Anda di halaman 1dari 3

Tubulus Kontortus

Tubulus Kontortus, yang dibedakan 2 macam yaitu :


1. Tubulus Kontortus ProksimalTubulus kontortus proksimal berjalan berkelok-kelok dan
berakhir sebagai saluran yang lurus di medula ginjal (pars desendens Ansa Henle).
Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid dengan batas-batas yang sukar dilihat. Inti sel
bulat, bundar, biru dan biasanya terletak agak berjauhan satu sama lain. Sitoplasmanya
bewarna asidofili (kemerahan). Permukaan sel yang menghadap ke lumen mempunyai
paras sikat (brush border). Tubulus ini terletak di korteks ginjal.Fungsi tubulus kontortus
proksimal adalah mengurangi isi filtrat glomerulus 80-85 persen dengan cara reabsorpsi
via transport dan pompa natrium. Glukosa, asam amino dan protein seperti bikarbonat,
akan diresorpsi
2. Tubulus kontortus distalTubula berkelok-kelok lagi sebagai kelokan yang kedua yang
disebut tubula distal. Tubulus kontortus distal berjalan berkelok-kelok. Dindingnya
disusun oleh selapis sel kuboid dengan batas antar sel yang lebih jelas dibandingkan
tubulus kontortus proksimal. Inti sel bundar dan bewarna biru. Jarak antar inti sel
berdekatan. Sitoplasma sel bewarna basofil (kebiruan) dan permukaan sel yang
mengahadap lumen tidak mempunyai paras sikat.
Letak
Bagian ini terletak di korteks ginjal.
Fungsi

Fungsi bagian ini juga berperan dalam pemekatan urin. Penyerapan kembali (Reabsorbsi)
terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Augmentasi
adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal.
Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea,
dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi kehangatan
dan bau pada urin.
Adapun hal-hal yang Mempengaruhi Produksi Urin yaitu Hormon anti diuretik (ADH)
yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior akan mempengaruhi penyerapan air pada
bagian tubulus distal karma meningkatkan permeabilitias sel terhadap air. Jika hormon
ADH rendah maka penyerapan air berkurang sehingga urin menjadi banyak dan encer.
Sebaliknya, jika hormon ADH banyak, penyerapan air banyak sehingga urin sedikit dan
pekat. Kehilangan kemampuan mensekresi ADH menyebabkan penyakti diabetes
insipidus. Penderitanya akan menghasilkan urin yang sangat encer.

Lengkung Henle

Lengkung Henle mengambil nama Jacob Henle (1809-1885), seorang ahli anatomi
berkebangsaan Jerman yang mendeskripsikan lengkung di dalam ginjal tersebut. Saluran
lengkung Henle ini ada yang menurun dan menaik. Orang dewasa memiliki panjang seluruh
tubulus lebih kurang 7,5-15 m.
Penyusun
Ansa henle terbagi atas 3 bagian yaitu bagian tebal turun (pars asendens), bagian tipis (segmen
tipis) dan bagian tebal naik (pars asendens). Segmen tebal turun mempunyai gambaran mirip
dengan tubulus kontortus proksimal, sedangkan segmen tebal naik mempunyai gambaran mirip
tubulus kontortus distal.
Segmen tipis ansa henle mempunyai tampilan mirip pembuluh kapiler darah, tetapi epitelnya
sekalipun hanya terdiri atas selapis sel gepeng, sedikit lebih tebal sehingga sitoplasmanya lebih
jelas terlihat. Selain itu lumennya tampak kosong.
Letak
Ansa henle terletak di medula ginjal, di antara tubuIus kontortus proksimal dan tubulus
kontortus distal terdapat gelung / lengkung Henle pars ascenden (naik) dan pars descenden
(turun). Pada lapisan medula ginjal terdapat lengkung Henle. Lengkung Henle merupakan
saluran ginjal atau tubulus yang menghubungkan antara tubulus distal pada daerah korteks
dengan tubulus proksimal.
Fungsi
Fungsi ansa henle adalah untuk memekatkan atau mengencerkan urin. Lengkung Henle menjaga
gradien osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Vasa rekta
merupakan kapiler yang mengelilingi lengkung Henle.

https://purplescience.wordpress.com/tag/ginjal

Anda mungkin juga menyukai