PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kleptomania pertama kali dijelaskan pada tahun 1816 oleh Andre
Matthey seorang psikiater dari Swiss, pada saat itu disebut dengan
klopemanie yang yang dijelaskan sebagai suatu tindakan mencuri
kompulsif barang tidak berharga dan tidak dibutuhkan. Pada 1838, Marc dan
Esquirol, dalam menggambarkan sebuah kasus, membuat istilah
kleptomania.
Esquirol melaporkan bahwa individu dengan gangguan ini sering
mencoba untuk menghindari perilaku mencuri. Pada akhir 1800an, beberapa
penulis menghubungkan kleptomania dengan intoksikasi suasana dari
penemuan terbaru pusat perbelanjaan di perkotaan. Pada abad ke 19 dan awal
abad 20, diskusi tentang kleptomania menjadi perdebatan terus menerus
dalam bidang kedokteran. Psikoanalis menginterpretasikan gejala-gejala
kleptomania sebagai refleksi dari pertahanan ego bawah sadar terhadap
kecemasan, naluri yang terlarang, konflik yang tidak diselesaikan, atau
dorongan seksual.2
Ciri penting dari kleptomania adalah kegagalan rekuren untuk menahan
impuls untuk mencuri benda-benda yang tidak diperlukan untuk pemakaian
pribadi atau yang memiliki arti ekonomi. Benda-benda yang diambil
seringkali dibuang, dikembalikan secara rahasia, atau disimpan bahkan
disembunyikan.1,2
Seperti gangguan pengendalian impuls lainnya, kleptomania ditandai
oleh ketegangan yang memuncak sebelum tindakan, diikuti oleh pemuasan
dan peredaan ketegangan dengan atau tanpa rasa bersalah, penyesalan, atau
depresi selama tindakan. Biasanya mecuri pada kleptomania adalah tidak
direncanakan dan tidak melibatkan orang lain.1,2,3
Kebanyakan orang dengan kleptomania tidak mencuri untuk kebutuhan
pribadi dan seirngkali mempunyai uang yang cukup untuk membeli barang
barang yang mereka beli.
Lebih lanjut mereka menyadari bahwa itu merupakan perilaku kriminal.
Beberapa orang dapat mengidentifikasi pemicu spesifik terhadap dorongan
untuk mencuri. Sebagai tambahan, peningkatan ketegangan dan tekanan
untuk mencuri diikuti dengan kepuasan atau kelegaan segera, mereka juga
sering mengalami perasaan bersalah dan malu.5
Pada dasarnya pencurian bisa terdapat dalam episode tertentu atau lebih
kronis. Selain itu juga ada periode remisi yang lama antar episode pencurian.
Banyak penderita kleptomania membuat strategi tersendiri dalam usahanya
untuk menahan diri dari perilaku tersebut.
Mereka biasanya menghindari pusat perbelanjaan, mereka hanya pergi
berbelanja jika ada yang menemani atau bahkan berhenti pergi berbelanja
sama sekali. Mereka juga bisa menjauhkan diri secara sosial sebagai usaha
untuk mengurangi kesempatan dalam mencuri.5
2.2 Epidemiologi
Tidak ada data epidemiologi yang dilaporkan. Meskipun tidak ada data
epidemiologi yang dilaporkan, tampaknya kleptomania lebih banyak
ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki.
2.3 Etiologi
Etiologi kleptomania pada dasarnya belum diketahui, beberapa
penelitian psikoanalisa menyebutkan bahwa kleptomania disebabkan oleh
berbagai permasalahan dan fase masa anak-anak yang tidak berjalan dengan
semestinya, akibatnya dorongan mencuri merupakan salah satu cara untuk
mengembalikan masa tersebut.1
Walaupun etiologi kleptomania masih belum jelas namun ada beberapa
hipotesis yang menyatakan adanya disfungsi serotogenik pada korteks
prefrontal ventromedial yang mendasari kegagalan pengendalian impuls pada
individu kleptomania. Pada suatu studi yang meneliti individu kleptomania
dilaporkan bahwa jumlah dari 5-HT transporter pada individu kleptomania
adalah lebih sedikit jika dibandingkan dengan individu yang normal.2
Faktor Psikososial
Gejala kleptomania cenderung muncul pada saat adanya stress berat,
seperti kehilangan, perpisahan, dan berakhirnya sebuah hubungan yang
penting. Beberapa psikoanalis menekankan munculnya impuls yang agresif
pada kleptomania, penulis lainnya menemukan adanya aspek dari libido.3
Penulis psikoanalisis memfokuskan pada pencurian yang dilakukan oleh
anak-anak dan remaja. Anna freud menemukan bahwa pencurian pertama dari
dompet ibu mengindikasikan semua pencurian berasal dari hubungan ibu dan
anak. Karl Abraham menulis adanya perasaan anak yang diabaikan, disakiti,
dan tidak diinginkan. Sebuah teori membuat tujuh kategori mencurian pada
anak-anak yang dilakukan secara kronis, yaitu :3
1. Sebagai cara memulihkan hubungan ibu dan anak yang hilang.
2. Sebagai suatu tindakan yang agresif.
3. Sebagai suatu pertahanan melawan rasa takut dilukai.
4. Sebagai cara mencari hukuman.
5. Sebagai cara memulihkan atau menambah harga diri.
6. Berhubungan dengan dan sebagai reaksi terhadap rahasia keluarga.
7. Sebagai rangsangan dan pengganti untuk tindakan seksual.
Faktor Biologis
Penyakit pada otak dan retardasi mental telah dihubungkan dengan
kleptomania, dimana juga berhubungan dengan gangguan kontrol impuls
lainnya. Tanda-tanda neurologis fokal, atrophy cortical, dan pembesaran
ventrikel lateral ditemukan pada beberapa pasien kleptomania. Telah
ditemukan juga teori mengenai gangguan pada metabolisme monoamin,
khususnya serotonin.3
Ciri penting dari kleptomania terdiri dari dorongan atau impus yang
rekuren, intrusif dan tidak dapat ditahan untuk mencuri benda-benda yang
tidak diperlukan. Pasien kleptomania mungkin juga mengalami depresi atau
kecemasan. Pasien kleptomania tidak selalu mempertimbangkan
kemungkinan penangkapan mereka, kendatipun penahanan yang berulang
menyebabkan penderitaan dan rasa malu. Pasien kleptomania mungkin
merasa bersalah dan cemas setelah mencuri namun hal ini tidak dapat
menghentikannya. Sebagian besar pasien kleptomania mencuri dari toko,
tetapi mereka juga dapat mencuri dari anggota keluarga atau teman mereka
sendiri.1,2,3,4
Individu dengan kleptomania menyebutkan bahwa barang curian
biasanya dengan nilai yang kecil dan mudah didapat. Setelah mencuri barang
tersebut, penderita kemudian akan membuang, menimbun, mengembalikan
secara sembunyi-sembunyi, atau menghadiahkannnya kepada orang lain.
Penderita mungkin bisa menghindar saat tertangkap, tetapi tantangan
biasanya tidak sepenuhnya dalam jumlah. Meskipun perasaan senang,
kepuasan atau pembebasan pengalaman dialami pada waktu mencuri,
penderita akan mengalami perasaan bersalah, depresi atau penyesalan segera.6
Rata-rata onset usia perilaku mencuri adalah selama masa remaja,
meskipun ada laporan baru bahwa onset usia perilaku mencuri terjadi paling
cepat saat usia 4 tahun dan paling lambat pada usia 77 tahun. Usia yang
penting untuk evaluasi adalah paling lambat pada usia 30 tahun. Wanita
biasanya memperlihatkan evaluasi pada usia yang lebih muda.7
Panjangnya masa antara onset dan waktu evaluasi memperkuat rasa
bersalah, malu dan kerahasiaan yang terlibat dalam gangguan ini.6
Mayoritas luas individu dengan kleptomania mencuri di toko. Dalam
sebuah penelitian, 68,2% individu dilaporkan bahwa nilai barang curian
meningkat diatas durasi gangguan dengan toleransi. Sebagian besar individu
dengan kleptomania selalu tidak berhasil dalam menghentikan perilakunya.
Ketidakmampuan menghentikan perilakunya membawa penderita pada
perasaan malu dan rasa bersalah. Banyak penderita kleptomania (64-87%)
kadang-kadang telah mengerti akibat dari perilaku mencuri mereka, dengan
presentase sedikit (15-23%) masuk penjara.6
Sekitar sepuluh tahun yang lalu, para peneliti menyarankan bahwa
salah satu cara untuk memahami gangguan kontrol impuls seperti
kleptomania, merupakan bagian dari spektrum obsesif-kompulsif. Konsep ini
didasarkan pada apa yang kemudian dikenal tentang karakteristik klinis dari
gangguan, transmisi keluarga dan respons baik farmakologi dan pengobatan
intervensi psikososial. Selama 5 tahun terakhir, telah terjadi peningkatan
dramatis dalam penelitian tentang kleptomania. Hasil penelitian ini adalah
lebih rinci pemahaman kleptomania dan gambaran kompleks dihubungkan
dengan gangguan obsesif-kompulsif.
Selain itu, model lain untuk memahami kleptomani telah disarankan
dan penelitian menunjukkan bahwa diagnosa perilaku kleptomania mungkin
jauh lebih heterogen dari pikiran awal.6
2.5 Diagnosis
BAB 3
KESIMPULAN
1. Ciri penting dari kleptomania terdiri dari dorongan atau impus yang
rekuren, intrusif dan tidak dapat ditahan untuk mencuri benda-benda yang
tidak diperlukan.
2. Pasien kleptomania mungkin merasa bersalah dan cemas setelah mencuri
namun hal ini tidak dapat menghentikannya.
3. Diagnosis kleptomania ditegakkan berdasarkan PPDGJ-III atau DSM IV.
4. Pencurian pada kleptomania harus dibedakan dengan pencurian lain
seperti pencurian pada gangguan psikotik, gangguan kepribadian
antisosial, atau pada pasien Alzheimer.
5. Kebanyakan pasien menolak untuk mendapatkan bantuan sampai mereka
terlibat dalam proses hukum. Psikofarmaka yang dapat digunakan adalah
antidepresan SSRIs, mood stabilizer, dan naltrexone, sedangkan
psikoterapi yang digunakan adalah Cognitive-Behavioral Therapy (CBT).
DAFTAR PUSTAKA