Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PADA LANSIA TN.R DENGAN REMATOID ATRITIS

Disusun Oleh :
Anfridus Albert Welly
(PPN15151)

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XV


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN


REMATOID ATRITIS

Topik

: Penyakit Muskuloskeletal

Sub Pokok

: Penyakit Rematik

Hari / Tanggal : Rabu, 24 Agustus 2016


Waktu

: 30 menit

Sasaran

: Lansia Tn. R

Tempat

: Rumah Lansia Tn. R RW 04/RT 02 Desa Margamulya

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberi penyuluhan, Ny. E mampu memahami mengenai penyakit
rematik.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberi penyuluhan selama 30 menit diharapkann Ny. E dapat:
1. Memahami tentang pengertian rematik
2. Memahami penyebab terjadinya rematik
3. Memahami tanda dan gejala rematik
4. Memahami cara pencegahan rematik pada lansia
5. Memahami jenis makanan yang harus dihindari dan dikonsumsi pada
lansia dengan rematik
6. Memahami pengobatan rematik dengan menggunakan obat herbal /
alami.

B. Sistem Belajar Mengajar


No.
1.

2.

3.

Tahap
Kegiatan
Kegiatan
Komunikator
Pre
a. Memberi salam dan
Interaksi
memperkenalkan
diri
b. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
dan
tema penyuluhan
c. Apersepsi
dengan
memberikan
pertanyaan
awal
tentang rematik
Isi
a. Menjelaskan materi
penyuluhan
mengenai
pengertian,
penyebab, tanda dan
gejala serta cara
penanganan rematik,
jenis makanan yang
harus dihindari, cara
pengobatan herbal /
alami untuk rematik,
dan cara pencegahan
pada
penyakit
rematik.
b. Memberi
kesempatan kepada
komunikan
untuk
bertanya
Penutup
a. Mendengarkan
pertanyaan sebagai
evaluasi
b. Menyimpulkan
bersama-sama hasil
dari
kegiatan
penyuluhan
c. Menutup
penyuluhan
dan
mengucapkan salam

Kegiatan
Komunikan
Menjawab
salam,
mendengarkan
dengan baik

Waktu

5 menit

Mendengarkan
mengajukan
pertanyaan

dan

15 menit

Menjawab
mendengarkan
dengan baik

dan

10 menit

C. Strategi
Metode

: Penyuluhan, diskusi, tanya jawab.

D. Media
Flipchart dan leaflet.

E. Evaluasi
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rematik?
2. Sebutkan 3 dari 6 penyebab rematik?
3. Sebutkan 3 dari 6 tanda dan gejala rematik ?
4. Sebutkan 4 dari 7 pencegahan pada rematik?
5. Sebutkan 2 dari 4 makanan dan minuman yang harus dihindari?
6. Sebutkan 2 dari 3 pengobatan dengan menggunakan obat herbal/alami?

LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Penyakit Rematik


Rematik yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif merupakan suatu
kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerap kali menimbulkan
ketidakmampuan (disabilitas) (Smeltzer, C Suzanne, 2002).

Rematik merupakan golongan rematik sebagau penyebab kecacatan yang


menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meingkatnya usia,
penyakit ini jarang di temui pada usia di bawah 49 tahun tetapi lebih sering di
jumpai pada usia di atas 60 tahun (Solomon, 1997 dalam Aspiani., RY, 2014).

B. Penyebab Penyakit Rematik


Menurut Smeltzer, C Suzanne, (2002), beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya penyakit rematik, diantaranya yaitu :
1. Umur
Dari semua faktor resiko terjadinya rematik salah satunya yaitu umur,
faktor umur merupakan faktor yang paling kuat. Rematik hampir tidak
terjadi pada usia anak-anak, jarang pada umur di bawah 40 tahun dan
sering sekali terjadi pada usia di atas 60 tahun.
2. Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena penyakit rematik lutut dan sendi, lelaki lebih
sering terkena osteoathritis pada daerah paha, pergelangan tangan dan
leher. Secara keseluruhan di bawah 45 tahun frekuensi osteoathritis kurang
lebih sama pada laki dan wanita tetapi di atas 50 tahun frekuensi rematik
lebih banyak pada wanita daripada pria hal ini menunjukkan adanya peran
hormonal pada patogenesis rematik.
3. Genetik
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya rematik misalnya pada ibu
dari seorang wanita dengan rematik pada sendi-sendi interfalang distal
terdapat 2 kali lebih sering osteoathritis pada sendi-sendi tersebut, dan

anak-anak perempuannya cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari


pada ibu dan anak perempuan dari wanita tanpa rematik.
4. Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan
sendi melalui dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi
karena bahan yang harus dikandungnya.
5. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan rematik adalah trauma yang
menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi
tersebut.
6. Akibat radang sendi
Infeksi (arthritis rematoid, infeksi akut, infeksi kronis), menimbulkan
reaksi peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi
oleh membran sinovial dan sel-sel radang.
7. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan
yang berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat
fisik rawan sendi, ligamen, tendon, sinovia, dan kulit. Pada diabetes
militus, glukosa akan menyebabkan produksi protoglikan menurun.

C. Tanda dan Gejala Rematik


Gejala-gejala utama adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama
waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa
kaku dan kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang saat istirahat. Terdapat
hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi dan pembesaran sendi
serta perubahan gaya berjalan.
1. Nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada rematik, nyeri akan bertambah apabila
sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik. Biasanya nyeri akan berlokai
pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoathritis
coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateral dan tungkai

atas. Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat
diketahui penyebabnya.
2. Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15-30 menit dan timbul setelah istirahat atau
saat memulai kegiatan fisik.
3. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam
ruang sendi biasanya akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan
sampai sendi yang semua ini akan menimbulkan rasa nyeri.
4. Pembengkakan sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan
cairan dalam ruang sendi biasnya teraba panas tanpa adanya kemerahan.
5. Deformitas (perubahan bentuk)
Disebabkan karena distruksi lokal rawan sendi.
6. Gangguan fungsi
Timbul akibat ketidakserasian lokal rawan sendi.

D. Penatalaksanaan
1. Pencegahan
a) Menstabilkan berat badan
b) Pencegahan cidera
c) Screening sendi di sekitar tubuh
d) Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stress akibat kerja
2. Terapi Farmakologi
Obat-obatan anti inflamasi steroid bekerja sebagai analgetik sekaligus
mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan
proses patologis rematik, diantaranya yaitu:
a) Acetaminopen
Merupakan obat yang direkomendasikan oleh dokter karena relatif dan
efektif untuk mengurangi rasa sakit.
b) NSAIDs (Non Steroid Anti Inflammatory Drugs)

Dapat mengatasi rasa sakit dan peradangan pada sendi. Efek samping,
yaitu menyebabkan sakit perut dan gangguan fungsi ginjal.
c) Corticosteroids
Efektif mengurangi rasa sakit
d) Tramadol
Tidak mempunyai efek samping seperti yang ada pada acetaminophen
dan NSAIDs
e) Topical Pain
Dalam bentuk cream atau spray yang biasa digunakan langsung pada
kulit yang terasa sakit.
3. Terapi Konservatif
a) Kompres hangat : mengistirahatkan sendi, pemakaian alat-alat orthotik
untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi.
b) Massage / pijat : membuat rileks otot-otot yang spasme dan membantu
melancarkan sirkulasi darah.
4. Terapi Non Farmakologi
a) Olahraga
Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang tidak terlalu berat dan
tidak menyebabkan bertambahnya kompresi atau tekanan atau trauma
pada sendi, yaitu : berenang, dan menggunakan sepeda statis.
b) Proteksi / perlindungan sendi
Sendi di jaga dari berbagai aktivitas sehari-hari dan pekerjaan yang
dapat menambah stress / tekanan pada sendi
c) Terapi panas / dingin
-

Terapi panas : terapi panas digunakan untuk mengurangi rasa sakit,


membuat otot-otot sekitar sendi menjadi rileks dan melancarkan
peredaran darah. Terapi panas dapat diperoleh dengan air hangat /
panas, sinar infra merah dan alat-alat terapi lainnya seperti SWD /
MWD.

Terapi dingin : digunakan untuk mengurangi bengkak pada sendi


dan mengurangi rasa sakit. Terapi dingin biasanya dipakai saat
kondisi masih akut. Dapat diperoleh dengan kompres dingin.

d) Diet
Diet untuk mngurangi berat badan bagi pasien dengan rematik yang
gemuk harus menjadi program utama pengobatan osteoathritis.
Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan
dan peradangan. Pemberian vitamin c, d, e dan beta karoten, vitaminvitamin tersebut bermanfaat untuk mengurangi laju perkembangan
rematik.
e) Dukungan psikologi
Dukungan psikologis diperlukan pada pasien rematik oleh karena
sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya.
Dipihak pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuan, dipihak lain
dia ingin orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoathritis
sering kali keberatan untuk memakai alat-alat bantu karena faktor
psikologis.
f) Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan rematik, meliputi
terapi panas dan dingin serta program latihan yang tepat. Pemakaian
panas yang sedang diberikan sebelum latihan untuk mengurangi rasa
nyeri dan kekauan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi
dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum pemanasan.

E. Makanan dan Minuman yang Harus di Hindari


a. Golongan protein hewani seperti: arden, kerang, jeroan, usus, hati, paru,
otak, limpa, babat, bebek dan burung
b. Makanan yang mengandung alkohol: tape, durian
c. Sayuran : kacang-kacangan, kembang kol, bayam dan jamur
d. Minuman yang mengandung soda: coca cola, fanta, sprite

F. Pengobatan dengan Menggunakan Obat Tradisional


a. Jus seledri
Kandungan : zat aktif dari herbal seledri yaotu flavo glukosida dan
senyawa feno. Senyawa fenol yang ada dalam seledri terdiri dari

flavonoid.

Kandungan

tersebut

dapat memiliki

aktivitas sebagai

antimikroba, antioksidan, antidepresan dan anti inlamasi.


Caranya: siapkan segenggam seledri, campur dengan satu gelas air lalu
blender dan minum 2 kali seminggu.
b. Daun Belimbing
Kandungan : memiliki kandungan sapoin, flavonoid dan polifenol.
Kandungan sapoin dapat memberikan efek bagi yang efektif bagi edema
atau respon inflamasi di dalam tubuh.
Caranya: terlebih dahulu cucilah daun belimbing, setelah itu tumbuk
bersamaan dengan kapur dan sirih sampai lembut kemudia gunakan untuk
menggosok dan membaluri bagian yang sakit
c. Daun Singkong
Kandungan : mengandung kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium,
fosfor, zat besi, vitamin A, B, C, fosfor, protein, dan zat besi.
Caranya : 5 lembar daun singkong + sendok makan kapur sirih dan
dihaluskan, kemudian di peras dan minum air perasan.
d. Jahe merah
Manfaat : mengandung antioksidan alami dalam jahe cukup tinggi dan
sangat efisien dalam menghambat radikal bebas superoksida dan hidroksil
yang dihasilkan oleh-oleh sel kanker serta rangsangan mekanik seperti
nyeri di bagian sendi, dan bersifat sebagai antikarsinogenik, non - toksik
dan non muragenik pada konsentrasi tinggi.
Kandungan : mengandung minyak atisiri, senyawa gingerol dan shogaol,
farnesene, cineole, caprylic acid, aspartic, linolenic acid.
Caranya : diparut dan di kompreskan pada bagian yang sakit (Ahmad, M.,
Cahya, A., Gustiar, H., 2008).

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M., Cahya, A., Gustiar, H. (2008). Pengaruh Antioksidan Dan Ekstrak
Jahe Merah Terhadap Proses Inflamasi. Institut Pertanian Bogor: Bogor
Aswin, S. (2003). Pengaruh Proses Menua Terhadap Sistem Muskuloskeletal.
Yogyakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada
Corwin, Elizabeth. (2005). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Guyton, A & Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C., Bare, Brenda G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Edisi 8 Vol. 1 & 2. Jakarta. EGC

10

Anda mungkin juga menyukai