yang harus dilakukan adalah mendiagnosis dengan tepat. Akan tetapi sangat sulit memperoleh
diagnosis yang 100% tepat dari suatu penyakit kelainan pulpa atau jaringan periapikal. Oleh
karena itu dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk dapat menggabungkan
keluhan pasien dan pemeriksaan klinissecara objektif sehingga diperoleh gambaran diagnosis
yang tepat.1
Dalam perawatan endodontik, tidak semua kelainan pulpa dapat dirawat. Ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Apakah kesehatan umum pasien baik.
2. Apakah gigi masih bisa direstorasi.
3. Apakah jaringan periapek dapat pulih kembali.1
Jika seleksi kasus telah dilaksanakan, operator harus mengadakan persiapan sebelum
perawatan endodontik dimulai.1
Seleksi Kasus
Seleksi kasus untuk perawatan saluran akar telah dikemukakan oleh sejumlah penulis
antara lain Black, Coolidge, Grossman, Jasper, Vaughen, dan Webster.1
Coolidge telah mencatat 2 faktor yang harus dipertimbangkan oleh dokter gigi dalam
memutuskan apakah perawatan saluran akar dilakukan atau tidak, yaitu:
1. Penilaian pasien terhadap giginya dalam lengkung gigi atau gigi tersebut masihkan
diperlukan sebagai penyangga untuk geligi tiruan.
2. Kemampuan seorang dokter gigi melakukan perawatan saluran akar.1
Dalam melakukan perawatan saluran akar, ada 3 faktor yang mempengaruhi keputusan
apakah perawatan saluran akar dilakukan atau tidak, yaitu:
1. Daya tahan tubuh pasien secara umum.
2. Tingkat keterlibatan jaringan periapeks.
3. Pencapaian daerah periapeks melalui saluran akar.1
Ruang Lingkup
1
Ruang lingkup perawatan endodontik secara garis besar dapat dibagi dalam 2 bagian,
yaitu perawatan endodontik konvensional, dan perawatan endodontik bedah.1
Perawatan endodontik konvensional, terdiri dari:
1. Pulp Capping.
Adalah perawatan dengan pemberian bahan proteksi pulpa atau bahan kapping pulpa
pada gigi dengan tujuan untuk mempertahankan vitalitas pulpa, pulp capping terbagi menjadi
2 macam, yaitu:
a. Pulp Capping indirect
Perawatan ini untuk karies yang sudah mendekati pulpa, kemudian dilakukan
pembuangan jaringan karies dengan hati-hati, kemudian diletakkan bahan Ca(OH)2
pada daerah yang transparan dan pulpanya kelihatan, langsung dilakukan restorasi
permanen atau penambalan sementara dahulu.1
Perawatan
Kunjungan 1
Isolasi
3
4
5
Tabel 1
1. Pulpa vital
2. Pulpa terbuka karena faktor mekanis dan dalam keadan steril
3. Hanya berhasil pada pasien di bawah usia 30 tahun, misalnya pulpa terpotong
oleh bur pada waktu preparasi kavitas dan tidak terdapat invasi bakteri maupun
kontaminasi saliva.1
Perawatan
Kunjungan 1
Isolasi
Preparasi kavitas/irigasi/keringkan
Kunjungan
2
4
2
Beberapa hari : 1-2 minggu
Tabel 2
2. Pulpotomi
Adalah pemotongan jaringan pulpa pada bagian korona yang telah mengalami infeksi.
Indikasi nya adalah sebagai berikut:
a. Pulpa vital, bebas dari pernanahan atau tanda nekrosis lainnya.
b. Pulpa terbuka karena factor mekanis selama preparasi kavitas yang kurang hati-hati
atau tidak disengaja.
c. Pulpa terbuka karena trauma dan sudah lebih dari 2 jam, tetapi belum melebihi 24
jam, tanpa terlihat adanya infeksi pada bagian periapeks.
d. Gigi masih dapat diperbaiki dan minimal didukung lebih dari dua pertiga panjang
e.
f.
g.
h.
akar.
Tidak ada kehilangan tulang pada bagian interradikular.
Pada gigi posterior yang ekstirpasi pulpa sulit dilakukan.
Apeks akar belum tertutup sempurna.
Usia tidak lebih dari 20 tahun.1
Perawatan
Kunjungan 1
Anastesi lokal
Isolasi
Kunjungan 2
4
5
Interval kunjungan
Pulpotomi terbagi atas pulpotomi parsial dan pulpotomi servikal. Pulpotomi parsial,
biasanya dilakukan jika pulpa terbuka disebabkan preparasi kavitas. Di sini pulpa dalam
kamar pulpa tidak terganggu, masih dalam keadaan utuh, sedangkan pada pulpotomi servikal,
keseluruhan pulpa pada kavum pulpa sampai orifisium dibuang, kemudian diletakkan
Ca(OH)2 di lantai pulpa, menutupi seluruh orifisium. Biasanya pulpotomi servikal ini
dilakukan terutama bila foramen apikal masih belum sempurna pertumbuhannya.1
3.
bila bagian apical telah terbentuk sempurna dan foramen apical telah cukup tertutup untuk
dilakukan pengisian saluran akar secara konvensional. Pulpektomi dapat dilakukan secara
vital ( anastesi terlebih dahulu) atau secara non vital ( devitalisasi terlebih dahulu). Perawatan
pulpektomi pada kasus pulpitis irreversible dan penatalaksanaannya hamper sama dengan
perawatan saluran akar pada gigi yang mengalami nekrosis pulpa. Perawatan saluran akar
adalah pengambilan pulpa vital dan nekrotik dari saluran akar dan menggantinya dengan
bahan pengisi. Tujuannya untuk mencegah perluasan penyakit dari pulpa ke haringan
periapikal.2
yang digunakan sebelum dan saat melakukan ekstirpasi, yaitu jarum miller (yang terdiri atas
smooth broach yang berpenmpang melintang bulat, dan square broach berpenampang
melintang bujur sangkar). Jarum miller berfungsi untuk eksplorasi saluran akar, pengukuran,
dan panjang kerja. Alat yang ke dua adalah barbed broach yang berfungsi untuk
mengeluarkan jaringan pulpa dari saluran akar.2
d. Pengukuran Panjang Kerja (PK).
Adalah jarak dari titik referensi pada bagian mahkota gigi sampai titik yang teridentifikasi
pada bagian apikal akar.2
Metode Radiografi
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Ukurlah panjang gigi yang akan dirawat pada radiograf, misal x.
2. Panjang kerja (PK) perkiraan = x-1 mm
3. Masukkan file dengan panjang kerja x-1 mm tersebut dan dilakukan pengambilan
radiograf, dengan ketentuan :
I.
Bila panjang alat tepat pada ujung apical, maka PK perkiraan dikurangi 1
mm.
II.
Ket:
A = tidak ada resorbsi akar atau tulang: 1 mm dari apeks.
B = Resorbsi tulang, tidak adavresorbsi akar : 1,5 mm dari apeks.
C = Resorbsi tulang dan akar : 2 mm dari apeks.
kebalikan arah jarum jam dari daerah apical dilakukan preparasi kea rah koronal.1
Tehnik Step-Down, tehnik ini memperlebar akses koronal dan sepertiga servikal
sampai ke bengkokan saluran akar dengan menggunakan bur gates, baru kemudian
dilakukan instrumentasi dengan panjang kerja serta dilakukan preparasi sepertiga
apical. Tujuan tehnik ini adalah membuang jaringan nekrotis serta debris pada daerah
koronal sehingga dengan demikian lebih sedikit kemungkinan debris terdorong ke
apical. Juga dengan terbukanya bagian koronal, akan lebih mempermudah preparasi
8
untuk bagian sepertiga apical. Pada akar bengkok, cara ini mengurangi tertjadinya
disenfektan intrapulpa yang sangat efektif. Masa aktifnya antara 7-14 hari.
Eugenol, memiliki sifat sebagai penghalang impuls saraf interdental. Merupakan
golongan minyak essensial. Masa aktif selama 3 hari.2
sementara.
Bahan dressing yang digunakan diteteskan pada butiran kapas kecil, diperas,
kemudian dimasukkan ke dalam kamar pulpa, selanjutnya ditutup dengan tumpatan
sementara.
Pada kunjungan berikutnya, setelah beberapa hari atau 1 minggu (tergantung bahan
dressing yang digunakan) dari kunjungan pertama pasien, control kembali dan
yang tersembunyi.
Mendesinfeksi saluran akar.
Membersihkan serpihan dentin sehingga mencegah blockade saluran akar.
Sebagai alat pelicin instrument yang dimasukkan ke saluran akar.
Sebagai bahan pemutih bagian koronal dan radiks.1
11
4. Langsung diobturasi atau bila menggunakan siler berbahan dasar resin harus diakhiri
dengan irigasi menggunakan EDTA.3
Penggunaan bahan disenfektan pada PSA multikunjungan pada gigi nekrosis
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Teknik single cone, digunakan gutta percha yang sama besar dengan instrument yang
digunakan. Gutta percha yang telah dipilih kemudian diolesi denga sealer.1
Teknik kondensasi lateral, mula-mula ditentukan master point dan dicocokkan ke
dalam saluran akar, kemudian dilakukan foto rontgen. Digunakan spreader yang 1-2
mm lebih pendek dari master point yang dimasukkan ke dalam saluran akar,
kemudian gutta percha tambahan dimasukkan ke dalam saluran, demikian seterusnya
12
sehingga seluruh saluran akar terisi dengan baik. Teknik ini mudah dilakukan pada
H. dengan alat ini dapat melunakkan guttap point dan mendorong ke apical.
Termoplastis, menggunakan alat ultrafill/obtura. Bentuknya mirip pistol, mampu
melunakkan guttap point dan mendorong ke saluran akar apikal.1
4. Apeksifikasi
Suatu perawatan saluran akar untuk membantu pertumbuhan penutupan apeks gigi
yang belum sempurna pada pulpa nonvital tanpa adnya kelainan periapeks, dengan
pembentukan osteodentin atau substansi lain.1
Salah satu penyebab kematian pulpa pada gigi dewasa muda yang foramen apikalnya
masih terbuka lebar adalah trauma. Untuk itu perlu dilakukan perawatan saluran akar
dengan tujuan untuk penutupan atau penyempitan pada apeks gigi.1
Perawatan endodontik bedah, meliputi daerah periapeks berupa pemotongan
mahkota dan akar yang dilakukan bersamaan. Perawatan ini terdiri dari beberapa jenis,
antara lain:
1. Insisi
Jika ada abses submukosa, tindakan pertama yang dilakukan adalah menghilangkan
rasa sakit dengan melakukan insisi untuk mendapatkan drainase melalui jaringan lunak.
Insisi dilakukan dengan scalpel sampai ke tulang supaya nanah dapat mengalir dengan
13
sempurna. Dengan memasukan kain kassa, nanah dapat mengalir keluar. Lebih baik
insisi dilakukan setelah abses berfluktuasi. Jika abses seluruhnya masih terdapat di
dalam tulang (stadium enosal), insisi tidak boleh dilakukan.1
2. Trepanasi
Tujuannya adalah menciptakan drainase melalui saluran akar atau tulang untuk
mengalirkan secret luka serta untuk mengurangi rasa sakit. Jika timbul abses alveolar
akut, berarti infeksi telah meluas dari saluran akar melalui periodontal apikalis sampai
ke dalam tulang periapeks. Nanah dikelilingi oleh tulang pada apeks gigi dan tidak dapat
mengalir keluar. Pada stadium ini belum tampak pembengkakan. Perasaan sangat nyeri
terutama bila ditekan sehingga untuk menghilangkannya perlu segera dilakukan
drainase.1
tindakan
pemotongan
ujung
akar
dengan
maksud
agar
dapat
mempertahankan gigi dengan perawatan saluran akar. Resesksi ini selalu dilaksanakan
pada pengkuretan apical. Apabila terjadi pemblokiran saluran atau akar gigi sangat
melengkung sehingga tidak mungkin mengisi saluran akar sampai ke apeks secara
ortograd, maka penanganan memerlukan tindakan tambahan, yaitu pengisian secara
retrograde.1
4. Hemiseksi
Adalah pembuangan sebuah akar dan separuh mahkota gigi yang berakar dua.
Perawatan ini dianjurkan jika proses patologis tidap dapat diatasi dengan prosedur
perawatan yang lain, dan jika bagian gigi yang normal harus dipertimbangkan atas
pertimbangan rekonstruksi.1
5. Separasi Gigi
Adalah potongan vertical sebuah molar rahang bawah yang berakar dua tanpa diikuti
pencabutan bagian gigi baik distal maupun mesial. Keadaan jaringan periodontal kedua
14
akar gigi harus baik sehingga setelah separasi, beban pengunyahan dapat diterima
dengan baik. Kedua segmen gigi yang dipisahkan itu dipreparasi sebagai premolar dan
diberi mahkota tulang. Dengan demikian, gigi memperoleh kembali fungsinya seperti
semula. Bila molar tersebut tidak diseparasi, peradangan pada bifurkasi akan meluas ke
ruang interradikular, juga kea rah oklusal, mesial, dan distal, sehingga ada kemungkinan
gigi tersebut akhirnya harus dicabut.1
6. Replantasi
Adalah memasang kembali gigi yang terlepas pada waktu kecelakaan atau gigi yang
dicabut dengan rencana kemudian mengembalikan lagi ke dalam alveoulus yang sama.
Pencabutan gigi dilakukakn dengan hati-hati terutama pada luksasi. Gigi dipegang pada
bagian mahkotanya saja untuk menghindari trauma pada bagian periodonsium. Ujung
apeks gigi dipotong dengan fissure bur dengan kecepatan tinngi dan diirigasi dengan
salin yang banyak. Kemudian dilakukan preparasi pada foramen apikal dan pengisian
secara retrograd dengan kondensasi bahan tumpatan (GIC/Komposit/Amalgam). Akar
gigi dan dinding soket dijaga dalam keadaan basah untuk mempertahankan sel-sel pada
permukaan akar agar tetap hidup. Gigi dikembalikan ke dalam soket secara hati-hati dan
dilakukan stabilisasi dengan kawat orto yang diikatkan dengan gigi sebelahnya dan
diperkuat dengan resin komposit. Pengambilan radiograf langsung dilakukan setelah
replantasi selesai. 1
15
16