Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar belakang masalah


Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah dan

hubungan sosial. Keluarga dalam dimensi hubungan darah merupakan suatu


kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan lainnya. Dan
dari dimensi darah dapat dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti.
Sedangkan dimensi hubungan sosial, keluarga merupakan suatu kesatuan sosial
yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling
mempengaruhi antara satu dengan lainnya, walaupun diantara mereka tidak
terdapat hubungan darah. Keluarga berdimensi hubungan sosial ini dinamakan
keluarga psikologis dan keluarga pedagogies.
Pengertian secara psikologis, menurut Soelaeman, keluarga adalah
sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan
masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling
mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri.( 1994: 5-10).
Pengertian keluarga secara umum menurut Friedman dan Suprajitno,
keluarga merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang saling hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan memiliki peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga.
Bustaman (2001 : 89) menyatakan Keluarga adalah kelompok-kelompok
orang yang dipersatukan oleh ikatan-ikatan perakwinan darah atau adonpsi yang
membantuk satu sama lain dan berikatan dengan melalui peran-peran tersendiri
sebagai anggota keluarga dan pertahanan kebudayaan masyarakat yang berlaku
dan menciptakan kebudayaan itu sendiri.
menurut Soerjono Soekanto (1992: 1) mengatakan Keluarga merupakan
kelompok sosial terkecil yang terdiri dari suami, istri beserta anak-anaknya.
Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat yang merupakan pondasi
pertama bagi perkembangan anak untuk selanjutnya.
1

Sedangkan menurut Kartini Kartono (2003 : 57) , keluarga merupakan unit


sosial terkecil yang meberikan pondasi primer bagi perkembangan anak. Jadi, dari
pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan keluarga merupakan kelompok sosial
terkecil yang dilikat dengan tali perkawinan yang terdiri atas ayah, ibu dan anak
Didalam suatu keluarga tidak jarang terjadi suatu perselisihan dan
keributan antara satu sama lain anggota keluarga. Hal itu dirasa cukup wajar
terjadi dalam suatu keluarga. Perbedaan pendapat, perselisihan sering pula terjadi
dalam keluarga, karena dalam sebuah keluarga terdapat beberapa kepala dengan
pemikiran yang berbeda-beda. Kaharmonisan dalam keluargapun sering terkoyak
karena adanya sikap emosional antara sesama anggota keluarga. Keharmonisan
dalam keluarga akan tetap terjalin apabila sesame anggota keluarga saling
memahami, menghormati antara satu sama lain, namun jika dalam keluarga tidak
ada saling menghargai dan menghormati, akan berakibat perpecahan dalam
keluarga tersebut.
Di Indonesia tidak sedikit keluarga yang mengalami perpecahan.
Perpecahan dalam keluarga dapat terjadi baik antara sesama orang tua, orang tua
dengan anak, anak dengan anak. Perpecahan orang tua itu dapat berakibat pada
perpisahan atau perceraian orang tua. Dan dalam kenyataannya perceraian orang
tua selalu berakibat pada anak-anaknya. Anak- anak selalu menjadi korban atas
perceraian orang tuanya. Akibat dari perceraian orang tua itu ada anak yang bisa
tetap bangkit dan merasa tidak dijadikan beban hidup atas perceraian orang
tuanya, namun tidak sedikit pula yang terpuruk atas perceraian orang tuanya.
Anak yang terpuruk akibat perceraian orang tua sering menjadi anak yang broken
home. Selain itu, secara prestasi, anak dapat menunjukkan prestasi yang
membanggakan dan tidak terpengaruh dengan persoalan yang terjadi di tengah
keluarganya. Sedangkan, akibat negative dari perceraian orang tua tersebut anak
bisa terjun ke hal-hal negative seperti seks bebas, narkoba, minum-minuman keras
dan lain sebagainya. dan secara prestasi belajar, anak tidak dapat menunjukkan
prestasi belajar yang membanggakan.

B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka yang menjadi
pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.

Bagaimana siswa yang mengalami broken home dalam menjalani


kehidupannya sehari-hari?

2.

Bagaimana akibatnya jika anak menjadi korban dari perceraian orang tua
( broken home ) ?

C.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakannya penelitian ini antara lain :

1.

Untuk mengetahui bagaimana kehidupan siswa yang mengalami broken


home.

2.

Untuk mengetahui harapan dan keinginan dari seorang anak broken home.

3.

Untuk menjelaskan kemungkinan hal-hal yang dilakukan agar siswa tidak


terpuruk dengan adanya permasalahan dikeluarganya.

D.

Manfaat
Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1.

Bagi penulis
Bagi penulis, penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan
pelajaran. Banyak bertukar pendapat dan pemikiran serta dapat memahami
bahwa kehidupan anak broken home terkadang tidak semuanya berakhir
kenegatifan.

2.

Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat terutama bagi keluarga untuk


memperoleh gambaran tentang kehidupan positif maupun negative dari anak
broken home.

3.

Bagi anak korban broken home, dapt memahami bentuk-bentuk dan dampak
positif ataupun negative dalam pecahnya keluarga sehingga mampu
mengambil hal positifnya saja.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.

Kajian pustaka
Kajian pustaka yang berkaitan dengan judul penelitian ini antara lain :

a.

Keluarga broken home

1.

Pengertian keluarga broken home


Broken home adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau
kurangnya kasih sayang orang tua sehingga membuat mental seseorang anak
menjadi frustasi, brutal, dan susah diatur. Selain itu, istilah broken home juga
digunakan untuk menggambarkan keluarga yang tidak harmonis dan tidak
berjalan layaknya keluarga yang rukun dan sejahtera akibat seringnya terjadi
konflik yang menyebabkan perpisahan ( perceraian ).
Broken home sangat berpengaruh besar pada mental seorang pelajar
hal inilah yang mengakibatkan seorang pelajar tidak mempunyai minat untuk
berprestasi. Broken home juga bisa merusak jiwa anak sehingga dalam
sekolah mereka bersikap seenaknya saja, tidak disiplin di dalam kelas mereka
selalu berbuat keonaran dan kerusuhan hal ini dilakukan karena mereka Cuma
ingin cari simpati pada teman-teman mereka bahkan pada guru-guru mereka.

2.

Penyebab munculnya keluarga broken home


Pada umumnya penyebab utama broken home ini adalah kesibukkan
kedua orang tua dalam mencari nafkah keluarga seperti hal ayah laki laki
bekerja dan ibu menjadi wanita karier. Hal inilah yang menjadi dasar seorang
tidak memiliki keseimbangan dalam menjalankan aktifitas sehari hari dan
malah sebaliknya akan merugikan anak itu sendiri, dikala pulang sekolah
dirumah tidak ada orang yang bisa diajak berbagi dan berdiskusi, membuat
anak mencari pelampiasan diluar rumah seperti bergaul dengan teman
temannya yang secara tidak langsung memberikan efek / pengaruh bagi
perkembangan mental anak.

Penyebab lain munculnya broken home antara lain :


a. Terjadinya perceraian,
b. Ketidak dewasaan sikap orang tua yang berkelahi di depan anak-anak,
c. Tidak bertanggung jawabnya orang tua sehingga tidak memikirkan dampak
dalam kehidupan anak-anak mereka,
d. Jauh dari Allah SWT, sehingga masalah-masalah tidak diserahkan kepada
Allah SWT,
e. Kehilangan kehangatan dalam keluarga antara orang tua dan anak .
3. Dampak bagi korban broken home
Beberapa dampak yang muncul dari seseorang yang mengalami broken home
antara lain :
a) Academic Problem, seseorang yang mengalami Broken Home akan menjadi
orang yang malas belajar, dan tidak bersemangat serta tidak berprestasi
b) Behavioural Problem, mereka mulai memberontak, kasar, masa bodoh,
memiliki kebiasaan merusak, seperti mulai merokok, minum-minuman keras,
judi dan lari ketempat pelacuran.
c) Sexual problem, krisis kasih mau coba ditutupi dengan mencukupi kebuAllah
SWT hawa nafsu
d) Spiritual problem, mereka kehilangan figure sehingga Allah SWT, para ulama,
pemuka-pemuka agama hanya bagian dari sebuah sandiwara kemunafikan
Sedangkan dari segi kejiwaan ( psikologis ), seseorang yang mengalami
broken home akan berakibat seperti :
1.) Broken Heart
Seseorang akan merasakan kepedihan dan kehancuran hati sehingga
memandang hidup ini sia-sia dan mengecewakan. Kecenderungan ini
membentuk si pemuda/pemudi tersebut menjadi orang yang krisis kasih dan
biasanya lari kepada yang bersifat keanehan sexual. Misalnya sex bebas, homo
sex, lesbian, jadi simpanan orang, tertarik dengan istri atau suami orang lain
dan lain-lain
2)

Broken Relation

Seseorang merasa bahwa tidak ada orang yang perlu di hargai, tidak ada orang
yang dapat dipercaya serta tidak ada orang yang dapat diteladani.
Kecenderungan ini membentuk si pemuda/pemudi menjadi orang yang masa
bodoh terhadap orang lain, ugal ugalan, cari perhatian, kasar, egois, dan tidak
mendengar nasihat orang lain, cenderung semau gue.
3)

Broken Values

Seseorang kehilangan nilai kehidupan yang benar. Baginya dalam hidup ini
tidak ada yang baik, benar, atau merusak yang ada hanya yang
menyenangkan dan yang tidak menyenangkan, pokoknya apa saja yang
menyenangkan saya lakukan, apa yang tidak menyenangkan tidak saya
lakukan.
b. Perhatian
1. Perhatian orang tua
Perhatian orang tua adalah konsentrasi dari orang tua dalam keluarga terhadap
kehidupan anak ( pendidikan, kasih sayang ) dengan penuh tanggung jawab.
Menurut Sumardi Suryabrata dalam bukunya pendidikan ( 1984, hal 14 )
merumuskan bahwa perhatian adalah :
a. Pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu obyek.
b. Banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang
dilakukan.
Menurut Achmadi dalam bukunya Ilmu pendidikan Islam I ( 1987, hal
116) orang tua sebagai central of figure dalam pendidikan, maka setiap orang
tua harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Memelihara dan membesarkan anak didik dengan penuh kasih sayang dan
tanggung jawab secara vertikal maupun horizontal.
2. Melindungi serta menjamin kesejahteraan mereka ( anak ) baik secara fisik
maupun psikis yang tidak antagonis dengan tujuan hidupnya
3. Mengajar serta mendidik dalam arti yang seluas-luasnya, penuh
ketauladanan positif.

4. Mampu menciptakan suasana harmonis dengan komunikasi positif tanpa


menimbulkan kontradiktif yang membawa kearah keretakan rumah tangga.
Namun menciptakan kearah keluarga sejahtera penuh alam demokratis
5. Membahagiakan mereka baik didunia maupun akhirat kelak dengan bekal
ilmu dan taqwa.
c. Kehidupan siswa broken home
Seseorang yang mengalami broken home, dalam kehidupannya
dapat dibedakan menjadi dua. secara positif, seseorang yang hidup
ditengan keluarga broken home tidak mudah terpengaruh dengan keadaan,
dalam kehidupannya anak tersebut dapat menunjukkan prestasi yang baik
disekolahnya. Tetapi bagi anak yang terpuruk dalam kehidupan briken
home anak akan menjadi frustasi, brutal dan tidak menujukkan mampu
menujukkan prestasi belajar yang baik. Siswa yang mengalami broken
home terkadang mengalami pula kesulitan dalam penyesuaian diri. Anak
cenderung mencari pelampiasan diluar rumah seperti bergaul dengan
teman teman nya yang secara tidak langsung memberikan efek /
pengaruh bagi perkembangan mental anak.
Maka dari itu mereka berusaha untuk mendapatkan perhatian dari
orang lain. Tetapi sayang, sebagian dari mereka melakukan cara yang salah
misalnya dengan mencari perhatian guru dengan bertindak brutal di dalam
kelas, bertindak aneh agar mendapat perhatian orang lain, dll.
Kalau sudah brutal otomatis bisa salah pergaulan. Lalu mereka mulai
melirik yang namanya rokok. Awalnya hanya sekali hisap, lama-lama jadi
berkali-kali. Kemudian setelah merokok, mereka mulai mencoba yang
namanya narkoba, miras dll. namun, sudah semakin jauh. Kalau sudah
seperti itu, siapa yang patut disalahkan ? Orang tua tidak dapat disalahkan
sepenuhnya tapi anak juga tidak dapat disalahkan 100%. Kesalahan orang
tua adalah mereka terlalu sibuk dengan masalah mereka hingga mereka
lupa bahwa mereka memiliki anak yang wajib diperhatikan. Lalu kadang
mereka juga menganggap bahwa anak tidak perlu tahu masalah mereka.
Padahal setidaknya mereka harus menjelaskan tentang masalah mereka ke
anak agar tidak terjadi kesalahpahaman. Lalu untuk si Anak, mari kita
berpikir yang logis.

BAB III
METODE PENELITIAN
A.

Pengertian metode penelitian


Menurut Sutrisno Hadi ( 1994 : 4 ), dalam bukunya Metodologi research,

mendefinisikan metodologi research atau metodologi penelitian adalah sebagai


suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan metode-metode ilmiah. Maksudnya
adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari suatu research dapat
mempunyai harga ilmiah yang setinggi-tingginya.
Suharsini ( 1998 : 22 ) menyatakan bahwa Metode penelitian adalah suatu
dasar dalam penelitian yang sangat penting, karena berhasilatau tidaknya serta
kualitas tinggi rendahnya hasil penelitian sangan ditentukan oleh ketepatan
peneliti dalam menentukan metode penelitiannya.
Dengan metode penelitian ini dapat memudahkan peneliti dalam memilih
variabel penelitian dan istrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data
secara mantap, menentukan rencana populasi dan teknik sampling yang
dikehendaki serta desain penelitiannya.
B.

Pendekatan penelitian
Muhammad Ali ( 1985 : 81 ) mengatakan bahwa Pendekatan penelitian

merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam
melaksanakan penelitian dimulai dari perumusan masalah sampai dengan
penarikan kesimpulan
F. X Sudarsono (1988 : 34) membedakan pendekatan penelitian menjadi 2
jenis yaitu :
1. Pendekatan kuantitatif, yang artinya semua informasi atau data diwujudkan
dalam bentuk kuantitatif atau angka, analisanya berdasarkan angka tersebut
dengan statistik.
2. Pendekatan kualitatif, artinya informasi atau data yang dikumpulkan tidak
berwujud angka, analisanya dengan prinsip logika.
8

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis


penelitian kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor ( Moleong 2000 : 3 ),
metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang tertentu dan
perilaku yang dapat diamati. Pendekatan penelitian kualitatif lebih diarahkan
kepada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh dan menyeluruh).
Penelitian yang dilakukan ini tidak mengisolasikan individu atau organisasi ke
dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari
suatu keutuhan.
Dalam penelitian ini peneliti berusaha memahami serta memaknai
pandangan serta kejadian pada subjek penelitian dalam rangka menggali tentang
faktor penyebab, bentuk-bentuk, dampak, dan strategi menghadapi perpecahan
keluarga ( broken home ) yang dialami pada subjek (siswa).
C.

Variable penelitian
Menurut Bohar Soeharto ( 1989 : 4 ), mengemukkan bahwa variabel

adalah operasionalisasindarin suatu konsep / teori.Sauharsini Arikunto ( 1993 :


99), memberikan batasan pengertian bahwa variable adalah obyek penelitian .
Dan dari pengertian tersebut, variable penelitian dapat dibedakan menjadi :
1. Variable yang memberikan pengaruh atau disebut variable bebas atau
independent
2. Variable yang dipengaruhi atau variable terikat atau dependent
D.

Setting
Penelitian diadakan di SMA Negeri 1 Polewali Kabupaten Polewali

Mandar. sekolah ini dipilih sebagai setting dari penelitian ini dikarenakan sekolah
tersebut merupakan sekolah tertua tingkat SMA dengan ciri siswa yang multi
kultur. Selain itu, siswa yang bersekolah ditempat tersebut banyak dari kalangan
menengah atas yang kurang mendapat perhatian dari orang tua karena orang tua
sibuk dengan karier masing-masing. Hal ini diharapkan dapat mempermudah
peneliti memperoleh informasi yang dibutuhkan. Untuk memproleh informasi dan

10

data yang dibutuhkan, peneliti melakukan terjun langsung ke beberapa tempat


tinggal siswa.
E.

Subyek penelitian
Dalam hal ini akan dibicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan

penelitian yaitu meliputi penentuan subyek, metode pengumpulan data dan


analisis data. Yang dimaksud dengan penentuan subyek penelitian adalah metode
yang digunakan dalam menentukan subyek penelitian yaitu dengan cara memilih
subyek untuk diteliti. Untuk menentukan subyek penelitian dapat ditempuh
dengan cara :
a. Populasi
Populasi adalah obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. ( sugiono, 1992 : 52 )
Dalam penelitian ini sebagai populasi adalah siswa SMA Negeri 1 Polewali.
b. Sample
Sampel menurut Sutrisno Hadi dalam bukunya metodologi Research menulis
sampel adalah cuplikan dari populasi yang sama mencerminkan sifat-sifat
dari populasi atau yang menjadi obyek dari penelitian ( sutrisno hadi, 1982 )
Sampel yang dimaksud dalam hal ini adalah siswa kelas XI
c.

Sampling
Pengertian sampling menurut Sutrisno hadi dalam buku Metodologi Research
menulis sampling adalah cara atau tekhnik yang digunakan untuk mengambil
sampel.
Dan tekhnik yang digunakan untuk mengambil sampel adalah non random.
maksudnya pengambilan sampel dengan berdasarkan pada beberapa kriteria
tertentu. Dan kriteria tersebut antara lain :
a. Merupakan siswa ( pria dan wanita ) yang kehidupannya mengalami
broken home
b. Warga asli dan tinggal di kota Polewalig
c. Memiliki tingkat pendidikan yang memadai dan berstatus pelajar SMA.

11

d.

Siswa yang masih merupakan remaja ( 15-18 tahun)

F. Metode dan pengumpulan data


Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002 : 110). Pada penelitian
ini pengumpulan data dilakukan dengan metode :
1. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab dan tatap muka dengan menggunakan alat yang
disebut panduan wawancara (Moh. Nasir, 1988 : 234). Wawancara dilakukan
dengan menggunakan pedoman wawancara bebas terpimpin yang memuat
permasalahan pokok dalam penelitian. Menurut Sutrisno Hadi (1994 : 70)
pedoman wawancara yang bebas terpimpin telah dipersiapkan sebelumnya
tetapi tidak mengikat jalannya wawancara.
2. Observasi ( pengamatan )
Observasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mendatangi

obyekdan

lokasi

penelitan

untuk

menghimpun

dan

mengumpulkan data yang digunakan untuk mendukung penelitian.


Pengamatan merupakan teknik utama dalam penelitian ini. Dalam
melaksanakan pengamatan ini sebelumnya peneliti akan mengadakan
pendekatan dengan subjek penelitian sehingga terjadi keakraban antara
peneliti dengan subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan jenis observasi
non partisipan dimana peneliti tidak ikut serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan
yang mereka lakukan (subjek), tetapi observasi dilakukan pada saat
wawancara.
G. Analisa data
Metode triangulasi merupakan salah satu metode yang paling umum di
pakai dalam uji validitas penelitian kualitatif. Metode triangulasi di dasarkan
pada filsafat fenomenologi. Fenomenologi merupakan aliran filsafat yang
mengatakan bahwa kebenaran bukan terletak pada peneliti, melainkan realitas

12

objek itu sendiri. untuk memperoleh kebenaran, secara epistimologi harus


dilakukan penggunaan multiperspektif.
Triangulasi adalah proses untuk mendapatkan data valid melalui
penggunaan variasi instrumen. Ide tentang triangulasi bersumber dari ide
tentang multiple operasional yang mengesankan bahwa kesahihan temuantemuan dan tingkat konfidensinya akan dipertinggi oleh pemakaian lebih dari
satu pendekatan untuk pengumpulan data (misalnya, Webb dkk., 1966).
Pendapat ini semula dirumuskan dalam konteks penelitian kuantitatif yang
mana lebih dari satu pendekatan operasionalisasi konsep direkomendasikan
mengingat fakta-fakta bahwa semua perhitungan cenderung keliru.
Metode triangulsi ini merupakan cara pengkombinasian antara
penelitian kuantitatif dan kualitatif yaitu dengan cara mengecek antara satu
tipe hasil peelitian (kuantitatif misalnya) dapat dicek dengan hasil penelitian
yang diperoleh dari tipe penelitian yang lain (kualitatif). Triangulasi ini
umumnya dimaksudkan untuk meningkatkan validitas hasil penelitian.
H.

Jadwal penelitian
Jadwal

penilitan

merupakan

waktu

yang

digunakan

untuk

melaksanakan penelitian seperti yang telah direncanakan. Dan sesuai dari


judul, penelitian akan dilaksanakan pada bulan September 2016. Untuk
tanggal dan waktu akan menyesuaikan dengan kondisi subyek dari
penelitiannya.

13

BAB IV
KESIMPULAN
A.

Kesimpulan
Berdasarkan dari apa yang telah direncanakan dalam penulisan proposal

mengenai penelitian studi kasus yang berjudul Studi Kasus Tentang Kehidupan
Siswa broken home di SMA Negeri 1 Polewali Kabupaten Polewali Mandar,
permasalahan yang akan dilakukan penelitian adalah permasalahan mengenai
siswa broken home.
Broken home adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih
sayang orang tua sehingga membuat mental seseorang anak menjadi frustasi,
brutal, dan susah diatur. Selain itu, istilah broken home juga digunakan untuk
menggambarkan keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya
keluarga yang rukun dan sejahtera akibat seringnya terjadi konflik yang
menyebabkan perpisahan ( perceraian ).
Pada umumnya penyebab utama broken home ini adalah kesibukkan kedua
orang tua dalam mencari nafkah keluarga seperti hal ayah laki laki bekerja dan
ibu menjadi wanita karier
Untuk melakukan penelitian mengenai hal tersebut maka menggunakan
metode penelitian, dalam metode penelitian, pendekatan yang dianggap sesuai
untuk kasus tersebut adalah pendekatan dengan penelitian kualitatif. Selain itu,
variabel yang sesuai dengan judul proposal ini adalah variabel bebas yaitu
kehidupan siswa broken home.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Polewali Kabupaten Polewali
Mandar dengan sampel penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Polewali.
untuk pemilihan sampling dilakukan dengan tekhnik non random dengan
berdasarkan pada kriteria yang telah ditentukan. Perencanaan penelitian akan
mulai dilaksanakan pada bulan September 2016 dengan menggunakan instrument
berupa wawancara dan observasi untuk membantu dalam pengumpulan data dan
informasi mengenai subyek penelitian. Untuk proses analisis data akan digunakan

14

triangulasi data yang bertujuan untuk mendapatkan data yang valid dari apa yang
diperoleh melalui beberapa instrument pengumpulan data.
Dari proposal yang telah disusun, diharapkan dapat mempermudah dalam
melaksanakan penelitian studi kasus dan dapat memperoleh berbagai informasi
dan data yang diperlukan dalam penelitian.

13

15

DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, 1987. Ilmu Pendidikan islam. Salatiga : IAIN walisongo
Arikunto Suharsini. 1989. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Bandung
: Bumi aksara
Sugiyono. 1992. Metode Penelitian administrasi. Bandung: CV Alfabet
Sumadi Suryabrata. 1984. Psikologi pendidikan. Jakarta: CV Rajawali
Sutrisno hadi. 1996. Metodologi research II. Yogyakarta: yasbit Fakultas
Psikologi UGM
Sutrisno hadi. 1982. Metode research. Yogyakarta:yayasan penerbit Fakultas
Psikologi UGM

Anda mungkin juga menyukai