Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji

dan

Syukur

penulis

panjatkan

kehadirat

Allah

SWT,

yang

senantiasa melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat


menyelesaikan tugas

Etika & Peng. Kep. Guru. Shalawat dan salam

semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada insan Tauladan Rasulullah


SAW, beserta keluarga , sahabat dan umatnya sepanjang jaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas ujian tengah semester,
selain itu dalam penulisan makalah ini penulis diharapkan lebih kreatif,aktif
dan inovatif dalam berbagai hal lainnya. Dalam penulisan makalah ini pula
penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Semoga amal baik yang dilakukan oleh
semua

pihak

yang

telah

membantu

menyelesaikan

makalah

ini

mendapatkan balasan dari Allah SWT. Untuk menggambarkan hasil penulisan


makalah ini penulis berusaha menyajikan yang terbaik dan sempurna.
Kritik dan saran sangat penulis harapkan, demi perbaikan dimasa yang
akan datang. Akhirnya terlepas dari itu semua penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan khususnya bagi yang
sedang belajar dan mempelajari bidang ini . Amin.

Parigi, April 2012

Penulis

1. Pengertia Filsafat
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat
juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi
yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Ciri-ciri berfikir filosfi :
1)
2)
3)
4)

Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.


Berfikir secara sistematis.
Menyusun suatu skema konsepsi, dan
Menyeluruh.

Empat persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :


a) Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh
Metafisika
b) Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh
Epistemologi.
c) Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat.
Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam
khasanah ilmu adalah:
1) Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya
adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya
kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu
materialisme dialektik dan materialisme humanistis.

2) Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah


ide yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah
idealisme subjektif dan idealisme objektif.
3) Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia
materi murupakan hakitat yang asli dan abadi.
4) Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak
bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung
kepada kemampuan minusia.

2. Kegunaan Mempelajari Filsafat


Ada pun manfaat filsafat dalam kehidupan adalah :
1)

Sebagai dasar dalam bertindak.

2)

Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.

3)

Untuk mengurangi salah paham dan konflik.

4)

Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah

3. Bidang Kajian Filsafat


a. Epistimologi
b. Ontologi
c. Axiologi

4. Hubungan Filsafat dengan Etika


Filsafat berasal dari kata Philien dan Sophos yang artinya cinta dan
kebijaksanaan,
jika digabungkan cinta kebijaksanaan. Etika adalah Bagaimana kita berbuat
dan bertindak sesuai dengan kebijakan dan kebijaksanaan yang ada. Filsafat
dapat memberikan kita penilaian terhadap suatu hal yang lebih mendalam
dan objektif agar dapat diterima oleh semua pihak, dari sinilah kita
mendapat

nilai

kebijakan

atau

kebijaksanaan.

Etika

mengatur

kita

berperilaku, bagaimana kebijakan atau kebijaksanaan setempat yang kita


kunjungi atau tinggali, biasanya kita akan mengikuti bagaimana etika yang
dianut oleh lingkungan sekitar. Filsafat dapat membuat kita mengetahui apa
dasar atau alasan yang menjadi dasar atas suatu etika di suatu lingkungan.
5. Pengertian Nilai
Nilai ( Value = Bahasa inggris ) seringdihubungkan dengan masalah
kebaikan. Sesuatu dianggap mempunyai nilai apabila sesuatu itu berguna.
Sehingga nilai berarti sesuatu yang berguna.

Berikut ini ada beberapa pengertian nilai :


a) Kamus Ilmiah Populer
Nilai adalah ide tentang apa yang baik, benar, bijaksana, dan apa yang
berguna sifatnya lebih abstrak dari norma.
b) Laboratorium Pancasila IKIP Malang
Nilai adalah sesuatu yang berharga, yang berguna, yang indah, yang
memperkaya

batin,

yang

menyadarkan

manusia

akan

harkat

dan

martabatnya. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong ,


mengarahkan sikap dan perilaku manusia.
c) C. Kluckhon
Nilai bukanlah keinginan, tetapi apa yang diinginkan artinya nilai itu
bukan hanya diharapkan tetapi diusahakan sebagai suatu yang pantas dan
benar bagi diri sendiri dan orang lain. Ukuran ukuran yang dipakai untuk
mengatasi kemauan pada saat dan situasi tertentu itulah yang dimaksud
dengan nilai.
6. Pengertian Etika

Etika atau filsafat moral adalah Suatu ilmu yang membahas tentang
bagaimana seharusnya manusia bertindak dan mempertanyakan bagaimana
kebenaran dari dasar tindakan itu dapat diketahui. Beberapa topik yang
dibahas di sini adalah soal kebaikan, kebenaran, tanggung jawab, suara hati,
dan sebagainya.
7. Syarat Syarat Etika :
a) Tahu dan mengerti perbuatan baik buruk
Dalam konteks ini manusia atau individu memiliki pengetahuan
terhadap suatu tindakan yang dilakukan oleh dirinya dan mengerti atau
faham apakah setiap tindakan yang dilakukan oleh dirinya tersebut
merupakan suatu tindakan yang kategorinya baik buruk , namun hanya
individu itu sendiri yang dapat mengukur sejauh mana tindakan yang
dilakukannya itu baik buruk . Misalnya seorang remaja melakukan
perbuatan

di sekolahnya bahwa ia pulang sekolah sebelum waktunya, ia

pulang pukul 13.45 padahal jam pulang sekolah pukul 14.00 . Padahal ia tahu
dan faham bahwa pulang sekolah pukul 14.00 namun hanya dirinylah yang
dapat mengukur apakah tindakan yang dilakukannya itu merupakan suatu
tindakan yang baik atau buruk.
b) Merasa bebas melakukan perbuatan baik buruk
Dalam hal ini , individu sadar akan tindakan yang dilakukan oleh
dirinya karena individu memiliki perasaan bebas untuk melakukan setiap
tindakan tidak melihat apakah tindakan yang dilakukan oleh dirinya tersebut
itu baik buruk karena ia merasa bebas . Misalnya Seorang ayah melakukan
pemukulan terhadap anaknya karena anaknya nakal , tindakan yang
dilakukan oleh ayah tersebut merupakan suatu perbuatan yang merasa bagi
dirinya itu bebas karena anaknya sendiri. Padahal ada cara lain selain
melakukan pemukulan terhadap anaknya, hendaknya seorang ayah bisa
menjadi figur atau panutan bagi keluarganya ia bisa menasehati anaknya
tanpa harus melakukan pemukulan karena ia pun sebenarnya sadar akan
tindakan yang dilakukan oleh dirinya itu salah namun karena memiliki rasa

bebas tadi ia menjadi lupa sehingga tindakan yang dilakukannya itu


merupakan suatu tindakan yang buruk. Disi lain faktor kurangnya perhatian
ayah terhadap anak dapat menimbulkan hal seperti diatas dan setiap
tindakan yang dilakukan oleh individu harus mengacu pada konteks
perbuatan baik buruk sehingga dirinya dapat mengukur sendiri tanpa
merasa bebas.
c) Disengaja atau direncanakan melakukan perbuatan baik buruk
Faktor ini yang merupakan salah satu yang sering terjadi atau
dilakukan individu , misalnya melakukan perbuatan bohong. Contohnya
seorang anak melakukan kebohongan terhadap orang tuanya karena suatu
alasan ( alasan baik-buruk ). Namun ia melakukan cara yang salah yaitu
dengan cara membohongi kedua orang tuanya walaupun alasannya baik
tetapi jika membohongi orang tua itu merupakan suatu tindakan buruk
apalagi hal itu telah direncanakan sebelumnya atau disengaja. Contoh
peristiwa anak tersebut meminta uang kepada orang tuaanya dengan alasan
untuk membayar biaya buku atau lain lain , padaha sebenarnya tindak untuk
membeli buku melainkan untuk membeli keperluan lain bagi dirinya itu
merupakan suatu perbuatan buruk.

8. Ukuran Baik Buruk


a. Lawrence Kohlberg
1) Diri sendiri
Patokan ukuran baik buruk dalam proses ini yaitu dari diri sendiri
dilakukan oleh setiap individu , individu yang melakukan perbuatan baik
atau buruk sangat faham akan tindakan yang dilakukannya sehingga
dirinya sendiri dapat menilai apakah tindakan atau perbuatan yang
dilakukan oleh dirinya tersebut termasuk kategori perbuatan yang baik
atau buruk.

2) Orang lain
Penilaian perbuatan baik buruk itu dilihat oleh kacamata atau
pandangan orang lain misalnya sesorang melakukan suatu perbuatan
memberikan sumbangan untuk pembuatan mesjid dan orang tersebut
merupakan penyumbang terbesar namun dilihat dari sisi kacamata orang
lain bermacam macam pernyataan yang mengatakan orang tersebut
berbuat baik bagi orang orang yang menyukai dirinya, sedangkan bagi
yang tidak maka mereka akan menjelek jelekan dirinya itulah semua
perbuatan manusia atau individu baik perbuatan yang baik ataupun
perbuatan orang lain yang diketahui otomatis akan berpendapat tentang
orang tersebut.
3) Hukum
Dalam konteks ini individu harus benar benar dapat menegakan
hukum yang seadil adilnya karena hal ini merupakan suatu perbuatan
yang sangat mencerminkan perbuatan baik atau buruk di mata hukum
perbuatan ini perlu diperhatikan satu hal yang tak kalah lupa para
penegak hukum hendaknya dapat membeikan putusan yang seadil
adilnya karena seorang yang salah harus sesuai dengan hukuman yang
diperbuatnya jangan samapi hukum disalhgunakan.
4) Hati nurani
Hati nurani manusia atau individu khusunya sangat di utamakan
oleh bangsa bangsa timur termasuk indonesia, dibandingkan dengan
orang barat yang mengutamakan akal pikiran bukan hati nurani. Oleh
karena itu, hal ini merupakan suatu perbuatan yang baik atau buruk
untuk diputuskan oleh setiap individu. Misalnya memberikan sedikit
rezeki kepada orang orang yang tidak mampu merupakan suatu
perbuatan yang mengutamakan hati nurani setiap individu maka hal
diataslah merupakan suatu perbuatan yang dianggap baik apabila
memberikan

rezekinya

mengharapkan imbalan.

dengan

ikhlas

dan

ridho

serta

tanpa

b. Agama Islam
1) Baik Sekali
Dalam ajaran agama islam baik buruk itu sangat penting maka
ketika seseorang melakukan suatu perbuatan ataupun tindakan sangat di
perhatikan sekali bagi seorang muslim yang baik, misalnya seseorang
melaksankan sholat 5 waktu setiap hari merupakan suatu kewajiban bagi
muslim yang baik hal ini dipercayai karena muslim yang baik itu taat dan
patuh kepada semua kewajibannya dan menjauhi larangannya.
2) Baik
Islam merupakan agama yang sangat di ridhoi oleh Allah SWT,
oleh karena itu dalam bertindak setiap muslim berpegang teguh kepada
akidahnya masing masing salah satunya berpuasa , puasa bulan
ramadhan

merupakan

ibadah

wajib

bagi

yang

mampu

untuk

melaksanakannya namun apabila bagi yang tidak mampu ( sudah tua


renta dan sedang melaksanakan perjalanan jauh atau mushafir ) dapat
menggantinya di lain waktu atau dengan yang lain. Maka dari itu dapat
dikatakan bahwa islam merupakan agama yang baik untuk semua orang.
3) Netral
Di islam perbuatan netral merupakan suatu tindakan yang sangat
diperlukan pula salah satu contonhnya ketika melakukan kegiatan
mufakat atau musyawarah dan tidak di dapat jalan tengah atau keluar
maka yang menjadi pihak penengah harus netral karena hal ini
diperlukan untuk membuktikan sebagai muslim yang baik jangan
memihak

kepada

salah

satu

pihak

yang

kita

sukai

sehingga

menghasilkan suatu perbuatan yang netral ( menurut saya ).


4) Buruk
Perbuatan berbohong dalam agama islam merupakan suatu
perbuatan yang buruk hal ini karena tidak mencerminkan seorang muslim
yang baik maka di haramkan untuk berbuat kebohongan.

5) Buruk Sekali
Dalam hal ini merupakan fase yang sangat ditakuti oleh smua
muslim yang baik yaitu melakukan perbuatan yang buruk sekali seperti
mencuri, memperkosa, membunuh, jinah dan hal hal perbuatan buruk
lainnya sehingga muslim yang baik harus menjauhi perbuatan perbuatan
seperti diatas oleh karena itu tetap selalu di jalan Allah SWT dan
mematuhi perintahnya dan menjauhi larangannya.
c. Filsafat
1) Filsafat Pancasila
Baik buruk menurut falsafah pancasila.
Faham ini hanya berlaku bagi bangsa indonesia, karena pancasila
merupakan ideologi bangsa indonesia dalam hal ini orang yang
menganggap dan mematuhi faham pancasila di anggap baik sedangkan
orang yang tidak mematuhi faham ini dianggap buruk, pancasila
merupakan ciri jati diri bangsa indonesia dan orang yang pertama kali
mencetuskan pancasila ini yaitu Ir. Soekarno ketika mengajukan usulan
dasar negara , yang kemudian diberi nama pancasila , pada tanggal 1
juni 1945 .
2) Filsafat Hedonisme
Baik buruk menurut aliran Hedonisme
Aliran Hedonisme adalah aliran filsafat yang terhitung tua karena
berakar pada filsafat yunani, khususnya pemikiran filsafat Epicurus ( 341270 SM), yang selanjutnya dikembangkan oleh cyrenics dan belakangan
ditumbuh kembangkan oleh Freud.
Paham ini menyatakan perbuatan baik adalah perbuatan yang
banyak mendatangkan kenikmatan, kelezatan dan kepuasan nafsu
biologis. Epicurus sebagai peletak dasar paham ini mengatakan bahwa
kebahagian atau kelezatan itu adalah tujuan manusia. Tidak ada

kebaikan dalam hidup selain kelezatan dan tidak ada keburukan kecuali
penderitaan.
Hedonisme model pertama yang individualistik lebih banyak
mewarnai

masyarakat

barat

yang

bercorak

liberal

dan

kapitalis,

sementara hedonisme model kedua yang sosialistik banyak mewarnai


masyarakat eropa yang komunis.
3) Filsafat Utilitarisme
Baik dan buruk menurut paham Utilitarianisme
Secara harfiah berarti berguna. Menurut paham ini bahwa yang
baik adalah yang berguna. Jika ini berlaku bagi perorangan,disebut
individual,dan jika berlaku bagi masyarakat dan Negara disebut social.
Pada

masa

sekarang

ini,kemajuan

dibidang

teknik

cukup

meningkat,dan kegunaanlah yang menentukan segala-galanya.Namun


demikian paham ini cenderung ektrim dan melihatkegunaan hanya dari
sudut pandang materialistik.Kegunn bisa diterima jika hal-hal yang
digunakan tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain.Nabi misalnya
menilai orang yang baik adalah memberi manfaat bagi yang lainnya.
(HR.Bukhari).
4) Filsafat Vitalisme
Baik buruk menurut aliran vitalisme
Menurut
kepentingan,

aliran

sehingga

ini

baik

dalam

buruk
konteks

itu
ini

menurut
baik

vitalisme

buruk

itu

atau

sangat

diperhatikan oleh masyarakat. Dalam hal ini orang yang penting


dianggap baik sedangkan sebaliknya yang tidak penting dianggap buruk.
5) Filsafat Sosialisme

Baik buruk menurut aliran adat istiadat ( Filsafat Sosialisme )


Menurut aliran ini baik buruk ditentukan berdasarkan adat istiadat
yang berlaku dan dipegang teguh oleh masyarakat. Orang yang
mengikuti adat dipandang baik dan yang menentang dianggap buruk,
dan perlu dihukum secara adat.
Ahmad Amin mengatakan bahwa setiap bangsa menpunyai adat
dan menganggap baik jika, mengdidik anak-anaknya secara adat istiadat,
menanamkan perasaan mereka bahwa adat akan membawa kepada
kesucian sehingga apabila seseorang menyalahi adat sangat dicela dan
dianggap keluar dari golongan bangsanya.
Didalam masyarakat kita jumpai adat istiadat ang berkenaan
dengan cara berpakaian, makan, minum, cakap-cakap, dan sebagainya.
Orang yang mengikuti cara yang demikian itulah yang dianggap baik.
Kelompok yang menilai baik dan buruk berdasarkan adat istiadat ini
dalam tinjauan filsafat dikenal dengan istilah aliran sosialisme.
6) Filsafat Religiosisme
Baik buruk menurut paham Religiosisme.
Menurut paham ini yang dianggap baik adalah perbuatan yang
sesuai dengan kehendak tuhan,sedangkan perbuatan buruk adalah
sebaliknaya.Dalam

paham

ini

keyakianan

teologis,yakni

keimanan

kepada tuhan memegang peranan penting,karna tidak mungkin orang


mau babuat sesui dengan kehendak tuhan jika bersangkutan tidak
beriman kepadaNya.
Diketahui didunia ini terdapat bermacam-macam agama, dan
masing-masimg menentuken bik dan buruk menurut ukurannya masingmasing. Agama Hindu, Budha, Yahudi, Kristen dan Islam misalnya,

masing-masing memiliki tolak ukur tentang baik dan buruk yang dengan
yang lainnya berbeda-beda.
7) Filsafat Humanisme
Baik dan buruk menurut paham intuisisme (humanisme)
Intuisi adalah kekuatan batin yang dapat menentukan sesuatu
sebagai baik atau buruk. Dengan sekilas tampa melihat buah atau
akibatnya. Kekuatan batin atau yang disebut juga sebagai kata hati
adalah merupakan potensi rohaniah yang secara fitrah telah ada pada
diri setiap orang. Paham ini berpendapat bahwa pada setiap manusia
mempunyai kekuatan instinct batin yang dapat membedakan baik dan
buruk dengan sekilas pandang. Kekuatan batin ini terkadang berbeda
refleksinya, karena pengaruh masa dan lingkungan, akan tetapi pada
dasarnya ia tetap sama dan berakar pada tubuh maanusia. Apabila ia
melihat suatu perbuatan, ia mendapat semacam ilham yang dapat
memberitahu nilai perbuatan itu, lalu menetapkan hukum baik dan
buruknya. Oleh karna itu kebanyakan manusia sepakat mengenai
keutamaan seperti benar, dermawan, berani dan mereka juga sepakat
menilai buruk terhadap suatu perbuatan yang salah, kikir dan pengecut.
Poedjawijatna mengatakan bahwa menurut aliran ini yang baik
adalah yang sesuai dengan kodrat manusia, yaitu kemanusiaannya
cenderung kepada kebaikan. Penentuan terhadap baik buruknya tindakan
yang kongkret adalah perbuatan yang sesuai dengan kata hati orang
yang bertindak. Dengan demikian ukuran baik buruk suatu perbuatan
menurut paham ini adalah tindakan yang sesuai dengan derajat manusia,
dan tidak menentang atau mengurangi keputusan hati11. Secara batin
setiap orang pasti tidak akan dapat membohongi kata hatinya.jika suatu
ketika seseorang yang mengatakan sesuatu yang bukan sebenarnya, hal

yang demikian hanya dapat dilakukan atau ditrima oleh ucapannya,


tetapi kata hatinya tetap tidak mengakui kebohongan itu.

9. Kode Etik Guru


Peranan guru semakin penting dalam era global. Hanya melalui
bimbingan guru yang profesional, setiap siswa dapat menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas, kompetitif dan produktif sebagai aset nasional
dalam menghadapi persaingan yang makin ketat dan berat sekarang dan
dimasa datang.
Dalam melaksanakan tugas profesinya guru Indonesia menyadari
sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia sebagai
pedoman bersikap dan berperilaku yang mengejewantah dalam bentuk nilainilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik putera-puteri
bangsa.

BAGIAN SATU
Pengertian, Tujuan, dan Fungsi
Pasal 1
(1)Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan
diterima oleh guru-guru Indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku
dalam

melaksanakan

tugas

profesi

sebagai

pendidik,

anggota

masyarakat, dan warga negara.


(2)Pedoman sikap dan perilaku sebagaimana yang dimaksud pasa ayat (1)
pasal ini adalah nilai-nilai moral yang membedakan perilaku guru yang
baik dan buruk, yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan selama
menunaikan tugas-tugas profesionalnya untuk mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta


didik, serta pergaulan sehari-hari di dalam dan di luar sekolah.
Pasal 2
(1)Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilaku
bertujuan menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan
bermartabat yang dilindungi undang-undang.
(2)Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan
norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional
guru dalam hubungannya dengan peserta didik, orangtua/wali siswa,
sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai
dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika, dan kemanusiaan.
BAGIAN DUA
Sumpah/Janji Guru Indonesia
Pasal 3
(1)Setiap guru mengucapkan sumpah/janji guru Indonesia sebagai wujud
pemahaman,

penerimaan,

penghormatan,

dan

kesediaan

untuk

mematuhi nilai-nilai moral yang termuat di dalam Kode Etik Guru


Indonesia sebagai pedoman bersikap dan berperilaku, baik di sekolah
maupun di lingkungan masyarakat.
(2)Sumpah/janji guru Indonesia diucapkan di hadapan pengurus organisasi
profesi guru dan pejabat yang berwenang di wilayah kerja masingmasing.
(3)Setiap pengambilan

sumpah/janji

guru

Indonesia

dihadiri

oleh

penyelenggara satuan pendidikan.


Pasal 4
(1)Naskah sumpah/janji guru Indonesia dilampirkan sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari Kode Etik Guru Indonesia.
(2)Pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dapat dilaksanakan secara
perorangan atau kelompok sebelum melaksanakan tugas.
BAGIAN TIGA
Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional

Pasal 5
Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari:
(1)Nilai-nilai agama dan Pancasila.
(2)Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional.
(3)Nilai-nilai jatidiri, harkat, dan martabat

manusia

yang

meliputi

perkembangan kesehatan jasmaniah. emosional, intelektual, sosial, dan


spiritual,
Pasal 6
(1)Hubungan Guru dengan Peserta Didik:
a. Guru berprilaku secara profesional

dalam

melaksanakan

tugas

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,


dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
b. Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati, dan
mengamalkan hak-hak dan kewajibannya sebagai individu, warga
sekolah, dan anggota masyarakat.
c. Guru mengakui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik
secara

individual

dan

pembelajaran.
d. Guru
menghimpun

masing-masingnya
informasi

tentang

berhak

atas

peserta

layanan

didik

dan

menggunakannya untuk kepentingan proses kependidikan.


e. Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus
berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana
sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif
dan efisien bagi peserta didik.
f. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa
kasih sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang
di luar batas kaidah pendidikan.
g. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan
yang dapat mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik.
h. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk
membantu

peserta

didik

dalam

mengembangkan

kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.

keseluruhan

i. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali


merendahkan martabat peserta didiknya.
j. Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya
secara adil.
k. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi
kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya.
l. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan
penuh perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta
didiknya.
m. Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta
didiknya

dari

kondisi-kondisi

yang

menghambat

proses

belajar,

menimbulkan gangguan kesehatan, dan keamanan.


n. Guru tidak membuka rahasia pribadi peserta didiknya untuk alasanalasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan,
hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.
o. Guru tidak menggunakan hubungan dan tindakan profesionalnya
kepada peserta didik dengan cara-cara yang melanggar norma sosial,
kebudayaan, moral, dan agama.
p. Guru tidak menggunakan hubungan dan tindakan profesional dengan
peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.
(2)Hubungan Guru dengan Orangtua/Wali Murid :
a. Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien
dengan orangtua/wali siswa dalam melaksanakan proses pendidikan.
b. Guru memberikan informasi kepada orangtua/wali secara jujur dan
objektif mengenai perkembangan peserta didik.
c. Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain
yang bukan orangtua/walinya.
d. Guru memotivasi orangtua/wali
berpartisipasi

dalam

memajukan

siswa
dan

untuk

beradaptasi

meningkatkan

dan

kualitas

pendidikan.
e. Guru bekomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai
kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada
umumnya.

f. Guru menjunjung tinggi hak orangtua/wali siswa untuk berkonsultasi


denganya berkaitan dengan kesejahteraan, kemajuan, dan cita-cita
anak atau anak-anak akan pendidikan.
g. Guru tidak melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan
orangtua/wali

siswa

untuk

memperoleh

keuntungan-keuntungan

pribadi.
(3)Hubungan Guru dengan Masyarakat :
a. Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif, dan
efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan
pendidikan.
b. Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembangkan
dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.
c. Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi

dalam

masyarakat.
d. Guru bekerjasama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan
prestise dan martabat profesinya.
e. Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan
masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan
kesejahteraan peserta didiknya.
f. Guru mememberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilainilai agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan
dengan masyarakat.
g. Guru tidak membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya kepada
masyarakat.
h. Guru tidak menampilkan

diri

secara

ekslusif

dalam

kehidupan

bermasyarakat.
(4)Hubungan Guru dengan Sekolah dan Rekan Sejawat:
a. Guru memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi
sekolah.
b. Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam
c.
d.
e.
f.
g.

melaksanakan proses pendidikan.


Guru menciptakan suasana sekolah yang kondusif.
Guru menciptakan suasana kekeluargaan di didalam dan luar sekolah.
Guru menghormati rekan sejawat.
Guru saling membimbing antarsesama rekan sejawat.
Guru menjunjung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan
kesejawatan dengan standar dan kearifan profesional.

h. Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan juniornya


untuk tumbuh secara profesional dan memilih jenis pelatihan yang
relevan dengan tuntutan profesionalitasnya.
i. Guru menerima otoritas kolega seniornya untuk mengekspresikan
pendapat-pendapat

profesional

pendidikan dan pembelajaran.


j. Guru membasiskan-diri pada

berkaitan

dengan

nilai-nilai

agama,

tugas-tugas
moral,

dan

kemanusiaan dalam setiap tindakan profesional dengan sejawat.


k. Guru memiliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat
meningkatkan keefektifan pribadi sebagai guru dalam menjalankan
tugas-tugas profesional pendidikan dan pembelajaran.
l. Guru mengoreksi tindakan-tindakan sejawat yang menyimpang dari
kaidah-kaidah

agama,

moral,

profesionalnya.
m. Guru tidak mengeluarkan

kemanusiaan,

pernyataan-keliru

dan

martabat

berkaitan

dengan

kualifikasi dan kompetensi sejawat atau calon sejawat.


n. Guru tidak melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang
akan merendahkan marabat pribadi dan profesional sejawatnya.
o. Guru tidak mengoreksi tindakan-tindakan profesional sejawatnya atas
dasar

pendapat

siswa

atau

masyarakat

dipertanggungjawabkan kebenarannya.
p. Guru tidak membuka rahasia pribadi

yang

sejawat

tidak

dapat

kecuali

untuk

pertimbangan-pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum.


q. Guru tidak menciptakan kondisi atau bertindak yang langsung atau
tidak langsung akan memunculkan konflik dengan sejawat.
(5)Hubungan Guru dengan Profesi :
a. Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi.
b. Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin

ilmu

pendidikan dan mata pelajaran yang diajarkan.


c. Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya.
d. Guru menunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam
menjalankan tugas-tugas profesional dan bertanggungjawab atas
konsekuensinya.
e. Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggungjawab,
inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan profesional
lainnya.

f. Guru tidak melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang


akan merendahkan martabat profesionalnya.
g. Guru tidak menerima janji, pemberian, dan pujian yang dapat
mempengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan profesionalnya.
h. Guru tidak mengeluarkan pendapat dengan maksud menghindari
tugas-tugas dan tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan baru di
bidang pendidikan dan pembelajaran.
(6)Hubungan Guru dengan Organisasi Profesinya :
a. Guru menjadi anggota organisasi profesi guru dan berperan serta
secara aktif dalam melaksanakan program-program organisasi bagi
kepentingan kependidikan.
b. Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang
memberikan manfaat bagi kepentingan kependidikan.
c. Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat
informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan
masyarakat.
d. Guru menunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam
menjalankan tugas-tugas organisasi profesi dan bertanggungjawab
atas konsekuensinya.
e. Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu bentuk
tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakantindakan profesional lainnya.
f. Guru tidak melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang
dapat merendahkan martabat dan eksistensi organisasi profesinya.
g. Guru tidak mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu untuk
memperoleh keuntungan pribadi dari organisasi profesinya.
h. Guru tidak menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai organisasi
profesi tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
(7)Hubungan Guru dengan Pemerintah:
a. Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan

program

pembangunan bidang pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD


1945, UU tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang tentang
Guru dan Dosen, dan ketentuan perundang-undangan lainnya.
b. Guru membantu program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan
yang berbudaya.

c. Guru berusaha menciptakan, memelihara dan meningkatkan rasa


persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
d. Guru tidak menghindari kewajiban yang dibebankan oleh pemerintah
atau satuan pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan pembelajaran.
e. Guru tidak melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang berakibat
pada kerugian negara.
BAGIAN EMPAT
Pelaksanaan, Pelanggaran, dan Sanksi
Pasal 7
(1)Guru dan organisasi profesi guru bertanggungjawab atas pelaksanaan
Kode Etik Guru Indonesia.
(2)Guru dan organisasi guru berkewajiban mensosialisasikan Kode Etik Guru
Indonesia kepada rekan sejawat, penyelenggara pendidikan, masyarakat,
dan pemerintah.
Pasal 8
(1) Pelanggaran adalah perilaku menyimpang dan atau tidak melaksanakana
Kode Etik Guru Indonesia dan ketentuan perundangan yang berlaku yang
berkaitan dengan profesi guru.
(2) Guru yang melanggar Kode Etik Guru Indonesia dikenai sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
(3) Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan, sedang, dan berat.
Pasal 9
(1)Pemberian

rekomendasi

sanksi

terhadap

guru

yang

melakukan

pelanggaran terhdap Kode Etik Guru Indonesia menjadi wewenang


Dewan Kehormatan Guru Indonesia.
(2)Pemberian sanksi oleh Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus objektif, tidak diskriminatif, dan tidak
bertentangan dengan anggaran dasar organisasi profesi serta peraturan
perundang-undangan.
(3)Rekomendasi Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi guru.

(4)Sanksi

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(3)

merupakan

upaya

pembinaan kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk


menjaga harkat dan martabat profesi guru.
(5)Siapapun yang mengetahui telah terjadi pelanggaran Kode Etik Guru
Indonesia wajib melapor kepada Dewan Kehormatan Guru Indonesia,
organisasi profesi guru, atau pejabat yang berwenang.
(6)Setiap pelanggar dapat melakukan pembelaan diri dengan/atau tanpa
bantuan organisasi profesi guru dan/atau penasihat hukum sesuai
dengan jenis pelanggaran yang dilakukan dihadapan Dewan Kehormatan
Guru Indonesia.
Bagian Lima
Ketentuan Tambahan
Pasal 10
Tenaga kerja asing yang dipekerjakan sebagai guru pada satuan pendidikan
di Indonesia wajib mematuhi Kode Etik Guru Indonesia dan peraturan
perundang-undangan.
Bagian Enam
Penutup
Pasal 11
(1) Setiap guru harus secara sungguh-sungguh menghayati, mengamalkan,
serta menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia.
(2) Guru yang belum menjadi anggota organisasi profesi guru harus memilih
organisasi profesi guru yang pembentukannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(3) Dewan Kehormatan Guru Indonesia menetapkan sanksi kepada guru
yang telah secara nyata melanggar Kode Etik Guru Indonesia.

10. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai