PENDAHULUAN
Petugas
kesehatan
seperti
perawat merupakan kunci utama
dalam
keberhasilan
pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan.
Tenaga
kesehatan
memberikan
kontribusi
hingga
80%
dalam
keberhasilan
pembangunan
dan
pelayanan kesehatan yang baik
(Menkes RI, 2011). Perawat dalam
pelayanan kesehatan merupakan
tenaga kesehatan yang secara terusmenerus selama 24 jam memberikan
asuhan keperawatan kepada para
pasien, oleh karena itu perawat
harus benar-benar dikelola dengan
baik karena pelayanan di unit gawat
darurat yang diberikan oleh perawat
kepada pasien sangat menentukan
mutu dan citra pelayanan tersebut
(Kurnia, 2010).
Perawat
sebagai
tenaga
kesehatan
yang
pertama
kali
bertemu dengan pasien akan lebih
dahulu mengetahui keadaan dan
perasaan pasien akan sakit yang
dialami. Pasien yang datang ke unit
gawat darurat dengan berbagai
keluhan akan mengalami masalah
emosional, seperti kecemasan akan
sakit
yang
dirasakan,
mudah
tersinggung dan marah, dan kurang
konsentrasi.
Masalah
emosional
pasien dapat terjadi karena rasa
sakit akut yang dirasakan, belum
mengetahui diagnosa penyakit, dan
belum mendapatkan terapi. Dalam
keadaan seperti ini pasien sangat
membutuhkan perhatian, kepekaan,
dan sikap peduli dari perawat untuk
menanggapi keluhannya, sehingga
perilaku caring sangat dibutuhkan
dalam pelayanan keperawatan di
unit gawat darurat (Nurul, 2012).
Perilaku caring dari perawat dan
pelayanan secara komprehensif serta
holistik,
membantu
memberikan
kenyamanan dan ketenangan bagi
pasien (Kotler, 2008). Kemampuan
perawat
dalam
memperhatikan
pasien, keterampilan intelektual dan
TINJAUAN PUSTAKA
A.
menyimpulkan
bahwa
perilaku
adalah
suatu
tindakan atau reaksi yang
dilakukan
oleh
seseorang
terhadap orang lain. Perilaku
perawat dalam pelayanan
keperawatan
merupakan
suatu
tanggapan
dan
tindakan terhadap kebutuhan
dan keinginan dari para
pasien.
2. Definisi Caring
nyaman terhadap
dengan tulus.
Caring
merupakan
fenomena
universal yang berkaitan dengan
cara seseorang berpikir, merasa,
dan
mempunyai
hubungan
dengan sesama (Potter & Perry,
2005).
Caring
merupakan
komitmen
moral
untuk
melindungi,
mempertahankan, meningkatkan
martabat
manusia.
Konsep
penting caring mengemukakan
bahwa caring merupakan inti dari
keperawatan (Watson, 2004).
Caring
secara
umum
dapat
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan untuk berdedikasi
bagi orang lain, pengawasan
dengan
waspada,
perasaan
empati pada orang lain dan
perasaan cinta atau menyayangi.
Dalam
keperawatan,
caring
merupakan bagian inti yang
penting terutama dalam praktik
keperawatan (Morrison, 2008).
Berdasarkan
pendapat
diatas,
maka
peneliti
mendefinisikan
caring
merupakan
sikap
memperhatikan dan mengasihi
orang lain dengan tulus dan
ikhlas.
3. Perilaku Caring
Perilaku caring adalah suatu
tindakan yang dilakukan dalam
memberikan dukungan individu
secara utuh (Waskiyah, 2011).
Perilaku caring adalah fokus
utama dalam praktik keperawatan
dan
merupakan
esensi
dari
keperawatan. Caring mengandung
nilai humanistik, menghormati
kebebasan manusia, menekankan
pada peningkatan kemampuan
dan kemandirian, peningkatan
pengetahuan dan menghargai
setiap orang (Laila, 2011).
Definisi Perilaku caring menurut
peneliti
adalah
tindakan
seseorang seperti sopan, ramah,
baik,
lemah
lembut,
penuh
perhatian, dan memberikan rasa
orang
lain
keperawatan.
Caring
dalam
keperawatan
sebagai
sebuah
proses
interpersonal
esensial
yang
mengharuskan
perawat
melakukan aktivitas peran yang
spesifik
dalam
sebuah
cara
dengan menyampaikan ekspresi
tertentu kepada pasien. Pengaruh
caring dapat ditunjukkan dalam
potensinya untuk menentukan
tingkat asuhan keperawatan yang
dapat diterima dan diinginkan
dalam dalam situasi praktik.
Caring
begitu
penting
bagi
keperawatan dan sebagai perawat
harus mampu menggambarkan
peran caring perawat secara utuh
(Morrison, 2008).
C. Konsep Kepuasan
Kepuasan pelanggan (consumer
satisfaction)
tergantung
pada
anggapan
kinerja
(percieved
performance)
produk
dalam
memberikan nilai dalam hitungan
relatif terhadap harapan pembeli.
Bila kinerja produk jauh lebih
rendah
daripada
harapan
pelanggan,
pembelinya
tidak
puas. Bila kinerja produk sesuai
dengan harapan maka pembeli
akan merasa sangat puas (Kotler,
2008). Pasien akan merasa puas
apabila kinerja layanan kesehatan
yang diperolehnya sama atau
melebihi
harapannya
dan
sebaliknya, ketidakpuasan atau
perasaan kecewa pasien akan
muncul apabila kinerja layanan
kesehatan yang diperolehnya itu
tidak sesuai dengan harapannya.
Berdasarkan apa yang disebutkan
diatas,
pengertian
kepuasan
pasien merupakan suatu tingkat
perasaan pasien yang timbul
sebagai
akibat
dari
kinerja
layanan
kesehatan
yang
diperolehnya
setelah
pasien
membandingkannya dengan apa
yang diharapkannya (Laila, 2011).
Berdasarkan uraian dari para ahli
diatas,
maka
peneliti
DAN
Perempuan
Jumlah
Berdasarkan
data
yang
terkumpul dari 98
responden
yang
dijadikan
sampel
dalam penelitian ini
diperoleh informasi
mengenai
karakteristik
responden dari segi
usia, jenis kelamin,
pendidikan,
dan
pekerjaan.
Tabel 4.1
Karakteristik Responden
Berdasarkan
Usia Di Unit Gawat
Darurat
Rumah Sakit Cahya
Kawaluyan
(n = 98)
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan
Di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit
Pendidikan
Jumlah (Orang)
Prosentase (%)
SD
SMP
15
15,3
SMA
48
49,0
Pergurua
n
35
35,7
Tinggi
Jumlah
98
100%
Tabel 4.2
Karakteristik Responden
Berdasarkan
Jenis Kelamin
Di Unit Gawat Darurat
Rumah Sakit
Cahya Kawaluyan (n =
98)
Laki-laki
Jumlah
(Orang)
46
53,0
100%
umlah
Usia
(Orang) prosentase
(Tahun)
(%)
12-25
11
11,2
26-45
25
25,5
46-55
47
48,0
>56
15
15,3
Jumlah
98
100%
Sampel
Berdasarkan tabel 4.1
menunjukkan
bahwa
usia
pasien
yang
menjadi
responden
pada
penelitian
ini
kurang
dari
setengahnya
(48,0%)
atau 47 orang berusia
46-55 tahun.
Jenis Kelamin
52
98
Prosentase
(%)
47,0
Katagori
Cahya Kawaluyan (n = 98)
Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Pada
penelitian
ini
analisis univariat dilakukan
untuk mendeskripsikan tiap
variabel yang diteliti yaitu
perilaku
caring
perawat
(independen) dan kepuasan
pasien
false
emergency
(dependen) yang dijelaskan
dalam
bentuk
distribusi
frekuensi dan prosentase.
a. Perilaku Caring Perawat
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi
Perilaku Caring Perawat
Di Unit Gawat Darurat
Rumah Sakit Cahya
Kawaluyan (n = 98)
Katagori
Frekuensi
Prosentase (%)
Baik
Tidak baik
Jumlah
59
39
98
60,2
39,8
100%
Kepuasan
Pasien
false
emergency
Tabel 4.6 Distribusi Frekuens
Kepuasan Pasien
False Emergency
Di Unit Gawat
Darurat Rumah
Sakit Cahya
Kawaluyan (n =
98)
Puas
Tidak
puas
Jumlah
Frekuensi
Prosentase (%)
58
59,2
40
98
40,8
100%
yang
signifikan
antara
perilaku
caring
perawat
dengan kepuasan pasien false
emergency.
OR=
2,948
menyatakan bahwa pasien
false emergency yang diberi
perilaku
caring
akan
berpeluang 2,948 kali lebih
puas.
2,948
menyatakan
bahwa
pasien
false
emergency yang diberi
perilaku
caring
akan
berpeluang 2,948 kali
lebih puas.
B. Saran
Bardasarkan
hasil
penelitian, masih ada pasien
yang
menyatakan
bahwa
perilaku caring perawat tidak
baik dan masih menyatakan
tidak puas terhadap perilaku
caring perawat. Saran peneliti:
1. Bagi Institusi Rumah sakit
Cahya Kawaluyan
a. Melakukan seminar dan
pelatihan
tentang
perilaku caring secara
berkala.
b. Melakukan
evaluasi
kepuasan
pasien
terhadap perilaku caring
perawat di Unit Gawat
Darurat Rumah Sakit
Cahya Kawaluyan setiap
bulan.
2. Bagi STIKes Santo
Borromeus Menambahkan
sumber kepustakaan
tentang perilaku caring
perawat dan pentingnya
caring dalam keperawatan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian selanjutnya
peneliti menyarankan untuk
meneliti: variabel-variabel
lain yang dapat
mempengaruhi tingkat
kepuasan pasien, seperti
(waiting time, sarana dan
prasaran rumah sakit,
maupun sistem administrasi
yang ada di rumah sakit).
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Fiona. (2008). Hubungan
Komunikasi Terapeutik Perawat
dalam tindakan Keperawatan
dengan Tingkat Kepuasan Klien
di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Daerah Wates
Kulon Progo-Yogyakarta.
http://skripsistikes.wordpress.
com.(Sk ripsi) diakses tanggal
17 Februari 2013 pukul 12.00
WIB.
Metodologi
Kesehatan.
Efektivitas Pelayanan
Kesehatan.
http:news.palcomtech.com/
wpcontent/uploads /20IANTO
JEO02022012.pdf (tesis)
diakses tanggal 30 November
2012.
&
Nurfadli.
(2012).
Analisis
Kelengkapan Fasilitas Unit
Gawat Darurat Rumah Sakit
Umum Pusat Dokter Kariadi
Semarang Terhadap Standar
Operasional Pelayanan Unit
Gawat
Darurat.
http://eprints. .undip.ac.id /
37643/1/nurfadli_g2a008131_l
apora n_kti.pdf(kti) diakses
tanggal 09 februari 2013
pukul 06.00 wib.
.
ac.id/bitstream/123456789/31
552/7/c Coverr. pdf (Skripsi)
diakses tanggal 15 Maret
2013 pukul 04.00 WIB.
Pohan, Imbalo S. (2007). Jaminan
Mutu Layanan Kesehatan:
Dasar-dasar Pengertian dan
Penerapan. Jakarta: EGC.
Potter & Perry, 2005. Buku Ajar
Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses,
dan
Praktik Edisi 4 Volume 2. Alih
Bahasa: Renata
Komalasari,dkk.
Jakarta: EGC.
Rangkuti, Freddy. (2006).
Measuring
Customer
Satisfaction.
Jakarta:
Gramedia.
Robbin, Stephen. (2008). Perilaku
Organisasi.
Jakarta: Salemba Empat.
Saleh,
Ariyanti
dkk.
(2011).
Hubungan Perilaku Caring
Perawat Dengan Kepuasan
Pasein Rawat Inap Di Rumah
Untu
k
Kepuasan Pasien Di
Rawat
Inap.
http://repository.abstra
k
.
ac.i/bitstream/1234567
89//.pdf (Skripsi)
diakses tanggal 05 Juli
2013 pukul 13.05 WIB.
Yohana, Antin. (2009). Analisis
Harapan dan Kepuasan
Pasien Rawat Inap
Penyakit Dalam
Terhadap Mutu
Pelayanan Dokter
Spesialis Di RSI
SunanKudus.
http://es.undip.id//164
95/1/ANTIN__