Anda di halaman 1dari 16

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MACRO TEACHING
PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS

Pembimbing :
Heni Wijayanti, S.Si.T

Oleh
RESTU ASIH WIDYANINGRUM
1204203

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG
2013
LEMBAR PERSETUJUAN

Rencana Pembelajaran Pengajaran Macro Teaching mata kuliah Asuhan


Kebidanan III (nifas) dengan Pokok Bahasan Perubahan Fisiologis dan Sub
Pokok bahasan Perubahan Fisiologis Masa Nifas ini telah diperiksa dan
disetujui oleh pembimbing pada tanggal 25 April 2013

Semarang, 25 April 2013


Yang Menyetujui,
Pembimbing

(Heni Wijayanti, S.Si.T)

Praktikan

( Restu Asih Widyaningrum)

LEMBAR PENGESAHAN

Rencana Pembelajaran Pengajaran Macro Teaching mata kuliah Asuhan


Kebidanan III (nifas) dengan Pokok Bahasan Perubahan fisiologis dan Sub
Pokok Bahasan Perubahan Fisiologis Masa Nifas ini telah diperiksa dan
disetujui oleh penguji pada tanggal 25 April 2013

Semarang, 25 April 2013

Penguji

(Heni Wijayanti, S.Si.T)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


MACRO TEACHING

1. Mata Kuliah
2. Kode Mata Kuliah
3. Beban Studi
4. Program Studi
5. Pokok Bahasan
6. Sub Pokok Bahasan
7. Waktu Pertemuan
8. Hari/tanggal
9. Pertemuan ke
10. Pengampu

: Asuhan Kebidanan III (Nifas)


: Bd.203
: 2 SKS (T :1, P: 2)
: DIII Kebidanan
: Perubahan Fisiologis
: Perubahan Fisiologis Masa Nifas
: 2 x 60 menit
: Kamis, 25 April 2013
: 4
: Restu Asih Widyaningrum, Amd.Keb

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Peserta didik mampu menjelaskan perubahan-perubahan fisiologi yang
terjadi pada masa nifas
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menyelesaikan perkuliahan ini diharapkan mahasiswa :
a. Menjelaskan Perubahan sistem reproduksi
b. Menjelaskan Perubahan sistem pencernaan
c. Menjelaskan Perubahan sistem perkemihan
d. Menjelaskan Perubahan sistem musculoskeletal
e. Menjelaskan Perubahan sistem endokrin
f. Menjelaskan Perubahan sistem tanda-tanda vital
g. Menjelaskan Perubahan sistem kardiovaskuler
h. Menjelaskan Perubahan sistem hematologi

B. Pokok-pokok Materi
1. Perubahan sistem reproduksi
2. Perubahan sistem pencernaan
3. Perubahan sistem perkemihan
4. Perubahan sistem musculoskeletal
5. Perubahan sistem endokrin
6. Perubahan tanda-tanda vital
7. Perubahan sistem kardiovaskuler
8. Perubahan sistem hemotologi
C. Tujuan Latihan Mengajar
Setelah mengikuti latihan ini, calon guru/ dosen diharapkan mampu:
1.
Membuka pelajaran dengan mengaitkan, menarik perhatian, dan
menyampaikan tujuan

2.

Melaksanakan materi pembelajaran, sesuai dengan karakteristik bahan

3.

dan mahasiawa
Menutup pelajaran dengan menerangkan, mereview, mengevaluasi dan
memberi tindak lanjut

D. Kegiatan Pembelajaran
No
1
2

Kegiatan Mahasiswa
Pendahuluan: 15

Kegiatan Dosen

Metode

Alat

Menjawab salam

Ceramah

Mahasiswa

pembuka
Melakukan apersepsi

LCD,
Laptop,

Ceramah

memahami cakupan

tentang materi yang

Board,

materi yang akan

akan diberikan

Spidol

menit
Memberi salam

diberikan
Mahasiswa

memahami tujuan

Ceramah
Menjelaskan tujuan
pembelajaran
Diskusi
Ceramah

pembelajaran dalam
5

pertemuan ini
Mahasiswa

White

Menggali pengetahuan
mahasiawa tentang

memperhatikan

materi yang akan

penjelasan yang

disampaikan

diberikan
Mahasiswa
mengungkap hal-hal
yang diketahui

tentang masa nifas


Penyampaian Materi
75 menit
Mendengarkan

Menyampaikan materi

Ceramah

LCD,

penyampaian materi

perubahan fisiologis

Laptop,

tentang :
pada ibu nifas :
a. Perubahan sistem a. Perubahan sistem
reproduksi
b. Perubahan sistem

reproduksi
b. Perubahan sistem

White
board,
spidol,
Slide

pencernaan
c. Perubahan sistem

pencernaan
c. Perubahan sistem

perkemihan
d. Perubahan sistem

perkemihan
d. Perubahan sistem

musculoskeletal
e. Perubahan sistem

musculoskeletal
e. Perubahan sistem

endokrin
f. Perubahan tanda-

endokrin
f. Perubahan tanda-

tanda vital
7

tentang
materi
perubaha
n
fisiologis
masa
nifas

tanda vital

g. Perubahan sistem

g. Perubahan sistem

kardiovaskuler
h. Perubahan sistem

kardiovaskuler
h. Perubahan sistem

hematologi
Mahasiswa

hematologi
Memberi kesempatan

memberikan

mahasiswa untuk

tanggapan tentang

bertanya

Diskusi

Diskusi

materi yang
disampaikan
Mahasiswa

Menjawab pertanyaan
mahasiswa

mendapatkan
reinforcement dari
jawaban yang

10

diungkapkan
Penutup 30 meenit
Mahasiswa

Melakukan Evaluasi

menjelaskan kembali pembelajaran

Tanya

LCD,

jawab

Laptop,

pokok-pokok materi
11

12

Slide

yang sudah
Bersama mahasiswa
disampaikan
Mahasiswa membuat menyimpulkan materi
kesimpulan dari

yang sudah

materi yang telah

disampaikan
Menyampaikan pokok

dipelajari bersama
Mahasiswa

pertemuan selanjutnya

Diskusi
Ceramah

13

mendengarkan

(perubahan sistem

materi yang akan

endokrin, perubahan

disampaikan pada

tanda-tanda vital,

pertemuan

perubahan sistem

selanjutnya

kardiovaskuler,

ceramah

perubahannsistem
neurologi)
Menutup pertemuan
Menutup pertemuan

dengan memberi salam

dengan menjawab
salam
E. Bentuk Evaluasi
1. Sebutkan macam-macam perubahan fisiologis ibu pada masa nifas!
2. Jelaskan mengapa waktu ovulasi wanita yang menyusui berbeda dengan
wanita yang tidak menyusui?
3. Mengapa Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemi dan edema
pada wanita pasca melahirkan yang berdampak inkontinensia uri?
4. Jelaskan perubahan fisik pada uterus ibu setelah bersalain sampai
kembalinya pada posisi normal!
Jawaban:
1. Macam-macam perubahan fisiologis ibu nifas antara lain:
a. Perubahan sistem reproduksi
b. Perubahan sistem pencernaan
c. Perubahan sistem perkemihan
d. Perubahan sistem musculoskeletal/ Diastasis rectie abdominalis
e. Perubahan sistem endokrin
f. Perubahan sistem kardiovaskuler
g. Perubahan sistem hematologi
2. Waktu involusi wanita yang menyusui berbeda dengan wanita yang tidak
menyusui karena ketika wanita menyusui secara otomatis lewat isapan
bayi maka akan merangsang keluarnya hormon oksitosin yang dapat
membantu proses involusi uterus.

3. Trauma pada uretra dan kandung kemih selama proses malahirkan yakni
sewaktu bayi melewati jalan lahir mengakibatkan dinding kandung kemih
dapat mengalami hiperemi dan edema sering disertai dengan daerah
daerah kecil hemoragik. Kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan
kapasitas kandung kemih setelah bayi lahir dan efek konduksi anastesi
menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun selain itu rasa nyeri
pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan , laserasi
vagina atau episotomi juga menurunkan refleks bekemih pada masa pasca
partum tahap lanjut distensi berlebihan dapat mengakibatkan kandung
kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga menganggu proses berkemih
normal.
4. Perubahan fisik uterus pada ibu masa nifas
Waktu sejak
Melahirkan
1-2 jam
12 jam
3 hari
9 hari
5-6 minggu

Posisi fundus uteri


Pertengahan, antara pusat-simfisis
1 cm bawah pusat
3 cm bawah pusat (terus menurun 1 cm/hari)
Tidak teraba
Tdk teraba, sdkt lbh besar drpd multipara

F. Refrensi
1. Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta :
Pustaka Rihama
2. Prawiraharjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC

Lampiran 1
MATERI
PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA PERIODE PASCAPARTUM
Secara fisiologis, seorang wanita yang telah melahirkan akan perlahan-lahan
kembali seperti semula. Alat reproduksi sendiri akan pulih setelah enam minggu.
Pada kondisi ini, ibu dapat kembali hamil. Yang perlu diketahui ibu hamil,
keluarnya darah menstruasi bukanlah kembalinya kesuburan, karena sebelum
mens datang, pada saat masa nifas habis orang tersebut bisa hamil. Adapun
perubahan-perubahan dalam masa nifas adalah sebagai berikut:
A. Perubahan Sistem Reproduksi
1. Uterus
a. Proses involusi
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah
melahirkan disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah
plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Sedangkan
subinvolusi adalah penggagalan uterus untuk kembali pada keadaan
tidak hamil. Penyebab subinvolusi yang paling sering adalah
tertahannya fragmen plasenta dan infeksi.
Pada akhir tahap ketiga persalinan besar uterus sama dengan
sewaktu usia kehamilan 16 minggu yaitu 1000g. dalam waktu 12
jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm di atas umbilicus.
Fundus turun kira-kira 1-2 cm tiap 24 jam. Pada hari ke enam
pascapartum fundus normal berada di pertengahan umbilicus dan
simfisis. Dan tidak bisa dipalpasi pada abdomen dihari ke sembilan.
Setelah 1 minggu melahirkan uterus berada di dalam panggul sejati
dan berinvolusi menjadi kira-kira 500 g dan 350 g dua minggu
setelah melahirkan. Pada masa pasca partum penurunan kadar

hormone ekstrogen dan progesterone menyebabkan terjadinya


autolisis, perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang
berlebihan.
b. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera
setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan
volume intra uteri yang sangat besar. Selama 1-2 jam pertama pasca
partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak
teratur. Penting sekali untuk mempertahankan kontraksi uterus pada
masa ini, sehingga biasanya diberikan suntikan oksitosin segera
setelah plasenta lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya,
dianjurkan membiarkan bayinya di payudara karena isapan bayi pada
payudara merangsang pelepasan oksitosin.
c. Afterpains
Rasa nyeri menjadi lebih nyata setelah ibu melahirkan, di tempat
uterus terlalu teregang. Menyusui dan oksitosin tambahan biasanya
meningkatkan nyeri karena keduanya merangsang kontraksi uterus.
d. Tempat plasenta
Regenerasi endometrium selesai pada akhir minggu ke 3 pasca
partum, kecuali pada bekas tempat plasenta. Regenerasi pada tempat
ini biasanya tidak selesai sampai enam minggu setelah melahirkan.
e. Lochea
Lochea
Rubra

Batas
waktu
Hari
1-3

Sanguelenta Hari
4-7
Serosa

Hari
7-14

Pengeluaran normal
Darah dengan bekuan, bau
amis, meningkat dengan
bergerak, meneteki dan
peregangan
Merah kecoklatan,
berlendir, sisa darah
bercampur lendir
Pink atau coklat dengan
konsistensi,

Pengeluaran tidak normal


Banyak bekuan, bau
busuk, pembalut penuh
darah

Bau busuk, pembalut


penuh darah

serosanguineus, bau amis.


Alba

Hari
10

Kuning putih, bau amis

Bau busuk, pembalut


penuh darah, lochea
serosa menetap, kembali
ke pengeluaran pink atau
merah, pengeluaran lebih
dari 2-3 minggu.

2. Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam pasca
partum serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan
kembali ke bentuk semula.
3. Vagina dan perineum
Estrogen pasca partum yang menurun berperan dalam pengikisan
mucosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang
akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil sampai 6-8
minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat pada minggu ke
empat. Pada awalnya introitus mengalami eritematosa dan udematosa
terutama pada daerah episiotomi atau jahitan laserasi.
Tanda-tanda infeksi (nyeri, merah, panas, bengkak atau rabas). Atau
tepian insisi tidak saling mendekat bisa terjadi. Penyembuhan harus
berlangsung dalam 2-3 minggu. Hemoroid (varises anus) sering terjadi.
Gejala yang sering dialami adalah seperti rasa gatal, tidak Nyman dan
perdarahan berwarna merah terang pada waktu defecator. Ukuran
hemoroid biasanya mengecil beberapa minggu setelah bayi lahir.
4. Topangan otot panggul
Jaringan penopang dasar panggul yang terobek atau teregang saat ibu
melahirkan memerlukan waktu sampai enam bulan untuk kembali ke
tonus

semula.

Istilah

relaksasi

panggul

berhubungan

dengan

pemanjangan dan melemahnya topangan permukaan struktur panggul.

B. Sistem Pencernaan
1. Nafsu makan
Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan.stelah benar- benar pulih dari
efek analgesia, anastesi dan keletihan kebanykan ibu merasakan sangat
lapar.
2. Motilitas
Secara khas, penurunan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu
yang singkat setelah bayi lahir, kelebihan anastesi dan analgesi bisa
memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal
3. Defekasi
BAB secara spontan bisa tertunda selama 2 3 hari setelah melahirkan.
Ibu seringkali sudah mengelukan nyeri saat defekasi karena nyeri yang
dirasakannya di perineum akibat episotomi.
C. Sistem Urinarius
1. Komponen urin
Glikosuria ginjal yang diinduksi oleh kehamilan menghilang.
Laktosuria positif pada ibu menyusui merupakan hal yang normal. BUN
(Blood Urea Nitrogen) yang meningkat selama pascapartum merupakan
akibat otolisis uterus yang berinvolusi. Pemecahan kelebihan protein di
dalam sel otot uterus juga menyebabkan proteinurea ringan dan ( +1 )
selam satu atau dua hari setelah wanita melahirkan
2. Diuresis pascapartum
Dalam 12 jam setelah melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan
cairan yang tertimbun di jaringa selama ia hamil, salah satu mekanisme
untuk mengurangi cairan yang teretensi selama masa hamil ialah
diaforesis luas, terutama pada malam hari selama 2 3 hari pertama
setelah melahirkan. Diuresi pasca inpartu, yang disebabkan oleh
penurunan kadar estrogen hilangnya peningkatan tekanan vena pada
tungkai bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah merupakan
mekansime lain tubuh untuk megatasi kelebihan cairan.

3. Uretra dan kandung kemih


Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses
malahirkan yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung
kemih dapat mengalami hiperemi dan edema sering disertai dengan
daerah daerah kecil hemoragik.kombinasi trauma akibat kelahiran,
peningkatan kapasitas kandung kemih setelah bayi lahir dan efek
konduksi anastesi menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun
selain itu rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat
melahirkan , laserasi vagina atau episotomi juga menurunkan refleks
bekemih pada masa pasca partum tahap lanjut distensi berlebihan dapat
mengakibatkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga
menganggu proses berkemih normal.
D. Sistem Muskuluskeletal
Adaptasi system musculoskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil
berlangsung secara terbalik selama masa pasca partum adaptasi ini mencakup
halhal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan
pusat berat ibu akibat pembesaran rahim .
1.

Sistem Integumen
Hiperpigmentasi di aeorola dan linea nigra tidak menghilang
seluruhnya setelah bayi lahir, kulit yang meregang pada payudara ,
abdomen, paha dan panggul mungkin memudar tapi tidak hilang
seluruhnya pada beberapa wanita spider nevi mentap, rambut halus yang
tumbuh dengan lebat pada wanita biasanya menghilang tapi rambut kasar
menetap.

2.

Abdomen

Waktu Sejak
Melahirkan
1-2 jam
12 jam
3 hari
9 hari
5-6 minggu

Posisi fundus uteri


Pertengahan, antara pusat-simfisis
1 cm bawah pusat
3 cm bawah pusat (terus menurun 1 cm/hari)
Tidak teraba
Tidak teraba, sedikit lebih besar daripada multipara

Ab
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan
abdomennya menonjol dan membuat wanita tersebut tampak masih
seperti hamil diperlukan sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen
kembali ke keadaan semula. Ada keadaan tertentu seperti bayi besar atau
hamil kembar otototot dinding abdomen memisah suatu keadaan yang
dinamai diastasis retice abdominis.
3. Payudara
a. Ibu menyusui
Sebelum laktasi dimulai payudara teraba lunak dan suatu cairan
kekuningan yakni kolostrum dikeluarkan. Stelah laktasi payudara
teraba hangat den keras ketika disentuh rasa nyeri akan menetap
selam sekitar 28 jam.
b. Ibu tidak menyusui
Payudara ibu tidak menyusui biasa teraba nodular pada hari ke3
dan ke-4 bisa terjadi pembengkakan (engorgement). Distensi
payudara terutama disebabkan oleh kongesti vena dan limfatik bukan
akibat penimbunan air susu. Pembengkanan dapat hilang dengan
sendirinya dan rasa tidak nyaman berkurang dalam 24 36 jam.
E. Sistem Endokrin
1. Hormon plasenta
Selama periode pascapartum terjadi perubahan hormon yang besar.
Kadar estrogen dan progesterone menurun secara mencolok setelah

plasenta keluar, kadar terendahnya dicapai kira-kira 1 minggu


pascapartum. Penuruna kadar estrogen berkaitan dengan pembengkakan
payudara dan diuresis cairan ekstrasellular yang berlebih yang
terakumulasi selama masa hamil. Pada wanita yang tidak menyusui kadar
estrogen mulai meningkat pada minggu kedua setelah melahirkan dan
lebih tinggi daripada wanita yang menyusui pada pascapartum hari ke17.
2. Hormone hipofisis dan fungsi ovarium
Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan
tidak menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita
menyusui tampaknya berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar
follicle-stimulating hormone (FSH) terbukti sama pada wanita yang
menyusui dan tidak menyusui, disimpulkan ovarium tidak berespon
terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin meningkat (Bowes, 1991).
Pada wanita tidak menyusui, ovulasi terjadi dini, yakni dalam 27 hari
setelah melahirkan, dengan waktu rata-rata 70-75 hari.
F.

Perubahan Tanda-Tanda Vital


Selama 24 jam pertama suhu dapat meningkat sampai 38 0 C sebagai
akibat efek dehidrasi. Setelah 24 jam wanita harus tidak demam. Denyut
nadi tetap tinggi selam jam pertama setelah bayi lahir. Kemudian mulai
menurun dengan frekuensi yang tidak diketahuinya pada minggu kedelapan
dan kesepuluh denyut nadi kembali ke frekuens sebelum hamil. Pernapasan
harus berada dalam rentang normal setelah melahirkan, tekanan darah
sedikit berubah atau menetap, hipotensi ortostatik dapat timbul dalam 48
jam pertama akibat pembengkakan limpa yang terjadi.

G. Sistem Kardiovaskuler
1. Volume darah
Pada minggu ketiga dan keempat setelah bayi lahir, volume darah
biasanya menurun sampai mencapai volume sebelum hamil, hipervolemia
yang diakibatkan kehamilan ( peningkatan 40 % lebih dari volume tidak

hamil dan menyebabkan kebanyakan ibu bisa menoleransi kehilangan


darah saat melahirkan, banyak ibu yang kehilangan 300 400 ml darah
sewaktu melahirkan bayi tunggal pervaginam atau sekitar dua kali lipat
pada saat operasi cesarea
2. Curah Jantung
Denyut jantung, volume sekuncup dan curah jantung meningkat
selama masa hamil, setelah melahirkan keadaan ini meningkat lebih tinggi
selama 30 60 menit karena darah biasanya melintasi uteroplasenta tiba
tiba kembali ke sirkulasi umum.
H. Sistem Hematologi (Sirkulasi Darah)
Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit
menurun, tetapi darah akan mengental sehingga meningkatkan faktor
pembekuan darah. Leukositosis dengan jumlah sel darah putih mencapai
15.000 dan sampai 25.000 30.000 tanpa adanya kondisi patologis jika
wanita tersebut mengalami persalinan lama.
Jumlah Hb, Ht, dan eritrosit sangat bervariasi pada saat awal masa post
partum sebagai akibat dari volume darah yang berubah-ubah. Semua
tingkatan dipengaruhi oleh status gizi wanita tersebut. Selama proses
kelahiran diperkirakan kehilangan darah sekitar 200-500 ml. Penurunan
volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan disosialisasikan dengan
peningkatan Ht dan Hb pada hari ke-3 sampai hari ke-7 post partum, yang
akan kembali normal dalam 4-5 minggu post partum.

Anda mungkin juga menyukai