Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KULIAH

HIDROMETEOROLOGI
REVIEW JURNAL
MODEL TEMPERATUR UNTUK PENDUGAAN EVAPORASI PADA
STASIUN KLIMATOLOGI BARONGAN, BANTUL

Disusun oleh:

Nama

: Hafidzun Alim

NIM

: 15/382315/GE/08085

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

REVIEW JURNAL
MODEL TEMPERATUR UNTUK PENDUGAAN EVAPORASI PADA STASIUN
KLIMATOLOGI BARONGAN, BANTUL
(Febriyan Rachmawati dan Suyono, Fakultas Geografi, Jurnal Bumi Indonesia Vol. 3 Tahun 2013)

A. Pendahuluan
Penulis menjelaskan dengan ringkas dan jelas tentang hal-hal mengenai data
evaporasi , pengukuran evaporasi dan metode perkiraan evaporasi. Penjelasan ini
tentunya dikutip dari beberapa sumber. Penulis juga mengutarakan dasar permasalahan
dari penelitian ini dibentuk, yakni tidak semua metode perkiraan evaporasi cocok
digunakan pada daerah selain dari tempat dikembangkannya metode tersebut. Selain itu
keterbatasan data evaporasi yang disebabkan oleh beberapa hal menjadi alasan bagi
penulis untuk menemukan suatu metode tersendiri yang mampu mengatasi kedua hal
diatas. Melihat bahwa parameter iklim yang mudah diamati ialah suhu, maka untuk
menemukan metode pengukuran evaporasi yang tepat berdasarkan parameter suhu ialah
mengacu pada metode Langbein.
Oleh karena itu penulis melaksanakan penelitian ini dengan tujuan untuk
mengetahui hubungan suhu udara dengan evaporasi berdasarkan data hasil pengukuran
panci evaporasi kelas a, mendapatkan persamaan model pendugaan evaporasi sesuai
dengan kondisi iklim daerah penelitian dan menerapkan persamaan model pendugaan
evaporasi di tempat lain selain stasiun klimatologi Barongan. Penjabaran pendahuluan
oleh penulis dilakukan dengan sangat runtut, sehingga para pembaca mampu mengetahui
latar belakang dari penelitian ini dibentuk.
B. Metode Penelitian
Penulis menggunakan software pengolah data Microsoft excel dan software uji
statistic SPSS serta GPS dan meteran untuk pengukuran lapangan sebagai alat. Kemudian
sebagai bahannya penulis menggunakan data klimatologi seperti suhu udara rata-rata per

hari, penguapan panic klas A per hari, curah hujan, kelembapan relatih per hari dan
kecepatan angina perhari yang didapatkan dari stasiun klimatologi Barongan dan Plunyon
tahun 2000-2010. Semua data tersebut saling berkaitan dengan lainnya sehingga penulis
mampu memilih data sebagai bahan penelitiannya dengan tepat.
Terdapat dua tahapan penelitian yang dilakukan oleh penulis, yang masingmasing tahapan memiliki prosesnya tersendiri. Tahap pertama ialah cara pengolahan data.
Pengolahan data dimulai dari uji normalitas data, grafik klimograf suhu udara dengan
evaporasi panic, plot hubungan suhu udara dengan evaporasi panic klas A, uji korelasi
dan uji signifikansi koefisien korelasi suhu udara dengan evaporasi panic klas A,
membangun model pendugaan evaporasi, uji kesesuaian model pendugaan evaporasi,
hingga penerapan model pendugaan evaporasi. Pada tahap ini penulis berusaha
menjelaskan keseluruhan proses yang dilakukannya dengan seringkas dan sejelas
mungkin. Sehingga poin-poin penting yang berkaitan erat dengan tujuan masih dapat
dipahami oleh para pembaca, akan tetapi tidak keseluruhannya.
Tahap berikutnya ialah cara analisis data. Analisis data dimulai dari hubungan
suhu udara dengan evaporasi panic klas A, model pendugaan evaporasi, kesesuaian
model pendugaan evaporasi terhadap hasil pengukuran penguapan dalam panic klas
A,hingga penerapan model temperature pendugaan untuk mengestimasi evaporasi daerah
lain. Sama dengan tahapan sebelumnya, penulis menjelaskan proses ini dengan bahasa
dan kalimat yang mudah dimengerti namun konteks yang terkandung masih terlalu
sedikit, sehingga pembaca yang kurang teliti dalam membaca akan sulit untuk
memahaminya.
Secara keseluruhan penulis menjabarkan beberapa metode penelitian yang
dilakukannya dengan sangat runtut dan ringkas, serta menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh pembaca. Akan tetapi penjelasan mengenai proses-proses tiap tahapan
dinilai terlalu sedikit atau kurang. Sehingga pembaca akan membutuhkan waktu yang
agak lama untuk memahami secara menyeluruh mengenai metode yang dijabarkan oleh
penulis.
C. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan metode-metode yang dilakukan oleh penulis maka didapatkan hasil
bahwa suhu memiliki keterkaitan yang erat dengan evaporasi. Keterkaitan tersebut
digambarkan dengan grafik klimograf. Dari grafik klimograf tersebut diketahui bahwa
nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,538 yang berarti suhu udara berpengaruh besar

terhadap penentuan besar evaporasi. Uji signifikansi yang dilakukan diperoleh hasil 0,000
yang artinya ada hubungan secara signifikan antara suhu dan evaporasi.
Penyusunan model yang dilakukan penulis ialah dengan cara coba-coba ploting.
Percobaan dilakukan sebanyak 15 kali untuk percobaan model yang sebanyak 46-52
buah. Data klimatologi yang digunakan ialah data pada stasiun Barongan tahun 20002004. Dipilih data yang harinya cerah tidak terjadi hujan. Dari hasil uji kesesuain model
tersebut, dipilih model yang memiliki nilai kesalahan (RMSE) kurang dari 10%. Hal
tersebut berarti nilai prediksi model mendekati actual dilapangan yang terukur oleh panic
klas A. Sehingga didapatkan persamaan matematiknya E = ( 0,013 T2 0,318 T + 4,216)
Pembuatan grafis dilakukan penulis untuk membandingkan nilai prediksi model
degan nilai evaporsai panic pada stasiun klimatologi plunyon. Namun grafik tersebut
menunjukkan evaporasi panic dengan evaporasi model sangat berjauhan walaupun
memiliki kecenderungan yang sama. Sehingga model tersebut perlu dilakukan koreksi
agar nilainya sama dengan data evaporasi pada stasiun klimotologi plunyon. Nilai ratarata angka koreksi sebesar 0,516 sehingga persamaan matematiknya E = 0,516 ( 0,013 T2
0,318 T + 4,216)
Penulis dalam menjelaskan hasil dan pembahasannya sangatlah jelas dan dapat
dipahami oleh pembaca. Dikarenakan penulis menyertakan grafik-grafik yang mampu
menambah pemahaman pembaca dalam memahami inti dari penelitian ini. Penulis juga
menuliskannya dalam bahasa yang mudah dimengerti, urutan penjelasan yang runtut, dan
inti yang hendak disampaikan ke pembaca pun tersampaikan. Akan tetapi terdapat
beberapa penulisan kata/kalimat yang mungkin salah, sehingga membuat pembaca
sempat bingung memahami pernyataan tersebut. Hal ini bisa menjadi koreksi terhadap
penulis agar menjadi lebih baik dari sekarang.
D. Kesimpulan
Penulis menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang erat antara suhu udara
dengan evaporasi berdasarkan data hasil pengukuran. Dengan demikian evaporasi dapat
diprediksi menggunakan data suhu udara dengan persamaan E = ( 0,013 T2 0,318 T +
4,216). Persamaan tersebut dapat diterapkan di stasiun klimatologi Plunyon dengan angka
koreksi sebesar 0,516. Penulis mampu menyimpulkan dengan ringkas apa yang menjadi
hasil dari tujuan penelitian ini dilaksanakan sehingga pembaca dapat dengan mudah
memahaminya.

DAFTAR PUSTAKA
Rachmawati, F.; dan Suyono. 2013. Model Temperatur untuk Pendugaan Evaporasi pada Stasiun
Klimatologi Barongan, Bantul. Jurnal Bumi Indonesia, Vol. 2. Hal: 63-70.

Anda mungkin juga menyukai