ASKEP NEOPLASMA
A. Konsep dasar
Pada konsep dasar ini akan dijelaskan mengenai pengertian,
anatomi dan
fisiologi, etiologi , ciri-ciri tumor ganas, penyebaran tumor ganas, derajat keganasan
tumor, pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan serta asuhan keperawatan
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengertian:
Neoplasma adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang
tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan
sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. Sutisna himawan (1996, hal: 77).
Kanker adalah
Gambar 2.1
Anatomi tulang tekorak Kepala Bagian Samping
Unsur-unsur tulang
1. Unsur tetap: Osteosit, matrix (jaringan interseluler) yang mengandung
mineral (calcium phosphate, hydroxapatitecystal)
2. Unsur sementara: Osteoblas, Osteoklas
Selain ini terdapat pula : sumsum tulang berisi derivat sel retikuloendotel.
Osteosit
Sel tulang menunjukan gambaran sbb : Sel besar bercabang ke bagian arah
dan banyak cabang dbersatu dengan osteosit lain-lain. Badan osteosit terletak di
dalam lakuna dan cabang-cabangnya terletak di dalam kanalikulus. Slah satu ciri
khas osteosit ialah tidak dapat mengadakan mitosis.
Osteoblas
Sel osteogen yang belum berdiferensiasi sempurna. Osteoblas membentuk
dan mengadakan klasifikasi jaringan interseluler. Osteoblas-osteoblas saling
berhubungan melalui jembatan-jembatan interseluler. Pada pembentukan tulang,
beberapa osteoblas aka dikelilingi jaringan intrerseluler yang telah dibentuknya
sendiri dan menjadi cabang daripada osteosit. Osteoblas bila memperbanyak
diri/aktif menghasilkan enzim fosfate alkalik, yang berfungsi mengadakan
klasifikasi pada matrix.
Osteoklas
Sebuah sel raksasa berinti banyak: suatu fagosit tulang, dijumpai pada
permukaan tulang yang mengalami resorpsi. Perubahan vital pada tulang terjadi
oleh karena adanya keseimbangan antar pembentukan dan kerusakan tulang.
Matrix
Mengandung gugusan kalsium-fosfat-karbonat yang memberikan siafat
keras/kukuh daripada tulang. Gugusan ini diendapkan pada jaringan intraseluler
akibat pengaruh enzim fosfatase alkalik. Jaringan intraseluler (matrix) yang
mengandung mineral diseut osteoid.
Untuk kebutuhan tulang dibutuhkan :
a. Diet dengan mineral dan vitamin yang memadai.
b. Proses biologik dan biosintetik.
Fungsi tulang :
a. Alat penunjang : Melindungi alat tubuh vital di kepala dan rongga dada dan
mengandung sumsum tulang didalamnya.
b. Tempat cadangan kalsium dan fosfor.
c. Hematopoiesis.
Kadar kalsium darah kira-kira 8-11 mg% atau 4,5-5,5 mEq dan kadar
fosfor darah adalah 3-5 mg% (1,7-2,3 mEq). Kalsium dalam serum
mempunyai peranan penting dalam fungsi tubuh, yaitu berpengaruh pada
untuk melepaskan diri dari tumor induk dan memasuki sirlkulasi untuk
menyebar ke tempat lain. Jadi sifat bahaya neoplasma ganas adalah
kemampuan menginvasi jaringan normal dan kemampuan membentuk
metastasis.
4. Ciri-ciri Tumor Ganas :
1. Tumbuh secara infiltrat
2. Residif
3. Metastasis
4. Tumbuhnya cepat
5. Perubahan pada inti sel/membesar
6. Anoplasia
7. Kehilangan polaritas
8. Menyebabkan kematian
5. Penyebaran Tumor Ganas
a. Penyebaran setempat
Merupakan penjajaran sel-sel tumor dari tumor induk ke jaringan sehat
sekitarnya. Massa sel tumor ini berhubungan dengan tumor induknya.
b. Penyebaran jauh/Metastasis
Merupakan pelepasan sel-sel tumor induk yang kemudian diangkut oleh
aliran darah atau cairan getah bening ke tempat yang jauh, membentuk
pertumbuhan baru yang disebut anak sebar. Massa tumor anak sebar tidak
berhubungan pada penyebaran tumor ganas :
1) danya pelepasan sel-sel tumor yang dapat hidup outonom.
2) Adanya jalan penyebaran.
3) Adanya lingkungan yang memberikan kemungkinan untuk hidupnya selsel tumor pada tempat yang baru.
6. Derajat Keganasan tumor
Cara membedakan derajat keganasan telah dikembangkan dalam usaha
untuk menghubungkan sifat morfologik tumor dengan sifat-sifat pertumbuhan
yang akan datang sehingga dapat meramalkan pregrosisnya.
a. Melihat gambaran makroshopis, apakah tumor tumbuh exophytic kurang
keganasannya bila dibandingkan dengan tumor yang tumbuh infiltrat.
b. Dibagi atas tingkatan berdasar mikroshopik, melihat derajat deferensiasinya,
kelainan-kelainan pada inti dan tampaknya mitosis.
Pembagian menurut Broders :
a. Tingkat I
b. Tingkat II
c. Tingkat III
d. Tingkat IV
Cara diatas sering tidak tepat sangat berbahaya, karena gambaran yang terlihat
dengan mikroskop sangat relatif. Selain itu bahwa tiap bagian dari tumor tidak
sama, melainkan menunjukan gambaran yang berbeda-beda.
Pembagian derajat keganasan tumor atas dasar gambaran mikroshopik tidak
menentukan progrosis, melainkan hanya berhubungan dengan radio sensitivitas
tumor.
Untuk menentukan progrosis lebih baik memakai pembagian secara klinik dengan
memperhatikan umur pasien, lama dan ukuran tumor, sifat pertumbuhan, adanya
metastasis dan keadaan klinik.
7. Pemeriksaan Diagnostik
Tes seleksi tergantung riwayat, manifestasi klinis dan indeks kecurigaan
untuk kanker tertentu.
j.
Seksualitas
Gejala : Masalah seksual misal dampak pada hubungan, perubahan pada
tingkat kepuasan, Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun, Mulgravida,
pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini, Herpes genital.
k. Interaksi sosial
Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung, riwayat perkawinan
(berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan), masalah
tentang fungsi/tanggung jawab peran.
l. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat kanker pada keluarga misal ibu atau bibi dengan kanker
payudara, sisi primer: penyakit primer, tangga ditemukan/didiagnosis,
penyakit metastatik: sisi tambahan yang terlibat: bila tidak ada, riwayatt
alamiah dari primer kan memberikan informasi penting untuk mencari
metastatik, riwayat pengobatan: pengobatan sebelumnya untuk tempat kanker
dan pengobatan yang diberikan.
Pertimbangan rencana pemulangan : DRG menunjukan rerata lama dirawat :
tergantung pada sistem khusus yang terkena dan kebutuhan. Rujuk pada
sumber-sumber yang tepat. Memerlukan bantuan dalam keuangan, obatobatan/pengobatan, yang diberikan.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Gordon (1978) dan Lismidar, H (1990) diagnosa keperawatan
adalah suatu masalah kesehatan yang aktual dan potensial yang mana perawat
dengan keahliannya yang diperoleh dari pendidikan dan pengalamannya mampu
dan diberi ijin untuk menanganinya.
Menurut Doengoes, E. Marylin (2000), diagnosa keperawatan pada Ca.
Mastoid adalah sebagai berikut:
a. Ketakutan/Ansietas (Uraikan Tingkatan)
Dapat
dihubungkan
dengan
Krisis
situasi
(kanker),
kebutuhan
energi
(status
hipermetabolik),
kebutuhan
10
keperawatan
pertama:
Ketakutan/Ansietas
[Uraikan
Tingkatan]
Tindakan/intervensi
Mandiri
1) Tinjau ulang pengalaman pasien/orang terdekat sebelumnya dengan
kanker. Tentukan apakah dokter telah mengatakan pada pasien dan
apakah kesimpulan pasien telah dicapai. Rasional : Membantu dalam
identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada
pengalaman dengan kanker.
2) Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Rasional :
Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realitis serta
kesalahan konsep tentang diagnosis.
3) Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk
mendiskusikan perasaan atau menolak untuk bicara. Rasional : Membantu
pasien untuk merasa diterima pada adanya kondisi tanpa perasaan
dihakimi dan meningkatkan rasa terhormat dan kontrol.
4) Pertahankan kontak sering dengan pasien, bicara dengan menyentuh
pasien bila tepat. Rasional : Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak
sendiri
atau ditolak:
berikan
respek dan
penerimaan individu,
mengembangkan kepercayaan.
5) Sadari efek-efek isolasi pada pasien bila diperlukan untuk imunosupresi
atau implan radiasi. Batasi penggunaan pakaian pasien/masker isolasi bila
mungkin. Rasional Penyimpangan sensori dapat terjadi nilai stimulan
yang cukup tidak tersedia dan dapat memperberat perasaan ansietas/takut.
11
Rasional
Informasi
akurat
memungkinkan
pasien
12
13
14
mual
pascaterapi.
Pasien
harus
mencoba
untuk
15
Kolaborasi
13) Tinjau ulang pemeriksaaan laboratorium sesuai indikasi misal jumlah
limfosit total, transferin serum, dan albumin. Rasional : Membantu
mengidentifikasi derajat ketidak seimbangan biokimia/malnutrisi dan
mempengaruhi piluhan intervensi diet, catatan pengobatan antikanker
dapat juga mengubah pemeriksaan nutrisi sehingga semua hasil harus
diperbaiki dengan status linis pasien.
14) Berikan obat-obatan sesuai indikasi :
Fenotiazin misal prokloperazin (Compazine), tietilperazin (Torecan):
antidopaminergik, misal metoklorpramid (Reglan), ondansetron (Zofran):
antihistamin misal difenhidramin (Benadryl). Rasional : Kebanyakan
antiemetik bekerja untuk mempengaruhi stimulasi pusat muntah sejati
dan kemoreseptor mentriger agen zona juga bertindak secara perifer
untuk menghambat peristaltik balik.
Kortikosteroid misal deksametazon (Decadron): kanabinoid misal 9tetrahidrokanabinol: benzodiazepin misal diazepam (Valium). Rasional :
Terapi kombinasi (misal Torecan dengan Decadron atau Valium)
seringkali lebih efektif daripada agen tunggal.
Vitamin, khususnya A,D, E dan B6. Rasional : Mencegah kekurangan
karena penuruan absorpsi vitamin larut dalam lemak. Defisiensi B6
dapat memperberat/mengeksaserbasi depresi, peka rangsang.
Antasid. Rasional : Maminimalkan iritasi lambung dan mengurangi risiko
ulserasi mukosa.
15) Rujuk pada ahli diet/tim pendukung nutrisi. Rasional : memberikan
rencana diet khusus
untuk memenuhi
kebutuhan
individu
dan
16
Menurunkan potensial
17
Rasional
Meningkatkan
kekuatan/stamina
dan
18
Kolaborasi
6) Berikan
O2
suplemen
sesuai
indikasi.
Rasional
Adanya
hari
dan
aktivitas
membantu
pasien
19
Kolaborasi
9) Pantau JDL dengan ADP diferensial dan jumlah granulosit dan trombosit
sesuai indikasi. Rasional : Aktivitas sumsum tulang dihambat oleh efek
kemoterapi, status penyakit, atau terapi radiasi. Pemantauan status
melosupresi penting, untuk mencegah komplikasi lanjut (misal, infeksi,
anemia atau hemoragi) dan jadwal pemberian obat, catatan: Nadir (titik
terendah penurunan jumlah darah) terlihat 7-10 hari setelah pe,mberian
kemoterapi.
10) Dapatkan kultur sesuai indikasi. Rasional : Mengidentifikasi organisme
penyebab dan terapi yang tepat.
Berikan antibiotik sesuai indikasi. Rasional : Mungkin digunakan untuk
mengidentifikasi infeksi atau diberikan secara profilaktik pada pasien
imunosupresi.
penyembuhan
luka.
Tekankan
pentingnya
20
Membantu
mengontrol
kelembaban
atau
pruritus.
menandakan
perlunya
pengubahan
kecepatan/pengenceran
21
antidot
yang
tepat
bila
terjadi
eksaserbasi,
misal
Pengetahuan
[Kebutuhan
Belajar],
Mengenai
Penyakit
saat
ini,
mengidentifikasi
kebutuhan
belajar,
dan
22
23
nutrisi
optimal.
Rasional
Meningkatkan
kesejahteraan,
24
Evaluasi
Menurut Lismidar, H (1990), evaluasi merupakan tahap akhir dari proses
keperawatan yang digunakan sebagai alat untuk mengukur keberhasilan dari asuhan
keperawatan dan proses ini berlangsung terus menerus yang diarahkan kepada
pencapaian tujuan yang diinginkan.
Ada empat masalah kemungkinan yang dapat terjadi di dalam tahap evaluasi
yaitu : Masalah teratasi seluruhnya, masalah teratasi sebagian, masalah tidak dapat
teratasi dan timbul masalah baru.
Berdasarkan teoritis maka evaluasi yang akan dicapai adalah:
1. Tidak terjadi kecemasan atau kecemasan teratasi.
2. Pasien tidak menunjukan rasa nyeri.
3. Tidak terjadi perubahan nutrisi.
4. Volume cairan dapat teratasi.
5. Pasien dapat menunjukkan aktivitas dan terhindar dari keletihan.
6. Tidak terjadi infeksi selama proses perawatan.
7. Kulit utuh dan tidak terdapat infeksi.
8. Pengetahuan pasien dan keluarga dapat meningkat.
25
DAFTAR PUSTAKA
Adams, (1995), The Worlds Best Anatomical Charts, Amerika, Anatomical Chart
Company.
Universitas Indonesia.