PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori kinetik adalah teori yang menjelaskan perilaku sistem sistem fisis dengan
menganggap bahwa sistem-sistem fisis tersebut terdiri atas sejumlah besar molekul yang
bergerak sangat cepat.
Peristiwa meltusnya balon diatas terkait dengan hubungan tekanan ,suhu, dan
volume gas. Teori kinetik gas adalah teori yang digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat
atau kelakuan suatu gas. Teori kinetik gas tidak mengutamakan kelakuan sebuah partikel,
tetapi meninjau sifat zat secara kesluruhan sebagai hasil rata-rata kelakuan partikel
tersebut .
Didalam makalah ini juga ada tentang jenis-jenis gas seperti gas monatik, diatomic,
dan poliatomik. Dan sifat-sifat gas yang sering kita dapati didalam kehidupan kita.
Gas merupakan suatu zat yang molekul atau partikelnya bergerak bebas. pada
makalah ini akan dipelajari mengenai sifat mikroskopik dari suatu gas dengan meninjau
dari tekanan, volum dan suhu yang sering disebut dengan teori kinetik gas.
B. Rumusan Masalah
1) Apa itu reaksi kesetimbngan?
2) Bagaimana cara penentuan orde reaksi?
3) Bagaimana cara menentukan laju reaksi berdasarkan waktu paruh?
4) Bagaimana cara menghitung harga K?
5) Apa yang dimaksud dengan reaksi berurutan?
C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui reaksi kesetimbangan
2) Untuk mengetahui penentuan orde reaksi
3) Untuk mengetahui menentukan laju reaksi berdasarkan waktu paruh
4) Untuk mengetahui menghitung harga K
5) Untuk mengetahui reaksi berurutan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesetimbangan
Reaksi Berlawanan
Reaksi berlawanan adalah reaksi yang berjalan maju kemudian kembali, jadi
persentasi mula-mula reaksi berubah menjadi produk. Kemudian produk berperan
sebagai pereaksimembentuk produk yang tidak lain adalah reaksi mula-mula.
k1
A
Pereaksi
B
Produk
k-
Produk
A
B
k1
k1
Pereaksi
d (B)
=k 1 ( A)
dt
(8.1)
d (B)
=k1(B)
dt
(8.2)
d (B)
=k 1 ( A )k 1 ( B)
dt
k=
k1
.
k2
k1
k1
k
= Tetapan kesetimbangan
k-1
k1 [ A ]
= k 1 [ B ]
k1
k1
[ B]
[A]
[ B]
= [A]
Isobutana
2. 2HI
H 2 + I2
3. NH4+ + NO-
(NH2)2CO
v =k ( A ) ( B )
dan
percobaan dengan konsentrasi (A) yang berbeda-beda. Sedangkan konsentrasi (B) sama.
Dengan bertambahnya konsentrasi (A) kecepatan reaksi akan bertambah kecuali reaksi
itu reaksi tingkat mol.
Untuk percobaan :
A1
x1
I:
=K
I:
x2
=K
A 2
(B)
(B)
Keterangan : [ A ] berubah
; [ B ] tetap sama
B
A 1
k
A 2
k
v2
=
v1
[ ]
v2 A2
=
v 1 B1
Atau
[ ]
v2 A1
=
v 1 B2
B2
I: A
v 1=k
B2
I : A
v 2=k
Keterangan : [ A ] tetap
; [ B ] berubah
B
A 1
k
A2
k
v2
=
v1
v 2 B2
=
v 1 B1
v 2 B2
=
v 1 B1
[ ]
[ ]
H 2 O+ N 2
H2
[ H2]
[ NO ]
Percobaan
V mol/etat
mol/H
0.1
0.5
0.1
1
2
3
mol/H
0,1
0.1
0.3
[ H2]
[ NO ]
=
o .5
0.1
( )
k (0,5) (0,1)
k (0,5) (0,1)
30
150
270
Penentuan harga
270
30
0.3
0.1
( )
= 3
k (0,5) (0,1)
k (0,5) (0,1)
=2
0,693
k
t1/2 (2) =
1
k .a
t1/2 (3) =
3
2. k . a2
t1/2 (0) =
a
2k
t1/2
a
1
a
t1/2
1
a2
t1/2
t1/2
t1/2 (0) =
A0
2k
Pada reaksi tingkat 2 waktu paruh berbanding terbalik dengan konsentrasi awal
pereaksi sedangkan pada reaksi timgkat 3 waktu paruh berbanding terbalik dengan
konsentrasi awal pereaksi tingkat dua (2).
Berdasarkan hubungan ini di buat generalisasi bahwa waktu paruh berbanding
terbalik dengan konsentrasi awal pereaksi berpangkat ( n 1 )
n tingkat reaksi
1
t1/2
(n1)
Untuk menentukan tingkat reaksi dengan metode waktu paruh harus di lakukan 2 kali
percobaan, yaitu sebagai berikut :
1. t1/2 (1) dengan konsentrasi awal a1
2. t1/2 (2) dengan konsentrasi awal a2
1
(n1)
t1/2 (1)
a1
(1)
1
(n1)
a2
t1/2 (2)
(2)
t 1/2(1)
t 1/2(2)
t 1/2(1)
t 1/2(2)
t 1/2(1)
t 1/2(2)
1
a 1(n1)
1
(n1)
a
a2
(n1)
a1
(n1)
Atau
t 1/2(2)
t 1/2(1) =
a2
a1
n1
a1
a2
n1
( )
( )
Misalnya :
Reduksi gas NO2 oleh gas H2
Campuran kedua gas ini mempunyai tekanan awal 340 mmHg dengan waktu paruh
102 dt. Pada perolehan lain tekanan 288 mmHg dengan waktu paruh 140 dt, tentukanlah
tingkat reaksinya !
Jawab :
Diketahui : a1 = 340 mmHg
a2 = 288 mmHg
t 1/2(2)
t 1/2(1)
140 dt
102 dt
n1
a1
a2
( )
n1
340
288
0,72 =
( )
log 0,72
n-1
(0,846)n1
Soal :
1) Dari data berikut diperoleh dari reaksi antara tersier Butil Bromida dan Ion
Hidroksida
(CH ) COH + Br(CH ) CBr + OH3 3
3 3
Percobaan
1
2
3
4
Konsentrasi awal
v (Molar/dt)
OH-
(CH3)3CBr
0,1
0,1
0,01
0,2
0,1
0,02
0,3
0,1
0,03
0,1
0,2
0,01
Ditanya :
a) Tentukan tingkat reaksi
b) Hitung harga tetapan kecepatan reaksi
c) Hitung kecepatan reaksi jika konsentrasi masing-masing pereaksi adalah 0,2
Molar
2) Data suatu percobaan
T(detik)
Konstanta
0
0,46
pereaksi (M)
1
Dit : Tentukan tingkat reaksi =.... ?
5
0,37
10
0,24
20
0,19
30
0,12
3) Penguraian suatu gas hingga separuh dari jumlahnya mula mula. Memerlukan
waktu (
t1
2
= 105 menit) dan tekanan awal = 750 mmHg tetapi jika tekanan awal
Dit
Jawaban
1. a). Tingkat reaksi
Rumus kecepatan reaksi :
V=K
[ OH ]
Menentukan harga
0,02
0,01
2= 2
V2
V1
K (0,2) (0,1)
K (0,1) (0,1)
=1
Menentukan harga
0,01
0,01
V4
V1
K (0,1) (0,2)
K (0,1) (0,1)
1= 2
=0
Jadi, tingkat reaksinya adalah + = 1 + 0
=1
b). Harga K (tetapan kecepatan reaksi)
V=K
OH
0,01
0,1
K = 0,1 /dt
c). Kecepatan reaksi (jika [(CH3)3CBr] dan [OH-] = 0,2 M
V = k (0,2)1 (0,2)0
V = (0,1) (0,2) (0,2)
V = 0,02 M/dt
2. Dik : Ket. Sifat pada percobaan diatas.
Dit : Tingkat reaksi =... ?
Jawab :
Di coba pada persamaan tetapan kecepatan reaksi orde
a
K = t in [ A ]
(i)
K =
1
5
In
0,461
0,371
= 0,04344
(ii)
K =
1
10
In
0,461
0,248
(iii) K =
1
20
In
0,461
0,146
= 0,04276
(iv) K =
1
30
In
0,461
0,123
= 0,04363
= 0,04404
Karena, harga K relatif konstan reaksi tersebut adalah reaksi Tingkat Satu.
3. Diketahui :
1
(1)
t 2
= 150 menit
1
t 2 (2) = 950 menit
a (1)
= 750 mmHg
a (2)
= 250 mmHg
Ditanyakan
a1
a1
n1
( )
950 menit
150 nenit
= ( 3)
9, 0476
750 nm
150 nm
n 1
n1
(n1)
n1
=2
=3
[ A 0 ][ A]
kt
2) Orde satu
Pada orde reaksi satu, pertambahan laju reaksi sama dengan perubahan
konsentrasi zat. Apabila konsentrasi reaktan reaksi orde satu dikali faktor n, maka
nilai laju reaksinya adalah n1 lebih besar.
Atau
ln [A] = ln [A0] kt
ln [ A 0 ] ln [ A ]
=k
t
1
t
[ A0]
ln
=k
[A]
3) Orde dua
Apabila konsentrasi reaktan reaksi orde satu dikali faktor n, maka nilai laju reaksinya
adalah n2 lebih besar.
Konsentrasi pereaksi sama
Atau
1
[A] 1
t
1
[ A0]
= kt
1
1
[ A] [ A 0 ]
=k
1
(ab)
1
t
ln
b(ax)
a(bx)
4) Orde tiga
Apabila konsentrasi reaktan reaksi orde satu dikali faktor n, maka nilai laju
reaksinya adalah n3 lebih besar.
Atau
1
2
kt =
A 0 2
1
2t
Bagi sistem 2 reaksi ini dapat ditulis persamaan kecepatan reaksi, sebagai berikut:
V=
d [B]
dt
= k1 [A] k2[B]
V=
d [C ]
dt
= k2[B]
V=-
d[A]
dt
= k1[A]