses pengawasan,
Lidya
: Apa saja kriteria suatu intervensi dapat dievaluasi ?
Jesica Tatang
:
a Intervensi dapat dijelaskan dengan jelas
b Tujuan atau konsekuensi dirumuskan dengan jelas
c Terdapat asumsi-asumsi yang dapat menghubungkan aksi atau konsekuensi.
Emily
: Apa perbedaan output dan outcome ?
Vincensius
:
Output adalah serangkaian hasil yang dicapai pada tingkat program melalui
penyelesaian aktivitas menggunakan sumber daya program.
Outcome adalah serangkaian hasil yang diantisipasi dapat terjadi pada tingkat
populasi sebagai hasil dari aktivitas program dan output program.
Indah
Chrissanty