PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Petrologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang batuan. Secara luas
petrologi mempelajari asal, kejadian, struktur, dan sejarah batuan. Di alam
terdapat tiga jenis batuan : Batuan beku; batuan sedimen dan batuan
ubahan/metamorf. Batuan piroklastik yang merupakan hasil letusan gunung api,
dalam hal ini dikelompokkan ke dalam batuan beku karena kedekatan cara
kejadiannya dengan batuan tersebut.
BAB II
STRUKTUR BAGIAN DALAM BUMI
Gas yang trbentuk waktu proses pendinginan sebagian menjadi uap. Gasgas pada permukaan akhirnya menjadi lapisan atmosfer. Gaya graitasi bumi
mencegah gas tersebut tidak keluar dari permukaan bumi.
Sekitar 1.000 juta tahun yang lalu, permukaan bumi brupa satu daratan
yang sangat luas di kelilingi oleh samudra. Daratan tersebut kemudian terpecah
menjadi beberapa daratan akibat adanya pergeseran lempeng permukaan bumi.
Bumi terdiri dari tiga bagian yang berbeda yaitu kerak bumi, mantel, inti
luar dan inti dalam. Selain itu secara fisik, bumi juga bisa di bagi menjadi lapisan
Litosfer dan Astenosfer.
Lapisan Litosfer merupakan lapisan teratas yang meliputi kerak bumi dan
bagian atas dari mantel bumi. Litosfer merupakan bagian padat, solid tetapi
mudah patah. Litosfer bergerak terapung di atas lapisan Astenosfer.
Astonosfer merupakan lapisan cair yang meliputi mantel bawah dan inti
luar bumi. Lapisan ini lemah dengan temperature yang sangat tinggi. di lapisan
ini terjadi arus konveksi yang menggerakan lempeng-lempeng permukaan bumi.
2. Mantel
Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah
lapisan kerak bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan
merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi
mencapai 3.000 oC. Mantel merupakan lapisan yang berbeda di bawah
kerak bumi dengan kedalaman kira-kira (40-2891) km, mempunyai
temperatur sangat tinggi samapai 3.800C.
3. Inti Bumi
Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun
utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada
kedalaman 2900 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti
luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km
dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.2000 C. inti dalam
merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700
km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai
4.5000C.
Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat
bagian, yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan;
bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan
seperti laut, danau dan sungai; bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti
seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis
organisme (biosfer).
Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama
lain, misalnya dalam siklus biogeokimia dari berbagai unsure kimia yang
ada di bumi, proses transfer panas dan perpindahan materi padat.
II.3 Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh
dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi
terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran
bumi. Perputaran bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya masa udara,
2.
3.
4.
Peran
atmosfer
dalam
mengurangi
radiasi
matahari
sangat
penting. Apabila tidak ada lapian atmosfer, suhu permukaan bumi bila 100%
radiasi matahari diterima oleh permukaan bumi akan sangat tinggi dan
ini
berlangsung
semua
hal
yang
berhubungan
dengan
10
Lapisan ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan,
yang tebalnya 2 8 km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar
lebih besar daripada gerakan tegak. Hawa panas dan dingin yang
beradu di sini mengakibatkan kondisi suhu yang berubah-ubah.
D. Lapisan Udara Tropopouse
Merupakan lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer
terletak antara 8 12 km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan
ini terdapat derajat panas yang paling rendah, yakni antara 460C
sampai 800C pada musim panas dan antara - 57 o C sampai 830C
pada musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada tropopouse inilah
yang menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan atmosfer
yang lebih tinggi, karena uap air segera mengalami kondensasi
sebelum mancapai tropopouse dan kemudian jatuh kembali ke bumi
dalam bentuk cair (hujan) dan padat (salju, hujan es).
2. Stratosfer
Merupakan bagian atmosfer yang berada di atas lapisan troposfer
sampai pada ketinggian 50 60 km, atau lebih tepatnya lapisan ini terletak di
antara lapisan troposfer dan ionosfer. Pada lapisan stratosfer, suhu akan
semakin meningkat dengan meningkatnya ketinggian. Suhu pada bagian atas
stratosfer hampir sama dengan suhu pada permukaan bumi. Dengan
demikian, profil suhu pada lapisan stratosfer ini merupakan kebalikan dari
lapisan troposfer.
11
Ciri penting dari lapisan stratosfer adalah keberadaan lapisan ozon yang
berguna untuk menyerap radiasi ultraviolet, sehingga sebagian besar tidak
akan mencapai permukaan bumi.
Serapan radiasi matahari oleh ozon dan beberapa gas atmosfer lainnya
menyebabkan suhu udara pada lapisan stratosfer meningkat. Lapisanstratosfer
tidak mengandung uap air, sehingga lapisan ini hanya mengandung udara
kering. Batas lapisan stratosfer disebut stratopouse. Lapisan stratosfer dibagi
dalam tiga bagian yaitu :
a. Lapisan Udara Isoterm
Terletak antara 12 35 km dpl, dengan suhu udara -50o C sampai -55o C.
b. Lapisan Udara Panas
Terletak antara 35 50 km dpl, dengan suhu - 50o C sampai + 50o C.
c. Lapisan Udara Campuran Teratas
Terletak antara 50 80 km dpl, dengan suhu antara +50o C sampai -70o
C. karena pengaruh sinar ultraviolet, pada ketinggian 30 km oksigen
diubah menjadi ozon, hingga kadarnya akan meningkat dari 5 menjadi 9
x 10-2 cc di dalam 1 m3.
3. Mesosfer
Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 70 km. Suhu di
lapisan ini akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Suhunya
mula-mula naik, tetapi kemudian turun dan mencapai -72 oC di ketinggian 75
km. Suhu terendah terukur pada ketinggian antara 80 100 km yang
merupakan batas dengan lapisan atmosfer berikutnya, yakni lapisan
12
13
lapisan
ini,
benda-benda
berada
dalam
lbentuk
atom. Letaknya lapisan ini antara 400 800 km. Lapisan ini menerima
panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200o C.
5. Ekosfer atau atmosfer luar
Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini,
kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada
dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah
yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi
daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa
luar disebut magnetopause.
14
Litosfer
Kerak
Samudera
Kerak Benua
Litosfer
mencakup
kerak dan
mantel bagian
atas
Bagian atas
mantel
merupakan
bagian dari
litosfer
KOMPOSISI
KEDALAMAN
SIFAT
Basalt
7-10 km
Granit
20-70 km
Bervariasi, antara
kerak dan mantel,
berbeda
komposisinya
100 km
Astenosfer
Mantel
Bagian atas
mantel
sisanya
Mantel
bagian bawah
Inti
Inti bagian
luar
Intibagian
dalam
Keseluruhan
mantel merupakan
batuan beku
ultrabasa.
Mineralnya
bervariasi sesuai
kedalamannya
Berkisar dari
2900 5150 km
5150 sampai ke
pusat bumi
BAB III
BATUAN BEKU
Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silikat cair
liat , pijar, bersifat mudah bergerak yang kita kenal dengan nama magma.
Penggolongan batuan beku dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu 1.
Berdasarkan genetik batuan, 2. Berdasarkan senyawa kimia yang terkandung dan
3. Berdasarkan susunan mineraloginya.
Batuan beku dapat dibagi menjadi:
A. Batuan Beku Ekstrusi
Batuan beku sebagai hasil pembekuan magma yang keluar di atas
permukaan bumi baik di darat maupun di bawah muka air laut. Pada saat
mengalir di permukaan masa tersebut membeku relatif cepat dengan
melepaskan kandungan gasnya. Oleh karena itu sering memperlihatkan
struktur aliran dan banyak lubang gasnya (vesikuler). Magma yang keluar di
permukaan atau lava setidaknya ada 2 jenis: Lava Aa dan Lava Pahoehoe.
Lava Aa terbentuk dari masa yang kental sedangkan lava Pahoehoe terbentuk
oleh masa yang encer
B. Batuan Beku Intrusi
Batuan hasil pembekuan magma di bawah permukaan bumi. Ukuran
mineralnya kasar, > 1 mm atau 5 mm.
15
16
1. Berbentuk tidak teratur dengan dinding yang curam dan tidak diketahui
batas bawahnya. Yang memiliki penyebaran > 100 km 2 disebut batolith,
yang kurang dari 100 km2 dikenal dengan stock sedangkan yang lebih kecil
dan relatif membulat disebut boss. Ketiganya merupakan peristilahan dalam
batuan plutonik.
2. Intrusi berbentuk tabular yang memotong struktur setempat (diskordan)
disebut dyke/korok sedangkan yang konkordan disebut sill atan lakolit kalau
cembung ke atas.
3. Intrusi berdimensi kecil dan membulat sering dikenal dengan intrusi
silinder atau pipa.
17
18
19
laboratorium akan lebih tepat jika didukung dengan data lapangan atas batuan
tersebut.
1. Batuan Volkanik
Batuan Volkanik dinamai dengan mempertimbangkan komposisi fenokris
dan warna.Fenokris kuarsa dan Feldspar alkali bersama dengan plagioklas asam
dan sedikit biotit umum hadir dalam komposisi asam, seperti dalam Rhyolit dan
Dasit. Jika fenokris kuarsa dan feldspar alkali bersama plagioklas asam yang
melimpah melebihi jumlah feldspar alkali, batuan tersebut adalah dasit.
Sebaliknya jika yang melimpah adalah feldspar alkali dibandingkan dengan
plagioklas asam maka batuan tersebut cenderung rhyolit. Warna dalam berbagai
hal tidak terlalu berarti. Banyak Dasit dan Rhyolit yang berwarna abu-abu
kehijauan atau bahkan agak gelap. Oleh karena itu warna baru bermanfaat jika
tidak didapat satu pun fenokris dalam batuan volkanik tersebut.
Fenokris Hornblende yang melimpah dengan disertai oleh biotit atau
piroksen adalah khas pada andesit. Sungguhpun demikian sering pula didapati
andesit berwarna abu-abu
berkaitan erat dengan kondisi kandungan fluida H2O pada magma saat
pembentukannya. Trakit
20
2. Batuan plutonik
Setidaknya ada dua peneliti batuan yang telah menyusun klasifikasi dan
tata nma batun plutonik, yaitu: Strckeilsen, 1974 dan Williams, 1954/1983,
Williams membagi batuan Plutonik berdasarkan pada indeks warna (jumlah
mineral mafic dalam batuan). Indeks warna lebih kurang 10% (batuan felsic)
diwakili oleh batuan garnodiorit, adamelit, dan granit. Granit mempunyai
kandungan feldspar alkali yang jauh melimpah dibandingkan plagioklasnya,
sebaliknya granodiorit mempunyai plagioklas yang lebih dominan. Adamelit
merupakan nama batuan felsik yang mempunyai feldspar alkali sebanyak
plagioklasnya.
21
diabasik atau sub ofitik. Ofitik adalah kenampakan dimana plagioklas dilingkupi
oleh piroksen, sedangkan diabasik adalah tumbuh bersama antara plagioklas dan
piroksen dimana plagioklas memperlihatkan pertumbuhan yang menyebar.
Batuan ultra mafic diperlihatkan dengan indeks warna lebih dari 70%.
Dapat saja disusun oleh >90% olivin yang disebut dunit atau oleh gabungan olivin
dan piroksen yang dikenal dengan peridotit. Jika Batuan ultra mafic tersebut
disusun oleh > 90% piroksen dikenal dengan piroksenit dan jika > 90% berupa
hornblende disebut dengan hornblendit. Serpentinit adalah ubahan secara
menyeluruh >90% batuan yang kaya akan mineral mafic. Anortosit adalah batuan
ultra basa yang tidak termasuk dalam ultra mafic karena hampir keseluruhan
disusun oleh plagioklas basa, sehingga indeks warnanya <10%.
Klasifikasi batuan plutonik didasarkan pada kandungan mineral mineral
modal dikemukakan oleh The International Union of Geologycal Sciences (IUGS)
pada 1973 (Streckeisen, 1973; 1978). Berbeda dari Williams klasifikasi ini
menggunakan mineral modal yang tampak hadir dalam batuan plutonik terutama
mineral felsicnya (mineral yang berwarna terang).
22
cm dan jaraknya
23
akibat peleburan tidak sempurna dari suatu batuan samping di dalam magma
yang menerobos.
h. Autobreccia, adalah struktur pada lava yang memperlihatkan fragmenfragmen dari lava itu sendiri.
b. Hipokristalin
c. Holohyalin
24
Dalam ukuran butir kristal terdapat butir kristal yang sangat halus dan
tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, tapi menggunakan bantuan. Selain butir
yang sangat halus ada juga yang berbutir sangat kasar. Pada ukuran butir yang
sangat halus dikenal dengan afanitik. Pada afanitik ada yang tidak bisa dilihat
dengan bantuan mikroskop disebut kriptokristalin, sedangkan yang bisa dilihat
dengan bantuan mikroskop disebut dengan mikrokristalin.
memiliki ukuran butir kristal yang kasar dikenal dengan fanerik. Fanerik terbagi
lagi menjadi beberapa bagian lagi yaitu: Halus butir kristal berdiameter <1mm,
sedang butir kristal berdiameter 1mm - 5mm, kasar butir kristal berdiameter
kristal 5mm 30mm, sangat kasar kristal berdiameter >30mm.
3. Bentuk Kristal (fabric)
bentuk kristal dan susunan hubungan kristal dalam suatu batuan. Yang
pertama bentuk kristal dilihat dari pandangan dua dimensi bisa dibedakan menjadi
tiga macam yaitu :
a. Euhedral adalah bentuk kristal dan butiran mineral mempunyai bidang
kristal yang sempurna.
b. Subhedral adalah bentuk kristal dan butiran mineral dibatasi oleh sebagian
bidang kristal yang sempurna.
c. Anhedral adalah bentuk kristal dan butiran mineral dibatasi oleh sebagian
bidang kristal yang tidak sempurna.
Dilihat dari tiga dimensi, yaitu :
a. Equidimensional, yaitu bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
25
b. Tabular, yaitu bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi
lain.
c. Ireguler, yaitu bentuk kristal tidak teratur.
yang
berukuran relatif
26
ditemukan bahwa detail dari suatu batuan tidak bisa ditentukan tanpa
menggunakan mikroskop. Selain tekstur menunjukkan bentuk dan relasi antar
kristal juga menunjukkan pertumbuhan bersama antara mineralmineral yang
berbeda. Berikut beberapa tekstur khusus dari batuan beku:
a. Diabasik, yaitu tekstur dimana plagioklas tumbuh bersama dengan
piroksen, di sini piroksen tidak terlihat jelas dan plagioklas radier terhadap
piroksen.
b. Trachitik, yaitu tekstur dimana fenokris sanidin dan piroksen tertanam
dalam masa dasar kristal sanidin yang relatif tampak penjajaran dengan
isian butir butir piroksen, oksida besi dan aksesori mineral.
c. Intergranular
plagioklas ditempati oleh kristal kristal piroksen, olivin atau biji besi.
III. 2. 3. Komposisi mineral
Menurut Walker T. Huang, 1962, komposisi mineral dikelompokkan
menjadi 3 kelompok mineral yaitu :
1. Mineral Utama
Mineralmineral ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan
kehadirannya sangat menentukan dalam penamaan batuan. Berdasarkan warna
dan densitas, dikelompokkan menjadi dua yaitu :
A. Mineral Felsic (mineral berwarna terang dengan densitas rata-rata 2,5 2,7),
yaitu :
a. Kuarsa (SiO2)
27
b. Kelompok Feldspar, terdiri dari feldspar alkali (K, Na) AlSi3O8. Seri
feldspar alkali terdiri dari Sanidin, orthoklas, anorthoklas, adularia dan
mikrolin. Seri plagioklas terdiri dari albit, oligoklas, andesit,
labradorit, bitownit dan anortit.
c. Kelompok Feldspartoid (Na K Alumina Silika), terdiri dari nefelin,
sodalit, leusit.
B. Mineral Mafik (mineral mineral feromagnesia dengan warna gelap
dan
Amphibole,
terdiri
dari
Anthofilit,
Cumingtonit,
2. Mineral Sekunder
Merupakan mineralmineral ubahan dari mineralminerak utama, dapat
dari hasil pelapukan, hidrotermal, maupun metamorfisma terhadap mineral
mineral utama. Dengan demikian mineralminerak ini tidak ada hubungannya
dengan pembekuan magma (non pirogenetik).
Mineral sekunder terdiri dari :
a. Kelompok Kalsit (kalsit, dolomit, magnesit, siderit), dapat terbentuk dari
hasil ubahan mineral plagioklas.
28
29
30
Warna
Bentuk dan
Perawakan Kristal
Belahan
Keterangan
Olivin
Hijau
Tidak sempurna
Kilap kaca
Piroksen
Prismatik pendek,
massif, membutir
2 arah saling
tegak lurus
Amfibol
Hitam - coklat
Prismatik panjang,
menyerat dan membutir
2 arah
membentuk
sudut lancip
Kilap arang
Biotit
Hitam - coklat
Tabular, berlembar
(memika)
2 arah
Kilap kaca
Feldspar Alkali
Merah
jambu/putih/hijau
2 arah
Kilap kaca/lemak
Plagioklas
3 arah
Kilap kaca/lemak
Muskovit
Putih transparan
Tabular, berlembar
(memika)
1 arah
Kilap
kaca/mutiara
Kuarsa
Tidak berwarna
3 arah
Kilap kaca/lemak
Kalsit
Tidak berwarna,
putih
Rombohedral, massif,
membutir
Sempurna
Klorit
Hijau
Berlembar, memika
Sempurna
Serisit
Tidak berwarna,
putih
Tabular, berlembar
Sempurna
Asbes
Putih, abu-abu
kehijauan
Garnet
Coklat merah-hitam
Poligonal, membutir
Tidak ada
Kilap
kaca/mutiara
Halit
Tidak berwarna,
putih kekuningan,
merah
Kubus, masif,
membutir
Sempurna
Sebagai garam
evaporite
Gypsum
Tidak berwarna,
putih
Memapan, membutir,
menyerat
Sempurna
Lembar-lembar
tipis terjadi
karena evaporasi
Prismatik, tabular
panjang, massif,
membutir
Prismatik/tabular
panjang. Massif,
membutir
Kilap kaca,
berbuih dengan
HCl
Umumnya pada
batuan
metamorfik dan
lapukan batuan
beku basa
Kilap kaca
berukuran halus
Kilap lemak
31
Tabel.3. Pembagian Batuan Beku dari Berbagai Aspek (Panduan Praktikum UPN Vetran 2012)
VARIABEL DASAR
ULTRABASA
BASA
INTERMEDIET
ASAM
SiO2
< 45%
45 52%
52 66%
>66%
Warna
Gelap
Gelap
Abu-abu
Terang
Indeks warna
Mafelsik (10
40%)
Felsik 10%
Mineralogi
Hipermelanik
(90% mafik)
Melanokratik (6090%
mafik)
Mesokratik (30%
mafik)
Leukokratik
(30% mafik)
Magma / lava
V
U
L
K
A
N
I
K
Kecenderungan
tekstur
Fenokris
Nama
P
L
U
T
O
N
I
K
Komposisi
Mineral
Olivin;
piroksen;plagio
klas; spinel;
hornblende
Tekstur
Nama
DUNIT,
PERIDOTIT,
HORNBLENDIT,
SERPENTINIT
Encer
Kental
Holo-hipokristalin
Hipokristalin
Holohialin
Vesikuler-skoria
(kand. gas tinggi)
Tak ada-sedikit
gelas
Vesikuler
(kand.gas sedang)
Vesikuler (kand.
gas rendah)
Gelas umumbanyak
Afirik-porfiritik
Porfiritik
Olivin;piroksen;pl
agioklas
basa;feldspatoid
BASALT/BASA
NIT/TEPRIT/SPI
LIT
Piroksen;hornblen
de;biotit;
plagioklas
ANDESIT/TRAK
HIANDESIT/TR
AKIT
Gelas umum
Hornblende;
piroksen<<;
plagioklas; biotit;
feldspar; alkali;
kuarsa<<
Holokristalin
Olivin;
piroksen;plagiokl
as basa
GABRO;
DIABAS/DOLE
RIT
DIORIT,
MONZONIT,
SYENIT
Porfiritik;vitroveri
k
Biotit;<hornblend
e;kuarsa;plagiokla
s;feldspar alkali
DASIT/RIOLIT
Biotit; kuarsa;
feldspar alkali;
hornblende<<plag
ioklas; muskovit
GRANIT,
ADAMELIT,GR
ANODIORIT
32
No. Sampel
Gambar Mineral
Gambar Batuan
Deskripsi Batuan
1. Warna Segar
Hitam
2. Warna Lapuk
Putih kecoklat-coklatan
3. Struktur
Masif
4. Tekstur
Derajat Kristalisasi
Hipokristalin
Granularitas
Fanerik
Bentuk Kristal
Subhedral
Inequigranular
5. Komposisi
6. Petrogenesa
7. Nama Batuan
Gabbro
Nama Praktikan
NIM
Hari/tanggal
Kelompok
:
:
:
:
33
Foto Batuan
No. Sampel
Gambar Mineral
Deskripsi Batuan
1. Warna Segar
2. Warna Lapuk
Putih kecoklat-coklatan
3. Struktur
Masif
4. Tekstur
Derajat Kristalisasi
Holokristalin
Granularitas
Fanerik
Bentuk Kristal
Euhedral
Panidiomorfik Granular
Kalsit (15%) Plagioklas (20%) Kuarsa (20%),
Alkali Feldspar (35%) Hornblende (10%)
Granite adalah batuan beku plutonik, yang
terjadi dari hasil pembekuan magma
berkomposisi asam pada kedalaman tertentu
dari permukaan bumi.
5. Komposisi
6. Petrogenesa
7. Nama Batuan
Nama Praktikan
NIM
Hari/tanggal
Kelompok
Granite
:
:
:
:
34
No. Sampel
Gambar Mineral
Foto Batuan
Deskripsi Batuan
1. Warna Segar
Abu-abu
2. Warna Lapuk
Abu-abu kehijauan
3. Struktur
Masif
4. Tekstur
Derajat Kristalisasi
Granularitas
Fanerik
Bentuk Kristal
Hubungan Antar Kristal
5. Komposisi
6. Petrogenesa
7. Nama Batuan
Diorit
Nama Praktikan
NIM
Hari/tanggal
Kelompok
:
:
:
:
35
No. Sampel
Gambar Mineral
Foto Batuan
Deskripsi Batuan
1. Warna Segar
Hijau kehitaman
2. Warna Lapuk
Hijau kecoklatan
3. Struktur
Masif
4. Tekstur
Derajat Kristalisasi
Hipokristalin
Granularitas
Fanerik
Bentuk Kristal
Hubungan Antar Kristal
5. Komposisi
6. Petrogenesa
7. Nama Batuan
Peridotite
Nama Praktikan
NIM
Hari/tanggal
Kelompok
:
:
:
:
BAB IV
BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan
ketebalan dari beberapa centimeter sampai beberapa km. Yang dimaksud dengan
batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat lithifikasi bahan
rombakan batuan asal, maupun hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun
hasil kegiatan organisme.
Lithifikasi atau pembatuan adalah proses terubahnya materi pembentuk
batuan yang lepas - lepas (unconsolidated rock forming materials) menjadi batuan
yang kompak keras (consolidated coherent rocks). Ukuran butir batuan sedimen
dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang
termasuk ke dalam batuan sedimen.
Batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan
sedimen hanya merupakan 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat di kerak
bumi. Sungguhpun demikian penyebarannya menempati lebih dari 65% luasan,
sehingga merupakan lapisan tipis di permukaan bumi.
Kenampakan yang menonjol pada batuan sedimen adalah perlapisan,
struktur internal dan eksternal lapisan, bahan rombakan yang tidak kristlin,
mengandung fosil dan masih banyak lagi.
36
37
38
39
40
sedimen satu dengan yang lain. Sementasi makin efektif bila derajat
kelurusan larutan (permeabilitas relatif) pada ruang antar butir makin besar.
c. Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu
larutan kimia yang berasal dari pelarutan material sedimen selama diagenesa
atau
jauh
sebelumnya.
Rekristalisasi
sangat
umum
terjadi
pada
41
42
43
44
Gambar.6. Bentuk bentuk lapisan sedimen (Panduan Praktikum Petrologi UPN Vetran)
45
46
IV.2.2. Tekstur
1. Batuan sedimen klastik
Tekstur adalah kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan
bentuk butir serta susunannya ( Pettijohn, 1975 ).
A. Ukuran Butir ( Grain Size )
Pemerian ukuran butir didasarkan pada pembagian besar butir yang
disampaikan oleh Wentworth, 1922, seperti di bawah ini:
Tabel.5.Ukuran butir (Wentworth, 1922)
(http://wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/batuan-sedimen/)
B. Pemilahan ( Sorting )
Pemilahan adalah keseragaman ukuran besar butir penyusun batuan
endapan atau sedimen. Dalam pemilahan dipergunakan pengelompokan
sebagai berikut :
47
C. Kebundaran ( Roundness )
Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya bagian tepi butiran
pada batuan sedimen klastik sedang sampai kasar. Kebundaran dibagi menjadi
48
cembung (Ekuidimensional.)
b. Membundar (Rounded), Pada umumnya memiliki permukaan bundar,
ujung-ujung dan tepi butiran cekung.
c. Agak Membundar (Subrounded), Permukaan umumnya datar dengan
ujung-ujung yang membundar.
d. Agak Menyudut (Sub Angular), Permukaan datar dengan ujung-ujung
yang tajam
e. Menyudut (Angular), permukaan kasar dengan ujung-ujung butir runcing
dan tajam.
D. Kemas ( Fabric )
Kemas yaitu banyak sedikitnya rongga antar butir pada batuan Sedimen.
Batuan sediment yang memiliki kemas tertutup memiliki sedikit ruang antar
butir dan sebaliknya batuan sediment yang berkemas terbuka berarti bahwa
banyak ruang atau rongga antar butir yang cendrung tertutup yang memilki
49
ukuran butir pasir halus hingga lempung karena pada ukuran tersebut cendrung
sekali memiliki ruang antar butiran.
dari
kristal-kristal
yang
interlocking.
Untuk
pemeriannya
Berbutir kasar
>2
Berbutir sedang
1/16 2
Berbutir halus
1/256 1/16
< 1/256
B. Amorf
Terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau metamorf
50
51
Foto Batuan
No. Sampel
Gambar Mineral
Deskripsi Batuan
1. Warna Segar
coklat muda
2. Warna Lapuk
Coklat kecoklatan
3. Struktur
Laminasi
4. Tekstur
Ukuran Butir
Bentuk Butir
Sortasi
Baik
Kemas
Tertutup
5. Komposisi
Fragmen
Matrik
Semen
Silika ( SiO2)
6. Petrogenesa
7. Nama Batuan
Batupasir
52
Foto Batuan
No. Sampel
Gambar Mineral
Deskripsi Batuan
1. Warna Segar
Abu-abu
2. Warna Lapuk
Coklat kecoklatan
3. Struktur
Massif
4. Tekstur
Ukuran Butir
Bentuk Butir
Well rounded
Sortasi
Well sorted
Kemas
Tertutup
5. Komposisi
Fragmen
Matrik
Semen
Silika ( SiO2)
6. Petrogenesa
7. Nama Batuan
Nama Praktikan
NIM
Hari/tanggal
Kelompok
:
:
:
:
53
Gambar Batuan
Gambar Mineral
Deskripsi Batuan
1. Warna Segar
Coklat
2. Warna Lapuk
Coklat kehitaman
3. Struktur
Massif
4. Tekstur
Amorf
5. Komposisi
Monomeneralik Silika
6. Petrogenesa
7. Nama Batuan
Rijang ( SiO2 )
Nama Praktikan
NIM
Hari/tanggal
Kelompok
:
:
:
:
No. Sampel
BAB V
BATUAN METAMORF
55
56
57
58
59
60
d. Gneistosa
Jenis ini merupakan metamorfosa derajad paling tinggi, dimana
dimana terdapat mineral mika dan mineral granular, tetapi orientasi mineral
pipihnya tidak menerus atau terputus.
2. Struktur Non Foliasi :
Dimana mineral baru tidak menunjukkan penjajaran mineral yang planar.
Seringkali terjadi pada metamorfisme kontak/termal. Pada struktur non foliasi ini
hanya ada beberapa pembagian saja, yaitu :
a. Granulose/Hornfelsik
Merupakan
mozaik
yang
terdiri
dari
mineral-mineral
61
e. Filonitik
Hampir sama dengan struktur milonitik, hanya butirannya lebih
halus lagi.
f. Flaser
Seperti struktur kataklastik, dimana struktur batuan asal berbentuk
lensa tertanam pada masa dasar milonit.
g. Augen
Suatu struktur batuan metamorf juga seperti struktur flaser, hanya
lensa-lensanya terdiri dari butir-butir felspar, dalam masa dasar yang lebih
halus.
V.2.2. TEKSTUR
Mineral batuan metamorfosa disebut mineral metamorfosa yang terjadi
karena kristalnya tumbuh dalam suasana padat dan bukan mengkristal dalam
suasana cair. Karena itu kristal yang terjadi disebut blastos.
Tekstur pada batuan metamorf dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Kristaloblastik
Yaitu tektur pada batuan metamorf yang sama sekali baru terbentuk pada
saat proses metamorfisme dan tekstur batuan asal sudah tidak kelihatan.
a. Porfirobalstik
Seperti tekstur porfiritik pada batuan beku dimana terdapat masa dasar
dan fenokris, hanya dalam batuan metamorf fenokrisnya disebut porfiroblast.
b. Granoblastik
Tektur pada batuan metamorf dimana butirannya seragam.
62
c. Lepidoblastik
Dicirikan dengan susunan mineral dalam batuan saling sejajar dan
terarah, bentuk mineralnya tabular.
d. Nematoblastik
Di sini mineral-mineralnya juga sejajar dan searah hanya mineralmineralnya berbentuk prismatis, menyerat dan menjarum.
e. Idioblastik
Tektur pada batuan metamorf dimana mineral-mineral pembentuknya
berbentuk euhedral (baik).
f. Hipidiobalstik
Tektur pada batuan metamorf dimana mineral-mineral pembentuknya
berbentuk subhedral (sedang).
g. Xenobalstik
Tektur pada batuan metamorf dimana mineral-mineral pembentuknya
berbentuk anhedral (buruk).
Blastoporfiritik
Sisa tektur porfiritik batuan asal (batuan beku) yang masih nampak.
b.
Blastofitik
Sisa tektur ofitik pada batuan asal (batuan beku) yang masih nampak.
c.
Blastopsepit
Tektur sisa dari batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir lebih besar
dari pasir (psepit).
63
d.
Blastopsamit
Suatu tektur sisa dari batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir pasir
(psemit).
e.
Blastopellit
Suatu tektur sisa dari batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir lempung
(pelit).
64
65
No. Sampel
Gambar Mineral
Foto Batuan
Deskripsi Batuan
1. Warna Segar
Hitam keabu-abuan
2. Warna Lapuk
Coklat keputih-putihan
3. Struktur
Foliasi ( Schistosa )
4. Tekstur
Lepidoblastik
5. Komposisi
6. Petrogenesa
7. Nama Batuan
Batusekis Hijau
Nama Praktikan
NIM
Hari/tanggal
Kelompok
:
:
:
:
Nama Asisten :
Paraf
:
66
Foto Batuan
No. Sampel
Gambar Mineral
Deskripsi Batuan
1. Warna Segar
Putih kecoklatan
2. Warna Lapuk
Hitam kecoklatan
3. Struktur
Non Foliasi
4. Tekstur
Granoblastik
5. Komposisi
6. Petrogenesa
7. Nama Batuan
Batumarmer
Nama Praktikan
NIM
Hari/tanggal
Kelompok
:
:
:
:
67
Foto Batuan
No. Sampel
Gambar Mineral
Deskripsi Batuan
1. Warna Segar
Abu-abu
2. Warna Lapuk
Abu-abu kecoklatan
3. Struktur
Foliasi
4. Tekstur
Nematoblastik
5. Komposisi
6. Petrogenesa
7. Nama Batuan
Gneiss
Nama Praktikan
NIM
Hari/tanggal
Kelompok
:
:
:
:
BAB VI
BATUAN PIROKLASTIK
Batuan piroklastik adalah batuan volkanik klastik yang dihasilkan
oleh serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunungapi. Material
penyusun tersebut terendapkan dan terbatukan atau terkonsolidasikan
sebelum mengalami transportasi oleh air atau es ( Williams, 1982).
Pada kenyataanya batuan hasil kegiatan gunungapi dapat berupa aliran
lava sebagaimana diklasifikasikan dalam batuan beku atau berupa produk
ledakan (eksplosif) dari material yang bersifat padat, cair ataupun gas yang
terdapat dalam perut gunung.
Fisher (1984) dan Williams, (1982) mengelompokkan materialmaterial penyusun batuan piroklastik menjadi:
A. Kelompok Material Esensial (Juvenil)
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah material langsung dari
magma yang diletuskan baik yang tadinya berupa padatan atau cairan serta
buih magma. Massa yang tadinya berupa padatan akan menjadi blok
piroklastik, massa cairan akan segera membeku selama diletuskan dan
cenderung membentuk bom piroklastik dan buih magma akan menjadi batuan
yang porous dan sangat ringan, dikcnal dcngan batuapung (pumice).
B. Kelompok material Asesori (Cognate)
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah bila materialnya berasal dari
endapan letusan sebelumnya dari gunungapi yang sama atau tubuh volkanik
yang lebih tua.
68
69
C. Kelompok Asidental
Yang dimaksud dengan material asidental adalah material hamburan
dari batuan dasar yang lebih tua di bawah gunung api tersebut, terutama
adalah batuan dinding di sekitar leher volkanik. Batuannya dapat berupa
batuan beku,endapan maupun batuan ubahan.
70
71
72
Merupakan batuan piroklastik yang dihasilkan oleh erupsi eksplosif daru fragmen
batuan yang sudah memadat lebih dahulu dengan ukuranlebih besar dari 64 mm.
Block block ini selalu menyudut bentuknya atau eguidimensional.
C. Lapilli
Berasal dari bahasa Latin yaitu lapillus, nama untuk hasil erupsi eksplosif
gunung api yang berukuran 2 mm 64 mm. Selain dari fragmen batuan kadang
kadang terdiri dari mineral mineral augit, olivin dan plagioklas.Bentuk khusus
lapili yang terdiri dari jatuhan lava diinjeksi dalam keadaan sangat cair, dan
membeku di udara, mempunyai bentuk membola atau memanjang dan berakhir
dengan meruncing.
D. Debu gunung api
Adalah batuan piroklastik yang berukuran 2 mm 1/256 mm yang
dihasilkan oleh pelemparan dari magma akibat eksplosif, namun ada juga debu
gunung api yang terjadi karena proses penggesekan pada waktu erupsi gunung
api. Debu gunung api masih dalam keadaan belum terkonsolidasi.
73
B. Aglomerat (agglomerate)
Adalah batuan yang dibentukoleh konsolidasi material material dengan
kandungannya didominasi oleh bomb gunung api dimana kandungan lapilli dan
abu kurang dari 25 %.
C. Batu Lapilli (lapilli stone)
Adalah batuan yang dominan terdiri dari fragmen lapilli dengan ukuran 2
64 mm.
D. Tuff
Adalah endapan dari gunung api yang telah mengalami konsolidasi, dengan
kandungan abu mencapai 75 %.
Macamnya :
a. Tuff lapilli (lapilli tuff)
b. Tuff aglomerat (agglomerate tuff)
c. Tuff breksi pirojklastik (pyroclastic breccia tuff)
74
C. Vitrik tuff
Adalah batuan yang dihasilkan oleh endapan piroklastik aliran, terdiri dari
fragmen abu dan lapilli, telah mengalami lithifikasi dan belum terlaskan.
D. Welded tuff
Adalah batuan piroklastik hasil dari piroklastik aliran yang telah
dilithifikasikan dan merupakan bagian ignimbrit (istilah ini umum dipakai di AS
dan Australia).
75
VI.2.2. Tekstur
1. Ukuran Butir Pada Piroklastik
Ukuran butiran pada piroklastika tersebut merupakan salah satu kriteria
untuk menamai batuan piroklastik tanpa mempertimbangkan cara terjadi
endapan piroklastik tersebut.
76
Tabel.8. Matrik nama endapan dan batuan piroklastik berdasarkan ukuran butirnya
(basdargeophysics.wordpress.com)
cembung ( Ekuidimensional)
b. Membundar (Rounded), Pada umumnya memiliki permukaan bundar,
ujung-ujung dan tepi butiran cekung.
77
78
79
No. Sampel
Gambar Mineral
Deskripsi Batuan
1. Warna Segar
Putih keabu-abuan
2. Warna Lapuk
Kuning kecoklatan
3. Struktur
Masif
4. Tekstur
Ukuran Butir
Bentuk Butir
Sortasi
Kemas
5. Komposisi
Fragmen
Matrik
Semen
Silika ( SiO2)
Menyudut
Buruk
Terbuka
6. Petrogenesa
7. Nama Batuan
Batulapili
Nama Praktikan
NIM
Hari/tanggal
Kelompok
:
:
:
:
80
No. Sampel
Gambar Mineral
Foto Batuan
Deskripsi Batuan
1. Warna Segar
Putih keabu-abuan
2. Warna Lapuk
Coklat kehitam-hitaman
3. Struktur
Massif
4. Tekstur
Ukuran Butir
Bentuk Butir
Membulat tanggung
Sortasi
Buruk
Kemas
Tertutup
5. Komposisi
Fragmen
Matrik
Semen
Silika (SiO2)
6. Petrogenesa
7. Nama Batuan
Tuff Kasar
Nama Praktikan
NIM
Hari/tanggal
Kelompok
:
:
:
:
BAB VII
PENUTUP
VII.1. Kesimpulan
1. Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silikat cair
pijar, bersifat mudah bergerak yang dikenal dengan magma.
5. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat lithifikasi bahan
rombakan batuan asal, maupun hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun
hasil kegiatan organisme.
6. Batuan Metamorfisme adalah proses perubahan struktur dan mineralogi batuan
yang berlangsung pada fase padatan, sebagai tanggapan atas kondisi suhu dan
tekanan yang berbeda dari kondisi batuan tersebut sebelumnya.
7. Batuan piroklastik adalah batuan vulkanik klastik yang dihasilkan oleh
serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunungapi.
VII.2. Saran
Dalam pembelajaran dan proses praktikum terdapat beberapa saran antara lain :
1. Sebaiknya
macam-macam
batuan
yang
dideskribsikan
pada
saat
81
82
DAFATAR PUSTAKA
83