PADA TANAMAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Nutrisi Tanaman
Dosen Pengajar Dr.agr. Nunun Barunawati, SP.,MP.
Oleh:
Kelompok 4
Moch. Meizar S
Ajeng Ayuningtyas
Agus Riyani
Choirummintin Wulandari
Rendri PuspitaDewi
RA. Putri Husadaning
Irma Noviana
Daniatul Aulia
Whenni Kusumaningtyas
Sarah Fairuz
125040201111338
125040207111048
135040200111002
135040200111017
135040200111068
135040200111136
135040207111049
135040201111135
135040207111018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Gejala Defisiensi Dan
Keracunan Unsur Hara Mikro Pada Tanaman ini. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Nutrisi Tanaman.
Makalah ini dapat terwujud berkat kerja sama dan bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu dalam kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima
kasih kepada Allah SWT atas semua nikmat dan karunia yang diberikan, kedua
orang tua yang selalu mendoakan dan memberi dukungan dalam pembuatan
karya tulis ini, semua pihak yang telah memberikan motivasi dan dorongan yang
tidak ternilai hingga terselesaikannya karya ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca demi kesempurnaan dalam pembuatan makalah di masa mendatang.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defisiensi Unsur Hara Mikro pada Tanaman
2.2 Keracunan Unsur Hara Mikro pada Tanaman
2.3 Gejala Defisiensi Unsur Hara Mikro pada Tanaman
2.4 Gejala Keracunan Unsur Hara Mikro pada Tanaman
3. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan sumber bahan makanan bagi sebagian besar makhluk
hidup. Kesuburan tanah akan sangat ditentukan oleh keberadaan unsur hara. Salah
satu unsur hara tersebut adalah unsur hara mikro. Unsur hara mikro adalah unsur
hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit. Unsur hara mikro misalnya
Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu) , Boran (B), Molibdenium
(Mo) dan Chlor (Cl) sangat berperan penting dalam menentukan pertumbuhan
tanaman. (Harjowigeno, 1987).
Secara umum fungsi unsur hara mikro adalah sebagai penyusun jaringan
tanaman, sebagai katalisator (stimulant), mempengaruhi proses oksidasi dan
reduksi tanaman, membantu mengatur kadar asam, mempengaruhi nilai osmotic
tanaman, mempengaruhi pemasukan unsur hara dan membantu pertumbuhan
tanaman.
Perhatian terhadap unsur mikro dewasa ini meningkat pesat, hal ini karena
terangkatnya unsur mikro dalam tanaman menyebabkan persediaan dalam tanah
mencapai titik tidak dapat menunjang pertumbuhan normal, penggunaan pupuk
makro yang meningkat dosisnya mempertajam menurunnya unsur mikro tanah,
penggunaan pupuk berkadar unsur tinggi, meniadakan peluang digunakannya
bahan bahan kurang murni, sehingga kontaminasi unsur mikro dalam pupuk
berkurang serta kemampuan kita mengenal gejala kekurangan unsur mikro masih
relative kurang.
Unsur hara selain harus cukup tersedia didalam tanah, jumlah
perbandingannya harus seimbang. Sebab bila salah satu unsur berkurang yang
berarti keadaannya tidak seimbang lagi maka dapat mengakibatkan pertumbuhan
tanaman menjadi tidak wajar.
Tiap unsur hara mempunyai tugas tertentu dan tidak satu unsur harapun
yang dapat menggantikannya secara sempurna dari tugas unsur hara yang lainnya.
Salah satu sifat dari unsur mikro ialah bahwa unsur mikro diperlukan dalam
jumlah sedikit dan dapat merusak bila dijumpai dalam jumlah banyak.
Kelebihan dan kekuranagan unsur harabagi tanaman dapat menyebabkan
terhalangnya pertumbuhan sehingga tidak optimal. Gejala kelebihan unsur hara
pada tanaman dapat dilahat dari gejala fisik pada bagian-bagian tanaman seperti
gejala yang terdapat pada daun, batang, bungan dan buah selain itu tanaman juga
akan menunjukkan gejala seperti daun yag terhambat sehingga pertumbuhan
tanaman menjadi kerdil dan perubahan warna pada daun sering disebut sebagai
klorosi. Defisiensi unsur hara pada tanaman dapat terlihat pada daun-daun pada
umumnya. Sedangkan untuk gejala jika kelebihan unsur hara mikro yaitu dimana
tanaman dapat terjadi keracunan sehingga menyebabkan tanaman tidak tumbuh
dengan baik. Pentingnya pengetahuan dalam defisiensi tanaman akibat
kekurangan unsur hara dapat dijadikan suatu pedoman maupun petunjuk yang
dapat digunakan oleh peani yang sedang berbudidaya tanaman dalam melakukan
untuk menentukan pemupukan yang tepat, optimal, dan jenis pupuk yang harus
digunakan. Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan tentang defisiensi dan
kelebihan unsur hara mikro pada tanaman.
1.2 Tujuan
Makalah ini ditujukan untuk mempelajari karakteristik defisiensi dan
gejala keracunan unsur hara ikro pada tanaman.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defisiensi Unsur Hara
Defisiensi unsur hara adalah gejala kekurangan unsur hara yang
diperlihatkan oleh tanaman sebagai akibat kekurangan salah satu unsur hara atau
lebih, baik unsur hara mikro maupun unsur hara makro. Kekurangan atau
defisiensi unsur hara tanaman dapat diketahui dari gejala- gejala yang tampak
pada tanaman. Defisiensi unsur hara yang berlebihan dapat menurunkan
produktivitas tanaman bahkan dapat menyebabkan kematian (Fauzi et. al. 2012).
Ciri-ciri atau syarat unsur hara makro yaitu unsur hara diperlukan dalam
jumlah yang tidak sedikit artinya dalam jumlah yang banyak, kekurangan salah
satu unsur hara makro pada tanaman dapat menmbulkan gejala disifiensi pada
tanaman yang biasanya sulut atau tidak dapat disembuhkan dengan menambahkan
suatu unsur hara makro yang lainnya, dan kelebiahan unsur hara makro dapat
menyebabkan keracunan pada tanaman karena unsur hara tidak sesuai apa yang
dibutuhkan oleh tanaman.sedangkan ciri untuk unsur hara mikro adalah unsur
hara diperlukan tanaman dalam jumlah yang sedikit, kekurangan salah satu unsur
hara mikro pada tanaman dapat menmbulkan gejala disifiensi pada tanaman yang
biasanya sulut atau tidak dapat disembuhkan dengan menambahkan suatu unsur
hara mikro lainnya, dan apabila kelebihan unsur hara mikro juga akan dapat
berakibat pada keracunan tanaman (Sarief, 1986).
Kekurangan unsur hara esensial bagi tanaman dari jumlah yang
dibutuhkan tanaman, maka dapat mnimbulkan terhalangnya atau terganggunya
metabolisme tanaman yang secara visual dapat terlihat dari penyimpanganpenyimpangan pada laju pertumbuhannya. Gejala fisik yang dapat terlihat dalam
pengamatan yaitu terhambatnya pertubuhan akar, batang, daun yang kerdil dan
terjadi gejala klorosis serta nikrosis pada bagian organ tanaman. Meskipun
kekurangan unsur hara berakibat pada terganggunya fungsi dan pertumbuhan
tanama. Gejala yang umum ditemukan adalah gejala yang tampak pada bagian
tajuk tanaman, karena mudah diamati dan dapat memberikan manfaat bagi petani
dalam melakukan pemupukan yang tepat dan praktis (Lakitan, 2012).
Defisiensi Unsur Fe
Fungsi dari Besi (Fe) ialah berperan dalam pembentukan klorofil. Oleh
karena itu ketersediaan Fe yang optimal dibutuhkan oleh tanaman. Bila Fe dalam
larutan hara tidak tercukupi maka pembentukan klorofil tidak akan sempurna,
respirasi tidak optimal dan energi yang dihasilkan hanya sedikit sehingga
penyerapan hara oleh akar lambat. Akibatnya, pertumbuhan tanaman stagnan atau
berhenti (Sutiyoso, 2006). Besi (Fe) esensial karena merupakan bagian dari enzim
tertentu dan bagian dari protein yang membawa elektron dalam fotosintesis dan
respirasi (Salisbury dan Ross, 1995).
Kekurangan unsur besi bagi tanaman menyebabkan timbulnya warna
bintik-bintik kuning pada daun muda (chlorosis), tetapi urat daun tetap hijau dan
pertumbuhan tanaman terhenti dan daun berguguran dan dapat mengakibatkan
kematian.
2.3.2
Defisiensi Unsur Zn
Zinc (seng) merupakan komponen penting dari berbagai sistem enzim
Defisiensi Unsur Mn
Unsur mangan (Mn), berperanan penting dalam pembentukan chlorofil,
praktis bagian-bagian tersebut mati, mongering, dan terus mengeriput kemudian jatuh
sehingga daun tampak menggerigi. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil pembentukan
biji- biji kurang baik (jelek).
Defisiensi Unsur Cu
Fungsi Cu yaitu sebagai penyusun enzim, pembentukan klorofil, serta
2.3.5
Defisiensi Unsur Cl
Klor adalah suatu unsur esensial mikro yang mempunyai fungsi
dalam bentuk
akartanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas
tanaman,misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat
tanamankering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 3401200
ppm
dandianggap
masih dalam
kisaran hara
tanah tidak diikat olehmineral, sehingga sangat mobiledan mudah tercuci oleh
air drainase. Sumber Clsering berasal dari air hujan, oleh karena itu hara Cl
kebanyakan bukan menimbulkandefisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah
keracunan tanaman. Klor berfungsisebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan
osmosis sel, mencegah kehilangan airyang tidak seimbang, memperbaiki
penyerapan ion lain,untuk tanaman kelapa dankelapa sawit dianggap hara makro
yang penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari
khususnya
dalam
proses
fotosintesis,
Defisiensi Unsur Mo
Molobdenum diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik
kritikdengan toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi
tanamanjuga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda
dengan sifathara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500
ppm. Umumnyatanah mineral cukup mengandung
terdapat di dalamtanah antara lain molibderit
powellit
(CaMo).
Molibdenum (Mo)dalam larutan sebagai kation ataupun anion. Pada tanah gambut
atau tanah organiksering terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian
dengan senyawaorganik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari
Mo
dapat
menghambat
kekurangan
N.
Defisiensi Unsur Ni
Nikel adalah komponen kunci dari enzim yang terlibat dalam metabolisme N
dan fiksasi N secara biologis. Nikel berfungsi sebagai kofaktor untuk
mengaktifkan urease untuk mengkatalisasikonversi urea ke dalam bentuk ion
amonium, yang dapat digunakan tanaman sebagai sumber N. Tanpa adanya Ni,
konversi urea adalah mustahil atau tidak dapat terjadi. Nikel diakumulasidi organ
tanaman atau jaringan, seperti daun.Daun yang mengalami defisiensi Ni akan
menunjukan nekrosis pada ujung daun dan semakin banyak terjadi serta meluas,
namun hal ini tergantung pada proses fiksasi N secara biologis (Gambar ....). Urea
yang terkonsentrasi dapat membunuh sel daun sehingga menyebabkan klorosis
pada ujung daun seperti pada tanaman kacang-kacangan (Gambar ....). Defisiensi
Ni pada kacang tunggak juga menunjukan gejala yang hampir sama. Gejala ini
menunjukan bahwa urea yang terbentuk selama metabolisme N berjalan normal,
N dapat terlepas dari sumber N yang asli. Pengaplikasian Ni dapat meningkatkan
aktivitas urease di daun dan mencegah akumulasi urea (Liu, et al., 2011).
Gambar 7. Nekrosis pada ujung daun akibat defisiensi Ni pada tanaman yang
memfiksasi N (Liu, et al., 2011).
Gambar 8. Bibit
kacang
tunggak
yang
ditanam
secara
hidroponik
dengan
Defisiensi Unsur B
Fungsi utama dari B pada tanaman terkait dengan pembentukan dinding
Gambar 9. Defisiensi B pada tanaman alfafa; klorosis pada daun bagian atas dan
rosetting di dasar daun. (Jacobsen and Jasper, 1991 dalam McCauley et
al., 2011)
Dalam alfalfa dan canola, gejala defisiensi B mencakup rosetting (pengelompokan
daun yang kemudian memadat), menguningnya daundi bagian atas dan bunga
yang terbentuk sedikit (Gambar 9. ). Pada buah bit yang defisiensi B akan
terhambat pertumbuhan dan daun mudaakan keriting serta berubah menjadi
cokelat atau hitam. Pada stadium lanjut dari defisiensi itu, mahkota dan akar bit
mulai membusuk dan penyakit dapat masuk, yang mempengaruhi seluruh
tanaman (Mengel dan Kirkby, 2001 dalam McCauley et al., 2011). Bagian akar bit
yang sehat akan memiliki kadar gula yang rendah.
2.3.9
Defisiensi Unsur Si
Gejala defisiensi silikon di lapangan umumnya tidak dapat dilihat secara
11
Gambar 10. Gejala defisiensi Si pada daun tanaman padi mengalami bintik
cokelat(Dobermann dan Thomas, 2000).
Gambar
Pada tanaman padi gejala ditunjukkan dengan daun yang berubah menjadi
lunak dan menjuntai sehingga tanaman saling ternaungi dan mengurangi aktivitas
fotosintesis serta menurunkan hasil gabah. Selain itu juga terjadi ledakan penyakit
blas yang disebabkan oleh Pyricularia oryzaedan bercak hitam akibat
seranganHelminthosporiumoryzae. Dilaporkan pula bahwa defisiensi Si pada padi
dapat menyebabkan berkurangnya jumlah malai per luas lahan dan berkurangnya
jumlah bulir per malai (Dobermann dan Thomas, 2000) .
2.4 Gejala Keracuanan Unsur Hara Mikro
2.4.1 Keracunan Unsur Fe
Keracunan besi diakibatkan oleh pH tanah yang rendah, sehingga ion unsur
Fe, Al dan Mn mendominasi dan mengikat unsur hara lainnya.Akibat dari
keracunan Fe (besi) pada tanaman ialah karena hanya Fe yang tersedia dalam
jumlah banyak. Fe (Besi) berperan sebagai katalis dalam tanaman dan berperan
dalam berbagai proses redoks, seperti respirasi, fotosintesis, dan reduksi nitrat.
Tanaman memerlukan besi (Fe) dalam pembentukan klorofil, namun apabila
pada tanah berkapur dan berkadar fosfat tinggikekurangan besi dapat terjadi.
Unsur besi menjadi dalam kondisi yang tidak tersedia bagi tanaman karena dalam
keadaan mengendap atau terikat. Pada keadaan yang sebaliknya, apabila tanaman
terlalu banyak menyerap unsur besi maka akan mengalami Keracunan besi.
morfologi maupun fisiologi tanaman, sehingga respon setiap genotipe berbedabeda tergantung sifat toleransi atau kepekaanya terhadap keracunan besi.
normal sekitar 5-20 ppm Cu. Kondisi kritis dalam tanah 60-125 ppm, dan dalam
jaringan tanaman 5-60 ppm Cu. Pada kondisi kritis pertumbuhan tanaman mulai
terhambat sebagai akibat keracunan Cu (Alloway, 1995).Gejala keracunanterlihat
dengan munculnya klorosis pada daun dan ini terjadi karena Cu mampu
menghambat atau menggantikan unsur logam lainnya seperti Fe yang sangat
penting dalam proses fisiologi dalam tubuh tanaman. Sehingga keracunan Cu
sejalan dengan defisiensi Fe (Daniel et al., 1972). Keracunan Cu juga dapat
menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, percabangan terbatas, pembentukan akar
terhambat,akar menebal dan berwarna gelap, penurunan pertumbuhan, coklat
bercak pada daun, muncul sebagai defisiensi Fe, ditemukan dalam tanah yang
bersifat asam.Gejala keracunan menunjukkan pertumbuhan tanaman terhambat,
diikuti oleh gejala klorosis Fe, kerdil, cabang berkurang dan lain-lain.
dalam bentuk
akartanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas
tanaman,misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat
tanamankering.Klor dalam tanah tidak
mobil dan mudah tercuci oleh air draiinase. Sumber Clsering berasal dari air
hujan, oleh karena itu, hara Cl kebanyakan bukan menimbulkandefisiensi, tetapi
justru
menimbulkan
masalah
keracunan
tanaman.Chlor
berperan
dalam
memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperi tembakau, kapas,
kentang dan tanaman sayuran, sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan
osmosis sel, dan mencegah kehilangan air yang tak seimbang. Apabila tanaman
kelebihan unsur hara Chlor maka dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun
yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-sayuran daun tampak kurang
sehat,
berwarna
tembaga,
adapula
menebaldancenderungmenggulung
serta
daun
dapat
yang
terbakar,
meningkatkan
daun
yang
kelembaban
(Susanti, 2012).
ion
MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu
tinggi, selain toksis bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang memakannya.
Hal ini agak berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar
Mo sering sekitar 1500 ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung Mo.
Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain molibderit (MoS),
powellit (CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo) dalam larutan sebagai kation ataupun
anion. Mo terlepas ke alam memlalui pembekaran bahan bakar, limbah air dari
proses industri, dan distribusi limbah. Pada tanah gambut atau tanah organik
sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan senyawa
organik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian air.
Tanah yang disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah.
Hal ini disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi
Fe (II) oksida hidrat. Molibdenum berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh
mikroba pada leguminosa, sebagai katalisator dalam mereduksi N, sebagai
kofaktor pada beberapa enzim penting untuk membangun asam amino,
mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase (Santiko,
2006).
fisiologis
tanaman,menurut
Sardianto
(2014),
keracunan
unsur
3. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alloway, B. J. 1995. Heavy Metals in Soils. 2 rd Edition. Blackie Academic &
Professional - Chapman & Hall. London-Glasgow-Wenheim-New York.
TokyoMelbourneMadras. 368 p.
Buana.
: Institut
Susanti, Riyana. 2012. Makalah Ekologi Tanaman. Unsur Hara Bagi Tanaman.
Fakultas Pertanian. Universitas Haluoleo. Kendari.
Susanti, Riyana. 2012. Makalah Ekologi Tanaman. Unsur Hara Bagi Tanaman.
Fakultas Pertanian. Universitas Haluoleo. Kendari.
Sutiyoso, Y. 2006. Hidroponik Ala Yos. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suyamto dan Z. Arifin. 2002. Bio-teknologi pupuk organik. Sidoarjo :
UniversitasMuhamadiyah Sidoarjo. Swadaya. Jakarta.