Anda di halaman 1dari 3

Permasalahan jkn atau BPJS

Sebagai institusi pemerintah, Puskesmas dalam menyelenggarakan pelayanan


kesehatan tentu selalu merujuk pada aturan dan tatacara yang berlaku di
pemerintah. Aturan yang harus diikuti membuat Puskesmas tidak begitu fleksibel
dalam pembenahan kearah perbaikan. Perencanaan yg tidak sesuai dengan
anggaran, anggaran yg tidak mendukung, pengadaan pegawai dan peralatan medis
dan non medis yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Citra puskesmas selama ini memang cendrung dianggap sebagai pelayanan
kesehatan buruk, tidak memuaskan, tidak ramah dan kaku, bahkan terkesan tidak
memihak ke pada Kebutuhan pasien akan kenyamanan,keamanan,kepastian
diagnosa dan pengobtan, obat yang itu itu saja, semuanya membuat citra pelayana
kesehatan puskesmas secara keseluruhan memang tidak memuaskan.
Selama ini puskesmas indetik dengan pelayanan masyarakat bawah, masyarakat
miskin atau tidak mampu dan pelayanan kepada pegawai negeri dibawah naungan
askes juga tidak memberi konstribusi kepuasan yang memadai.
Pegawai swasta dan buruh pabrik tidak berobat ke Puskesmas, mereka justru masuk
ansuransi kesehatan swasta yang menjamin pelayanan kesehatan yang kebih baik,
dan pelayanan kesehatan swasta menjadi pilihan utama.
Dalam era JKN,terjadi perubahan total sistem pelayanan, dimana askes yg tadinya
hanya untuk pelayanan kesehatan pegawai negeri dan jamsostek yang khusus
untuk pelayanan kesehatan buruh dan pekerja swasta, sekarang semuanya harus
wajib ikut serta dibawah dibawah satu sistem pelayanan kesehatan,yaitu JKN yang
diselenggrakan oleh BPJS,mau tidak mau suka tidak suka aturan pemerintah
tersebut harus diikuti.
Timbul keraguan oleh sebagian pengguna jasa puskesmas,.keraguan timbul dari
pihak swasata/buruh, Pegawai negeri dan bahkan masyarakat umumnya karena
mereka juga harus masuk BPJS untuk mendapatkan payanan kesehatan
Keraguan akan kemampuan Puskesmas untuk dapat melayani mereka dengan
sebaik baiknya.
Dan disatu sisi, puskesmas memang belum dipersiapkan secara matang untuk
menyambut reformasi pelayanan kesehatan. Puskesmas yang tadinya apa adanya
sekarang dituntut untuk berbenah dalam kurun waktu yang cepat.

Pembenahan puskesmas dalam menyambut era JKN tentu harus dalam semua
bidang dan tuntutan kualitas pelayanan adalah mutlak dan menjadi tuntutan utama
bagi pengguna jasa layanan.
Peralatan medis dan non medis harus lah memberikan kesan yang menyakinkankan
bahwa penegakkan diagnosa dan tindakan yg diberikan sesuai dengan harga yang
mereka bayar.

Sikap dan perilaku petugas juga menjadi tuntutan dalam perbaikan,sekalipun


dambaan ini sudah lama diinginkan.
Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di era JKN yang sangat mendesak
dilakukan perbaikan adalah sistem pelayanan JKN secara keseluruhan. Mulai dari
pendaftaran, pelayanan rujukan dan penyelenggaraan pelayana kesehatan di
Rumah Sakit rujukan.
Sosialisasi pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara terus menerus haruslah
dilakukan, karena ketidaktahuan masyarakat pengguna JKN teehadapa sistem
penyelenggaraan pelayanan menjadi peemasalahan tersendiri di tingkat FKTP.
Sering doktee, bidan atau perawat menjadi sasaran kemarahan atau kekesalan
terhadap kekecewaan sistem pelayanan rujukan. Pasien sering minta rujukan ke
RumAh Sakit dengan alasan ingin mendapatkan pelayanan yang lebih baik,
pelayanan spesialis, kepastian diagnosa dan pengobatan, padahal sistem pelayanan
kesehatan di era JKN mengharuskan mereka untuk berobat di Puskesmas sebagai
tempat layanan kesehatan pertama.
Rumah sakit rujukan juga sering menjadi masalah dalam penyelenggaran rujukan.
Ada diantara peserta ingin langsung ke Rumah Sakit pusat atau Rumah sakit yg
tidak termasuk kedalam wilayah kerja, dengan alasan sudah terbiasa berobat
dengan dokter spesialis tertentu dan dekat dari rumah.

Permasalahan juga timbul dari penyeleggaran pelayanan kesehatan tingkat


pertama, diantaranya adalah :
- sulitnya menegakan diagnosa yg
sesuai dengan hasil pemeriksaan, dalam hal ini dokter sering mengambil diganosa
dari ICD-X yang bisa diketik langsung di sistem PCare
- ada beberapa diagnosa yg tidak bisa dirujuk, padahal puskesmas tidak mampu
mengobatinya
- ada beberapa diagnosa yg harus dirujuk tapi sistem Pcare menolaknya
- obat yg tidak bevariasi. Sehingga pasien mendapatkan obat yg sama, walaupun
terapi awal tidak ada perbaikan.
- keterbatasan jenis obat, sehingga pasien dirujuk,hanya dikarenakan tidak
tersedianya obat.
- keterbatasan peralatan sehingga tindakan spesifik yang bisa dilakukan di
puskesmas menjadi kasus rujukan.
- pelayanan kebidanan, sering pasien menginginkan mendapatkan gambaran yang
jelas rerhadap kehamilan dan bayi.,jadi pasien sering minta rujukan walaupun
kehamiab tersebut adalah normal.
Itulah gambaran permasalahan yg timbul dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan dalam era JKN.

Dalam melakukan pelayanan kesehatan tingkat pertama, ada beberapa


permasalahan yang didapat selama penyelenggaraan pelayanan, diantaranya
adalah :
1. Tingginya tuntutan pelayanan yang be-kwalitas, cepat, ramah dan akurat.

Anda mungkin juga menyukai