Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN DAN KEPEMIMPINAN


Disusun untuk memenuhi tugas Manajemen Keperawatan
Dosen koordinator: Agus Santoso, S.Kp., M.Kep

Disusun oleh :
Ciptaningrum Marisa Prawarti

22020110120011

Alnia Rindang Chairunisa

22020110120012

Andryanie Inesyanti

22020110120014

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013

PENDAHULUAN
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang mencakup kegiatan koordinasi dan
supervisi dalam mencapai tujuan organisasi. Manajemen juga diartikan sebagai organisasi
yang menfokuskan pada produksi dan hal lain untuk menghasilkan penelitian. Terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam keberlangsungan proses manajemen, yaitu
fungsi manajemen dan proses manajemen.1
Manajemen keperawatan adalah proses bekerja melalui staff keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan secara professional. Manager keperawatan dituntut untuk
merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana untuk
memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien. Manajemen keperawatan dapat
berjalan dengan baik apabila aspek-aspek pada teori yang mendasari tersebut terpenuhi,
diantaranya prinsip umum manajemen keperawatan, manajemen keperawatan dan
aturannya.1, 3
Kepemimpinan adalah kemampuan menginspirasi orang lain untuk bekerja sama
dalam kelompok untuk mencapai tujuan umum. Kepemimpinan akan menjadi sempurna
jika seorang pemimpin mengetahui teori-teori yang mendasari, diantaranya teori sifat, teori
model, kriteria, wewenang dan gaya kepemimpinan. Pemimpin mempunyai kewajiban
untuk mencapai tujuan organisasi dan memberikan perhatian terhadap kebutuhan
bawahannya. Prinsip-prinsip dalam organisasi juga perlu dikuasai oleh pemimpin.2
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai asosiasi
metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional sehingga saling mendukung.
Dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Seorang pemimpin dalam manajemen
keperawatan tidak dipungkiri adalah seorang perawat, oleh karena itu harus mampu
memiliki kompetensi sebagi manajer keperawatan. Sebagai perawat professional
diharapkan mampu mengelola proses secara keseluruhan sehingga orang dapat
menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan
kesehatan pasien.1

PEMBAHASAN
I.

Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan memiliki hubungan dengan fungsi perencanaan,
organisasi, staffing, mempimpin, dan pengawasan dalam aktivitas keperawatan.
Administrasi keperawatan adalah aplikasi dari ilmu manajemen keperawatan.
Keperawatan manajemen merupakan kelompok dari manajer keperawatan yang
mengatur organisasi keperawatan. Manajemen Keperawatan adalah proses dimana
manajer keperawatan melaksanakan profesinya. Manajemen keperawatan dibutuhkan
didalam seluruh tipe organisasi pelayanan kesehatan, seperti home care, Rumah Sakit,
dan sebagainya.2
A. Fungsi
Dalam manajemen diperlukan peran anggota untuk melaksanakan fungsinya
masing-masing. Terdapat empat fungsi manajemen, sebagai berikut :
a. Perencanaan (planning), perencanaan merupakan :
1. Gambaran apa yang akan dicapai
2. Persiapan pencapaian tujuan
3. Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
4. Persiapan tindakan tindakan
5. Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
6. Tiap tiap organisasi perlu perencanaan
b. Pengorganisasian (organizing)
Merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa
tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat alat, keuangan dan fasilitas.2
c. Penggerak (actuating), menggerakkan orang orang agar mau / suka bekerja.
Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus
dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval.2
d. Pengendalian / pengawasan (controling)
Merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan
rencana, apakah orang orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga
berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.2
e. Penilaian (evaluasi)

Merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil hasil pekerjaan


yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah
selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi
organik administrasi dan manajemen.2
B. Proses Manajemen Keperawatan
Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana
masing masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi
oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen
yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik. Input dari proses
manajemen keperawatan antara lain : informasi, personel, peralatan dan fasilitas.2
Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas
dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Untuk melaksanakan proses
manajemen
manusia,dan

diperlukan

keterampilan

keterampilan

teknik,keterampilan

konseptual.Output

adalah

hubungan

asuhan

antar

keperawatan,

pengembangan staf dan riset.2


Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget
dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar
dan akreditasi. Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan,
survey kendali mutu dan penampilan kerja perawat.2
Berdasarkan prinsip prinsip diatas maka para manajer dan administrator
seyogyanya bekerja bersama sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta
fungsi fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.2
C. Prinsip umum Manajemen Keperawatan
a. Manajemen keperawatan berdasarkan perencanaan karena melalui fungsi
perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan,
pemecahan masalah yang efektif dan terencana.5 Fungsi perencanaan
menggunakan waktu secara efektif, selama fungsi perencanaan berlangsung

manajer keperawatan dapat menganalisa dan mengkaji sistem, membentuk

1.
2.
3.
4.
5.
6.
b.

organisasi dan strategi, mengkaji sumber daya organisasi dan kemampuannya.


Terdapat 6 tahapan dalam proses perencanaan :
Tahapan desain
Tahapan delegasi
Tahapan edukasi
Tahapan Perkembangan
Tahapan implementasi
Tahapan evaluasi
Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif.
Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang
terprogram, mengambil keputusan dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.5


c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan disesuaikan dengan situasi dan kondisi.4 Proses pengambilan keputusan
bergantung pada komunikasi pola tradisional.3
d. Manajemen keperawatan dalam memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan
pasien. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan
dan sebagai tolak ukur keberhasilan manajemen keperawatan.3,5
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian

adalah

mengidentifikasi kebutuhan organisasi dari misi dan observasi dari performa


kerja, desain organisasi dan struktur.5
f. Manajemen keperawatan menunjukan posisi sosial atau pangkat, disiplin dan
bidang studi. Divisi keperawatan memiliki fungsi manajemen, tugas manajemen
dan kinerja manajemen. Pangkat mengindikasikan posisi di dalam suatu
manajemen.3,5
D. Proses Manajemen Keperawatan
Manajemen proses keperawatan mencakup berbagai tahapan dalam perawatan.
1. Pengkajian
Langkah awal proses keperawatan dimana perawat mendata pengalaman
masa lalu pasien pengetahuannya, perasaan, dan harapan kesehatan di masa
depan. Pengkajian ini meliputi proses pengumpulan data, validasi dan intepretasi
informasi data pasien.2
2. Diagnosis

Tahap pengambilan keputusan professional dengan menganalisis data


yang telah terkumpul. Keputusan berupa diagnosis keperawatan, yaitu respon
biopsikososio, spiritual, terhadap masalah kesehatan.2
3. Perencanaan
Dibuat setelah perawat memformulasikan diagnosis keperawatan dengan
metode khusus dan memilih tindakan alternative untuk menolong pasien dengan
penetapan tujuan jangka panjang dan pendek.2
4. Implementasi
Perawat mengarahkan, menolong, mengobservasi serta mendidik anggota
yang terlibat dalam asuhan pasien tersebut.2
5. Evaluasi
Pertimbangan sistematis dan standart dari tujuan serta dibandingkan
dengan penerapan praktik yang aktual dan tingkat asuhan yang diberikan.2
E. Manajemen pada konferensi keperawatan
Perawat professional bertanggungjawab terhadap penyusunan rencana asuhan
keperawatan, mempertahankan agar up to date dan mempergunakannya secara
konstan.
Tujuan konferensi
1. Merencanakan asuhan pasien secara individual
Konferensi ini membahas bentuk asuhan

secara

individual

dan

komprehensif.2
2. Mengoordinasi semua pelayanan yang sesuai
Kesadaran terhadap perbedaan jenis pelayanan yang diberikan kepada pasien
lebih dimengerti perawat selama konferensi.2
3. Meningkatkan semangat kooperatif
Perasaan puas yang timbul karena kemampuan bekerja yang baik
menimbulkan semangat kerja yang kooperatif.2
4. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman staf keperawatan
Tergambarnya peran dari masing-masing perawat yang terlibat dalam asuhan
pasien dan peningkatan pengetahuan tentang pasien serta pembelajaran etika
dalam menjaga kerahasiaan informasi.2

II.

Kepemimpinan
Kepemimpinan digambarkan sebagai usaha seseorang untuk mempengaruhi
perilaku lainnya dalam suatu kelompok tanpa paksaan. Definisi kepemimpinan
menyiratkan bahwa kepemimpinan melibatkan 3 hal yaitu pengaruh, agen perubahan
serta pencapaian tujuan sebagai tolak ukur keefektivan pemimpin.

A. Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Teori sifat
Teori yang berusaha untuk mengidentifikasi karakteristik khas ( fisik, mental,
kepribadian ) yang dihubungkan dengan keberhasilan kepemipinan. Terdapat 4
karakteristik, yaitu :
a. Intelegensia
Perbedaan intelegensia yang ekstrim antara pemimpin dan pengikut dapat
menimbulkan

gangguan

seperti

kesulitan

mengkomunikasikan

ide

dan

kebijaksanaan.4
b. Kepribadian
Beberapa hasil penelitian menyiratkan bahwa sifat kesiagaan, keaslian,
integritas pribadi, dan percaya diri diasosiasikan dengan kepemimpinan yang
efektif.4
c. Karaketeristik fisik
Tidak ada hubungan antara kepemimpinan efektif dengan karakteristik fisik
seperti usia, tinggi bada, berat badan, dan penampilan.4
d. Kemampuan pengawasan
Terdapat hubungan yang positif antara kemampuan pegawasan

dan

kepemimpinan dalam organisasi.4

2. Teori pribadi perilaku


a. Kepemimpinan berpusat pada pekerjaan/ job-centered dan karyawan/ employeecenterd
Pemimpin yang job-centerd menerapkan pengawasan ketat sehingga bawahan
melaksanakan tugas sesuai prosedur. Pemimpin ini mengandalkan kekuatan

paksaan, imbalan, dan hukuman untuk mempengaruhi pengikutnya. Pemimpin yang


berpusat karyawan membentuk lingkungan kerja yang suportif, perhatian terhadap
kemajuan, pertumbuhan, dan prestasi pengikutnya.4
b. Membentuk struktur dan konsiderasi
Membentuk struktur melibatkan perilaku pemimpin dalam mengorganisasikan,
membangun pola dan komunikasi yang jelas, menjelaskan cara melaksanakan tugas
dengan benar, membentuk struktur yang tinggi, dan menfokuskan pada tujuan dan
hasil. Konsiderasi melibatkan perilaku persahabatan, saling percaya, menghargai,
kehangatan, partisipasi dan komunikasi antara pemimpin dan pengikutnya.4
3. Teori situasional
Suatu pendekatan bahwa pemimpin memahami perilaku, sifat bawahannya, dan
situasi sebelum menggunakan gaya kepemimpinan.4
4. Teori kepemimpinan situasional ( TKS ) harsey-Blanchard
Penekanan TKS pada tingkat kematangan pengikut atau kesiapan baik pekerjaan
dan psikologis. Sehingga seseorang dengan tingkat kesiapan kerja tinggi akan
melakukan pekerjaan dengan pengetahuan dan kemampuannya tanpa arahan dari
manajer serta memiliki motivasi melakukan pekerjaan berkualitas tinggi.4
Gaya kepemimpinan menurut Harsey-Blanchard yaitu
a. Mengatakan

pemimpin mengatakan peranan yang dibutuhkan untuk

b. Menjual
c. Berpatisipasi

melaksakan tugas
pemimpin menyediakan instruksi terstruktur dan suportif
pemimpin dan pengikut saling berbagi dalam membuat

d. Mendelegasikan

keputusan dalam menyelesaikan tugas


pemimpin memberikan pengarahan, dukungan pribadi
terhadap pengikut

B. Prinsip Prinsip Organisasi


Prinsip prinsip Organisasi menurut Fayol adalah:
a. Division of work (pembagian pekerjaan)
Tugas/Pekerjaan dibagi secara rata pada masing-masing individu ataupun tim.4
b. Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)
Masing-masing personal atau Tim memiliki kewenangan dan tanggung jawab
terhadap pekerjaan yang telah diberikan kepadanya. 4
c. Dicipline (disiplin)

Kedisiplinan merupakan hal yang sangat pokok dalam sistem manajemen.4


d. Unity of command (kesatuan komando)
Merupakan kesatuan perintah, satu perintah dari atasan menjadi tanggung jawab
bersama.4
e. Unity of direction (kesatuan arah)
Merupakan tujuan yang sama dalam suatu system.4
f. Sub ordination of individual to generate interest
Kepentingan individu tunduk pada kepentingan umum.4
g. Renumeration of personal (penghasilan pegawai)
Penghasilan pegawai merupakan bentuk reward yang diberikan atas jasa yang telah
dilakukan.4
C. Model Kepemimpinan
1.
Model kepemimpinan kontingensi
Dikembangkan oleh fiedler, model kontingensi dari efektivitas kepemimpinan
memiliki dalil bahwa prestasi kelompok tergantung pada interaksi antara gaya
kepemimpinan dan situasi yang mendukung.4
b. Gaya pemimpin
Fiedler mengembangkan least preferred co-worker ( LPC) scale untuk
mengukur dua gaya kepemimpinan : (1) tugas ( melakukan kontrol, memberi
struktur ) kepemimpinan dan (2) hubungan ( pasif , pengertian ) kepemimpinan.
Menurutnya, seseorang dengan LPC tinggi ( lebih dari 64 ) dapat bekerja
dengan orang yang sulit, peka terhadap kebutuhan orang lain dan termotivasi pada
hubungan. Sedangkan skor 57 atau lebih rendah mengindikasi LPC rendah, orang
ini cenderung mengklasifikasikan rekan kerja dalam konotasi negatif, dan
termotivasi atas tugas.
Fiedler mengajukan tiga faktor situasional dalam penentuan pemimpin berLPC yaitu hubungan pemimpin-anggota, struktur tugas, dan kekuasaan posisi.
Variabel paling penting adalah hubungan pemimpin anggota yang mengacu pada
keyakinan, kepercayaan dan rasa hormat dari pengikut terhadap pemimpinnya.4
c. Kenyamanan dari situasi
Tiga faktor situasional yang menentukan kekuasan dan pengaruh pemimpin
adalah : (1) hubungan pemimpin anggota; (2) struktur tugas; (3) kekuatan
kekuasaan posisi. Pemimpin sebaiknya membuat perubahan yang menghasilkan
situasi yang lebih menyenangkan.4
2. Model kepemimpinan kepemimpinan jalur tujuan

Menurut model yang dikembangkan oleh Robert J. House ini, pemimpin menjadi
efektif karena pengaruh motivasi positif, kemampuan melaksanakan, dan kepuasan
pengikutnya. Fokus pemimpin adalah mempengaruhi persepsi pengikutnya pada tujuan
kerja, pengembangan diri dan jalan untuk mencapai tujuan.4
Menurut teori jalur tujuan, pemimpin harus meningkatkan jumlah dan jenis
penghargaan serta memberikan penjelasan cara memperoleh penghargaan untuk
bawahan.4
Dua variabel situasional yang dipertimbangkan yaitu karakteristik pribadi bawahan
seperti persepsi mengenai kemampuannya, dan tekanan lingkungan serta tuntutan
untuk mencapai tujuan kerja dan kepuasan.4
3. Model kepemimpinan VROOM-JAGO yang direvisi
Model kepemimpinan yang menetapkan prosedur pengambilan keputusan
kepemimpinan paling efektif dalam situasi yang berbeda. Dalam teori ini, Vroom dan
Yetton beranggapan pemimpin harus fleksibel mengubah jenis kepemimpinan agar
sesuai dengan situasi.4
a. Efektivitas keputusan
Efektivitas keputusan ( Deff) tergantung dari kualitas keputusan (Dqual) dan
komitmen keputusan ( Dcomm). Istilah ketiga dalam persamaan, Dtp ( decision
time penalty ), keputusan dibuat dalam cara yang tepat pada waktunya.
Kualitas keputusan adalah aspek obyektif sebuah keputusan yang
mempengaruhi prestasi bawahan. Kualitas keputusan dianggap tinggi jika
konsisten terhadap sasaran organisasi yang akan dicapai. Komitmen keputusan
adalah penerimaan keputusan oleh para bawahan.
Deff = Dqual + Dcomm - Dtp
b. Efektivitas keseluruhan
Efektivitas keseluruhan ( Oeff ) = Deff biaya + pengembangan
4. Model kepemimpinan atribusional
Teori hubungan antara persepsi dan perilaku antar pribadi. Teori menyatakan
pemahaman mengapa perilaku terjadi dapat ditingkatkan dengan mengetahui sebab
dari peristiwa.4
Perilaku pemimpin mempunyai akibat pada prestasi dan kepuasan kerja
pengikutnya, sehingga diharapkan pemimpin dapat mengembangkan sikap postif
terhadap pengikut. (saputra 1997)4

D. Wewenang Kepemimpinan
Agar seorang pemimpin bisa mencapai tujuan secara efektif, ia harus mempunyai
wewenang untuk memimpin para staf/bawahan dalam usaha mencapai tujuan tersebut.
Wewenang ini disebut weweang kepemimpinan, yaitu hak untuk bertindak atau
memengaruhi tingkah laku orang yang dipimpinnya. Konsep pemberian wewenang
kepemimpinan dipecah menjadi dua dilihat dari arahnya yaitu dari atas dan bawah.
Wewenang dari atas berasal dari atasa, sebagai contoh direktur rumah sakit terhadap
seorang perawat yang bekerja disalah satu unit rumah sakit dan dinilai mampu menjadi
kepala ruang dan dari sanalah diberi wewenang untuk memerintah. Cara ini diberi
sebutan Topdown Authority, atau kewenangan dari atas ke bawah. Cara kedua adalah
Bottom-up Authority atau kewenangan yang berasal dari bawah ke atas. Pada cara ini ,
seorang pimpinan dipilih langsung oleh bawahannya atau staf di tempat tersebut untuk
kemudian diberi wewenang untuk memerintah. Dalam pandangan bottom-up authority
pemimpin dapat melaksanakan tugasnya secara efektif apabila mendapat dukungan dan
diterima oleh staf/bawahannya.2
F. KRITERIA PEMIMPIN
Seorang pemimpin ideal utamanya setidaknya memiliki karakter yang mampu
memimpin para staf/bawahannya untuk mencapai suatu tujuan institusi dan harus
mampu menjaga hubunga komunikasi atau interpersonal relations. Kriteria berikut
merupakan karakter yang harus dimiliki pemimpin yang berkualitas :
1. Memiliki keinginan untuk menerima tanggung jawab
2. Memiliki kemampuan dalam persepsi introspektif atau perceptive insight
3. Memiliki kemampuan untuk menentukan prioritas
4. Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi yang baik.

PENUTUPAN
Pertanyaan mengenai konsep Manajemen Keperawatan dan Kepemimpinan :
1. Gaya kepemimpinan manakah yang cocok diterapkan di Indonesia saat ini ?
2. Manajemen keperawatan di RS sudah dibuat dengan baik namun masih ada
sebagian oknum yang mengabaikan peraturan tersebut. Bagaimana cara
mengatasinya ?
3. Sebagai seorang atasan, bagaimana cara anda memotivasi seseorang yang sudah
berputus asa, dalam suatu kepengurusan/organisasi yang anda pimpin?
4. Bagaimana menentukan prioritas masalah utama dalam menyelesaikan
permasalahan dalam manajemen keperawatan?
5. Dalam menangani sebuah kasus, siapakah yang lebih tepat untuk mengambil
keputusan pada asuhan keperawatan? Apakah kepala ruangan, perawat primer atau
perawat asosiate?
6. Jika seorang perawat muda terpilih menjadi kepala ruangan, sedangkan anggotanya
ada sebagian besar seorang perawat senior, komunikasi bagaimanakah yang lebih
tepat dalam memberikan instruksi kepada mereka?
7. Gaya pengambilan keputusan manakah yang lebih tepat dilakukan oleh kepala
ruangan, Jika ada keluhan dari keluarga pasien mengenai kesalahan pada tindakan
medis yang dilakukan oleh praktikan akademik?
8. Apa perbedaan antara Unity of command dengan Unity of direction ?
9. Pada proses manajemen keperawatan terdapat evaluasi keperawatan, siapakah yang
lebih tepat untuk melakukannya?
10. Bagaimana mencegah hambatan dalam proses manajemen keperawatan yang
biasanya berupa faktor monoton pada kegiatan sehari-hari?

DAFTAR PUSTAKA
1. Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika
2. Suarli, S., Bahtiar, Yanyan. 2009. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan
Praktis. Jakarta: Erlangga.
3. mSwansburg, Russell C. 1990. Management and Leadership for Nurse Managers.
pBoston: Jones and Bartlet Publishers
4. Saputra, L., (1997). organisasi. Ed 8. Jakarta : Binarupa aksara.
5. Nursalam

Anda mungkin juga menyukai