Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

Istilah pasung merupakan istilah spesifik yang berarti pengekangan secara


fisik atau pengurungan terhadap pelaku kriminal, orang gila, orang yang berbahaya
serta agresif. Secara gramatikal pemasungan berarti suatu tindakan menempatkan
subyek/orang lain dalam kondisi terkekang dengan suatu alat pasung. Pihak yang
ditempatkan dalam suatu kondisi yang terpasung biasanya merasakan kondisi yang
tertekan, kondisi yang demikian dapat dikatakan merupakan suatu kekerasan karena
baik secara langsung maupun tidak langsung hal tersebut dapat menimbulkan luka
batin maupun jasmani. Penempatan seseorang dalam kondisi yang terpasung
merupakan suatu tindakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia, karena pada
dasarnya setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat manusia yang
sama dan sederajat serta dikaruniai akal dan hati nurani untuk hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dalam semangat persaudaraan, dan oleh karena itu, maka
tidak ada seseorang pun yang boleh membatasi kemerdekaan seseorang dan
melakukan kekerasan terhadap orang lain tanpa adanya suatu kewenangan yang oleh
perundang-undangan diperkenankan.1
Penderita gangguan jiwa di Indonesia pada tahun 2007 mencapai angka 19
juta orang. Ironisnya, sebanyak 18.800 penderita itu ditemukan hidup dalam
pemasungan. Kasus pemasungan pada umumnya disebabkan karena keterbatasan
akses masyarakat terhadap informasi dan layanan kesehatan jiwa. Selain itu, sangat
sedikit jumlah penderita yang datang ke fasilitas pengobatan dikarenakan rasa malu.2
Seseorang dengan gangguan jiwa apapun harus segera mendapatkan
pengobatan. Keterlambatan pengobatan akan semakin merugikan penderita, keluarga
dan masyarakat. Sayangnya kebijakan negara dalam menangani gangguan jiwa belum
maksimal. Negara dengan anggaran yang memadai itu sudah memiliki program jauh
ke depan, yakni melakukan tindakan pencegahan selain mengobati, hal yang belum
terjadi di negara-negara miskin.1

Prevalensi penyakit jiwa di Aceh pada tahun 2007 (14,1% dari populasi 4,2
juta) lebih tinggi dari prevalensi rata-rata untuk Indonesia (11,6%). Prevalensi
gangguan mental parah di Aceh adalah 1,8%. Beberapa faktor yang dianggap
berkontribusi adalah kemiskinan, kehancuran pasca tsunami 2004 serta konflik
militer yang berkepanjangan. Pada tahun 2011 sekurang- kurangnya ada sekitar 200
kasus pasung di Aceh. 3
Islam sebagai agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah kepada
manusia melalui Nabi Muhammad Saw sangat sarat nilai dan bukan hanya mengenai
satu segi, namun mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia, sebagaimana yang
terkandung dalam Al- Quran. Quraish Shihab menyebutkan bahwa islam mempunyai
aturan-aturan atau syariat yang melindungi agama, jiwa, keturunan, akal, jasmani dan
harta benda. Tiga dari enam hal tersebut yakni jiwa, jasmani dan akal sangat berkaitan
erat dengan kesehatan, oleh karena itu ajaran Islam sangat sarat dengan tuntutan
bagaimana memelihara kesehatan.4

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Gangguan Jiwa


Dalam Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa III atau PPDGJ III
(yang merujuk pada Diagnostic Stastitical Mental IV/DSM IV) disebutkan bahwa
konsep gangguan jiwa adalah meliputi butir-butir:5
(1) adanya gejala klinis yang bermakna berupa sindrom atau pola perilaku dan
sindrom atau pola psikologik
(2) gejala klinis tersebut menimbulkan penderitaan (distress), antara lain dapat
berupa: rasa nyeri, tidak nyaman, tidak tentram, terganggu, disfungsi organ
tubuh, dll.
(3)

gejala klinis tersebut menimbulkan disabilitas atau ketidakmampuan dalam


fungsi peran dan sosialnya.

2.2 Definisi Pemasungan


Di Indonesia istilah pasung merujuk pada pengekangan fisik atau kurungan
terhadap penjahat, orang gila dan orang agresif yang berbahaya. 2 Istilah pasung
merupakan istilah spesifik yang berarti pengekangan secara fisik atau pengurungan
terhadap pelaku kriminal, orang gila, orang yang berbahaya serta agresif. Secara
gramatikal pemasungan berarti suatu tindakan menempatkan subyek/orang lain dalam
kondisi terkekang dengan suatu alat pasung.1 Menurut departemen kesehatan
Republik Indonesia pemasungan penderita gangguan jiwa adalah tindakan
masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa (biasanya yang berat) dengan cara
dikurung, dirantai kakinya dimasukan kedalam balok kayu dan lain-lain sehingga
kebebasannya menjadi hilang.6
2.3 Penyebab Pemasungan
Penderita gangguan jiwa yang sudah berobat dan tidak berlanjut sehingga
menimbulkan

kekambuhan

umumnya

membuat

keluarga

jenuh

untuk

memasukkannya ke fasilitas kesehatan jiwa dan akhirnya memasungnya. Disamping


3

itu berbagai alasan termasuk ekonomi, keamanan lingkungan, rasa malu, beban
keluarga, tingkat pengetahuan tentang penyakit dan ketersediaan akses pelayanan
kesehatan meyebabkan orang dengan masalah kejiwaan mengalami pemasungan.6
2.4 Cara Pemasungan
Cara pemasungan antara lain : terkurung dalam kandang binatang peliharaan,
terkurung dalam rumah, kaki atau lehernya dirantai, salah satu atau kedua kakinya
dimasukkan kedalam balok kayu yang dilubangi atau kadang juga berupa rantai dan
disatukan dengan tiang rumah.2,6

Gambar 2.1
(http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo
jakarta/documents/presentation/wcms_160658.pdf)
2.5 Dasar hukum Larangan Pemasungan
Pemasungan di Indonesia telah dilarang sejak 1977 dengan surat Menteri
Dalam Negeri Nomor PEM.29/6/15 tanggal 11 November 1977. Di dalam UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal 149 mengamanatkan
bahwa penderita gangguan jiwa yang telantar, menggelandang, mengancam
4

keselamatan dirinya dan/atau orang lain, dan/atau mengganggu ketertiban dan/atau


keamanan umum wajib mendapatkan pengobatan dan perawatan di fasilitas
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas
pemerataan penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan jiwa dengan melibatkan peran
serta aktif masyarakat, termasuk pembiayaan pengobatan dan perawatan gangguan
jiwa untuk masyarakat miskin.7

2.6 Dampak Pemasungan


Pemasungan orang dengan gangguan jiwa berat memperburuk kondisi fisik
dan kejiwaan. Lingkungan tak sehat akibat aktivitas hidup di satu tempat membuat
penderita rentan penyakit lain. Penyakit penyerta yang muncul akibat pemasungan
umumnya terkait kebersihan. Hampir seluruh aktivitas orang yang dipasung,
termasuk buang air, di tempat yang sama. Pola makan pun umumnya tak sehat
sehingga mengurangi daya tahan tubuh.8
2.7 Pencegahan Pemasungan
Pencegahan pemasungan dapat diupayakan dengan komunikasi, informasi,
edukasi, kurasi (penyembuhan) dan rehabilitasi yang lebih baik, penciptaan
Therpeutic Community (lingkungan yang mendukung proses penyembuhan).6
Menteri kesehatan, Nafsiah Mboi, mengatakan telah memprogramkan
Indonesia bebas pasung 2014 karena tindakan ini melanggar hak azasi manusia.
Pasien seharusnya diobati dengan baik dan harus ada dukungan psikososial yang
baik agar pasien tersebut dapat kembali menjadi rakyat yang produktif.9
Diketahui ada 7 langkah yang diperlukan menuju bebas pasung yaitu:10
1. Penyiapanperundang-undangankesehatankejiwaan.
2. Penguatan kapasitas sumber daya manusia
3. Peningkatan kualitas layanan kesehatan kejiwaan di fasilitas kesehatan dasar
4. Peningkatan kualitas layanan kesehatan kejiwaan di non sarana kesehatan
5. Mengintegrasikan masalah pembiayaan

6. Membangun komitmen dengan lintas program dan lintas sektor


7. Penguatan monitoring dan evaluasi
2.8 Konsep Kesehatan Mental Islami
Menurut Dadang Hawari kesehatan mental adalah suatu kondisi yang
memungkinkan perkembangan fisik (biologic), intelektual (cognitive), emosional
(affective), dan spiritual (agama) yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu
berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Makna kesehatan mental mempunyai
sifat-sifat yang harmonis (serasi) dan memperhatikan semua segi-segi dalam
kehidupan manusia dalam hubungannya dengan tuhan (vertikal) dan sesama manusia
(horizontal) dan lingkungan alam.11
Stigma yang paling umum terjadi, ditimbulkan oleh pandangan sebagian
masyarakat yang mengidentifikasikan gangguan jiwa dengan orang gila. Oleh
karena gejala yang dianggap aneh dan berbeda dengan orang normal, masih banyak
orang yang menanggapi penderita gangguan jiwa (khususnya gangguan jiwa akut
seperti psikosis dan skizofrenia) dengan perasaan takut, jijik, dan menganggap
mereka berbahaya. Tak jarang mereka diperlakukan dengan cara yang semena-mena
seperti penghinaan, pemasungan dalam kamar gelap atau tidak memperbolehkan
melakukan interaksi social. Jika melihat dampak-dampak yang ditimbulkan oleh
stigma gangguan jiwa, maka menurut konsep kesehatan mental Islam, sikap dan
prilaku terhadap penderita gangguan jiwa ini mengindikasikan pribadi suatu
masyarakat yang tidak sehat. Di dalam konsep Islam, keharmonisan antara satu
manusia dengan manusia lainnya merupakan bagian dari keimanan seseorang. Hal ini
telah ditegaskan baik di dalam al-Quran dan al-Hadist.11
Allah SWT berfirman:

.

















Artinya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu


damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujurat (49):10).

Rasulullah SAW bersabda:


Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak boleh
menganiaya dan tidak boleh membiarkan orang lain menganiayanya. Siapa yang
membantu memenuhi kebutuhannya. Siapa yang membebaskan kesulitan seorang
muslim (di dunia), maka Allah akan membebaskan kesulitannya besok di hari kiamat.
Dan siapa yang menutupi (merahasiakan) aib seorang muslim, maka Allah akan
menutupi aibnya kelak di hari kiamat. (HR. Bukhari dan Muslim).
Pemasungan terhadap pasien jiwa tidak akan menyembuhkan penyakit
melainkan akan berdampak buruk terhadap pasien. Konsep Islam menjawab
kekeliruan sebagian masyarakat yang berasumsi bahwa gangguan jiwa adalah
penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Hal ini secara tegas telah disamapaikan di
dalam sebuah firman Allah dan Hadist Rasulullah berikut ini:4
Allah SWT berfirman:

Artinya: Dan bila aku sakit Dialah yang menyembuhkan.(Q.S Al-Syuaraa


(26):80)
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: Berobatlah kalian hai hamba Allah, sesungguhnya Allah SWTtidak
akan menjadikan penyakit melainkan dia menjadikan obat pula baginya kecuali
penyakit yang satu: tua.(Ahmad dan Imam Hadis yang empat, Ibnu Hibbin, alHakim dari Usamah bin Syarik at-Talghabi).

KESIMPULAN DAN SARAN

.1 Kesimpulan
Pemasungan adalah pengekangan fisik atau kurungan terhadap penderita
ganngguan jiwa dengan cara dikurung, dirantai kakinya dimasukan kedalam balok
kayu dan lain-lain sehingga kebebasannya menjadi hilang. Hal ini sangat
bertentangan dengan hak azasi manusia dan ajaran Islam. Sebagaimana sabda
Rasulullah Saw Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak boleh
menganiaya dan tidak boleh membiarkan orang lain menganiayanya..(HR.
Bukhari dan Muslim).
.2 Saran
Sangat banyak dampak buruk dari pemasungan penderita gangguan jiwa.
Seharusnya pemerintah lebih giat lagi mensosialisasikan tentang larangan
pemasungan penderita gangguan jiwa sehingga program Indonesia bebas pasung
2014 bisa membuahkan hasil. Sehingga kasus pemasungan penderita gangguan jiwa
bisa berkurang dan masyarakat akan sadar pentingnya mengobati pasien gangguan
jiwa.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Minas H and Diatri H, Pasung: Physical restraint and confinement of the


mentally III in the community. International journal of mental Health System
2008. 2(8):1-5.
8

2.

Pasung Manusia, Tradisi atau Pilihan? [http://www.kabarkami.com/ pasungmanusia-tradisi-atau-pilihan.html]. Diakses pada 15 Februari 2013.

2.

Fitrikasari A dan Hediati T. Penilaian Fungsi Pribadi dan Sosial Sebelum dan
Sesudah Mendapat Pengobatan pada Penderita Gangguan Jiwa Korban
Pemasungan. M Med Indones. 2011. 45(1): 49-52.

3.

Puteh I, Marthoenis M and Minas H. Aceh Free Pasung: Releasing the


mentally ill from physical restraint. International journal of mental Health
System 2011. 5(10):1-5.

4.

Syaharia ARH. Stigma Gangguan Jiwa Perspektif Kesehatan Mental Islami.


Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.Yogyakarta. 2008.

5.

Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. FK


Unika Atma Jaya. Jakarta. 2001.

6.

Masalah Psikososial. [http://www.depkes.go.id/downloads/Psikososial.PDF].


Diakses pada 10 Februari 2013.

7. Fantasi Indonesia Bebas Pasung. [http://www.seputarindonesia.com/edisicetak/


content/view/504082/] Diakses pada 10 Februari 2013.

8. Pemasungan Berdampak Buruk. [http://health.kompas.com/read/2011/10/10/


02390135/Pemasungan.Berdampak.Buruk]. Diakses pada 15 Februari 2013.

9. Berakar Dari Daerah. [http://issuu.com/suarantb/docs/snt17122012] Diakses


pada 15 Februari 2013.

10. Kerentanan

Jiwa.

[http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2012/09/09/

sudut-pandang-kerentanan-jiwa-491975.html] Diakses pada 10 Februari 2013.

11. Hawari D. Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi. Jakarta:
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005.

Anda mungkin juga menyukai