Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN
Infeksi jamur superfisialis pada kulit termasuk penyakit infeksi yang
paling sering dijumpai di dunia saat ini. Di Indonesia terdapat 6 spesies penyebab
utama dermatofitosis, yaitu : Trichophyton (T.) rubrum, T. Mentagrophytes, T.
Concetricum, Microsporum (M.) canis, M. Gypseum serta Epidermophyton (E.)
flocosum. (Abdullah, 2009)
Dermatofitosis merupakan infeksi jaringan yang mengandung keratin (zat
tanduk), misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku yang
disebabkan oleh jamur dermatofita. (Abdullah, 2009)
Dermatofitosis dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi terjadinya yaitu : 1)
tinea kapitis pada kulit dan rambut kepala; 2) Tinea barbe pada dagu dan jenggot; 3)
Tinea kruris pada genitokrural, sekitar anus, bokong dan kadang-kadang sampai perut
bagian bawah; 4) Tinea pedis et manum pada kaki dan tangan; 5) Tinea unguium pada
kuku jari tangan dan kaki; 6) Tinea korporis pada bagian lain yang tidak termasuk

bentuk tinea di atas. (Abdullah, 2009)


Dermatofitosis telah mendapat perhatian sejak dahulu kala. Orang Yunani
memberi nama herpes (ring) oleh karena bentuk kelainan pada kulit tidak
berambut dan kulit kepala merupakan bentuk lingkaran yang makin lama semakin
besar. Orang Romawi menghubungkan istilah ini dengan larva cacing (worm) dan
menggunakan istilah tinea. Perpaduan antara herpes (ring) dan tinea
(worm) dalam bahasa Inggris melahirkan istilah ringworm, dimana istilah tersebut

telah lama ditinggalkan setelah organisme penyebabnya adalah jamur. (Abdullah,


2009)
Dermatofita dapat menginfeksi manusia dengan berbagai cara yaitu : 1)
dari manusia ke manusia, menyebar melalui kontak langsung dengan penderita
dimana kulit orang yang terinfeksi akan menularkan ke kulit orang yang sehat
pada orang lain; 2) Dari hewan ke manusia, menyebar karena ada hubungan
langsung dengan binatang khususunya hewan peliharaan dan juga pada hewan
ternak; 3) benda ke manusia, menyebar secara kontak langsung dengan bendabenda yang sebelumnya mungkin telah disentuh oleh orang yang terinfeksi,
misalnya : pakaian, handuk, sikat gigi dll; 4) Tanah ke manusia, penyakit ini
menyebar ke manusia melalui kontak dengan tanah yang terinfeksi. (Abdullah,
2009)
Spesies jamur dermatofita paling mungkin menyebabkan tinea kapitis
bervariasi dari daerah ke daerah. Selain itu, dalam setiap lokasi, spesies dapat
berubah mengikuti waktu, terutama karena organisme baru diperkenalkan melalui
imigrasi. Pada tinea capitis, spesies anthropophilic mendominasi. Penyebab utama
dari tinea capitis dalam beberapa tahun terakhir telah muncul M.caninas, yaitu
infeksi organisme yang dominan terjadi di beberapa bagian Eropa, dan
penyebaran T. Tonsuransin masyarakat perkotaan di Amerika Serikat dan Eropa
barat, khususnya Inggris, dan beberapa negara-negara Eropa lainnya. (Burns,
2010)

Anda mungkin juga menyukai