Anda di halaman 1dari 15

2.

1 Definisi Biopsikologi
Biopsikologi adalah ilmu yang mempelajari mekanisme prilaku dan
pengalaman dari sisi fisiologi, evolusi, serta perkembangan. Biopsikologi merupakan
pendekatan psikologi dari aspek biologi. Tujuan dari mempelajari Biopsikologi adalah
untuk mengaitkan antara topik biologi dan topik psikologi. Biopsikologi sendiri
merupakan cabang ilmu yang pembahasannya terpusat pada fungsi otak. Istilah
biopsikologi memiliki makna yang sama dengan psikobiologi, psikologi fisiologis,
dan neurosains prilaku. Istilah biopsikologi memberi tekanan bahwa tujuan akhirnya
adalah mengkaitkan antara topik topik biologi dengan psikologi. Sebagai bidang
studi, neurosains banyak mengandung konsep konsep yang berkaitan dengan
prilaku. Dibidang studi tersebut pun banyak terkandung detail detail yang berkaitan
dengan anatomi dan kimia.
Sebagian besar pembahasan didalam biopsikologi terpusat pada fungsi otak.
Menunjukan ilustrasi otak dari dari sisi atas (ahli antomi akan menyebutnya dengan
sisi dorsal) dan sisi bawah (sisi ventral). Membahas mengenai otak, maka selayaknya
kita memahami sedikit gambaran otak. Apabila kita melakukan pengamatan yang
mendetail terhadap bagian otak, maka akan terungkap bahwa ada sub-area yang
sangat berbeda. Pada tingkat mikroskopis, kita akan mengetahui bahwa otak terdiri
dari dua tipe sel:
1. Tipe sel yang pertama disebut dengan Neuron.
Neuron merupakan jaringan dalam otak yang fungsi dan perannya adalah
meneruskan stimulus atau informasi antar-neuron dan meneruskannya pula ke
otot-otot penggerak serta kelenjar. Sel saraf atau neuron berfungsi untuk
menerima, meneruskan, dan memproses stimulus; memicu aktivitas sel tertentu;
dan pelepasan neurotransmiter dan molekul informasi lainnya. Sel saraf menerima
sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal
(reseptor somatik) maupun internal (reseptor viseral).
Reseptor 3 4 mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di
sepanjang saraf sampai ke otakdan medulla spinalis yang kemudian akan
mengintepretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respons terhadap informasi
bisa terjadi. Impuls dari otak dan medula spinalis memperoleh respons yang sesuai
dari otot dan kelenjar tubuh, yang disebut efektor.

Neuron-neuron itu bertugas sebagai penerma dan penyampai semua


perangsang; bekerjanya secara sentripetal, yaitu dari luar. Sel-sel neuroglia
menyongkong jaringan, dan memperkokoh susunannya. Pada kelelahan
rokhaniah, tonjolan-tonjolan itu menjadi saling berjauhan, sehingga penerimaan
perangsang-perangsang menjadi terlambat atau tehambat.
A. Anatomi Neuron
Neuron adalah unit fungsional system saraf yang terdiri dari badan sel dan
perpanjangan sitoplasma.

1.

Badan Sel, Atau Perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme


keseluruhan neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut :
a. Satu Nukleus tunggal, Nukleuolus yang menonjol, dan organel lain
seperti kompleks golgi dan mitokondria, tetapi nukleus ini tidak
memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
b. Badan Nissl, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosomribosom bebas serta berperan dan sintesis protein.

c. Neurofibril, yaitu neurofilamen dan neuro tibulus yang dapat dilihat


2.

melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.


Dendrit adalalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan
pendek, serta berfungsi untuk mengantar impuls ke sel tubuh.
a. Permukaan dendrid penuh dengan spina dendrid yang dikhususkan

3.

untuk berhubungan dengan neuron lain.


b. Neurofibril dan badan Nissl memanjang kedalam dendrid.
Akson adalah suatu prosesu tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari
dendrid. Bagian ini menghantar inpuls menjauhi badan sel ke neuron lain,
keselain (sel otot atau kelejar), atau kebadan sel neuron yang menjadi asal
akson.
a. Origo akson, akson berasal dari badan sel hillock akson, yaitu regia
yang tidak mengandung badan Nissl.
b. Ukuran akson, panjang akson berukuran kurang dari 1mm 1m lebih
(1mm=0,04 inci ; 1m =3,28 kaki). Dibagian ujungnya, sebuah akson
dapat bercabang banyak.
i. Percabangan akhir memiliki sesuatu pembesaran yang disebut
kenop sinaptik, terminal presinaptik, atau terminal bouton.
Sisi percabangan (kolateral), yang berujung pada akhir yang sama

ii.

dengan pembesaran, dapat terjadi disisi distal.


c. Pelapisan akson
1. Semua akson dalam system saraf perifer dibungkus dengan lapisan
schwann, disebut juga neurilema, yang dihasil kan sel sel
i.

schwann.
Akson besar (diameter diatas 2m), memiliki lapisan dalam
yang disebut myelin, suatu kompleks lipoprotein yang dibentuk
3

oleh membrane plasma sel sel schwann. Akson ini, yang


ii.

tampak berwarna puth, disebut serabut termielinilisasi.


Pada saraf perifer, sel sel schwann myelinisasi akson dengan

iii.

cara melingkari dalam bentuk gulungan jelly.


Myelin berfungsi sebagai insulator listrik dan memprecepat

iv.

hantaran imfuls saraf.


Nodus ranvier menunjukan celah antara sel sel schwann yang
berdekatan. Celah ini merupakan tempat pada akson dimana
myelin dan lapisan schwann terputus, sehingga melapisi
sebagian akson.
Akson yang berdiametir kecil biasanya tidak termielinisasi dan

v.

tertanam pada sitoplasma sel schwann.


2. Akson dalam SSP tidak memiliki lapisan neurolima .
a. Serabut termielinisasin tanpa neurilema terdapat pada bagian
putih otak dan medulla spinalis.
- Dalam SSP, meilin dihasilkan dari ologodendrosit bukan dari
-

sel schwann.
Meilin bertanggung jawab untuk tampilan putih pada

subtansi putih.
b. Serabut tidak termienilisasi tanpa neurilema terdapat pada
subtansi abu abu otak dan medulla spinalis.
3. Terminasi akhir dari semua sererabut saraf tidak memiliki neurilema
dan myelin.
4. Regenerasi neuron yang rusak memerlukan neurilema.
a. Neuron tidak dapat membelah secara mitosis, tetapi serabut
dapat bergenerasi jika badann selnya masih utuh.
b. Jika akson mengalami kerusakan berat, maka neurilema (lapisan
sel sel schwann) yang melapisinya melakukan pembelahan
untuk menutup luka.
c. Jika bagian distalakson rusak, bagian akson terdekat dengan
badan sel akan membuat percabangan baru.
d. Lapisan neurilema kosong menjadi semacam tubulus seluler
untuk mengarahkan akson yang tergenerasi ; setiap percabangan
akson tambahan yang masuk lapisan celah akan terdisintegrasi.
5. Neuron dalam SSP tidak memiliki neurilema dan tidak bergenerasi.
B. Klasifikasi neuron
1.
Fungsi. Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan arah transmisi
impulsnya.
a. Neuron sensori (Eferen), menghantarkan inpuls listrik dari reseptor
pada kulit, organ indra, atau seuatu organ internal ke SSP.
4

b. Neuron motoric menyampaikan inpuls dari SSP ke Efektor.


c. Interneuron (neuron yang berhubungan), ditemukan seluruhnya dalam
SSP. Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motoric atau
2.

menyampaikan informasi ke interneuron lain.


Struktur neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan jumlah
prosesusnya.
a. Neuron multipolar, memiliki satu akson dan dua dendrid atau lebih.
Sebagian besar neuron motoric, yang ditemukan dalam otak dan
medulla spinalis, masuk kedalam golongan ini.
b. Neuron bipolar memiliki satu akson dan satu dendrit. Neuron ini
ditemukan pada organ indra, seperti mata, telinga, dan hidung.
c. Neuron unipolar (pseudounipolar), kelihatanya memiliki sebuah
prosesus tunggal, tetapi neuron ini sebenarnya bipolar.
1. Kedua prosesus (akson dan dendrit), berfungsi selama
perkembangan menjadi satu batang tunggal yang bercabang untuk
membuat bentuk Y.
2. Semua neuron sensori (aperen), pada ganglia spinal termasuk dalam
pseudounipolar.
3. Prosesus neuron pseudounipolar yang membawa pesan sensi
kedalam sel terlihat secara structural seperti akson, tetapi secara
fungsional berperan seperti dendrit.
4. Neuron unifolar memiliki sebuah prosesus tunggal. Neuron ini

terdapat pada embrio dan dalam potoreseptor mata.


2. Tipe sel kedua adalah Glia.
Secara teknis, ukuran dan bentuk Glia jauh lebih kecil dibandingkan Neuron.
Namun pada dasarnya ada kemiripan fungsi dan peran antara Glia dengan Neuron,
yaitu sama-sama meneruskan informasi. Namun yang menjadikan Glia dan
Neuron berbeda adalah sebab Glia tidak mampu meneruskan informasi dengan
jarak yang sangat jauh. Sel neuroglial adalah sel penunjang tarnbahan pada SSP
yang berfungsi sebagai jaringan ikat. Tidak seperti neuron, sel glial dapat
menjalani mitosis selama rentang kehidupannya dan bertanggung jawab atas
terjadinya tumor sistem saraf.
1. Anatomi Sel Neuroglial Sel neuroglial.
Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan pada SSP
yang berfungsi sebagai jaringan ikat. Tidak seperti neuron, sel glial dapat
menjalani mitosis selama rentang kehidupannya dan bertanggung jawab atas
terjadinya tumor system saraf.

i.

Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus


panjang sebagian besar melekat pada dinding kapiler darah melalui pedikel
atau kaki vascular.
a. Sel ini memberikan penopang strukturan dan mengatur transpor
materi diantara darah dan neuron.
b. Kaki vascular dipercaya berkontribusi terhadap barrier darah otak,
atau tingkat kesulitan makromolekul tertentu pada plasma darah
untuk masuk kejaringan otok.
c. Astrosit fibrosa terletak disubstansi putih otak dan medulla
ii.

spinalis; astrosit proto plasma ditemukan pada substansi abu - abu.


Oligodenroglia (oligodenrosit), menyerupai astrosit, tetapi badan selnya
lebih kecil dan jumlah prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.
a. Oligodenrosit dalam SSP analog dengan sel schwann pada saraf
perifer.
b. Bagian ini membentuk lapisan myelin untuk melapisi akson dalam

iii.

SSP.
Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya
memiliki peran fagositik. Sel glia berukuran kecil dan prosesusnya lebih

iv.

sedikit dari jenis sel glial lain.


Sel ependymal membentuk membrane epitalial yang melapisi rongga
serebral (otak) dan rongga medulla spinalis.
Sejak Psikologi lahir, pendekatan secarsa biopsikologi secara implisit

sudah diungkapkan, namun secara eksplisit baru muncul pada karya D.O Hebb
(1949), Organization of Behavior. Dalam karyanya tersebut, Hebb
mengemukakan teori yang komprehensif tentang fenomena psikologi yang
berkaitan dengan persepsi, emosi, pikiran dan memori yang mungkin dikontrol
melalui aktivitas otak. Teori tersebut merupakan salah satu dasar yang penting
10 dalam menguraikan dan mengkonkritkan pembahasan tentang perilaku
manusia yang kompleks dan kasat mata. Meskipun biopsikologi tergolong
ilmu yang masih muda, namun ia memiliki perkembangan yang cepat dan
memiliki kaitan yang erat dengan disiplin ilmu yang lain, diantaranya:
1.

Biological Psychiatry, membahas tentang biologi yamg berkaitan dengan


penyimpangan psikiatris dan perlakuan (treatment) terhadap penyimpangan

2.

tersebut melalui manipulasi otak.


Developmental Neurobiology, membahas tentang perubahan sistem saraf
sejalan dengan kemasakan dan usia; neurobiology biasa juga disebut
dengan neuroscience.
6

3.
4.

Neuroanatomy, mempelajari tentang struktur atau anatomi sistem saraf.


Neurochemistry, mempelajari proses-proses kimiawi yang muncul akibat
aktivitas saraf, terutama proses yang mendasari transmisi sinyal melalui

5.

selsel saraf.
Neuroendocrinology, mempelajari interaksi antara sistem saraf dengan

6.

kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon-hormon yang diproduksinya.


Neuroethology, mempelajari kaitan antara sistem saraf dan perilaku yang
muncul dalam lingkungan alami hewan dan dalam lingkungan

7.
8.

laboratorium yang dikontrol ketat.


Neuropathology, mempelajari penyimpangan sistem saraf.
Neuropharmacology, mempelajari efek obat-obatan pada sistem saraf,

9.

terutama yang mempengaruhi transmisi sel saraf.


Neurophysiology, mempelajari respon sistem saraf, terutama yang terlibat
dalam transmisi sinyal elektronik melalui sel-sel saraf dan antara sel-sel
saraf.

2.2 Hubungan Antara Otak Dan Pikiran


Menurut Guyton dan Hall 2006:759, Setiap pikiran hampir selalu
melibatkan sinyal-sinyal yang menjalar secara bersamaan di dalam sebagaian
besar korteks serebri, talamus, sistem limbik, dan formasio retikularis batang otak.
Beberapa 11 pikiran yang bersahaja mungkin hampir seluruhnya bergantung pada
pusat-pusat yang lebih rendah. Sebaliknya ada suatu tipe pola pikiran yang
memang membutuhkan banyak keterlibatan korteks serebri, yaitu yang melibatkan
penglihatan, karena hilangnya korteks visual akan menyebabkan pasien tak
mampu mengerti bentuk visual atau warna.
Pikiran adalah hasil dari pola perangsangan berbagai bagian system saraf
pada saat yang bersamaan, melibatkan korteks serebri, thalamus, system limbik,
dan bagian atas formasio retikularis batang otak. Daerah system limbik, talamus,
dan formasio retikularis yang terangsang di duga menentukan sifat-sifat umum
dari pikiran, sehingga menimbulkan beberapa sifat seperti rasa senang, rasa tak
senang, rasa sakit, rasa tak enak, model sensasi yang sederhana, lokalisasi dari
sebagian besar daerah tubuh, dan sifat-sifat umum lainnya. Namun, area korteks
serebri yang terangsang secara khusus menentukan sifat khusus dari pikiran,
(1)
(2)

seperti
lokalisasi sensasi yang spesifik pada permukaan tubuh dan bendabenda yang
ada dalam lapang penglihatan
merasakan tekstur dari sutra

(3)

pengenalan visual terhadap pola empat persegi panjang dari balok dinding

(4)

beton, dan
sifat-sifat individual yang terutama memerlukan kesiagaan penuh.
Kesadaran mungkin dapat digambarkan sebagai kesiagaan yang terusmenerus terhadap keadaan lingkungan atau rentetan pikiran kita.

Bagan Hubungan Otak dan pikiran

Proses pengamatan atau penyerapan melalui 3 proses:


a. Proses Fisik, stimulus mengenai alat indra.
b. Proses fisiologis, stimulus diteruskan oleh saraf sensoris ke otak.
c. Proses psikologis, proses dalam otak sehingga individu menyadari apa yang
diterima oleh indra.
Rangsangan berupa: cahaya, suara, panas dingin dan tekanan, gas, bahan
kimia Reseptor (Mata, telinga, kulit, hidung, lidah) Hasil dari pola pikiran
8

perangsangan berbagai system saraf pada saat yang bersamaan melibatkan korteks
serebri, talamus, sistem limbik, dan bagian atas formasio retikularis batang otak
Otak (Pertama receptor rangsangan sensoris: ujung distal dendrit yang akan menerima
stimulus peka terhadap suatu rangsagan misalnya kulit. Kedua neuron aferen sensoris:
melintas sepanjang neuron sensorik sampai ke medulla spinalis yang dapat
menghantarkan impuls menuju ke susunan saraf pusat. Ketiga pusat saraf yaitu pusat
sinaps: sisi sinaps yang berlangsung dalam substansi abu-abu. Impuls dapat
ditransmisi, diulang rutenya, atau dihambat pada bagian lain.
Tempat integrasi dimana masuknya sensoris dan di analisa kembali ke neuron
eferen. Keempat Neuro Eferen yaitu motorik: melintas sepanjang akson neuron
motorik sampai efektor yang akan merespon impuls eferen menghantarkan impuls ke
perifer sehingga menghisalkan aksi yang khas. Kelima alat efektor: dapat berupa otot
rangka, otot jantung, atau otot polos kelenjar yang merespons, merupakan tempat
terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau
kelenjar).motorisPerbuatan Perilaku.

Proses Berpikir
Simbol-simbol yang digunakan dalam berpikir pada umumnya berupa katakata atau bahasa dan berpikir mempunyai kaitan yang erat. Dengan bahasa manusia
dapat menciptakan ratusan, ribuan simbol-simbol yang memungkinkan manusia dapat
berpikir begitu sempurna apabila dibandingkan dengan makhluk lain. Sekalipun
bahasa merupakan alat yang cukup ampuh (powerful) dalam proses berpikir,sebab
masih ada lagi yang dapat digunakan yaitu bayangan atau gambaran (image). Untuk
menjelaskan hal ini diberikan contoh sebagai berikut. Bayangkan bahwa Anda ada
disuatu tempat di sudut kota mislanya di Bulaksumur, dan Anda diminta datang di
Kraton.
Dalam kaitan ini, Ansa akan menggunakan gambaran atau bayangan kota
Yogyakarta, khususnya yang berkaitan dengan Bulaksumur dan Kraton, dan
menentukan jalan-jalan mana saja yang ditempuh untuk berangkat dari Bulaksumur
sampai di Kraton. Jadi disini Anda menggunakan gambaran atau bayangan (image)
yang merupakan visual map atau juga disebut sebagai cognitive map yang
memberikan gambaran tentang keadaan yang dihadapi. Biasanya seseorang memasuki
suatu kota atau tempat yang baru, akan memperoleh gambaran tentang kota atau
9

tempat yang baru itu, dan ini memberikan gambaran kepada orang yang bersangkutan,
atau memberikan visual map atau cognitive map. Ini yang sering disebut non-verbal
thinking.
Demikian juga apabila orang berpikir menggunakan skema-skema tertentu,
atau gambar-gambar tertentu termasuk dalam klasifikasi tersebut. Walaupun berpikir
dapat menggunakan gambaran-gambaran atau bayangan-bayangan atau image, namun
sebagaian terbesar dalam berpikir orang menggunakan bahasa atau verbal, yaitu
berpikir dengan menggunakan simbolsimbol bahasa dengan segala ketentuanketentuannya. Karena bahasa merupakan alat yang penting dalam berpikir, maka
sering dikemukakam bil;a seseorang itu berpikir, orang itu bicara dengan sendirinya.
Tinjauan Ulang Sistem Saraf Pusat
Yang disebut sebagai susunan saraf ialah: segenap otak yang ada di kepala,
ditambah dengan semua saraf dan sel sel diseluruh badan. Pada jenis 14 binatang
bertulang punggung dna manusia, susunan saraf ini terdiri atas: susunan saraf sentral
(yaitu otak besar dan otak kecil, sumsum perpanjangan dan sumsum tulang belakang)
dan susunan saraf periferi (yaitu indera dan saraf-saraf). Susunan saraf periferi itu
menghubungkan organ-organ pusat dengan semua bagian tubuh. Seperti halnya
keadaan tubuh manusia, susunan saraf itu juga terdiri atas banyak sel-sel. Sel-sel yang
mempunyai bentuk dan fungsi yang sama, dikelompokkan menjadi ringan. Pada
jaringan saraf dibedakan dua jenis, yaitu: neuron-neuron sel-sel saraf dalam
pengertian sempit, dan sel-sel neuroglia atau sel-sel penyangga saraf, yang
mempunyai paling sedikit dua tonjolan (bahkan sering banyak tonjolan).
Tubuh sel disebut sel ganglion. Tonjolan-tonjolan yang menyampaikan
perangsang-perangsang kepada sel, disebut dendrit. Sedang tonjolan yang melepaskan
perangsang dari sel, disebut neurit. Dengan bantuan tonjolan-tonjolan tersebut yang
masing-masing mempunyai bentuk-bentuk tonjolan sendiri yang lebih halus (disebut
fibri), neuron-neuron berhubungan satu sama lainnya. (Kowalak-Welsh-Mayer
2003:268)
Sistem saraf pusat meliputi otak dan medulla spinalis. Otak terdiri atas
serebrum, serebelum, batang otak, dan struktur primitive yang terletak di bawah
serebrum, yaitu : diensefalon, system ,limbic serta system aktivitas retikuler (RAS,
reticular activating system). Medulla spinalis merupakan lintasan primer untuk
menyampaikan pesan-pesan diantara daerah peifer tubuh dan otak. Medulla spinalis
10

juga mengantarai refleks. Dalam zat putih yang ada di dalam otak besar, terdapat
hubungan tanggapan-tanggapan. Pada kulit otak yang berwarna kelabu, terletak
kesadaran manusia. Sedang otak kecil menjadi organ yang mengatur fungsi dari
indera. Sedang sumsum tulang belakang membawa semua perangsang dari dan ke
otak, dan merupakan organ dari gerak-gerak refleks.
Serebrum
Hemisfer serebri kiri dan kanan dihubungkan oleh korpus kalosum, yaitu
massa jaringan yang memungkinkan komunikasi antara pusat-pusat terkait dalam
hemisfer kanan dan kiri. Setiap hemisfer serebri dibagi menjadi empat lobus 15
berdasarkan patokan anatomi dan perbedaan fungsinya. Lobus tersebut diberi nama
tulang cranial yang menutupinya (frontal, temporal, parietal, dan oksipital) :
1.

Lobus frontalis memengaruhi kepribadian, penilaian (judgement), kemampuan


berpikir abstrak, perilaku sosial, ekspresi bahasa, dan gerakan (pada bagian

2.

motorik)
Lobus temporalis- mengendalikan pendengaran, pemahaman bahasa, dan

3.

menyimpan serta mengingat memori (meskipun memori disimpan diseluruh otak)


Lobus parietalis- menginterprestasi dan mengitegrasi rasa, yang meliputi rasa
nyeri, suhu dan sentuhan; juga menginterpretasi ukuran, bentuk, jarak, tekstur
(Lobus parietalis pada hemisfer nondominan, yang biasanya hemisfer kanan,

4.

terutama penting bagi kesadaran akan skema )


Lobus oksipitalis terutama berfungsi dalam menginterpretasi stimuli visual.

11

Korteks serebri, yang merupakan lapisan permukaan yang tipis pada serebrum,
tersusun dari substansia grisea (badan sel sarafnya tidak bermielin). Permukaan
serebrum memiliki konvolusi (girus) dan alur atau fisura (sulkus).
Serebelum

Serebelum yang juga memiliki dua buah hemisfer berfungsi mempertahankan


tonus otot, mengoordinasi gerakan otot, dan mengendalikan keseimbangan.
Batang otak
Batang otak, yang tersusun atas pons, mesensefalon (otak tengah), serta
medulla oblongata, meneruskan pesan antara tingkat yang lebih tinggi dan tingkat
yang lebih rendah di dalam system saraf. Nervus kranialis berasal dari pons,
mesensefalon, dan medulla oblongata:
1.

Pons-menghubungkan serebelum dengan serebrum dan mesensefalon dengan

2.
3.

medulla oblongata ; pons mengandung satu dari beberapa pusat pernapasan.


Mesensefalon (midbrain)- mengantarai refleks auditorius dan visual.
Medulla oblongata- mengatur fungsi respirasi vasomotor, dan kardiak.
Struktur primitif
Diensefalon berisikan thalamus dan hipotalamus yang terletak di bawah
hemisfer serebri. Thalamus mengirimkan semua stimulus sensorik (kecuali
olfaktori) ketika rangsangan ini berjalan naik ke korteks serebri. Fungsi thalamus
17 meliputi kesadaran primitive akan rasa nyeri, skrining semua stimulus yang
datang, dan pemfokusan perhatian. Hipotalamus mengontrol atau memengaruhi

12

suhu tubuh, selera makan, keseimbangan air, sekresi hipofisis, emosi dan fungsi
otonom yang meliputi siklus tidur dan bangun. System limbic memiliki letak yang
dalam di dalam lobus temporalis. Bagian ini memulai dorongan primitif (rasa
lapar, agresi, dan pembangkitan nafsu seksual serta emosi) dan menyaring semua
pesan sensorik yang berjalan ke korteks serebri.
RAS merupakan jalinan yang difus dari neuron yang hipereksitabel dan
menyebar seperti kipas dari batang otak hingga korteks serebri. Bagian ini
berfungsi menyaring semua informasi sensorik yang datang dan menyalurkannya
ke daerah otak yang tepat untuk diinterpretasi. Aktivitas RAS juga menstimulasi
keadaan terjaga (wakefulness).
Medula spinalis
Medulla spinalis menghubungkan batang otak pada level foramen
magnum dan berakhir dekat vertebra lumbalis kedua. Penampang medulla spinalis
terlihat sebagai massa substansi grisea (badan kelabu) di daerah sentral yang
berbentuk seperti huruf H dan dibagi menjadi kornudorsalis (kornu posterior) dan
kornu ventralis (kornu anterior). Substansi grisea dalam kornu dorsalis mengirim
impuls sensorik (aferen) dan dalam kornu ventralis mengirim impuls motorik
(eferen). Substansi alba (badan putih yang merupakan akson bermielin dari
serabut saraf sensorik dan motorik) mengelilingi kedua kornu tersebut dan
membentuk jaras (traktus) saraf yang naik (asenden) dan turun (desenden).
Fungsi Otak
Komunikasi terdiri atas dua aspek yaitu aspek sensoris komunikasi dan
aspek motoric komunikasi.
1.
Aspek sensoris komunikasi: terdapat pada bagian daerah asosiasi
auditorius dan visual korteks. Jika terjadi kerusakan dapat
menyebabkan ketidakmampuan untuk memahami kata yang
diucapakan atau kata yang ditulis. Efek ini berturut-turut disebut afasia
18 reseptif auditorius dan afasia reeptif visual. Beberapa orang dapat
memahami sepenuhnya kata yang diucapkan. Pengartian kata untuk
menyatakan pikiran terjadi pada area Wernicke dalam bagian posterior
girus temporalis superior dalam hemisfer. Jika terjadi rusak dan hancur
dianggap sebagai afasia umum atau agnosia umum.

13

2.

Aspek motoric komunikasi: proses bicara meliputi pembentukan


pikiran yang harus dinyatakan dan pilihan kata yang harus digunakan,

3.

serta tindakan vokalisasi yang sebenarnya.


Pengolahan informasi merupakan proses masuknya informasi yang
sedemikian rupa sehingga terjadi reaksi motorik yang tepat. Lebih dari
99% dari semua informasi sensoris terus dibuang karena tidak penting
misalnya orang menyadari bagian tubuh yang bersentuhan dengan
pakaian, tidak menyadari tekanan pada tempat duduk ketika sedang
duduk, dan lain-lain. Perhatian ditujukan pada suatu objek khusus
dalam lapangan penglihatan dan bunyi yang terus-menerus biasanya
dipindahkan ke latar belakang. Bila informasi sensoris penting telah
dipilih dan akan disalurkan ke dalam daerah motorik otak yang tepat

4.

untuk menimbulkan reaksi yang diinginkan.


Pembentukan pikiran dan pilihan kata merupakan fungsi daerah sensori
otak.

14

DAFTAR PUSTAKA
Araya Wenna. 2013 Biopsikologi. (online) available:
https://www.scribd.com/doc/183143711/142476758-BIOPSIKOLOGIpdf#download (3 Desember 2015, 10.00 WITA)
Guyton dan Hall.2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11 .Jakarta:EGC
Kalat. W. J. 2010. Biopsikologi Edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika.
Kowalak-Welsh-Mayer.2003. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta:EGC
Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika. http://www.kuliahpsikologi.com/tag/hubungan-antara-otakdan-pikiran/ http://www.indospiritual.com/artikel_hubungan-antara-otak-danpikiran-dalamperistiwa-nde.html

15

Anda mungkin juga menyukai