Anda di halaman 1dari 1

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan ancaman

terbesar yang harus bisa ditanggulangi Indonesia saat ini bukan berasal dari mi
liter negara lain. Melainkan, justru datang dari masalah yang sifatnya non milit
er.
"Ancaman yang bersifat militer dalam skala yang besar nyaris tak ada. Tapi bukan
artinya sama sekali tidak ada," kata Ryamizard saat membuka acara diskusi Pusdi
klat Bela Negara di Jakarta, Jumat (31/7).
Ryamizard membeberkan hingga saat ini pemerintah belum mendeteksi adanya ancaman
militer yang berpotensi mengganggu kedaulatan negara. Masalah terorisme dan radi
kalisme itu yang justru merupakan ancaman nyata. Ancaman seluruh dunia. Kemudian
separatis dan pemberontakan. Meski angkanya kecil, potensinya ada. Di setiap ne
gara pasti ada," kata dia.
Pilihan Redaksi
MENTERI TEDJO INGIN ALUTSISTA UDARA SEKUAT ZAMAN SOEKARNO
JOKOWI DIMINTA TAK INTERVENSI HINGGA PENENTUAN PANGDAM
MENHAN: KEKUATAN NEGARA TAK HANYA ALUTSISTA, TAPI MANUSIANYA
Ancaman nyata lainnya bagi Indonesia, tambah Ryamizard, adalah bencana alam. Ber
kaca dari letak geografis, persoalan itu merupakan ancaman yang terus mengintai
Indonesia. Selain itu, beberapa masalah lain yakni pelanggaran perbatasan, perom
pakan, perdagangan manusia, pencurian ikan, dan illegal logging masih harus mend
apatkan perhatian serius dari pemerintah.
"Selama ini berapa ribu triliun sumber daya alam Indonesia yang sudah dicuri. Ik
an di bagian timur itu mampu menghidupi setengah penduduk dunia. Tapi tidak dima
nfaatkan, malah orang lain yang ambil," ujar mantan Kepala Staf Angkatan Darat i
tu.
Berbicara soal kesehatan, Ryamizard mengatakan berbagai macam penyakit yang pern
ah atau masih mewabah di beberapa negara juga terkategorikan sebagai ancaman yan
g mengintai Indonesia. Ebola dan MERS yang telah merenggut ribuan nyawa, baginya
, mengharuskan Indonesia harus tetap berjaga.
Namun dari segudang isu kesehatan, masalah peredaran dan penyalahgunaan narkotik
dinilai sang menteri sebagai salah satu yang paling bahaya.
"Menurut data setiap bulan ada 50 orang yang mati karena narkoba, kalau satu tah
un 18 ribu orang yang mati. Belum lagi yang direhabilitasi ada 4,5 juta dan 1,2
juta tidak bisa diobati. Ini bahaya betul," kata dia.
Menanggapi semua ancaman itu, Ryamizard lantas menyatakan bahwa Indonesia perlu
melakukan penyesuaian alat utama sistem pertahanan (alutsista).
"Misalnya untuk bencana alam. Alat harus kita beli, seperti pesawat yang lebih b
esar bisa mengangkut alat berat ke tempat bencana. Jadi Malam ini bencana besok
sudah bekerja," ujar Ryamizard. Jangan sampai, lanjutnya, alutsista disiapkan unt
uk ancaman yang belum nyata saja.

Anda mungkin juga menyukai