Yogyakarta yaitu BP4 unit bantul dan BP4 unit Sleman, Puskesmas Piyungan, Pleret,
Kasihan2, Sewon 1, Depok 1, Depok 2, Depok 3, Mlati 1, Ngaglik 1, Seyegan.
Penelitian ini merupakan bagian dari studi pengamatan kejadian tidak diinginkan
setelah pemberian obat anti-tuberkulosis (Pharmacovigilance of antituberculosis drugs)
kerjasama antara Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI dan ICE-EBM Network.
2. Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah pasien yang memenuhi kriteria berikut :
a. Kriteria inklusi
1) Semua usia baik laki-laki dan perempuan
2) Terdiagnosis TB paru kasus baru
3) Menerima pengobatan OAT-KDT
4) Bersedia memberikan inform consent
b. Kriteria Eksklusi
1) Mempunyai riwayat HIV/AIDS
2) Mempunyai riwayat kelainan hepar
3) Mempunyai kadar ureum kreatinin abnormal
4) Mempunyai penyakit diabetes mellitus
5) Rapid test HBSAg menunjukkan hasil reaktif
B. VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel bebas :
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, status merokok,
tinggi badan dan berat badan.
2. Variabel tergantung
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kadar isoniazid, pirazinamid, rifampisin
dan etambutol dalam darah pasien TB
3. Variabel perancu
Variabel perancu dalam penelitian ini adalah status nutrisi, dosis obat dan interaksi
C. BAHAN DAN ALAT PENELITIAN
a. Alat
1) Micropipet ukuran 100 1000 L
2) Micropipet ukuran 10 100 L
3) Syringe membrane filter 0.22 m
4) HPLC Shimadzhu dan peralatan penunjang
5) Alat-alat gelas dan peralatan penunjang
b. Bahan
a)Acetonitrile gradient grade for liquid chromatography (Merck)
b)
Methanol gradient grade for liquid chromatography (Merck)
c)Triclor acetic acid (TCA) 10% (10 gram dalam 100 mL aquabidest)
d)
Dietil eter pro analysis (Merck)
e)Isoniazid, pirazinamid, rifampisin dan etambutol
D. PREPARASI STANDARD PENELITIAN
1. Larutan Induk
a) Standar pirazinamide ditimbang sebanyak 10,0 mg.
b) Standar dilarutkan ke dalam labu takar 10 mL dengan pelarut aquabidest
hingga tanda (Kadar pirazinamide 1 mg/mL).
c) Saring larutan standar tersebut dengan membrane filter 0,22 m dan
selanjutnya filtrat yang diperoleh disebut larutan induk pirazinamide 1 mg/mL.
2. Larutan Kurva Baku/Linieritas
a) Dibuat larutan seri kadar dari larutan induk dengan cara memipet 100; 200;
400; 800; 1600; 3200; dan 6400 L masing-masing ke dalam labu takar 10 mL
dan ditambahkan dengan aquabidest hingga tanda (larutan pirazinamide yang
diperoleh mempunyai kadar sebesar 10; 20; 40; 80; 160; 320; dan 640 g/mL).
b) Masing-masing larutan disimpan dalam vial 10 mL yang telah tertutup rapat
dengan alumunium foil dengan indentitas yang telah ditempelkan sebelumnya.
c) Vial disimpan dalam freezer suhu -60 derajat celcius agar tidak terjadi
kerusakan zat aktif.
3. Larutan Induk
a)
10,0 mg.
b) Standar dilarutkan ke dalam labu takar 10 mL dengan pelarut aquabidest
hingga tanda (Kadar isoniazid, pirazinamid, rifampisin dan etambutol adalah 1
mg/mL).
c) Saring larutan standar tersebut dengan membrane filter 0,22 m dan
selanjutnya filtrat yang diperoleh disebut larutan induk (isoniazid, pirazinamid,
rifampisin dan etambutol) 1 mg/mL.
4. Larutan Kurva Baku/Linieritas
a) Dibuat larutan seri kadar dari larutan induk dengan cara memipet 100; 200;
400; 800; 1600; 3200; dan 6400 L masing-masing ke dalam labu takar 10 mL
dan ditambahkan dengan aquabidest hingga tanda (larutan isoniazid, pirazinamid,
rifampisin dan etambutol yang diperoleh mempunyai kadar sebesar 10; 20; 40;
80; 160; 320; dan 640 g/mL).
b) Masing-masing larutan disimpan dalam vial 10 mL yang telah tertutup rapat
dengan alumunium foil dengan indentitas yang telah ditempelkan sebelumnya.
c) Vial disimpan dalam freezer suhu -60 derajat celcius agar tidak terjadi
kerusakan zat aktif.
E. Preprasi Sampel
1. Pembuatan Kurva Baku/Linieritas
a) Larutan kurva baku dan plasma dikeluarkan dari freezer hingga suhu
kamar.
b) Pipet 450 L plasma ke dalam microtube dengan menggunakan
micropipette sesuai dengan jumlah titik kurva baku yang akan dibuat.
c) Pipet 50 L masing-masing larutan kurva baku ke dalam microtube
yang sudah berisi 450 L plasma. Konsentrasi masing-masing titik kurva
baku menjadi 1/10 dari konsentrasi semula (1; 2; 4; 8; 16; 32; dan 64
g/mL)
d) Homogenkan microtube dengan bantuan vortex selama 20 detik
dengan kecepatan maksimal.
e)
HPLC
: Shimadzu
Fase diam
Fase gerak
Kecepatan alir
: 1 mL/menit
Detektor
: UV 262 nm
Waktu Retensi
: 15 menit
Volume injek
: 20 L
ANALISIS HASIL
Analisis data menggunakan softwere SPSS versi 16.0. Data terkait variabel penelitian
akan dilakukan analisis deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Analisis
deskriptif berupa gambaran karakteristik subyek berdasarkan korelasi kadar obat dalam darah
dengan karakteristik pasien.
Data pasien yang didapatkan kemudian dikelompokkan berdasarkan beberapa
kategori yaitu jenis kelamin, usia, status merokok, tinggi badan dan berat badan. Setelah
dikelompokkan lalu dilihat apakah ada kaitannya dengan kadar obat TB dalam darah. Data
disajikan dalam bentuk tabel.